2. Klasifikasi Kewajiban
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan PSA P No. 9 Tentang
Akuntansi, kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Lebih
lanjut dikatakan bahwa setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos kewajiban
yang mencakup jumlah yang diharapkan akan diselesaikan setelah tanggal pelaporan.
b. Pengukuran kewajiban
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Jika dalam nilai mata uang asing,
kewajiban harus dijabarkan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing
menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Berikut penerapan nilai keuangan untuk pos kewajiban pada laporan
keuangan sesuai PSAP No. 9.
1) Kewajiban pihak ketiga
Yaitu utang pada saat pemerintah menerima hak atas barang, termasuk
barang dalam perjalanan yang telah menjadi haknya. Pemerintah harus
mengakui kewajiban atas jumlah yang belum dibayarkan untuk barang
tersebut. Jumlah kewajiban yang disebabkan transaksi antarunit pemerintahan
harus dipisahkan dengan kewajiban kepada unit nonpemerintahan.
Pada tanggal 5 Februari 2018, bendahara umum daerah (BUD) Kota Semarang
menerima uang muka lelang atas penjualan aset daerah berupa kendaraan sebesar
Rp21.000.000,00.
Pada tanggal 26 Maret 2018, bendahara umum daerah (BUD) Kota Semarang menerima
hasil pelelangan atas penjualan aset daerah berupa kendaraan dengan harga perolehan sebesar
Rp280.000.000,00 yang telah habis umur ekonomisnya dan laku senilai Rp70.000.000,00.
Pencatatan jurnal atas transaksi penerimaan uang muka lelang dan pelunasan barang
lelang adalah sebagai berikut.
JURNAL FINANSIAL
Pada 10 Juni 2017, Pemkot Semarang memperoleh utang jangka panjang sebesar
Rp.70.000.000.0000,00 untuk jangka waktu 5 tahun dengan syarat pembayaran angsuran
pokoknya dilakukan setiap tanggal 10 Juni.
Pada akhir tahun 2017, perlu dilakukan perhitungan terhadap bagian utang jangka
panjang tersebut yang harus dibayar pada tanggal 10 Juni 2018.
Pencatatan jurnal penyesuaian untuk mengakui utang jangka panjang adalah sebagai
berikut:
Jurnal Finansial
Tangg
Akun/Deskripsi Debit Kredit
al
2017 Rp.14.000.000.000
31 Des Utang Jangka Panjang ,0
Bagian Lancar Utang Jangka Rp.14.000.000.000,
Panjang (bagian lancar utang 00
jangka panjang
Rp.70.000.000.000,00 : 5 tahun)
Tangga
Akun/Deskripsi Debit Kredit
l
2017
Tidak ada jurnal
31 Des
Pada tanggal 20 Oktober 2018, bendahara umum daerah (BUD) Kota Semarang membeli
bahan habis pakai secara kredit kepada CV Broto Joyo sebesar Rp.4.800.000,00. Pada tanggal
10 November, utang kepada CV Broto Jaya dibayar lunas.
Pencatatan dalam jurnal atas transaksi pembelian dan pelunasan bahan habis pakai
adalah sebagai berikut.
Jurnal Finansial
Tanggal Akun/Deskripsi Debit Kredit
Rp.4.800.000,0
2018
Beban Bahan Habis Pakai 0
20 Okt Utang Belanja Barang dan Jasa Rp. 4.800.000,00
(pembelian kredit bahan habis
pakai)
Rp.4.800.000,0
2018
Utang Belanja Barang dan Jasa 0
10 Nov Kas di Kas Daerah Rp. 4.800.000,00
(pembayaran utang)
Berikut adalah data beban – beban pada Kabupaten Bersemi bulan November 2018
yang belum dibayarkan.
Jurnal Finansial
Tangga
Akun/Deskripsi Debit Kredit
l
2018 Beban Listrik Rp. 1.500.000,00
Rp.11.000.000,0
31 Des Beban Telepon 0
Rp.12.500.000,0
Kewajiban Lancar Lainnya 0
(beban listrik dan telepon yang belum
dibayar)
11) Tunggakan
4. Akuntansi Kewajiban
a. Prosedur Kewajiban
Pencatatan akuntansi untuk kewajiban terdiri atas keperluan penyusunan neraca
dan/atau laporan operasional (basis akrual) dan penyusunan LRA (basis kas).
Pencatatan untuk kewajiban diawali pada saat penerimaan kas dari pinjaman pihak
ketiga. Pencatatan untuk keperluan penyusunan LRA adalah kas bertambah di sisi kredit.
Sementara itu, pencatatan untuk keperluan penyusunan neraca adalah kas
bertambah di sisi debit dan kewajiban bertambah di Kredit.
1) Pencatatan kewajiban jangka pendek
Berikut fungsi-fungsi yang terkait pada prosedur akuntansi kewajiban jangka
pendek berdasarkan Permendagri No. 13 tahun 2006.
a. pejabat pengelola keuangan daerah
b. pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
c. bendahara pengeluaran/pembantu bendahara pengeluaran
d. pejabat penatausahaan keuangan SKPD
e. bendahara umum daerah/kuasa bendahara umum daerah
2) Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan kewajiban jangka pendek dan menjadi dasar dalam
pencatatan kewajiban jangka pendek berdasarkan Permendagri No. 13 tahun 2006
adalah sebagai berikut.
a. Surat perintah membayar (SPM)
b. Surat perintahb pencairan dana (SP2D)
c. Bukti transfer/penyetoran atas kas (PFK)
d. Laporan posisi utang jangka panjang
e. Buku besar
f. Buku besar pembantu
Dana cadangan adalah dana yang dibentuk guna membiayai kebutuhan dana
yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. Penggunaan dana cadangan harus
sesuai dengan peraturan daerah. Rancangan peraturan daerah tentang pembentukan
dana cadangan dibahas dengan pembahasan rancangan peraturan daerah tentang
APBD.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Rp.3.000.000.000,0
2018
Dana Cadangan 0
Rp.3.000.000.000,0
02-Feb
Kas di Kas Daerah 0
a. Perubahan Ekuitas
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 09,
ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas dineraca berasal dari saldo
akhir ekuitas pada laporan perubahan ekuitas.
Laporan perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos berikut.
1) Ekuitas awal, merupakan ekuitas yang berasal dari akhir tahun sebelumnya, yang
diperoleh dari Laporan Perubahan Ekuitas tahun sebelumnya.
2) Surplus/deficit LO pada periode bersangkutan atau tahun berjalan.
2. KOREKSI KESALAHAN
1. Kesalahan dalam Pencatatan
Kesalahan adalah penyajian aun-akun laporan keuangan yang secara signifikan tidak
sesuai dengan yang seharusnya sehingga memengaruhi laporan keuangan periode berjalan
atau periode sebelumnya. Periode berjalan adalah periode sebelum laporan keuangan
ditetapkan perda, sedangkan periode sebelumnya adalah periode akuntansi dimana laporan
keuangan telah diterbitkan. Paragraf 16 PSAP 10 menjelaskan bahwa laporan keuangan
dianggap sudah diterbitkan apabila sudah ditetapkan dengan undang-undang atau
peraturan daerah.
Laporan keuangan disusun dan disajikan untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan.
Untuk menjaga integritas data dan agar informasi laporan keuangan harus bebas dari
kesalahan Laporan keuangan disusun pada pisah tanggal tertentu terhadap laporan
keuangan pemerintah mengikuti periode tahun anggaran, yaitu meliputi masa satu tahun
mulai tanggal 1 januari sampai dengan 31 Desember.
Adapun kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan bisa terjadi pada 1 atau
beberapa periode sebelumnya dan mungkin baru ditemukan pada periode berjalan.
Kesalahan mungkin timbul dari adanya keterlambatan penyampaian bukti transaksi
anggaran oleh pengguna anggaran, kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam
Laporan keuangan disusun pada periode tertentu, dimana untuk laporan keuangan
pemerintah mengikuti periode tahun anggaran, yaitu meliputi masa satu tahun mulai 1
Januari sampai dengan 31 Desember. Laporan keuangan pemerintah harus disampaikan
kepada DPR paling lambat 6 bulan setelah tutup tahun buku, setelah dilakukan audit oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Pada tanggal 20 Oktober 2018, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS
dengan nilai Rp. 69.000.000,00. Pada hari dan tanggal yang sama, SP2D-LS tersebut dibukukan
oleh bagian keuangan sebesar Rp. 96.000.000,00. Pada waktu dilakukan cash opname tanggal
31 Oktober 2018, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut
buku. Setelah diteliti, perbedaannya adalah pada SP2D-LS yang diterbitkan tanggal 20 Oktober
2018.
Berdasarkan data tersebut, Anda diminta membuat jurnal untuk mengoreksi kesalahan
tersebut.
Jawab :
Terjadi kelebihan pencatatan pada akun belanja pegawai sebesar Rp. 27.000.000,00
(Rp.96.000.000,00 – Rp. 69.000.000,00). Koreksi kesalahannya adalah sebagai berikut.
Jurnal saat transaksi yang dibuat oleh SKPD adalah sebagai berikut.
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2018 Belanja Pegawai Rp.96.000.000,00
20 Okt R/K PPKD Rp.96.000.000,00
Jurnal saat transaksi yang dibuat oleh BUD adalah sebagai berikut.
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2018 R/K SKPD RP.96.000.000,00
20 Okt Kas di Kas Daerah Rp.96.000.000,00
Jurnal saat transaksi yang dibuat oleh SKPD adalah sebagai berikut.
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2018 Belanja Pegawai Rp.69.000.000,00
20 Okt R/K PPKD Rp.69.000.000,00
Jurnal saat transaksi yang dibuat oleh BUD adalah sebagai berikut.
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2018 R/K SKPD RP.69.000.000,00
20 Okt Kas di Kas Daerah Rp.69.000.000,00
Pada tanggal 26 Oktober 2018, diterima setoran atas pendapatan retribusi parkir
dengan STS No. 123 sebesar Rp. 15.000.000,00. Pada hari dan tanggal yang sama, STS tersebut
dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp.51.000.000,00. Pada 5 Januari 2019 saat
menyusun laporan, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut
buku sebesar Rp.36.000.000,00 (Rp.51.000.000 – Rp.15.000.000,00).
Dengan ditemukannya kesalahan pencatatan tersebut, pembetulannya dilakukandengan
jurnal koreksi sebagai berikut.
Pada tanggal 26 Oktober 2018, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS
dengan nilai Rp. 69.000.000,00. Pada hari dan tanggal yang sama, SP2D-LS terebut dibukukan
oleh bagian keuangan sebesar Rp.96.000.000,00. Pada bulan Januari 2019 saat menyusun
laporan, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut buku sebesar Rp.27.000.000,00
(Rp.96.000.000,000 – Rp.69.000.000,00). Atas kesalahan tersebut, belanja pegawai harus
dikurangi sebesar Rp.27.000.000,00 (Rp.96.000.000,00 – Rp.69.000.000,00) dan dikoreksi
dengan jurnal sebagai brikut,
Pada tanggal 1 Mei 2018. Dibeli bahan habis pakai sebesar Rp 15.000.000,00, tetapi
dicatat sebesar Rp 1.500.000,00. Pada tanggal 1 Desember 2018, kesalahan tersebut kemudian
dikoreksi.
Jurnal koreksi pembelian bahan habis pakai di SKPD adalah sebagai berikut.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2018 Beban bahan habis pakai Rp13.500.000,00
1 Des Kas Bendahara Pengeluaran Rp13.500.000,00
Pada tanggal7 November 2017, Kabupaten Gumilar membayar belanja modal atas
pengadaan 2 mobil dinas @Rp225.000.000,00. Pembayaran dilakukan dengan SP2D-LS sebesar
Rp510.000.000,00. Pada hari dan tanggal yang sama, SP2D-LS tersebut dibukukan oleh bagian
nkeuangan sebesar Rp510.000.000,00. Pada bulan Juni 2018, Laporan keuangan tahun
anggaran 2018 telah diterbitkan dan telah disampaikan ke DPRD, kemudian diketahui bahwa
ada kesalahan dalam penerbitan dan pembayran SP2D-LS atas pengadaan mobil dinas pada
tanggal 7 November 2017 yang seharusnya berjumlah Rp490.000.000,00 sehingga harus
dilakukan pengembalian belanja tersebut oleh pemasok sebesar Rp20.000.00,00. Penagihan
kepada pemasok sudah berhasi dilakukan dan disetorkan pada tanggal 20 Juni 2018 sebesar
Rp20.000.000,00. Pengaruh pengembalian tersebut adalah bertambahnya kas dan pendapatan
yang diikuti penurunan aset.
Berdasarkan data tersebut, Anda diminta membuat jurnal.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2018 Kas Bendehara Penerimaan Rp 15.000.000,00
1 Juni Pendapatan-LO Rp 15.000.000,00
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2018 Kas Bendehara Penerimaan Rp.135.000.000,00
1 Juni Pendapatan-LO Rp.135.000.000,00
Pada tanggal 26 Oktober 2017, diterbitkan SP2D atas SPJ belanja modal atas pengadaan
Air conditioner (AC) seharga Rp 2.250.000,00. Pada hari dan tanggal yang sama, SP2D tersebut
dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp 2.250.000,00. Pada bulan Agustus 2018, saat
laporan keuangan tahun 2018 sudah disampaikan ke DPRD, diketahui ada kesalahan dalam
pengesahan SPJ pengadaan AC tanggan 26 Oktober 2017, dimana harga beli AC menurut Faktur
sebesar Rp 2.225.000,00. Akibat, aset tetap terlalu tinggi Rp 25.000,00 (pengaruhnya tidak
material) disarankan oleh Bawasda agar dilakukan tuntutan perbendeheharaan kepada
bendehara pengeluaran dan telah dilakukan pembayaran kembali oleh bendehara pengeluaran.
Transaksi tersebut dikoreksi pada 5 April 2018.
Pada tanggal 21 April 2018, diterima kas dari pengembalian dana belanja sebesar Rp
15.000.000,00 untuk belanja pegawai di tahun anggaran 2017, pengembalian tersebut karena
kelebihan pembayaran oleh bendehara pengeluaran. Pada saat itu, laporan keuangan tahun
2017 telah diterbitkan.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2018 Kas di Kas Daerah Rp 15.000.000,00
1 Juni Pendapatan Lain-lain-LO Rp 15.000.000,00
Jurnal koreksi atas kesalahan dana belanja yang belum tercatat di PPKD adalah sebagai
berikut :
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2018 Ekuitas Rp 15.000.000,00
1 Juni Kas di Kas Bendehara Rp 15.000.000,00
Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi
pada periode-periode sebelumnya dan memengaruhi posisi kas, apabila laporan
keuangan tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengam pembetulan pada akun Ekuitas
Dana Lancar. Kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi
pada periode sebelumnya dan mengakibatkan kas bertambah dimana laporan keungan
periode tersebut sudah diterbitkan, koreksi kesalahan pendapatan tersebut dilakukan
dengan menambah kas dan menambah akun Ekuitas Dana Lancar. Sementara itu,
apabila kesalahan mengakibatkan saldo kas berkurang, koreksi dilakukan dengan
mengurangi ekuitas dana lancer dan kas.
Pada tanggal 26 Oktober 2018, diterima pendapatan sewa gedung pertemuan dengan
bukti STS sejumlah Rp 3.575.000,00, tetapi dibukukan sebesar Rp 3.275.000,00. Kesalahan atas
pencatatan tersebut ditemukan pada 10 Juni 2019, dimana laporan keuangan tahun 2018 telah
diterbitkan. Pengaruh dari pencatatan pendapatan yang demikian adalah penyajian saldo kas
dan SiLPA menurut buku terlalu kecil sehingga akun Kas dan SiLPA harus ditambah. Transaksi-
transaksi tersebut akan dibukukan seperti berikut.
Koreksi kesalahan atas perolehan aset selain kas tidak berulang yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya, baik menambah maupun mengurangi posisi kas, apabila
laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan
pada akun kas dan akun Kas dan akun Aset bersangkutan.
Koreksi kesalahan untuk perolehan aset selain kas transaksi yang menambah
saldo kas terkait perolehan aset selain kas, yaitu pengadaan aset tetap yang di-markup
dan setalah dilakukan pemeriksaan kelebihan nilai aset tersebut harus dikembalikan,
lalu dikoreksi dengan menambah saldo dan kas dan mengurangi akun terkait dalam pos
aset tetap.
Pada tanggal 1 Mei 2018, diketahui kesalahan berupa adanya markup pengadaan
perlatan sebesar Rp20.000.000,00 dari nilai pengadaan sebesar Rp110.000.000,00 tertanggal 1
Juli 2017, untuk pelaksanaan APBD tahun anggaran 2017. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan
aktivitas pengembalian kas sebesar Rp20.000.000,00. Pada saat tersebut, laporan keuangan
tahun 2017 telah diterbitkan.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2018 Kas di BUD Rp20.000.000,00
01 Mei R/K SKPD Rp20.000.000,00
Pada tanggal 1 April 2018, diketahui kesalahan berupa adannya beban persediaan yang
belum tercatat sebesar Rp30.000.000,00 untuk pelaksanaan APBD tahun anggaran 2017. Hal ini
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2018 Ekuitas Rp30.000.000,00
01 April Kas di Kas Daerah Rp30.000.000,00
Pada tanggal 1 Mei 2018, diketahui kesalahan berupa adanya kelebihan pencatatan
beban persediaan sebesar Rp40.000.000,00 untuk pelaksanaan APBD tahun anggaran 2017 yang
kemudian dilanjutkan dengan pengembalian kas sebesar Rp40.000.000,00. Saat itu, laporan
keuangan tahun 2017 telah diterbitkan.
Jurnal koreksi kelebihan pencatatan beban persediaan di SKPD adalah sebagai berikut.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2018 Kas di Kas Daerah Rp40.000.000,00
01 Mei Pendapatan Lain-lain-LO Rp40.000.000,00
Koreksi kesalahan atas penerimaan Pendapatan – LRA yang tidak berulang dan
terjadi pada periode-periode sebelumnya, baik menambah maupun mengurangi posisi
kas, apabila Lporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun kas dan akun saldo anggaran lebih (SAL).
Pada tanggal 1 Mei 2018, diketahui kesalahan berupa kelebihan pencatatan Pendapatan
– LRA sebesar Rp.10.000.000,00 untuk pelaksanaan APBD tahun anggaran 2017 yang nilainya
Rp.100.000.000,00 yang kemudian dilanjutkan dengan pengembalian kas sebesar
Rp.10.000.000,00. Saat itu, laporan keuangan tahun 2017 telah diterbitkan.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Rp100.000.000,0
2017 Kas di Kas Daerah 0
Rp100.000.000,0
01 April Pendapatan – LO 0
Pada tanggal 1 Mei 2018, diketahui kesalahan berupa kelebihan pencatatan penerimaan
pendanaan/pinjaman sebesar Rp 10.000.000,00 untuk pelaksanaan APBD tahun anggaran 2017
yang dilanjutkan dengan pengembalian kas sebesar Rp 10.000.000,00. Saat itu, laporan
keuangan tahun 2017 telah diterbitkan.
Jurnal kelebihan pencatatan penerimaan pendanaan/pinjaman di PPKD adalah sebagai
berikut.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2017 Kas di Kas Daerah Rp 100.000.000,00
Rp 100.000.000,00
1 April Kewajiban
Pada tangaal 1 Mei 2018, diketahui kesalahan berupa pungutan pajak yang belum
disetor sebesar Rp 20.000.000,00 untuk pelaksanaan APBD tahun anggaran 2017 yang
dilanjutkan dengan pengeluaran kas sebesar Rp 20.000.000,00. Saat itu, laporan keuangan
tahun 2017 telah diterbitkan.
Jurnal koreksi pencatatan kewajiban PFK di PPKD adalah sebagai berikut.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2018 Kewajiban PFK Rp 20.000.000,00
Rp 20.000.000,00
1 Mei Kas di Kas Daerah
Pada tanggal 1 April 2018, diketahui kesalahan berupa adanya pencatatan peralatan
mesin ke akun tanah senilai Rp 15.000.000,00.
Jurnal koreksi kesalahan pencatatan peralatan dan mesin kea kun tanah di PPKD adalah
sebagai berikut.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2018 Peralatan dan Mesin Rp 15.000.000,00
Rp 20.000.000,00
1 April Tanah
Pemkot Semarang membeli komputer dan periferalnya pada bulan desember 2015
senilai Rp. 200.000.000,00. Pada tahun 2015 , Pemkot Semarang menetapkan kebijakan
akuntansi dengan menerapkan penyusutan untuk peralatan dan mesin menggunakan metode
garis lurus. Estimasi masa manfaat Komputer tersebut 5 Tahun 2018, pemkot Semarang
memutaskan untuk mengubah kebijakan akuntansi penyusutan peralatan dan mesin (termasuk
komputer) dari metode garis lurus (straight line method) menjadi metode penyusutan saldo
menurun (double declining method).
2015 0 200.000.000,00
2016 40% X Rp 200.000.000,00 80.000.000,00 120.000.000,00
2017 40% X Rp 200.000.000,00 48.000.000,00 72.000.000,00
2018 40% X Rp 200.000.000,00 28.000.000,00 43.200.000,00
2019 40% X Rp 200.000.000,00 17.280.000,00 25.920.000,00
2020 40% X Rp 200.000.000,00 10.368.000,00 15.552.000,00
Pada akhir tahun 2018,akumulasi penyusutan Komputer berdasarkan metode garis lurus
sebesar Rp 120.000.000,00 ,(penjumlahan penyusutan tahun 2016,2017,2018) sedangkan
berdasarkan metode saldo menurun sebesar Rp 156.800.000,00 (penjumlahan penyusutan
tahun 2016,2017,2018) sehingga terdapat selisih sebesar Rp 36.800.000,00 .
Atas perhitungan tersebut, pada akhir 2018 terdapat perbedaan jumlah akumulasi
penyusutan sebesar Rp 36.800.000,00 sehinggan nilai wajar aset tetap dengan metode saldo
menurun terlalu tinggi sebesar nilai tersebut oleh karena itu,harus dibuat jurnal penyesuain
sebgai berikut.
Pengungkapan
Jadi, nilai wajar aset tetap berupa komputer dan periferalnya pada 31 desember 2018 adalah
sebesar Rp 43.200.000,00 perbedaan tersebut telah dikoreksikan pada akun yang
bersangkutan.
Peristiwa luar biasa adalah kejadian atau transaksi yang secara jelas berbeda dari
aktivitas biasa atau normal suatu entitas dan karenanya tidak di harapkan terjadi dan berada di
luar kendali atau pengaruh entitas atau memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi
anggaran atau posisi asset/kewajiban. Di lingkungan entitas pemerintahan, penanggulangan
bencana alam dan sosial termasuk aktivitas biasa. peristiwa yang berada di luar kendali atau
pengaruh entitas adalah kejadian yang sukar di antisipasi dan oleh karena itu tidak dicerminkan
di dalam anggaran. Dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran karena suatu peristiwa
luar biasa terpengaruhi apabila kejadian tersebut secara tunggal menyebabkan penyerapan
sebagian besar belanja tidak terduga atau dana darurat sehingga memerlukan
perubahan/pengeseran anggaran secara mendasar.
Peristiwa luar biasa menggambarkan kejadian atau transaksi yang secara jelas berbeda
dari aktivitas biasa. Di dalam aktivitas biasa entitas pemerintah, termasuk penanggulangan
bencana alam atau sosial yang terjadi berulang. Peristiwa luar biasa harus memenuhi seluruh
persyaratan sebagai berikut.
a. Tidak merupakan kegiatan normal dari entitas.
b. Tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang.
c. Berada di luar kendali atau pengaruh entitas.
d. Memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi
asset/kewajiban.
RANGKUMAN
1. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masalalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Karakteristik utama
kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban adalah bahwa pemerintah
mempunyai kewajiban sampai saat ini yang dalam penyelesaiannya
mengakibatkan pengorbana sumber daya ekonomi di masa yang akan dating.
2. Kewajiban bedasarkan jatuh tempo diklafikasikan menjadi:
a. kewajiban jangka pendek, yaitu kewajiban yang di harapkan dibayar dalam waktu
12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan
b. kewajiban jangka panjang, yaitu kewajiban yang di harapkan dalam waktu lebih dari
12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaoran.
3. Kewajiban berdasrkan sumber pinajaman diklafikasikan menjadi: 1) utang dalam negri
dan 2) utang luar negri.
4. Pinjaman daerah bersumber dari: 1) pemerintah pusat; 2) pemerintah daerah lainnya ;
3) lembaga keuangan bank; 4) masyarakat.
5. Jangka waktu pinjaman meliputi: 1) pinjaman jangka pendek; 2) pinjaman jangka
panjang menengah; 3) pinjaman jangka panjang.
6. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.
Kewajiban dapat timbul dari: 1) transaksi dengan pertukaran (exchange transaction); 2)
PENILAIAN PENGETAHUAN
A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
A, B, C, D, atau E.
1. Perlakuan akuntansi utang dalam negeri mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu pengakuan,
pengukuran, serta penyajian dan pengungkapan. Hal ini merupakan kewajiban yang di
klarifikasikan berdasarkan pemberian pinjaman yang berasal dari ...
A. Pinjaman dalam negeri D. Kewajiban jangka pendek
B. Pinjaman luar negeri E. Investasi jangka panjang
C. Pinjaman pinjaman dalam negeri
PENILAIAN KETERAMPILAN
C. KERJAKAN TUGAS DI BAWAH INI SESUAI DENGAN PERINTAH.
STUDI KASUS 1
Pada tahun 2017, Pemkot Kendal memperoleh pinjaman darri pusat sebesar Rp.
9.800.000.000,00, yang akan jatuh tempo dalam lima tahun dengan bunga pinjaman sebesar
12% per tahun. Pembayaran dilakukan setiap tanggal 20 Januari. Setiap akhir tahun, Pemkot
Kendal harus melakukan penyesuaian untuk mengakui dan mencatat adanya utang bunga atas
pinjaman tersebut.
STUDI KASUS 2
Pada tanggal 12 Maret 2018, bendahara umum daerah (BUD) Kota Kudus menerima uang muka
lelang atas penjualan aset daerah berupa kendaraan sebesar RP.29.400.000,00. Pada tanggal 26
April 2018, bendahara umum daerah (BUD) Kota Kudus menerima hasil pelelangan atas
penjualan aset daerah berupa kendaraan dengan harga perolehan sebesar Rp.392.000.000,00,
yang telah habis umur ekonomisnya dan laku senilai Rp.98.000.000,00.
STUDI KASUS 3
Pada 15 Juni 2017, Pemkot Batang memperoleh utang jangka panjang sebesar
Rp.84.000.000.000,00 untuk jangka 5 tahun dengan syarat pembayaran angsuran pokoknya
dilakukan setiap tanggal 15 Juni. Pada akhir tahun 2017, perlu dilakukan perhitungan terhadap
bagian utang jangka panjang tersebut yang harus dibayar pada tanggal 15 Juni 2018.
STUDI KASUS 4
Pada tanggal 16 Agustus 2018, bendahara umum daerah (BUD) Kota Semarang membeli bahan
habis pakai secara kredit kepada CV Kalista Jaya sebesar Rp.7.200.000,00. Pada tanggal 31
Agustus, utang kepada CV Broto Joyo dibayar lunas.
STUDI KASUS 5
Data beban pada Kabupaten Sukatani bulan April 2018 yang belum dibayarkan, meliputi: beban
listrik sebesar Rp.1.700.000,00, serta beban telepon dan internet Rp.12.500.000,00.
Pada tanggal 20 September 2018, dibayar gaji pegawai dengan menerbitkan SP2D-LS dengan
nilai Rp.103.500.000,00. Pada hari dan tanggal yang sama, SP2D-LS tersebut dibukukan oleh
bagian keuangan sebesar Rp.103.500.000,00 sebagai belanja barang. Pada waktu menyusun
laporan, diketahui ada kekeliruan pembukuan belanja atas SP2D pada tanggal 20 September
2018.
STUDI KASUS 7
Pada tanggal 23 November 2018, diterima setoran atas pendapatan retribusi parker dengan STS
No.156 sebesar RP.21.000.000,00. Pada hari dan tanggal yang sama, STS tersebut dibukukan
oleh bagian keuangan sebesar Rp.71.400.000,00. Pada bulan Januari 2019, waktu menyusun
laporan, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo menurut buku sebesar
RP.50.400.000,00 (Rp71.400.000,00-Rp.21.000.000,00).
STUDI KASUS 8
Pada tanggal 5 Juli 2018, dibeli bahan habis pakai sebesar Rp.18.000.000,00, namun dicatat
sebesar Rp.1.800.000,00. Pada tanggal 1 Desember 2018, kesalahan tersebut kemudian
dikoreksi.
STUDI KASUS 9
Pada tanggal 1 Juni 2018, diketahui kesalahan berupa pungutan pajak yang belum disetor
sebsar Rp.22.000.000,00 untuk pelaksanaan APBD tahun anggaran 2017 yang dilanjutkan
dengan pengeluaran kas sebesar Rp.22.000.000,00. Saat itu, laporan keuangan 2017 telah
diterbitkan.
STUDI KASUS 10