DI SUSUN OLEH :
2. Utang Transfer
Utang transfer adalah kewajiban suatu entitas pelaporan untuk melakukan pembayaran kepada entitas
lain sebagai akibat ketentuan perundang-undangan. Utang transfer diakui dan dinilai sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Contohnya sebanyak 6 desa belum mendapatkan Alokasi Dana Desa (ADD) oleh pemerintah
kalimantan selatan sebanyak Rp5,622 triliun. Jurnalnya yaitu
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Beban Bantuan Alokasi Dana Desa Rp5.622.000.000.000
Kewajiban jangka panjang Rp5.622.000.000.000
Laporan Realisasi Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Tidak ada jurnal
3. Utang Bunga
Utang bunga atas pemerintah harus dicatat sebesar biaya bunga yang telah terjadi dan belum dibayar.
Bunga dimaksud dapat berasal dari utang pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri. Utang
bunga atas utang pemerintah yang belum dibayar harus diakui pada setiap akhir periode pelaporan
sebagai bagian dari kewajiban yang berkaitan.
Contohnya utang bunga yang belum dibayarkan pemerintahan kabupaten lamongan terhadap
Lembaga Keuangan Bank (LKB) sebesar Rp13,3 Miliar. Jurnalnya yaitu
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Beban Bunga Rp13.300.000.000
Kewajiban Bunga Rp13.300.000.000
Laporan Realisasi Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Tidak ada jurnal
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Ekuitas Rp3.673.000.000
Kas di Kas Daerah Rp3.673.000.000
Laporan Realisasi Anggaran
Tanggal Uraian Debit Kredit
Tidak ada jurnal
Dijelaskan pada Paragraf 35 dan 36 PSAP No 10 kalau koreksi kesalahan yang berhubungan dengan
periode-periode yang lalu terhadap posat kas dilaporkan dalam laporan arus kas tahun berjalan pada
aktivitas yang bersangkutan Koreksi kesalahan diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Berdasarkan PSAP No. 10 Paragraf 4 dikatakan kalau kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-
dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipakai oleh suatu entitas
pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Dengan demikian, jelas apabila perubahan
kebijakan akuntansi harus disajikan pada laporan perubahan ekuitas dan diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan (PSAP No.10 paragraf 42).
Dalam PSAP No. 10 Paragraf 37-40 dikatakan bahwa para pengguna laporan keuangan perlu
membandingkan laporan keuangan dari suatu entitas pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui
kecenderungan arah (trend) posisi keuangan, kinerja, dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi
yang digunakan harus diterapkan secara konsisten pada setiap periode.
Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi
yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi pemerintahan yang berlaku,
atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan
keuangan entitas.Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal-hal sebagai berikut.
a. adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang secara substansi berbeda dari
peristiwa atau kejadian sebelumnya; dan
b. adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atau transaksi yang sebelumnya tidak ada
atau yang tidak material.
PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
Berdasarkan PSAP No. 10 Paragraf 4 dikatakan bahwa perubahan estimasi adalah revisi estimasi karena
perubahan kondisi yang mendasari estimasi tersebut, atau karena terdapat informasi baru, pertambahan
pengalaman dalam mengestimasi, atau perkembangan lain.
Selanjutnya di Paragraf 44, pengaruh atau dampak perubahan estimasi akuntansi disajikan pada laporan
operasional pada periode perubahan dan periode selanjutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai contoh,
perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada laporan operasional tahun perubahan dan
tahun-tahun selanjutnya selama masa manfaat aset tetap tersebut.
Pengaruh perubahan terhadap laporan operasional periode berjalan dan yang akan datang diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan. Apabila tidak memungkinkan, harus diungkapkan alasan tidak
mengungkapkan pengaruh perubahan itu.
OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN
Penghentian suatu misi atau tupoksi tertentu yang berakibat pelepasan ata penghentian suatu fungsi,
program, atau kegiatan, sehingga aset, kewajiban dan operasi dapat dihentikan tanpa menganggu fungsi,
program, atau kegiatan yang lain. (PSAP No. 10 Paragraf 4).
Lebih lanjut dikatakan pada pargaraf 47-48 bahwa informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan-
misalnya hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang dihentikan, tanggal efektif penghentian, cara
penghentian pendapatan dan beban tahun berjalan sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan,
dampak sosial atau dampak pelayanan, pengeluaran aset atas kewajiban terkait pada penghentian apabila
ada-harus diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.
Agar laporan keuangan disajikan secara komparatif, suatu segmen yang dihentikan itu harus dilaporkan
dalam laporan keuangan walaupun berjumlah nol untuk tahun berjalan. Dengan demikian, operasi yang
dihentikan tampak pada laporan keuangan.
Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan pada suatu tahun berjalan. diakuntansikan dan dilaporkan
seperti biasa, seolah-olah operasi itu berjalan sampai akhir tahun laporan keuangan. Pada umumnya,
entitas membuat rencana penghentian, meliputi jadwal penghentian bertahap atau sekaligus, resolusi
masalah legal, lelang, penjualan, hibah, dan lain-lain.