Anda di halaman 1dari 11

Agrotekma, 5 (1) Desember 2020 ISSN 2548-7841 (Print) ISSN 2614-011X (Online)

DOI: https://doi.org/10.31289/agr.v5i1.4006

Agrotekma
Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrotekma

Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk Beberapa Varietas


Mangga (Mangifera Indica) dengan Panjang Entres yang
Berbeda
The Success of Linking the Shoots of Several Varieties of Mango
(Mangifera Indica) with Different Entres Lengths
Oreza Maulana*, Rosmaiti & Muhammad Syahril
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Samudra, Indonesia
*Email: ozaa.maulana@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pertautan sambung pucuk beberapa varietas
mangga (Mangifera indica) terhadap berbagai panjang entres. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Hutanku
Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh dengan ketinggian tempat ± 10 m dpl.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februai sampai bulan Mei 2020. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola factorial yang terdiri dari dua factor yaitu: Faktor pertama adalah
varietas tanaman mangga (V), yang terdiri dari 3 taraf yaitu: V1: Arumanis, V2 : Manalagi, V3 : Apel.
Faktor kedua adalah panjang entres tanaman mangga (P), yang terdiri dari 3 taraf yaitu: P1 : panjang
entres 10 cm, P2 : panjang entres 12,5 cm, P3 : panjang entres 15 cm. Dengan demikian diperoleh 9
kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Setiap satuan
percobaan terdiri dari 2 tanaman dalam polybag yang dijadikan sampel. Hasil penelitian menunjukkan
varietas mangga berpengaruh sangat nyata terhadap persentase hidup tanaman pada umur 4, 6 dan 8
MSG, tinggi tunas pada umur 4, 6 dan 8 MSG, Diameter tunas pada umur 4, 6 dan 8 MSG, jumlah daun
umur 4, 6 dan 8 MSG. Hasil terbaik diperoleh pada Perlakuan V1 (Arumanis). Panjang entres tidak
berpengaruh nyata terhadap persentase hidup, tinggi tunas, diameter tunas dan jumlah daun pada umur
4, 6 dan 8 MSG. Interaksi antara varietas dan panjang entres tidak berpengaruh nyata terhadap
persentase hidup, tinggi tunas, diameter tunas dan jumlah daun pada umur 4, 6 dan 8 MSG.
Kata Kunci: Varietas, Grafting, Mangga, Panjang Entres, Batang Atas, Batang Bawah
Abstract
This research aims to determine the success of the graft (Mangifera indica) with a variety of mango varieties.
This research was conducted in CV. Hutanku District of Birem Bayeun, East Aceh District Aceh Province with
a height of place ± 10 m above. The research was held in Februai until May 2020. The study uses the random
Design Group (RAK) factorial pattern consisting of two factors: the first factor is the mango plant varieties
(V), which consist of 3 levels namely: V1: Arumanis, V2: Manalagi, V3: Apples. The second factor is the long
entres Mango Plant (P), which consists of 3 levels namely: P1: Length of entres 10 cm, P2: Length of Entres
12.5 cm, P3: Length of entres 15 cm. Thus acquired 9 treatment combinations with 3 repeats, thus obtained
27 units of trial. Each unit of trial consists of 2 plants in the polybag used as sample. The results of the study
showed a very real effect of mango varieties on plant life percentage at age 4, 6 and 8 MSG, high shoots at
the age of 4, 6 and 8 MSG, Diameter shoots at ages 4, 6 and 8 MSG, the number of leaves aged 4, 6 and 8 MSG.
The best results were obtained in the V1 (Arumanis) treatment. The length of entres has no noticeable effect
on the percentage of life, height buds, diameter buds and the number of leaves at ages 4, 6 and 8 MSG. The
interaction between the varietal and long entres has no noticeable effect on the percentage of life, height
buds, diameter buds and the number of leaves at ages 4, 6 and 8 MSG.
Keywords: Land Resource; Coconut; Planning; Central Kalimantan
How to Cite: Maulana, O., Rosmaiti & Syahril, M. (2020). Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk Beberapa Varietas
Mangga (Mangifera Indica) dengan Panjang Entres yang Berbeda, Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu
Pertanian. 5 (1): 12-22

12
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 5 (1) Desember 2020: 12-22

PENDAHULUAN m. umur pohon bisa mencapai 100 tahun


Tanaman mangga adalah tanaman lebih. Morfologi pohon mangga terdiri atas
buah tahunan berupa pohon yang berasal akar, batang, daun, dan bunga. Bunga
dari negara India. Tanaman ini kemudian menghasilkan buah dan biji (plok) yang
menyebar ke wilayah Asia Tenggara secara generatif dapat tumbuh menjadi
termasuk Malaysia dan Indonesia. tanaman baru (Pracaya, 2006).
Tanaman mangga berasal dari famili Mangga merupakan buah-buahan
Anarcadiaceae, genus Mangifera, species eksotik yang diimpor oleh semua pasar
Mangifera indica (Oktavianto dkk, 2015). utama dunia. Permintaan akan mangga di
Genus dari keluarga Anacardiaceae pasar ini terus meningkat dewasa ini, baik
yang berasal dari Asia Tenggara tercatat buah mangga segar maupun yang telah
ada 62 spesies, enam belas spesies diolah. Untuk meningkatkan produksi
diantaranya memiliki buah yang dapat tanaman mangga diperlukan bibit bermutu
dimakan, tetapi hanya spesies Mangifera dan teknik cara perbanyakan tanaman
caesia, Jack., Mangifera foetida, Lous., secara vegetatif agar cepat berproduksi.
Mangifera odorata, Grift., dan Mangifera Ketersediaan bibit berkualitas
indica, L. yang biasa dimakan. Diantara merupakan salah satu kendala dalam
keempat spesies mangga yang dapat meningkat kan hasil dan kualitas buah
dimakan tersebut, yang memiliki jenis mangga. Upaya untuk memperbaiki mutu
paling banyak adalah Mangifera indica, L. bibit mangga dapat dilakukan dengan cara
Sebagian dari mangga tersebut terpenting pembiakan vegetatif buatan yaitu sambung
memiliki aroma yang cukup kuat (Broto, pucuk (grafting).
2003). Perbanyakan tanaman dengan biji
Pohon mangga termasuk tumbuhan menghasilkan buah yang sangat lama sekali
tingkat tinggi yang struktur batangnya dan belum tentu buah yang di hasilkan
(habitus) termasuk kelompok arboreus, sebaik dengan buah tanaman induknya.
yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai Oleh karena itu dilakukan perbanyakan
tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa tanaman secara vegetatif. Perbanyakan
mencapai tinggi 10-40 m (Oktavianto dkk, tanaman secara vegetatif di antara lain nya
2015). Mangga tumbuh berupa pohon adalah sambung pucuk (grafting). Menurut
berbatang tegak, bercabang banyak, dan Sudidjo (2009) sambung pucuk merupakan
bertajuk rindang hijau sepanjang tahun. teknik perbanyakan vegetatif yang
Tinggi pohon dewasa bisa mencapai 10-40 dilakukan sedini mungkin pada kondisi

13
O. Maulana, Rosmaiti, M. Syahril (2020). Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk Beberapa Varietas Mangga

batang bawah yang masih kecil. Dalam Terkait dengan faktor panjang entres
proses penyambungan yang perlu menurut Tambing dan Hadid (2008)
mendapat perhatian antara lain mengenai Panjang antres berkaitan dengan
penyediaan batang bawah yang akan kecukupan cadangan makanan/energi
menjadi pangkal pohon dengan untuk pemulihan sel-sel yang rusak akibat
perakarannya yang kuat dan tangguh pelukaan, makin panjang entres di
sebagai langkah pertama. Kemudian harapkan makin banyak pula cadangan
langkah berikutnya bagaimana cara energinya.
memilih batang atas yang memenuhi Selain panjang entres varietas juga
persyaratan sebagai pohon induk. mempengaruhi keberhasilan grafting
Sambung pucuk juga ditujukan untuk Menurut Rukmana (1999) setiap varietas
memperbaiki sifat batang atas dan tanaman mangga memiliki perbedaan
memperoleh tanaman yang cepat tingkat kecepatan mata tunas pecah karena
berproduksi. Bibit tanaman hasil dari kemampuan tanaman yang berbeda untuk
perbanyakan vegetatif asal sambungan membentuk pertautan sambungan yang
akan menghasilkan pertumbuhan dan berhubungan dengan jumlah dan
produksi yang lebih seragam dibandingkan kecepatan pembentukan khalus. Oleh
dengan perbanyakan generatif. Ditambah kerena itu peneliti ingin meneliti tentang
lagi dengan perbanyakan secara sambung keberhasilan pertautan sambung pucuk
pucuk persentase tumbuhnya lebih tinggi beberapavarietas mangga (mangifera
jika dibandingkan dengan cara indica) dengan panjang entres yang
perbanyakan vegetatif lainnya. berbeda.
Beberapa faktor yang sangat
mempengaruhi keberhasilan dalam METODE PENELITIAN
memproduksi bibit dengan metode grafting Lahan penelitian yang akan digunakan
yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan
tumbuh, panjang entris). (2) faktor tanaman lainnya, kemudian dibuat plot
lingkungan (ketajaman / kesterilan alat, penelitian berukuran 60 x 60 cm sebanyak
kondisi cuaca, waktu pelaksanaan grafting 27 plot (sesuai jumlah satuan percobaan)
(pagi, siang, sore hari), dan (3) faktor yang tersusun dalam 3 ulangan dengan
keterampilan orang yang melakukan jarak antar plot 30 cm dan jarak antar
grafting (Tirtawinata, 2003; Tambing, ulangan 50 cm. Selanjutnya dibuat pagar
2004). dari jaring paranet yang menutupi seluruh

14
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 5 (1) Desember 2020: 12-22

lahan percobaan dengan ukuran 3 m x 7 m, Aplikasi Perlakuan. Panjang entres


untuk melindungi dari serangan hama yang digunakan yaitu P1 (10 cm), P2 (12,5
pengganggu. cm) dan P3 (15 cm). Masing-masing entres
Persiapan Penyambungan. Batang dibersihkan terlebih dahulu dengan cara
bawah yang digunakan yaitu bibit kweni membersihkan lumut atau kotoran yang
berasal dari kebun pembibitan lampoh melekat pada entres untuk selanjutnya
bijeh yang terletak di Desa paya bujok disambungankan. Adapun waktu
seulemak kota langsa. Bibit yang digunakan penyambungan pada pagi hari mulai pukul
yaitu Mangifera odorata yang memiliki 06.30-08.30 WIB. Teknis penyambungan
pertumbuhan seragam berumur 2 bulan yaitu batang atas/entres dipotong sesuai
yang memiliki sistem perakaran kuat, tahan perlakuan diiris menyerong bagian pangkal
terhadap hama dan penyakit, tahan pada kedua sisi hingga membentuk baji
terhadap kekurangan air. Kriteria batang atau mata kampak tumpul dengan ukuran 3
bawah yaitu berdiameter 1,5 cm, batang cm. Selanjutnya batang bawah dipotong
bawah dipilih yang baik dan seragam pada ketinggian 15 cm dari leher akar belah
penampilannya serta memiliki menjadi dua bagian sama besar sedalam 3
keseragaman besar batang bawah. cm. Kemudian batang atas dimasukkan
Jenis batang atas yang digunakan kedalam batang bawah, setelah itu
yaitu varietas mangga Harummanis, Mana sambungan dibalut dan keseluruhan entres
lagi, dan Apel. Batang atas yang digunakan dengan cara talkup (tali langsung sungkup)
berasal dari kebun pembibitan CV Hutan Ku menggunakan plastik Pe 02. dan diletakkan
yang terletak di kecamatan birem bayen. pada tempat yang teduh dengan diberi
Dan kriteria batang atas yang dipakai untuk naungan paranet.
penyambungan adalah daun tidak terlalu
tua, bernas, sehat (tidak terserang hama HASIL DAN PEMBAHASAN
dan penyakit) dan jumlah daun 4 helai yang Pengaruh Varietas Mangga
sebagian daun atas dibuang untuk Hasil pengamatan persentase hidup
mengurangi penguapan yang berlebihan. sambung pucuk tanaman mangga pada
Entres diambil dengan cara memotong umur 4, 6, 8 Minggu Setelah Grafting (MSG)
ujung cabang dari pohon induk sepanjang disajikan pada Lampiran 1, 2, 4, 5, 7 dan 8
17 cm dengan diameter batang atas yaitu 1 sedangkan hasil analisis ragam disajikan
cm. pada Lampiran 3, 6 dan 9. Hasil analisis
ragam menunjukkan bahwa perlakuan

15
O. Maulana, Rosmaiti, M. Syahril (2020). Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk Beberapa Varietas Mangga

varietas berpengaruh sangat nyata tanaman mangga pada umur 4, 6 dan 8 MSG
terhadap persentase hidup pada umur 4, 6 akibat perlakuan varietas disajikan pada
dan 8 MSG. Rata-rata persentase hidup Tabel 2.
Persentase Hidup (%)
4 MSG 6 MSG 8 MSG
Perlakuan Varietas Asli Trans Asli Trans Asli Trans
V1 (Arumanis) 94,44 67,22 b 88,89 70,40 b 94,44 68,22 b
V2 (Manalagi) 16,67 32,30 a 50,00 48,17 a 50,00 45,00 a
V3 (Apel) 88,89 67,22 b 100 70,40 b 94,44 73,57 b
BNT 5% 13,55 13,97 16,30

Tabel 2 menunjukkan bahwa genetik selalu mungkin terjadi sekalipun


persentase hidup tertinggi pada umur 8 bahan tanaman yang digunkan berasal dari
MSG dijumpai pada perlakuan V3 (apel) varietas yang sama. Setiap varietas
yaitu sebesar 94,44 % yang tidak berbeda memiliki ciri dan sifat khusus yang
nyata dengan V1 (Arumanis) sebesar 94,44 berpengaruh satu sama lain sehingga akan
% tetapi berbeda nyata dengan perlakuan menunjukkan keragaman penampilan.
V2 (Manalagi) yaitu sebesar 50,00 %. Hal
Tinggi Tunas
ini terjadi karena varietas manalagi yang
Hasil pengamatan tinggi tunas
tumbuh di Pasuruan dengan suhu maksimal
sambung pucuk tanaman mangga pada
29 0 C, sedangkan di Aceh Timur suhu
umur 4, 6 dan 8 Minggu Setelah Grafting
maksimal rata-rata per hari mencapai 32
(MSG) disajikan pada Lampiran 10, 11, 13,
0C, sehingga pertumbuhannya kurang
14, 16, 17 dan 18 sedangkan hasil analisis
optimal. Varietas mangga Arumanis dan
ragam disajikan pada Lampiran 12, 15 dan
apel memiliki kemampuan beradaptasi
18. Hasil analisis ragam menunjukkan
dengan baik dan bergantung dari sifat
bahwa perlakuan varietas mangga
genetiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat
berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
Rochmin, (1993) menyatakan bahwa
tunas sambung pucuk tanaman mangga
perbedaan susunan genetik merupakan
pada umur 4, 6 dan 8 MSG. Rata-rata tinggi
salah satu penyebab keragaman
tunas sambung pucuk tanaman mangga
penampilan tanaman. Keragaman
pada umur 4, 6 dan 8 MSG akibat perlakuan
penampilan tanaman akibat susunan
varietas disajikan pada Tabel 3.

16
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 5 (1) Desember 2020: 12-22

Tinggi Tunas (CM)


4 MSG 6 MSG 8 MSG
Perlakuan Varietas Asli Trans Asli Trans Asli Trans
V1 2,53 1.66 b 3,53 1.96 bc 3.99 2.08 bc
V2 0.40 0.89 a 0,83 1.08 a 1.39 1.27 a
V3 2,78 1.77 bc 3,01 1.83 b 3.32 1.91 b
BNT 5% 0,37 0,36 0,37

Tabel 3 menunjukkan rata-rata tinggi pertumbuhan dan perkembangan tanaman


tunas sambung pucuk tanaman mangga terutama dalam fotosintesis. Berkurangnya
akibat perlakuan varietas umur 4 MSG cahaya yang diterima oleh tanaman akan
perlakuan V1 (Arumanis) tidak berbeda dapat mempengaruhi pengurangan
nyata dengan V3 (Apel) tetapi bebeda nyata pertumbuhan akar, serta tanaman
dengan V2 (Manalagi) sedangkan pada menunjukkan gejala etiolasi.
umur 6 MSG perlakuan V1 (Arumanis) tidak Peningkatan tinggi tunas juga terjadi
berbeda nyata dengan V3 (Apel) namun karena pada masa pertumbuhan tanaman
berbeda nyata dengan V2 (Manalagi) dan dipengaruhi oleh penyerapan unsur hara
pada umur 8 MSG perlakuan V1 (Arumanis) dan air pada batang bawah. Pada fase ini
tidak berbeda nyata dengan V3 (Apel) tanaman mangga yang telah disambung
namun berbeda nyata dengan V2 harus mendapat cukup air untuk
(Manalagi). Tinggi tunas tertinggi pada mempercepat terjadinya pertautan antara
umur 8 MSG terdapat pada perlakuan V1 batang atas dan batang bawah (Setiyanto
yaitu 3,99 cm dan terkecil diperoleh pada dan Munir, 2017).
pada perlakuan V2 yaitu 1,39 cm. Hal ini
diduga varietas Arumanis lebih mudah Diameter Tunas
beradaptasi dengan lingkungan serta Hasil pengamatan diameter tunas
perkembnagannya lebih cepat. Hal ini sambung pucuk tanaman mangga pada
sesuai dengan pendapat Tjitrosoepomo umur 4, 6 dan 8 Minggu Setelah Grafting
(2003) yang menyatakan bahwa varietas (MSG) disajikan pada Lampiran 19, 20, 22,
yang mengalami peningkatan tinggi tunas 23, 25 dan 26 sedangkan hasil analisis
merupakan varietas yang cenderung dapat ragam disajikan pada Lampiran 21, 24 dan
beradaptasi dengan lingkungan yang 27. Hasil analisis ragam menunjukkan
eskstrim, karena intensitas cahaya bahwa perlakuan varietas mangga
matahari mempengaruhi berbagai proses berpengaruh sangat nyata terhadap

17
O. Maulana, Rosmaiti, M. Syahril (2020). Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk Beberapa Varietas Mangga

diameter tunas sambung pucuk tanaman akibat perlakuan varietas disajikan pada
mangga pada umur 4, 6 dan 8 MSG. Rata- Tabel 4.
rata diameter tunas sambung pucuk
tanaman mangga pada umur 4, 6 dan 8 MSG
Diameter Tunas (mm)
4 MSG 6 MSG 8 MSG
Perlakuan Varietas Asli Trans Asli Trans Asli Trans
V1 2.89 1.79 b 3.82 2.06 b 4.05 2.12 b
V2 1.01 1.08 a 1.91 1.42 a 2.51 1.58 a
V3 2.95 1.81 b 3.49 1.97 b 3.95 2.08 b
BNT 5% 0,33 0,35 0,30

Tabel 4 menunjukkan rata-rata dengan keadaan lingkungan disekitarnya,


diameter tunas sambung pucuk tanaman Sehingga tetap perlu adanya pemeliharaan
mangga akibat perlakuan varietas umur 4 bibit mangga yang telah bertaut agar tidak
MSG perlakuan V1 (Arumanis) tidak layu dan mati. Pemeliharaan tanaman salah
berbeda nyata dengan V3 (Apel) namun satunya dengan menyiram bibit mangga
berbeda nyata dengan V2 (Manalagi) setiap hari agar kebutuhan air pada bibit
sedangkan pada umur 6 MSG perlakuan V1 tercukupi sehingga bibit tanaman akan
(Arumanis) tidak berbeda nyata dengan V3 tetap sehat sebelum nantinya akan
(Apel) namun berbeda nyata dengan V2 dipindahkan ke lapangan.
(Manalagi) dan pada umur 8 MSG Menurut Salisbury dan Ross (1992)
perlakuan V1 (Arumanis) tidak berbeda dalam Setiyono dan Munir (2017)
nyata dengan V3 (Apel) namun berbeda menyatakan juga bahwa tanaman pada
nyata dengan V2 (Manalagi). Diameter kondisi cukup air (tekanan turgor) tinggi,
tunas tertinggi pada umur 4, 6 dan 8 MSG pertumbuhan sel berlangsung lebih baik,
terdapat pada perlakuan V1 yaitu 4,05 mm karena status air (potensial air) dalam
dan terkecil diperoleh pada pada perlakuan tanaman selalu bervariasi dalam sehari.
V2 yaitu 2,51 mm. Hal ini diduga karena Sehingga jika suatu tanaman mendapatkan
setiap varietas memiliki ciri dan sifat air dalam jumlah yang cukup maka
khusus yang berpengaruh satu sama lain tanaman akan berkembang dengan baik.
sehingga akan menunjukkan keragaman
penampilan. Bibit tanaman mangga yang
telah bertaut akan terus berkembang sesuai

18
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 5 (1) Desember 2020: 12-22

Jumlah Daun bahwa perlakuan varietas mangga


Hasil pengamatan jumlah daun berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah
sambung pucuk tanaman mangga pada daun sambung pucuk tanaman mangga
umur 4, 6 dan 8 Minggu Setelah Grafting pada umur 4, 6 dan 8 MSG. Rata-rata
(MSG) disajikan pada Lampiran 28, 29, 31, diameter tunas sambung pucuk tanaman
32, 34 dan 35 sedangkan hasil analisis mangga pada umur 4, 6 dan 8 MSG akibat
ragam disajikan pada Lampiran 30, 33 dan perlakuan varietas disajikan pada Tabel 5.
36. Hasil analisis ragam menunjukkan
Jumlah Daun

4 MSG 6 MSG 8 MSG

Perlakuan Varietas Asli Trans Asli Trans Asli Trans

V1 4.86 2.17 bc 6.22 2.54 bc 6.61 2.61 bc

V2 1.11 0.91 a 2.22 1.48 a 3.00 1.67 a

V3 5.06 2.15 b 5.83 2.43 b 6.22 2.51 b

BNT 5% 0,62 0,56 0,52

Persentase Hidup
4 MSG 6 MSG 8 MSG
Perlakuan Varietas Asli Trans Asli Trans Asli Trans
P1 66.67 57.70 88.89 67.22 83.33 67.22
P2 66.67 54.52 72.22 57.70 77.78 57.70
P3 66.67 57.70 77.78 64.05 77.78 60.87
BNT 5% tn tn tn

Pengaruh Panjang Entres terhadap persentase hidup sambung pucuk


Persentase Hidup. Hasil pengamatan tanaman mangga pada umur 4, 6 dan 8
persentase hidup sambung pucuk tanaman MSG. Rata-rata diameter tunas sambung
mangga pada umur 4, 6 dan 8 Minggu pucuk tanaman mangga pada umur 4, 6 dan
Setelah Grafting (MSG) disajikan pada 8 MSG akibat perlakuan varietas disajikan
Lampiran 1, 2, 4, 5, 7 dan 8 sedangkan hasil pada Tabel 6. Tabel 6 menunjukkan bahwa
analisis ragam disajikan pada Lampiran 3, 6 persentase hidup sambung pucuk tanaman
dan 9. Hasil analisis ragam menunjukkan mangga umur 4, 6 dan 8 MSG tidak
bahwa perlakuan panjang entres berpengaruh nyata terhadap perlakuan
menunjukkan tidak berpengaruh nyata panjang entres. Hal ini diduga entres

19
O. Maulana, Rosmaiti, M. Syahril (2020). Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk Beberapa Varietas Mangga

tersebut kondisi sehat dan banyak entres tersebut memiliki kandungan


mengandung hormon dan karbohidrat karbohidrat dan hormon yang cukup.
sebagai cadangan makanan sehingga Panjang pendeknya entres berpengaruh
memiliki persentase pertumbuhan yang terhadap persentase keberhasilan
sama. Hal ini sesuai dengan pendapat penyambungan yang dilaporkan oleh
Hartman dan Kester (1987) yang Kurniastuti, (2014) bahwa pada sambung
menyatakan bahwa kondisi entres yang pucuk tanaman mangga, entres yang terdiri
perlu diperhatikan adalah kesehatan, dari satu ruas memberikan persentase
cadangan makanan dan hormon yang keberhasilan yang lebih tinggi
terdapat pada entres. Anwarudin (2008) dibandingkan dengan entres yang terdiri
menambahkan keberhasilan sambung dari dua ruas. Menurut (Kurniastuti, 2014)
pucuk tanaman mangga ditentukan oleh bahwa ukuran entres menentukan
entres yang segar, sehat dan kokoh karena keberhasilan dalam penyambungan.

Tinggi Tunas
4 MSG 6 MSG 8 MSG
Perlakuan Varietas Asli Trans Asli Trans Asli Trans
P1 1.73 1.40 2.39 1.63 2.74 1.74
P2 1.81 1.39 2.08 1.50 2.54 1.65
P3 2.17 1.54 2.89 1.73 3.42 1.87
BNT 5% tn tn tn

Tinggi Tunas pada umur 4, 6 dan 8 MSG akibat perlakuan


Hasil pengamatan tinggi tunas varietas disajikan pada Tabel 7.
sambung pucuk tanaman mangga pada Tabel 7 menunjukkan bahwa tinggi
umur 4, 6 dan 8 Minggu Setelah Grafting tunas sambung pucuk tanaman mangga
(MSG) disajikan pada Lampiran 10, 11, 13, umur 4, 6 dan 8 MSG tidak berpengaruh
14, 16, 17 dan 18 sedangkan hasil analisis nyata terhadap perlakuan panjang entres.
ragam disajikan pada Lampiran 12, 15 dan Hal ini diduga bahwa entres yang panjang
18. Hasil analisis ragam menunjukkan cadangan makanan akan lebih banyak
bahwa perlakuan panjang entres mangga tersedia sehingga transformasi cadangan
tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi makanan, unsur hara dan air berjalan
tunas sambung pucuk tanaman mangga dengan optimal sehingga akan memacu
pada umur 4, 6 dan 8 MSG. Rata-rata tinggi pembentukan hormon auksin dan sitokinin
tunas sambung pucuk tanaman mangga pada entres. Hormon auksin dan sitokinin

20
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 5 (1) Desember 2020: 12-22

pada tanaman mampu mempengaruhi atas. Pina dkk (2009) menyatakan bahwa
proses pembelahan sel dan pemanjangan ketidaksesuaian batang bawah dan batang
sel. Pertumbuhan tinggi tunas dipengaruhi atas dapat dideteksi beberapa minggu
oleh hormon auksin dan sitokinin. Sitokinin setelah penyambungan melalui sambungan
akan merangsang pembelahan sel melalui pembuluh angkut yang buruk dan
peningkatan laju sintesis protein, degenerasi phloem pada bidang pertautan.
sedangkan auksin akan memacu Hal ini dapat mengganggu aliran air, nutrisi
pemanjangan sel-sel yang menyebabkan dan asimilat pada tanaman dan pada
pemanjangan batang (Lakitan, 2001). akhirnya dapat menyebabkan kerusakan
pada pertautan.
Pengaruh Interaksi Varietas dan
Panjang Entres SIMPULAN
Data hasil pengamatan rata-rata Varietas mangga berpengaruh sangat
persentase hidup, tinggi tunas, diameter nyata terhadap persentase hidup tanaman
tunas dan jumlah daun pada umur 4, 6 dan pada umur 4, 6 dan 8 MSG, tinggi tunas pada
8 MSG disajikan pada Lampiran 1,3, 5, 7, 9, umur 4, 6 dan 8 MSG, Diameter tunas pada
11, 13, 15, 17, 19, 21 dan 23 sedangkan umur 4, 6 dan 8 MSG, jumlah daun umur 4,
hasil analisis ragam disajikan pada 6 dan 8 MSG. Hasil terbaik diperoleh pada
Lampiran 2, 4, 6, 8,10, 12, 14, 16, 18, 20, 22 Perlakuan V1 (Arumanis). Panjang entres
dan 24. Hasil analisis sidik ragam tidak berpengaruh nyata terhadap
menunjukkan bahwa pengaruh interaksi persentase hidup, tinggi tunas, diameter
antar perlakuan varietas mangga dan tunas dan jumlah daun pada umur 4, 6 dan
panjang entres memberikan pengaruh yang 8 MSG. Interaksi antara varietas dan
tidak nyata terhadap semua parameter panjang entres tidak berpengaruh nyata
pengamatan. Diduga kedua faktor yang terhadap persentase hidup, tinggi tunas,
diteliti memiliki cara kerja yang berbeda diameter tunas dan jumlah daun pada umur
dalam mempengaruhi keberhasilan 4, 6 dan 8 MSG.
sambung pucuk tanaman mangga. Hal ini
diindikasikan oleh tidak terjadinya DAFTAR PUSTKA
interaksi diantara kedua perlakuan. Abidin, Z. (1994). Dasar-dasar Pengetahuan Tentang
Zat Pengatur Tumbuh. Bandung: Angkasa
Salah satu aspek penting dalam Broto. W. (2003). Mangga: Budidaya,
Pascapanendan Tata Niaganya. Agromedia
penyambungan adalah masalah Pustaka. Jakarta.
kompatibilitas batang bawah dan batang

21
O. Maulana, Rosmaiti, M. Syahril (2020). Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk Beberapa Varietas Mangga

Hartman, H.T., D.E., Kester. (1978). Plant Rukmana, R. (1999). Teknik Memproduksi Bibit
Propagation Principle and Practices. Prentice Unggul Tanaman Buah-Buahan. Penerbit
Hall INC Englewood. New York. Kanisius. Yogyakarta.
Kurniastuti, T. (2014). Pengaruh Defoliasi Daun Setiyono. A.E., Munir, M. (2017). Respon
Entres dan Lama Tunda Sambung pada Pertumbuhan Bibit Secara Grafting terhadap
Keberhasilan Penyambungan Bibit Sirsak Posisi Entres dan BeberapaVarietas Mangga
(Annona Muricata L.). Grafting. ISSN: 2088- Garifta (Mangifera indica L.). Jurnal
2440, 4. Pp.01-11. Agrotechbiz 4 (1): 17- 24
Lakitan B. (2001). Fisiologi Pertumbuhan dan Sudidjo. (2009). Pengaruh Ukuran Batang Bawah
Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo dan Batang Atas terhadap Pertumbuhan
Persada: Jakarta Durian Monthong, Hepe, dan DCK-01. Balai
Oktavianto, Y. Sunaryo. Suriyanto, A. (2015). Penelitian Tanaman Buah Tropika, Solok.
Karekterisasi Tanaman Mangga (Mangifera Tambing, Y, Hadid, A. (2008). Keberhasilan
Indica L.) Cantek Ireng, Empok, Jempol di Pertautan Sambung Pucuk pada Mangga
Desa Tiron, Kecamatan Banyakan Kabupaten dengan Waktu Penyambungan dan Panjang
Kediri. Jurnal Produksi Tanaman, 3(2): 91-97. Entres Berbeda. Jurnal Agroland 15(4): 296-
Pina, A., P. Errea, A., Schulz, H.J., Martens. (2009). 301.
Cell-to-cell Transport Through Tambing, Y., (2004). Respons Pertautan Sambung
Plasmodesmata in tree callus cultures. Tree Pucuk dan Pertumbuhan Bibit Mangga
Physiol. 29: 809-818 Terhadap Pemupukan Nitrogen pada Batang
Pracaya. (2011). Bertanam Mangga. Penebar Bawah. J. Agrisains 5 (3):141-147.
Swadaya. Jakarta. Tjitrosoepomo. (2003). Tanaman Mangga dan
Rochmin. (1993). Dasar Budidaya Mangga. Teknik Budidayanya. Yogyakarta: Pustaka
Yogyakarta: Pustaka Baru Press Baru Press.

22

Anda mungkin juga menyukai