Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Puasa terhadap Kesehatan Mental

Usahanya menterapi pasien sakit jiwa menggunakan puasa selama 30 hari. Nicolayev
mengadakan penelitian eksperimen dengan membagi subjek menjadi dua kelompok sama
besar, baik usia maupun berat ringannya penyakit yang diderita. Kelompok pertama diberi
pengobatan dengan ramuan obat-obatan. Sedangkan kelompok kedua diperintahkan untuk
berpuasa selama 30 hari. Dua kelompok itu dimonitor perkembangan fisik dan mentalnya
dengan tes-tes psikologis. Ternyata diperoleh hasil pasien yang tidak bisa disembuhkan
dengan terapi medik, bisa disembuhkan dengan puasa. Berdasarkan penelitian, berpuasa
memberi pengaruh besar bagi penderita gangguan kejiwaan, juga penderita insomnia. Dari
segi sosial, berpuasa memberikan sumbangan yang cukup besar. Melaksanakan ibadah
puasa karena Allah memperoleh manfaat ganda yakni terhindar dari dosa, mendapat pahala
dan keuntungan lainnya memperoleh ketenangan jiwa, mampu mengendalikan nafsu untuk
memperoleh kepuasan yang tidak terhingga. Selamat menunaikan ibadah puasa.

Selain hukumnya wajib, puasa juga dapat menjadi sarana latihan agar mampu mengendalikan
diri, menyesuaikan diri, serta sabar terhadap dorongan-dorongan atau impuls-impuls
agresivitas yang datang dari dalam diri. “Ini (merupakan) salah satu hikmah puasa di bidang
kesehatan jiwa,” kata Dadang Hawari.

Salah satu aspek terpenting dari puasa adalah kontrol diri. Kontrol diri adalah kemampuan
individu untuk memandu, mengarahkan dan mengatur perilakunya dalam menghadapi
stimulus sehingga menghasilkan akibat yang diinginkan dan menghindari hal yang tidak
diinginkan. Seorang ahli psikologi agama mengungkapkan bahwa orientasi religius intrinsik
dapat memiliki konsekuensi positif, termasuk terhadap variabel kepribadian seperti kontrol
diri, kecemasan, keyakinan irrasional, depresi, dan sifat yang lain. Apakah berpuasa adalah
ungkapan orientasi religius intrinsik? Dapatkah puasa meningkatkan kontrol diri?

Anda mungkin juga menyukai