Anda di halaman 1dari 3

AKU

Hai, namaku Ian. Iya, i a n, terdengar seperti nama perempuan cantik kan? Iya, aku itu laki-
laki kok, hanya saja teman ku menganggap ku perempuan. Eh iya, aku punya teman,
namanya Daka. Daka adalah temanku satu-satunya. Daka ini sahabatku dari kecil, dia
selalu ada kapanpun dan dimanapun untukku. Huuhh… untung di kamar mandi dia tidak
mengikuti ku! Tentang umur Daka… aku tidak tau berapa umurnya, maupun kapan ia
berulang tahun. Uhhh… sejujurnya aku tidak tau apa apa tentang Daka, namun aku tetap
bersyukur kok dia menjadi teman ku! Sayangnya, Daka ini entah bagaimana tidak bisa
disentuh. aneh juga ya Daka ini! Aku tidak mengerti bagaimana Daka tidak bisa disentuh.
Seperti hantu saja ya, ihhh menyeramkan.

Walaupun aku ingin menambah teman, seperti orang-orang yang ada di kelasku, sepertinya
cukup Daka saja yang menjadi teman ku. Mengapa aku berpikir seperti ini ya? Padahal
orang-orang yang ada di kelasku selalu mengajakku bermain, seperti bermain
menyembunyikan barangku kayak sepatu dan buku, juga bermain hilangkan benda dan
lupakan. Itu salah satu permainan yang sering dimainkan orang-orang itu denganku, mereka
mengambil benda seperti topiku dan tempat bekalku, tapi permainan ini seru kok!
Permainan ini membuatku merasakan sesuatu di dada begitu! Entah ini perasaan apa,
kayak sesak napas gitu dan juga membuatku merasa penasaran kemana hilangnya benda
yang digunakan untuk bermain hilangkan benda dan lupakan ini. Seperti sulap, keren!

Permainan ini juga dapat membuatku bisa bercanda ria dengan orang tuaku dirumah. Orang
tuaku juga mempunyai permainan seru untukku, namanya tepuk muka dan diam. Jadi
permainan ini, jika aku dapat menahan rasa sakit dari tepukan orang tuaku, aku menang.
Namun entah kenapa, orang tua ku tidak ingin berganti giliran denganku, curang ya!
Permainan ini juga cukup ajaib, bisa membuat kepalaku mengeluarkan cairan merah berbau
besi gitu. Makanya aku suka dengan permainan ini! Temanku Daka yang tiba-tiba muncul
entah darimana, menangis melihatku bahagia bermain dengan cairan itu. Aneh juga ya,
mengapa ia menangis?

Suatu hari, disaat aku berbicara dengan Daka di sekolah, orang-orang dari kelasku entah
mengapa tertawa melihatku. Melihat tawa mereka, aku pun mengira kalau mereka senang
melihatku, makanya aku tertawa juga. Namun, entah kenapa mereka tiba-tiba mengatai ku
orang stress. Aku tidak tau apa arti orang stress, makanya aku pun bertanya kepada Daka,
namun Daka malah cuman diam saja! Menyebalkan! Orang-orang itu juga mengataiku lagi
manusia berbicara sendiri. Aku tidak tahu apa yang mereka maksud, padahal jelas-jelas ada
Daka yang sedang duduk disebelahku.

“Kalian kenapa sih, aku sedang berbicara dengan Daka kok!” teriakku kepada mereka.

Lalu mereka datang menghampiriku dan memegang leherku. Ternyata mereka


memperbaiki kerah ku, baik sekali mereka ya. Mungkin aku akan mencoba berteman
dengan mereka. Namun setelah itu, aku tidak ingat kejadian selanjutnya. Aku terbangun di
tanah dengan kemerahan di pipi. Uhhh… aku sering merasakan ini. Rasanya pipiku seperti
dingin perih begitu, seperti yang pernah aku baca di komik-komik gitu. Blushing kalau tidak
salah namanya begitu. Ternyata blushing rasanya ngilu, perih, sakit, dingin dan kemerahan
gini ya.

Aku ingat setelah itu, aku pun pulang ke rumahku dan kembali bertemu orang tuaku. Entah
kenapa mereka sangat bersemangat sekali untuk bermain tepuk muka dan diam. Sepertinya
mereka rindu dengan ku. Aku ikut bersemangat untuk memainkan permainan
menyenangkan itu. Cairan merah itu keluar lagi, ajaib banget permainan ini, aku suka!
Setelah bermain tepuk muka dan diam ini, aku merasa lemas dan lelah. Aku bermain
dengan orang-orang dari kelasku dan juga dengan orang tuaku! Hari yang indah banget ya!

Aku pun berkaca di kamarku, cairan merah itu keluar terus, tidak mau berhenti. Apa
mungkin cairan ini keluar saat aku bahagia bermain ya? Wahh keren juga tubuhku ini, unik
banget dibandingkan orang lain ya! Wajahku menjadi kemerahan karena cairan ini, mukaku
terlihat keputihan gitu, pucat. Akupun mencuci muka dan terlihat garis-garis kemerahan
tempat keluarnya cairan merah ini. Agak perih dan sakit, namun ini bisa ku obati kok dengan
skincare ku! Nama skincare ku ini Betadine dan Hansaplast? Entah kenapa nama-nama
skincare itu aneh ya. Betadine ini seperti cairan merah gelap, rasanya asam gitu sih, baunya
juga aku ga terlalu suka! Ewww! Hansaplast ini juga kayak tempelan untuk menutupi
Betadine yang diusap-usap ke mukaku.

Daka juga ada kok disitu. Anehnya, entah kenapa Daka belakangan ini diam saja, memang
benar menyebalkan dia ihh! Setelah skincare-an, aku pun mengajak Daka berbicara, namun
sikapnya yang menyebalkan itu ga mau hilang! Daka terlihat menangis begitu melihatku,
entah kenapa ia menangis lagi. Mungkin ia cemburu tidak diajak orang tuaku bermain tepuk
muka dan diam. Kasihan Daka ya, ia sendirian melulu, tidak punya teman bicara selain aku
di sekolah maupun dirumah. Aku pun berjalan ingin memeluknya, namun entah kenapa
Daka memang tidak bisa disentuh. Aku ingin menyentuh Daka, ingin memeluknya. Mungkin
di mimpi nanti aku bisa memeluk Daka. Aku sayang banget sama Daka, seperti yang pernah
ku bilang sebelumnya, ia selalu ada kapanpun dan dimanapun untuk ku, dan sebaliknya aku
teman bicara dan sahabat Daka.

Suasana kamarku yang sepi, membuatku mengantuk lemas. Sebelum tertidur, entah
bagaimana aku tiba-tiba teringat semua kenangan hidupku. Seperti kaset saja, bisa kembali
ke masa lalu dengan pikiran! Badan ku terasa lemas, pandangan ku menjadi gelap, aku
merasakan detak jantungku melemah. Perasaan apa ini? Aku merasa melayang keluar dari
tubuhku. Perasaan apa ini? Aku tiba tiba tidak merasakan sakit lagi! Aku pun melihat Daka
didepanku. Aku pun berjalan di langit ke arahnya, membuka tangan ku lebar-lebar berusaha
memeluknya. Ajaibnya, aku bisa memeluknya! Aku bisa memeluk Daka sahabatku! Aku bisa
meraba tubuhnya yang tertutup kain putih halus ini! Aku bisa menyentuh wajah Daka yang
sedang tersenyum itu, bahagia sekali hari ini! Mimpi yang indah sekali, aku bisa memeluk
Daka, dadaku terasa hangat saat dipelukannya.

“Dakaaa, aku bersyukur banget bisa menjadi teman terbaikmu! Sudah lama ku ingin
memelukmu Dakaa!” ujar kerinduan ku kepada Daka sambil memeluknya erat dan
menangis. Daka kembali menangis

“Ahh, sudah saatnya untukku kembali bangun. Selamat tinggal Daka, Aku kembali dulu ya!”
ucap ku kepada Daka.

“Bagaimana caraku kembali Daka?” tanya ku. Daka hanya terdiam mendengar pertanyaan
itu.

“Kembali kemana Ian?” balas Daka kepada ku.

“Maksud kamu apa Daka? Aku ingin kembali ke tubuhku yang sedang tertidur itu! Apakah
kamu tidak melihatnya?” jawabku ke Daka. Aku gelisah akan hal ini. Dimana aku? Kapan
ini? Bagaimana caraku kembali? Aku hanya bisa merasa gelisah sambil melihat tubuhku
disisi lain.

“Kamu sudah tidak bisa kembali Ian. Kehidupanmu sudah berakhir. Kamu sudah cukup
menderita di dunia itu. Kamu bebas disini.” ucap Daka sambil tersenyum sedih.
Hah? Kehidupanku sudah berakhir? Apa maksudnya? Mengapa Daka terlihat merasa
kasihan kepadaku? Apa yang terjadi? Apa maksudnya berakhir?

Anda mungkin juga menyukai