Anda di halaman 1dari 16

AKSI NYATA

TOPIK 4
Merumuskan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan Tujuan Pembelajaran (TP)

Oleh : Izzatum Maeliyah, S.Pd

Instansi : SD Negeri 1 Karangtalun Kidul

KORWILCAM DINDIK PURWOJATI


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS
Mata Pelajaran : Matematika Instansi : SD Negeri 1 Karangtalun Kidul
Fase :C Jam : Kelas 6 = 160 JP
Penulis : Izzatum Maeliyah, S.Pd Pembelajaran

Capaian Pembelajaran Fase

Menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah dengan 1.000.000; melakukan operasi aritmetika
pada bilangan cacah sampai 100.000; membandingkan dan mengurutkan berbagai pecahan, melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan pecahan, serta melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan dengan bilangan asli; membandingkan dan
mengurutkan bilangan desimal dan mengubah pecahan menjadi desimal; mengisi nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat
matematika yang berkaitan dengan operasi aritmetika pada bilangan cacah sampai 1000; menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan KPK dan FPB dan masalah yang berkaitan dengan uang; mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola bilangan
membesar yang melibatkan perkalian dan pembagian; bernalar secara proporsional dan menggunakan operasi perkalian dan
pembagian dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dengan rasio dan atau yang terkait dengan proporsi.
Menentukan keliling dan luas beberapa bentuk bangun datar dan gabungannya; mengonstruksi dan mengurai beberapa bangun ruang
dan gabungannya, dan mengenali visualisasi spasial; membandingkan karakteristik antar bangun datar dan antar bangun ruang;
menentukan lokasi pada peta yang menggunakan sistem berpetak.
Mengurutkan, membandingkan, menyajikan, dan menganalisis data banyak benda dan data hasil pengukuran dalam bentuk
beberapa visualisasi dan dalam tabel frekuensi untuk mendapatkan informasi; menentukan kejadian dengan kemungkinan yang
lebih besar dalam suatu percobaan acak.

Deskripsi dan Rasional Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran

Penyusunan alur dan tujuan pembelajaran pada Fase C dilakukan dengan cara menurunkan Capaian Pembelajaran dari masing-
masing elemen menjadi Tujuan Pembelajaran (TP). Tujuan Pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang perlu dicapai oleh
peserta didik agar mencapai Capaian Pembelajaran pada akhir fase C yaitu dalam kurun waktu 2 tahun.
Pembelajaran Matematika dilaksanakan dengan memulai kegiatan pembelajaran matematika secara kontekstual dan realistik yaitu
mengaitkannya dengan situasi dunia nyata di sekitar siswa atau keadaan kehidupan sehari-hari. Adapun domain dari ATP Fase C ini
dimulai dari bilangan, aljabar, pengukuran, geometri dan analisis data dan peluang. Kegiatan pada ATP ini berangkat dari asumsi
bahwa peserta didik sudah tuntas pada fase sebelumnya.
Alur Tujuan Pembelajaran disusun berdasarkan hasil asesmen diagnostik dan karakteristik peserta didik di SD Negeri 1 Karangtalun
Kidul. ATP dapat disesuaikan dengan kemampuan kognitif peserta didik di sekolah masing-masing. Penyesuaian dapat dilakukan
dengan mengganti kompetensi dan atau konten (lingkup materi) pada Tujuan Pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik di sekolah masing-masing untuk memenuhi ketercapaian Capaian Pembelajaran.
Pembagian waktu setiap elemen Fase dapat disesuaikan dengan kebutuhan di sekolah masing-masing.

Alur Tujuan Pembelajaran

No Elemen Capaian Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Kelas Catatan, referensi,


Pembelajaran dan/atau alasan
penurunan Tujuan
Pembelajaran

1. Bilangan Pada akhir fase C, 1. Peserta didik dapat memahami 6 Materi prasyarat pada
peserta didik dapat 100.000 sebagai kumpulan dari Fase C awal: peserta
menunjukkan 10 puluhan ribu dan disebut didik telah memahami
pemahaman dan intuisi “ratusan ribu” bahwa 10.000 sebagai
bilangan (number sense) kumpulan 10 ribuan
pada bilangan cacah dan disebut puluhan
sampai 1.000.000. ribu
Mereka dapat membaca,
menulis, menentukan 2. Peserta didik dapat membuat 6 Peserta didik dapat
nilai tempat, komposisi dan dekomposisi menggunakan place
membandingkan, bilangan cacah berdasarkan nilai value grid untuk
mengurutkan, melakukan tempat ratusan ribu, puluhan ribu, membuat komposisi
komposisi dan ribuan, ratusan, puluhan dan dan dekomposisi
dekomposisi bilangan satuan bilangan
tersebut. Mereka juga
dapat menyelesaikan Contoh Place Value
grid
masalah yang berkaitan
dengan uang. Mereka
dapat melakukan operasi
penjumlahan,
pengurangan, perkalian,
dan pembagian bilangan
cacah sampai 100.000. Contoh penjumlahan
Mereka juga dapat berdasarkan Place
menyelesaikan masalah Value Grid:
yang berkaitan dengan 1. 100.000+20.000+3.
KPK dan FPB. 000+100+90+7 =
Peserta didik dapat 123.197
membandingkan dan 2. 243.829 =
mengurutkan berbagai 200.000+40.000+3.
pecahan termasuk 000+800+20+9
pecahan campuran,
melakukan operasi
3. Peserta didik dapat melakukan 6 Contoh:
penjumlahan dan
menggunakan strategi Penjumlahan
pengurangan pecahan,
pembulatan ke puluhan terdekat 1. 378 + 43 = 380 +
serta melakukan operasi
untuk menyelesaikan 41
perkalian dan pembagian
penjumlahan dan pengurangan 2. 234 + 147 = 230 +
pecahan dengan
140 + 4 + 7 = 370 +
bilangan asli. Mereka
11 = 381
dapat mengubah
3. 545 + 29 + 15 =
pecahan menjadi
560 + 29 = 589
desimal, serta
membandingkan dan
Pengurangan
mengurutkan bilangan
1. 102 - 46 = 100 - 44
desimal (satu angka di
2. 252 - 79 = 250 - 77
belakang koma)
3. 442 - 174 = 438 -
170

4. Peserta didik dapat melakukan 6 Materi prasyarat pada


perkalian dan pembagian (3-digit fase B: Peserta didik
dengan 2-digit) memahami bahwa
perkalian adalah
operasi penjumlahan
berulang dengan
bilangan yang sama
dan pembagian adalah
pengurangan berulang

Contoh:
Mengalikan bilangan
dengan 10, 50, 100.

5. Peserta didik dapat 6 Materi prasyarat pada


menyelesaikan masalah yang fase B, peserta didik
berkaitan dengan uang memahami tentang
uang (nominal dan
pecahan nya)

6. Peserta didik dapat memahami 6 Materi prasyarat pada


bahwa faktor persekutuan fase C awal, peserta
terbesar adalah faktor yang didik telah memahami
paling besar yang dapat faktor dan kelipatan
membagi habis dua bilangan persekutuan
atau lebih
7. Peserta didik dapat memahami
bahwa kelipatan persekutuan
terbesar adalah kelipatan yang
sama dari dua bilangan atau
lebih yang nilainya paling kecil.

8. Peserta didik dapat memaknai 6 Contoh:


pecahan campuran adalah 2 2
8 =8+
gabungan dari bilangan bulat dan 5 5
pecahan biasa

9. Peserta didik dapat 6 Pada Fase B, peserta


menggunakan pecahan senilai didik telah memahami
(persepuluhan atau pecahan desimal
perseratusan) untuk mengubah persepuluhan dan
pecahan biasa atau campuran ke perseratusan
pecahan desimal
Pada TP ini, siswa
dapat mencari pecahan
senilai yang
berpenyebut 10 atau
100 kemudian
mengubah pecahan
biasa ke pecahan
desimal

Contoh:
1. = = 0,75

2. 2 = 2 + = 2 +
= 2 + 0,6 = 2,6
10. Peserta didik dapat 6
menggunakan place value grid
untuk membandingkan dan
mengurutkan pecahan desimal

11. Peserta didik dapat melakukan 6 Sebelum masuk ke


penjumlahan antara pecahan penjumlahan dan
yang berpenyebut sama dan atau pengurangan pecahan,
berpenyebut berbeda dengan peserta didik diberikan
menggunakan pemahaman pemahaman tentang
tentang pecahan senilai pecahan senilai
(equivalent fraction).

Untuk penjumlahan/
pengurangan pecahan
dengan penyebut sama
dapat menggunakan
gambar atau garis
bilangan sebagai
media. Untuk
penjumlahan/
pengurangan pecahan
dengan penyebut
berbeda, dapat
mengaitkannya dengan
pecahan senilai.
Contoh:

= ….

= + =

Untuk pecahan
desimal, peserta didik
memahami bahwa
tanda koma harus
terletak di garis lurus
saat melakukan
penjumlahan dan
pengurangan
12. Peserta didik dapat memahami 6 Pada awal fase C,
bahwa perkalian pecahan peserta didik
dengan bilangan asli sebagai memahami bahwa
pembagian berulang dari perkalian adalah
pecahan yang dimaksud penjumlahan yang
berulang.

Contoh:

2. Aljabar Pada akhir fase C, 1. Peserta didik dapat 6 Contoh:


peserta didik dapat menggunakan strategi perkalian 10, 20, 40, 80, 160
mengisi nilai yang belum dan pembagian dalam (menggunakan pola
diketahui dalam sebuah mengembangkan pola bilangan bilangan dikali 2/
kalimat matematika yang double the number)
berkaitan dengan Atau: 200, 100, 50, 25
penjumlahan, (menggunakan pola
pengurangan, perkalian, bilangan dibagi 2)
dan pembagian pada
bilangan cacah sampai 2. Peserta didik dapat memahami 6 Contoh:
1000 (contoh: 10 x … = rasio sebagai sebuah cara yang
900, dan 900: … = 10) dapat menunjukkan
Peserta didik dapat perbandingan sederhana dua
mengidentifikasi, meniru, nilai atau lebih dari besaran yang
Perbandingan telur
dan mengembangkan memiliki satuan yang sama atau
yang berwarna putih
pola bilangan membesar sejenis
dengan telur
dan mengecil yang
keseluruhan adalah
melibatkan perkalian dan
6 : 16 atau 3 : 8
pembagian. Mereka
dapat bernalar secara 3. Peserta didik dapat memahami 6 Materi prasyarat pada
proporsional untuk bahwa proporsi adalah suatu fase B atau fase C
menyelesaikan masalah kalimat yang menyatakan bahwa awal, peserta didik
sehari-hari dengan rasio dua perbandingan/rasio bernilai memahami pecahan-
satuan. Mereka dapat sama. pecahan yang senilai.
menggunakan operasi
perkalian dan pembagian Proporsi digunakan
dalam menyelesaikan untuk mengetahui
masalah sehari-hari yang kesamaan dua buah
terkait dengan proporsi. rasio/perbandingan.

Contoh:
Dian merupakan
seorang koki
profesional di sebuah
hotel bintang lima. Ia
tahu bagaimana cara
membuat kue agar-agar
yang enak. Resep yang
ia buat sebelumnya
adalah 2 sachet tepung
agar-agar dapat dibuat
3 mangkok kue agar-
agar. Jika ia
menggunakan 12
sachet tepung agar-
agar, berapa mangkok
kue agar-agar yang ia
dapat dibuatnya?

Penyelesaian:

Untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut
dapat dilakukan dengan
cara mencari pecahan
senilai antara rasio
tepung dengan rasio
kue.
Jadi, kue agar-agar
yang ia dapat dibuatnya
jika ia menggunakan 12
sachet tepung agar-
agar adalah 18
mangkok kue agar-
agar.

3. Pengukuran Pada akhir fase C, 1. Peserta didik dapat memahami 6 Pada fase C awal,
peserta didik dapat bahwa keliling dapat dikatakan peserta didik
menentukan keliling dan sebagai jarak minimal yang memahami konsep
luas berbagai bentuk diperlukan untuk mengelilingi/ keliling.
bangun datar (segitiga, mengitari bangun datar tersebut Untuk tahun kedua
segiempat, dan sebanyak satu putaran pada fase C, peserta
segibanyak) serta didik dapat
gabungannya. Mereka mengaplikasikan
dapat menghitung durasi pemahamannya untuk
waktu dan mengukur menentukan keliling
besar sudut bangun datar (segitiga,
segiempat, segi
banyak) dan gabungan
bangun datar tersebut.

2. Peserta didik dapat memahami 6 Pada fase C awal,


bahwa luas adalah banyaknya peserta didik
persegi satuan yang menutupi memahami konsep
daerah bangun datar yang luas.
ditunjukkan Untuk tahun kedua
pada fase C, peserta
didik dapat
mengaplikasikan
pemahamannya untuk
menentukan keliling
bangun datar (segitiga,
segiempat, segi
banyak) dan gabungan
bangun datar tersebut.

3. Peserta didik dapat menghitung 6 Pada awal fase C,


durasi waktu dari sebuah peserta didik
kegiatan memahami istilah-istilah
pada satuan waktu:
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
1 detik = menit
1 menit = jam

Contoh:
Hujan turun sejak pukul
07.15 pagi dan berhenti
pukul 09.10, berapa
lama hujan turun?

4. Peserta didik dapat memahami 6 Contoh aktivitas:


bahwa derajat Peserta didik
ukuran sudut yang dapat melakukan pengukuran
dibentuk pada sebuah bidang sudut dengan
datar, menggambarkan dari menggunakan busur
dan menuliskan besar
sebuah putaran penuh. Artinya,
sudut dengan satuan
besar 1 derajat adalah satu
derajat
juring pada lingkaran yang
dibagi menjadi 360 buah juring
yang besarnya sama

4. Geometri Pada akhir fase C, 1. Peserta didik dapat 6 Materi prasyarat pada
peserta didik dapat membandingkan karateristik fase B, peserta didik
mengonstruksi dan bangun datar dan bangun ruang memahami karakteristik
mengurai bangun ruang melalui kegiatan pengamatan bangun datar.
(kubus, balok, dan Pada awal fase C,
gabungannya) dan peserta didik
mengenali visualisasi memahami karakteristik
spasial (bagian depan, bangun ruang
atas, dan samping).
Mereka dapat 2. Peserta didik dapat 6 Materi prasyarat, pada
membandingkan menentukan denah suatu awal Fase C, peserta
karakteristik antar tempat pada sistem berpetak didik memahami
bangun datar dan antar petunjuk arah yang
bangun ruang. Mereka ditunjukkan pada peta.
dapat menentukan lokasi
pada peta yang
menggunakan sistem Contoh:
berpetak Diberikan sebuah
square grid atau denah
lokasi seperti pada
gambar, siswa dapat
menentukan denah
suatu tempat

untuk menuju stasiun


kereta api, kita harus
berjalan ke arah:
1. Selatan sejauh 1
kotak
2. Barat sejauh 3 kotak
3. Selatan sejauh 3
kotak
4. Timur sejauh 2
kotak
5. Selatan sejauh 1
kotak

5. Analisis data dan Pada akhir fase C, 1. Peserta didik dapat mendeskripsikan 6 Contoh Kegiatan:
peluang peserta didik dapat peristiwa yang mungkin akan terjadi Berikan dadu yang
mengurutkan, melalui sebuah percobaan acak bernomor 1 -6 kepada
membandingkan, peserta didik, lalu
menyajikan, dan mereka menentukan
menganalisis data kemungkinan
banyak benda dan data munculnya kejadian
hasil pengukuran dalam acak.
bentuk gambar,
piktogram, diagram
batang, dan tabel
frekuensi untuk
mendapatkan informasi.
Kemungkinan yang
Mereka dapat
sesuai dengan kejadian
menentukan kejadian
yang akan terjadi jika
dengan kemungkinan
dadu dilempar sekali
yang lebih besar dalam
adalah:
suatu percobaan acak.
a. Muncul angka 7:
mustahil
b. Muncul angka ganjil:
mungkin sekali
c. Muncul angka 1:
mungkin
UMPAN BALIK

Anda mungkin juga menyukai