Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH KONSEP PERUBAHAN DALAM KEPERAWATAN

SUPRIADI NURDIN (C 121 16 707)


YULIANI (C 121 16 708)

PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATAN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNHAS 2016/2017
BAB I
PENDAHULUA
N

11 LATAR BELAKANG

Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat
dielakkan.Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula.Tanpa berubah tidak ada
 pertumbuhan dan tidak ada dorongan.Namun dengan berubah terjadi ketakutan,
kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan
pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implisit dan eksplisit atau bersifat tertutup
dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan
manajemen.Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke
titik lainnya untuk memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin mengembangkan
strategi untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah.

12 RUMUSAN MASALAH

. !pa konsep berubah"


#. !pa prinsip dan strategi berubah"
$. !pa tahap% tahap dalam perubahan"
&. !pa reaksi terhadap perubahan"
'. !pa ekologi perubahan"
(. Bagaimana perubahan dalam kepera)atan"
*. Bagaimana penerapan proses berubah pada contoh kasus
+pendidikan,pelayanan,kepera)atan,indiidu,masyara dan berbagi isu dalam
kat-
 perkembangan kepera)atan"

1! TU"UAN
. Mendefinisikan konsep berubah
#. Mendefinisikan prinsip dan strategi berubah
$. Mendefinisikan tahap  tahap dalam
perubahan &. Mendefinisikan reaksi terhadap
perubahan
'. Mendefinisikan ekologi perubahan
(. Mendefinisikan perubahan dalam kepera)atan
*. Mendefinisikan penerapan proses berubah dan mendefinisikan issu

BAB II
PEMBAHASA
N

1 P#$%#&'$ K*$+#, B#&-.


Banyak Banyak definisi pakar tentang berubah, dua diantaranya yaitu/

.Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda
dengan keadaan sebelumnya +!tkinson,01*-.

#. merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku indiidu atau institusi
+Brooten,0*1-.

$. Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya + Sullian dan
2ecker,#33-.

Berubah adalah cara seseorang bertumbuh, berkembang dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif terencan
 bersifat dinamis. !rtinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada.

2P&$+, $ S'&'#% B#&-.

2alam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dapat tercapai
secara tepat, efektif dan efisien.

a. Strategi 5asional 6mpirik 

Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki
sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. 7ntuk mengadakan suatu perubahan strategi rasional dan
dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan menggunakan rasionalnya
dalam menerima sebuah perubahan. 8angkah dalam perubahan atau kegiatan yang
diinginkan dalam strategi rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau
adanyadesiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan
diketahui secara rasional bah)a perubahan yang akan dilakukan benar%benar sesuai dengan
rasional.Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi efektif
dan efisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.

 b. Strategi 5eedukatif Normatif 

Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat.


Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai nilai normatif yang ada di masyarakat
sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan baru di masyarakat. Standar norma yang
ada di masyarakat ini di dukung dengan sikap dan sistem nilai indiidu yang ada di
masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan mengadakan interensi secara langsung
dalam penerapan teori%teori yang ada.Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan
indiidu, kelompok atau masyarakat dan
 proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan harus memiliki
kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat.Kemampuan ilmu perilaku harus
dimiliki dalam pembaharu.

c. Strategi Paksaan% Kekuatan

2ikatakan strategi paksaan%kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan


atau kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan
kekuatan
 politik.Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem
 pendidikan dan lain%lain.
Menurut Tiffany dan 8utjens +010- telah mengidentifikasi tujuh strategi berubah
yang cocok dengan kontinum dari yang paling netral sampai yang
paling koersif.

-.6dukasi
Strategi ini memberikan suatu presentasi fakta yang relatif tidak bisa yang
dimaksudkan untuk berfungsi sebagai justifikasi rasional atas tindakan yang
terencana.
#-. 9asilitatif 
Strategi ini memberikan sumber penting untuk berubah.Strategi ini mengasumsikan
 bah)a orang ingin berubah, tetapi membutuhkan sumber%sumber untuk membuat
 perubahan tersebut.

$-. Teknostruktural
Strategi ini mengubah teknologi untuk mengakses struktur sosial dalam kelompok
atau mengubah srtuktur sosial untuk mendapatkan teknologi.Strategi ini
memengaruhi hubungan antara teknologi, ruang dan struktur. Penggunaan ruang
dapat diubah untuk memengaruhi struktur sosial.
&-. 2ata%based
Strategi ini mengumpulkan dan menggunakan data untuk membuat perubahan
sosial.2ata digunakan untuk menemukan inoasi yang paling baik guna
memecahkan masalah yang dihadapi.
'-. Komunikasi
Strategi komunikasi menyebarkan informasi sepanjang )aktu melalui saluran
dalam sistem sosial.
(-. Persuasif 
Pemakaian penalaran, debat,dan bujukan dilakukan untuk menyebabkan perubahan.
*-. Koersif 
Terdapat hubungan )ajib antara perencan dan pengadopsi.Kekuasaan digunakan
untuk menyebabkan perubahan.

!T, T, 3 P#&-.$

Secara umum tahap tahap perubahan akan meliputi tiga tahap/ persiapan,
penerimaan, dan komitmen. Pada tahap persiapan dilakukan berbagai kontak melalui
ceramah, pertemuan, maupun komunikasi tertulis. Tujuannya agar tercapai kesadaran
akan pentingnya perubahan
+change awareness-. Ketidakjelasan tentang pentingnya oerubahanakan menjadi
penghambat upaya%upaya dalam pembentukan komitmen. Sebaliknya kejelasan
akan menimbulkan
 pemahaman yang baik terhadap pentingnya perubahan, yang mendukung upaya%upaya
dalampembentukan komitmen.2alam penerimaan, pemahaman yang terbentuk akan bermuara ke dalam dua kutub
 persepsi positif yang melahirkan keputusan untuk memulai perubahan dan merupakan suatu
 bentuk komitmen untuk berubah.
Tahap komitmen melalui beberapa langkah yaitu instalasi, adopsi, instusionalisasi, dan internalisasi.8angkah instal
 perubahan dapat diadopsi untuk pengujian jangka panjang. Kedua, perubahan gugur setelah implementasi pendah
 politik,perubahan dalam tujuan strategis, dan tingginya vested interest. 

1T, ,#&-.$ 3#$-&-' K-&' L#4+


Menurut pandangan Kurt 8e)in, 0' seseorang yang akan mengadakan suatu
 perubahan harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam tahap proses
 perubahan agar proses perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai tujuan yang ada.
Tahapan tersebut antara lain /
a. Tahap Pencairan +Unfreezing- 
Pada tahap ini yang dapat dilakukan bagi seseorang yang mau mengadakan proses
perubahan adalah harus memiliki motiasi yang kuat untuk berubah dari keadaan semula
dengan merubah terhadap keseimbangan yang ada. 2isamping itu juga perlu menyiapkan
diri dan siap untuk 
 berubah atau melakukan melakukan adanya perubahan.

 b. Tahap Bergerak + Moving -


Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan kearah sesuatu yang baru atau
 perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah
memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah, juga memiliki
kemampuan dalam memahami masalah serta mengetahui langkah%langkah dalam
menyesuaikan masalah.

c. Tahap Pembekuan + Refrezing- 


Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan perubahan
telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru. Berdasarkan
langkah% langkah menurut Kurt Lewin dalam proses perubahan ditemuan banyak hambatan.
Karena itu diperlukan kemampuan yang benar%benar ada dalam konsep perubahan sesuai
dengan tahapan berubah.

2 T, ,#&-.$ R*%#&+ E (1562)


Menurut 5ogers 6 untuk menandakan suatu perubahan perlu ada beberapa langkah yang
ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat tercapai. 8angkah
%langkah tersebut antara lain /
-. Tahap !)areness Tahap ini merupakan tahap a)al yang mempunyai arti bah)a
dalam mengadakan perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak
ada kesadaran untuk berubah, maka tidak mungkin tercipta suatu perubahan.
#-. Tahap :nterest Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul
perasaan minat terhadap perubahan yang selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru
dari perubahan yang dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan
kesadaran untuk berubah.
$-. Tahap 6aluasi Tahap ini terjadi penilaian tarhadap sesuatu yang baru agar
tidak terjadi hambatan yang akan ditemukan selama mengadakanperubahan. 6aluasi ini dapat
memudahkan tujua dan langkah dalam melakukan perubahan.
&-. Tahap Trial Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil
 perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesaui dengan
kondisi atau situasi yang ada, danmemudahkan untuk diterima oleh lingkungan.
'-. Tahap !doption Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses
 penerimaan terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya
manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.
! T,$ ,#&-.$ 3#$-&-' L,,'H#* 
 Teori ini merupakan modifikasi dari teori 8e)is dengan menekankan perencanaan
yang akan mempengaruhi perubahan. 6nam tahap sebagai perubahan menurut ;aelock.
-. Membangun suatu
hubungan. #-. Mendiagnosis
masalah.
$-. Mendapatkan sumber%sumber yang
berhubungan. &-. Memilih jalan keluar.
'-. Meningkatkan penerimaan.
(-. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.

9.R#+ '#&, ,#&-.$

Bagi sebagian indiidu perubahan dapat dipandang sebagai suatu motiator dalam
meningkatkan prestasi atau penghargaan.Tapi kadang%kadang perubahan juga dipandang
sebagai sesuatu yang mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan
yang selama ini didapat.apakah seseorang memandang perubahan sebagai suatu hal yang
penting atau negatif. 7mumnya dalam perubahan sering muncul resistensi atau adanya
penolakan terhadap perubahan dalam berbagai tingkat dari orang yang mengalami
perubahan tersebut.
Menolak perubahan atau mempertahankan status <uo ketika berusaha melakukan
 perubahan, bisa saja terjadi.Karena perubahan bisa merupakan sumber stress.=leh karenanya
timbullah perilaku tersebut. Penolakan sering didasarkan pada ancaman terhadap keamanan
dari indiidu, karena perubahan akan mengubah perilaku yang ada. 4ika perubahan
menggunakan
 pendekatan pemecahan masalah maka harus diberitahukan mengenai dampak yang
mungkin timbul akibat perubahan.

5espon Terhadap Perubahan


. Menerima dan mendukung.
#. Tidak menerima  tidak mendukung.
$. Menolak.
&. Takut akan sesuatu yang tidak pasti +loss of
predictability-. '. Takut akan kehilangan pengaruh.
(. Takut akan kehilangan ketrampilan > proficiency.
*. Takut kehilangan re)ard, benefit.
1. Takut akan kehilangan respect, dukungan, kasih
sayang. 0. Takut gagal.
: E**% ,#&-.$

!da empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap,
perilaku, indiidual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang
kekuatannya, maka pemahaman tentang tingkat%tingkat perubahan dan siklus perubahan
akan dapat berguna.
;ersey dan Blanchard +0**- menyebutkan dan mendiskusikan empat tingkatan
perubahan. Perubahan peratama dalam pengetahuan cenderung merupakan perubahan
yang paling mudah dibuat karena bisa merupakan akibat dari membaca buku, atau
mendengarkan dosen. Sedangkan
 perubahan sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan atau
negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan
pengetahuan. Tingkat kesulitan berikutnya adalah perilaku indiidu.Misalnya seorang
manajer mungkin saja mengetahui dan mengerti bah)a kepera)atan primer jauh lebih
baik dibandingkan beberapa model asuhan kepera)atan lainnya, tetapi tetap tidak
menerapkannya dalam perilakunya karena
 berbagai alasan, misalnya merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut. Perilaku
kelompok merupakan tahap yang paling sulit untuk diubah karena melibatkan banyak
orang .2isamping kita harus merubah banyak orang, kita juga harus mencoba mengubah
kebiasaan adat istiadat, dan tradisi juga sangat sulit.
Bila kita tinjau dari sikap yang mungkin muncul maka perubahan bisa kita tinjau
dari dua sudut pandang yaitu perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan.
Perubahan Partisipatif akan terjadi bila perubahan berlanjut dari masalah pengetahuan ke
perilaku kelompok. Pertama% tama anak buah diberikan pengetahuan, dengan maksud
mereka akan mengembangkan sikap
 positif pada subjek. Karena penelitian menduga bah)a orang berperilaku berdasarkan
sikap% sikap mereka maka seorang pemimpin akan menginginkan bah)a hal ini
memang benar. Sesudah berprilaku dalam cara tertentu maka orang%orang ini menjadi
guru dan karenanya mempengaruhi orang lain untuk berperilaku sesuai dengan yang
diharapkan. Siklus perubahan
 partisipatif dapat digunakan oleh pemimpin dengan kekuasaan pribadi dan kebiasaan positif.
Perubahan ini bersifat lambat atau secara eolusi, tetapi cenderung tahan lama karena anak
buah umumnya menyakini apa yang merekan lakukan. Perubahan yang terjadi tertanam
secara instrinsik dan bukan merupakan tuntutan eksterinsik.Perubahan diarahkan atau
paksaan Bertolak 
 belakang dengan perubahan partisifatif, perubahan ini dilakukan dengan menggunakan
kekuasaan, posisi dan manajemen yang lebih tinggi memberikan tengatng aarah dan
perilaku
untuk system dari masalah / aktualnya seluruh organisasi dapat menjadi fokus. Perintah
disusun dan anak buah diharapkan untuk memenuhi dan mematuhinya.;arapan
mengembangkan sikap
 positif tentang hal tersebut dan kemudian mendapatkan pengetahuan lebih lanjut.4enis
perubahan ini bersifat berubah%ubah, cenderung menghilang bila manajer tidak
konsisten untuk menerapkannya.

6P#&-.$ 3 K#,#&4'$

2alam perkembangannya kepera)atan juga mengalami proses perubahan seiring


dengan kemajuan dan teknologi. !lasan terjadinya perubahan dalam kepera)atan antara lain/

. Kepera)atan Sebagai Profesi Kepera)atan sebagai profesi yang diakui oleh


masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan kepera)atan
tentu akan dituntut untuk selalu berubahkearah kemandirian dalam profesi
kepera)atan, sehingga sebagai
 profesi akan mengalami perubahan kearah professional dengan menunjukan agar profesi
kepera)atan diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.
#. Kepera)atan Sebagai Bentuk Pelayanan !suhan Kepera)atan Kepera)atan sebagai bentuk 
 pelayanan asuhan kepera)atan professional yang diberikan kepada masyarakat akan
terus memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam
penerapan model asuhan kepera)atan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek
kepera)atan.
$. Kepera)atan Sebagai :lmu Pengetahuan Kepera)atan sebagai ilmu pengetahuan
terus selalu berubah dan berkembang sejalan dengan tuntutan ?ama dan perubahan
teknologi, karena itu dituntut selalu mengadakan perubahan melalui penelitian
kepera)atan sehingga ilmu kepera)atan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain
yang memiliki landasan yang
kokoh dalam keilmuan.
&. Kepera)atan Sebagai Komunikasi Kepera)atan sebagai komunikasi dalam
masyarakat ilmiah harus selalu menunjukkan ji)a professional dalam tugas dan
tanggung ja)abnya dan selalu mengadakan perubahan sehingga citra sebagai profesi
tetap bertahan dan berkembang.

7 P#$#&,$ P&*+#+ B#&-.


Penerapan proses berubah 2alam beberapa aspek / @ Pendidikan
Karena kemajuan ?aman maka setiap periode tertentu dalam dunia pendidikan ada pergantian kurikulum untuk me
@ Pelayanan kepera)atan
Pelayanan kepera)atan di rumah sakit a yg dulunya kurang professional,setelah pasien yg datang kesana menjadi sed
@ :ndiidu
Mahasis)a yang dulunya malas belajar dan ketika ujian mendapat nilai d, maka dia
 bisatermotiasi untuk belajar lebih giat agar mendapat nilai b atau bahkan a, maka terjadi
 perubahan dalam diri mahasis)a tersebut. @ Masyarakat
Masyarakat yang dulunya kurang menyadari tentang pentingnya akan kebersihan lingkungan sekitar setelah ada sa

8B#&.% ++- 3 ,#&#3.$%$ #,#&4'$

Telenursingakan berkaitan dengan issu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan
 pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. 2i banyak negara, dan di beberapa negara
antar negara bagian.issu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam

diperlukan kebijakan umum kesehatan +terintegrasi- yang mengatur praktek, S=PAstandar operasi prosedur, etik dan
 profesionalisme,keamanan,kerahasiaanpasiendanjaminaninformasiyang
diberikan.Kegiatantelenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan
 prakte kepera)atan, penyediaan pelayanan asuhan kepera)atan dan sistem pendidikan dan
 pelatihan kepera)atan yang menggunakan model informasi kesehatanAberbasis internet.
Pera)at memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan priasi dan kerahasiaan pasien sesuai k

. 4aminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan
harus tetap terjaga

#. Pasien yang mendapatkan interensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial


resiko +seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon- dan
keuntungannya

$. 2iseminasi data pasien seperti identifikasi pasien +suara, gambar- dapat dikontrol dengan
membuat informed consent +pernyataan persetujuan- le)at email
:ndiidu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat diken
 berikut perubahan ekonomi

.Kependudukan
#. :lmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan Kepera)atan
$. Tuntutan profesi Kepera)atan

Pengelolaan Trend%:ssue Perubahan Kepera)atan :ndonesia dalam Proses


Profesionalisasi Profesionalisasi kepera)atan merupakan proses dinamis di mana profesi kepera)atan yang
 proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai, dan diterima secara spontan oleh masyarakat. Profesi ini b
 pengakuan tersebut, maka pera)at masih harus memperjuangkan langkah%langkah
 profesionalisasi sesuai dengan keadaan dan lingkungan sosial di :ndonesia. Proses ini merupakan tantangan bagi pe
 berkelanjutan. ;al ini tentunya memerlukan )aktu yang lama. Kepera)atan :ndonesia sampai
saat ini masih berada dalam proses me)ujudkan kepera)atan sebagai profesi. :ni merupakan
 proses jangka panjang yang ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat
:ndonesia. Perubahan yang terjadi akan mencakup seluruh aspek kepera)atan yakni/
+- penataan pendidikan tinggi kepera)atan
+#- pelayanan dan asuhan kepera)atan
+$- pembinaan dan kehidupan keprofesian dan
+&- penataan lingkungan untuk perkembangan kepera)atan.
Pengembangan dalam berbagai aspek kepera)atan ini bersifat saling berhubungan, saling
 bergantung, saling memengaruhi, dan saling berkepentingan. :noasi dalam keempat aspek
di atas merupakan fokus utama kepera)atan :ndonesia dalam proses profesionalisasi
serta mepersiapkan diri dengan sebaik%baiknya dalam menghadapi tantangan kepera)atan di
masa depan.

K#.;+$$ P#3#&$' (D#,#+) T#$'$% P&*<#+*$++ K#,#&4'$

:ndonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai dengan perubahan%
 perubahan yang cepat di segala bidang, menuju pada keadaan yang lebih baik. 2i bidang
kesehatan tuntutan reformasi total muncul karena masih adanya ketimpangan hasil
pembangunan kesehatan antardaerah dan antargolongan, kurangnya kemandirian dalam
pembangunan bangsa, dan derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal
dibandingkan dengan negara tetangga. 5eformasi bidang kesehatan juga diperlukan karena
adanya lima fenomena utama yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan, yaitu perubahan
 pada dinamika kependudukan, temuan substansial iptek kesehatanAkedokteran, tantangan global,
 perubahan lingkungan, dan demokrasi di segala bidang. Berdasarkan pemahaman terhadap
situasi dan adanya perubahan pemahaman terhadap konsep sehat sakit, serta makin kayanya
khasanah ilmu pengetahuan dan informasi tentang determinan kesehatan bersifat multifaktor,
telah mendorong pembangunan kesehatan nasional ke arah paradigma baru, yaitu paradigma
sehat. Paradigma sehat yang diartikan di sini adalah pemikiran dasar sehat, berorientasi pada
 peningkatan dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan pada orang
sakit, sehingga kebijakan akan lebih ditekankan pada upaya promotif dan preentif
dengan maksud melindungi dan meningkatkan orang sehat menjadi lebih sehat dan
produktif serta tidak mudah
 jatuh sakit. 2i sisi lain, dipandang dari segi ekonomi, melakukan inestasi dan interensi
pada orang sehat atau pada orang yang tidak sakit akan lebih efektif dari segi biaya daripada
interensi
terhadap orang sakit. Pada masa mendatang, perlu diupayakan agar semua kebijakan
pemerintah selalu ber)a)asan kesehatan, motonya akan menjadi CPembangunan
Ber)a)asan Kesehatan.D Sebagai profesi, kepera)atan dituntut untuk memiliki
kemampuan intelektual, interpersonal kemampuan teknis, dan moral. ;al ini bisa
ditempuh dengan meningkatkan kualitas pera)at melalui pendidikan lanjutan pada
program Pendidikan Ners. 2engan demikian, diharapkan terjadi perubahan yang mendasar
dalam upaya berpartisipasi aktif untuk menyukseskan program
 pemerintah dan ber)a)asan yang luas tentang profesi kepera)atan. Perubahan tersebut
bisa dicapai apabila pendidikan tinggi kepera)atan tersebut dilaksanakan dengan
memperhatikan
 perkembangan pelayanan dan program pembangunan kesehatan seiring dengan
perkembangan iptek bidang kesehatan serta diperlukan proses pembelajaran baik institusi
pendidikan maupun
 pengalaman belajar klinik di rumah sakit dan komunitas. Perubahan%perubahan yang
terjadi di era global akan berdampak positif dan negatif terhadap pelayanan kepera)atan.
2ampak positif akibat perubahan yang terjadi meliputi/
- Makin meningkatnya mutu pelayanan kepera)atan yang diselenggarakan.
#- Makin sesuainya jenis dan keahlian tenaga kesehatanAkepera)atan yang tersedia
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
$- Bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan.

Sedangkan dampak negatif yang perlu diperhatikan meliputi/


- Terjadinya persaingan yang makin ketat antartenaga kesehatanAkepera)atan bangsa
sendiri dan asing.
#- Berubahnya filosofi pelayanan kesehatanAkepera)atan, yang semula berorientasi
sosial menjadi sepenuhnya bersifat komersial.
$- Makin sulit me)ujudkan pemerataan pelayanan kesehatanAkepera)atan. Terjadinya
ketimpangan pemerataan pelayanan ini erat kaitannya dengan tenaga ahliAtenaga asing untuk 
 berkiprah di daerah%daerah terpencil.
&- Tidak sesuainya pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

P#&-.$ P&*<#+ K#,#&4'$ D I$*$#+

6ra kesejagatan oleh tenaga kepera)atan hendaknya dipersiapkan secara benar dan
menyeluruh, mencakup seluruh aspek keadaan dan kejadian atau peristi)a yang terjadi atau
sedang dan akan berlangsung dalam era tersebut. 2alam beberapa tahun terakhir dan
menghadapi masa depan, khususnya memasuki Milenium :::, perkembangan iptek terjadi
dengan sangat cepat. Proses penyebaran iptek, serta penyebaran berbagai macam barang dan
jasa menjadi bertambah cepat, bahkan terjadi dengan sangat cepat. ;al ini
disebabkan adanya
 perkembangan pesat dari teknologi transportasi dan telekomunikasi serta perkembangan
teknologi lainnya. ;al ini mencerminkan terjadinya proses pensejagatan dengan segala ciri
dan konsekuensinya. Kepera)atan sebagai pelayananAasuhan profesional bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan
kiat kepera)atan,
 berorientasi pada kebutuhan objektif klien, mengacu pada standar profesional kepera)atan
dan menggunakan etika kepera)atan sebagai tuntutan utama. 2emikianlah kira%kira secara
umum tentang kepera)atan profesional yang merupakan tanggung ja)ab seorang pera)at
profesional yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan. Pera)at
dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan kepera)atan dengan benar atau rasional
dan baik atau etikal. !pabila ditinjau dari perkembangan iptekkep dan ditinjau dari etika
keprofesian dan sosial, bertolak dari
 pengertian singkat di atas, empat faktor yang terkait erat dengan proses profesionalisasi adalah/
 +- Pengembangan Pendidikan Tinggi Kepera)atan.
+#- Pengembangan Pusat Penelitian Kepera)atan.
+$- Penataan standar praktik kepera)atan profesional melalui 7ndang%undang
Praktik Kepera)atan.
+&- Pendayagunaan Konsil Kepera)atan%Pokja Kepera)atan.
Pendidikan kepera)atan merupakan institusi yang berperan besar
dalam mengembangkan dan menciptakan proses profesionalisasi para tenaga kepera)atan.
Pendidikan kepera)atan mampu memberikan bentuk dan corak tenaga kepera)atan pada
lulusannya berupa tingkat kemampuan yang sekaligus mampu untuk memfasilitasi
pembentukan komunitas kepera)atan dalam memberikan suara dan sumbangsih bagi
profesi dan masyarakat +MaErifin,
000-. 2engan kata lain pengembangan pendidikan kepera)atan yang profesional
merupakan salah satu unsur strategis dalam mencapai profesionalisme kepera)atan.
Kepera)atan di
:ndonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan kepera)atan.
;al ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global, mengingat setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan yang profesional serta
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di :ndonesia. Sebagaimana kita ketahui
bah)a sistem pelayanan kesehatan mengalami perubahan mendasar dalam memasuki
abad # ini. Perubahan tersebut merupakan
dampak perubahan ekonomi, kependudukan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. +- Perubahan 6konomi
Perubahan ekonomi memba)a dampak terhadap pengurangan berbagai anggaran untuk 
 pelayanan kesehatan, sehingga berdampak terhadap orientasi manajemen
kesehatanAkepera)atan dari lembaga sosial ke orientasi Cbisnis.D Pelayanan kesehatan
dihadapkan pada suatu dilema, di satu sisi harus mengurangi beberapa alokasi anggaran,
sementara di sisi lain mutu asuhan kesehatanAkepera)atan harus ditingkatkan. Keadaan ini
ditunjang dengan keadaan politik yang semakin tidak menentu. Para elit politik, baik
eksekutif maupun legislatif, lebih berperan sebagai seorang penguasa yang selalu
membenarkan semua tindakannya untuk kepentingan golonganAkelompok tertentu, sedikit
sekali peduli dengan masalah yang dihadapi anak bangsa, khususnya masalah kesehatan.
+#- Kependudukan
Perubahan kependudukan dengan bertambahnya jumlah penduduk di :ndonesia dan
 bertambahnya umur harapan hidup, maka akan memba)a dampak terhadap masalah
kesehatan dan lingkup dari praktik kepera)atan. Masalah kesehatan ditandai dengan
munculnya penyakit
 baru +re%merging diseases-, yaitu penyakit lama yang timbul lagi karena pengaruh
faktor lingkungan dan mutasi gen, seperti flu burung, ;:FA!:2S, chikungunya, dan penyakit
lainnya. 8ingkup praktik terjadi pergeseran yang dulunya lebih menekankan pada
pemberian pelayanan kesehatanAkepera)atan pada ChospitalbasedD ke Ccommunity
%based.D Keadaan ini menuntut
 pera)at untuk lebih mandiri dan berpandangan jauh ke depan dalam melaksanakan
perannya secara profesional.
+$- :lmu Pengetahuan 2an Teknologi KesehatanAKepera)atan
6ra kesejagatan identik dengan era komputerisasi, sehingga pera)at dituntut
untuk menguasai teknologi komputer di dalam melaksanakan M:S +Management
:nformation System-
 baik di tatanan pelayanan maupun pendidikan kepera)atan.
+&- Tuntutan Profesi Kepera)atan
Keyakinan bah)a kepera)atan merupakan profesi yang harus disertai dengan realisasi
 pemenuhan karakteristik kepera)atan sebagai profesi yang disebut dengan profesionalisasi
+Kelly dan 4oel, 00'-. Karakteristik profesi yaitu/
. Memiliki dan memperkaya tubuh pengetahuan +body of kno)ledge- melalui
 penelitian.
#. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain.
$. Pendidikan yang memenuhi standar.
&. Terdapat pengendalian terhadap praktik.
'. Bertanggung ja)ab dan bertanggung gugat +accountable- terhadap
tindakan kepera)atan yang dilakukan.
(. Merupakan karier seumur hidup.
*. Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi.
Praktik kepera)atan sebagai tindakan kepera)atan profesional masyarakat dalam
 penggunaan pengetahuan teoretis yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar serta
ilmu kepera)atan sebagai landasan untuk melakukan pengkajian, menegakkan diagnosis,
menyusun
 perencanaan, melaksanakan asuhan kepera)atan, dan mengealuasi hasil tindakan
kepera)atan serta mengadakan penyesuaian rencana kepera)atan untuk menentukan
tindakan selanjutnya. Selain memiliki kemampuan intelektual, interpersonal, dan
teknikal, pera)at juga harus mempunyai otonomi yang berarti mandiri dan bersedia
menanggung risiko, bertanggung ja)ab, dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang
dilakukannya, termasuk dalam melakukan dan mengatur dirinya sendiri.
2!MP!K P657B!;!N Perubahan sosial ekonomi dan politik, kependudukan,
dan iptek akan berdampak terhadap perubahan praktik kepera)atan, pendidikan
kepera)atan dan
 perkembangan iptek kepera)atan. Pera)at pada abad mendatang akan menghadapi
suatu kesempatan dan tantangan yang sangat luas sekaligus suatu ancaman +Ghitty, 00*/
&*3-.
. P5!KT:K K6P65!H!T!N Tantangan terhadap praktik kepera)atan dapat
diidentifikasi sebagai tantangan terhadap/
+- Pengurangan anggaran dalam sistem pelayanan kesehatan
+#- =tonomi dan akuntabilitas
+$- Perkembangan teknologi
+&- Tempat praktik dan
+'- Perbedaan batas ke)enangan praktik.

- Pengurangan anggaran Pera)at :ndonesia saat ini dihadapkan pada suatu


dilema, disatu sisi dia harus terus mengupayakan peningkatan kualitas layanan
kesehatan, di lain pihak 
 pemerintah memotong alokasi anggaran untuk pelayanan kepera)atan. 2alam
melaksanakan tugasnya, sering kali pera)at jarang mengadakan hubungan interpersonal
yang baik karena mereka harus melayani pasien lainnya dan dikejar oleh )aktu. Keadaan
tersebut sebagai suatu tantangan bagi pera)at dalam berpegang terus dalam nilai%nilai moral
dan etik.
#- =tonomi dan !kuntabilitas Melibatkan pera)at dalam pengambilan suatu keputusan di
Pemerintahan merupakan hal yang sangat positif dalam meningkatkan otonomi dan akuntabilitas
 pera)at :ndonesia. Peran serta tersebut perlu terus ditingkatkan dan dipertahankan. Kemandirian
 pera)at dalam melaksanakan perannya sebagai suatu tantangan. Semakin meningkatnya otonomi
 pera)at berarti semakin tingginya tuntutan kemampuan yang yang harus dipersiapkan.
$- Teknologi Penguasaan dan keterlibatan dalam perkembangan iptek dalam
praktik kepera)atan bagi pera)at :ndonesia merupakan suatu keharusan. Penguasaan :PT6K
juga akan
 berperan dalam menepis dan meyeleksi iptek yang sesuai dengan kebutuhan dan sosial
budaya masyarakat :ndonesia yang akan diadopsi. !pabila kita tetap tidak mampu
menerapkan teknologi yang ada, maka kita akan menjadi orang yang tertinggal dan
ditinggalkan oleh konsumennya.
&- Tempat Praktik Tempat praktik kepera)atan di masa depan meliputi pada
tatanan klinik +5S- komunitas dan praktik mandiri di rumahAberkelompok +sesuai SK
Menkes 5.:
#$0A#33 tentang registrasi dan praktik kepera)atan dan diharapkan sudah berlakunya
tentang 7ndang%undang Praktik Kepera)atan bagi pera)at :ndonesia-. Iambaran tempat
praktik dapat dilihat pada diagram di ba)ah ini/
'- Perbedaan Batas Ke)enangan Praktik Belum jelasnya batas ke)enangan
praktik kepera)atan pada setiap jenjang pendidikan, sebagai suatu tantangan bagi profesi
kepera)atan. Berdasarkan hasil kajian penulis, hal tersebut terjadi karena belum
dipahaminya atau dikembangkannya Cbody of kno)ledgeD kepera)atan. Selama
menempuh pendidikan, pera)at mendapatkan ilmu dan pola pikir yang hampir sama
dengan profesi kedokteran. Sehingga bukan sesuatu yang aneh setelah lulus, para pera)at
akan praktik melakukan hal yang sama seperti apa yang didapatkannya di sekolah. Pera)at
sering dihadapkan pada suatu dilema karena tidak 
 jelasnya batas ke)enangan dalam pelaksanaan tindakan kepera)atan. Keadaan ini jelas akan
 berdampak terhadap peran pera)at dalam peningkatan kualitas pelayanan kepera)atan.

#. T!NT!NI!N P6N2:2:K!N K6P65!H!T!N


2i masa depan, pendidikan kepera)atan dihadapkan pada suatu tantangan
dalam meningkatkan kualitas lulusannya. Para lulusan pendidikan kepera)atan ini juga
dituntut untuk menguasai kompetensi%kompetensi profesional. :si kurikulum progam
pendidikan ke depan, juga harus menyesuaikan diri dengan perubahan
%perubahan yang terjadi. Misalnya, tren
 bertambahnya umur penduduk juga akan menjadi isu sentral dalam pengembangan kurikulum
 pendidikan kepera)atan di masa depan. 2engan demikian, isi kurikulum harus menyentuh
aspek asuhan kepera)atan gerontik, home care, penyakit%penyakit kronis, dan !:2S.
Tantangan lain adalah menjadikan bahasa asing, khususnya bahasa :nggris menjadi
kompetensi )ajib yang harus dimiliki bagi lulusannya dan ini merupakan suatu keharusan.
$. T!NT!NI!N P657B!;!N :PT6K
5iset kepera)atan akan menjadi suatu kebutuhan dasar yang harus dilaksanakan oleh
 pera)at di era global. Meningkatnya kualitas layanan, sangat ditentukan oleh hasil kajian
%kajian dan pembaharuan yang dilaksanakan berdasarkan hasil penelitian.
Berkembangnya ilmu kepera)atan akan berpengaruh signifikan terhadap kualitas dan
kemandirian pera)at dalam melaksanakan tugasnya. 7raian di atas memba)a
implikasi terhadap perubahan sistem
 pelayanan kesehatanAkepera)atan dan sebagai tantangan bagi tenaga kepera)atan
:ndonesia dalam proses profesionalisme. Kepera)atan :ndonesia sampai saat ini masih
berada dalam
 proses me)ujudkan kepera)atan sebagai profesi, yaitu suatu proses berjangka
panjang, ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat :ndonesia.
Pengembangan dalam
 berbagai aspek kepera)atan bersifat saling berhubungan, saling bergantung,
saling memengaruhi, dan saling berkepentingan. :noasi dalam aspek perkembangan
kepera)atan merupakan fokus utama kepera)atan :ndonesia dalam proses profesionalisasi.
Keadaan ini akan
 bisa dicapai apabila para pera)at :ndonesia menguasai pengelolaan kepera)atan secara
 profesional.
P65M!S!8!;!N Kepera)atan sebagai ilmu pengetahuan terus menerus berkembang,
 baik disebabkan adanya tekanan eksternal, maupun karena tekanan internal kepera)atan.
Masalah%masalah yang dihadapi oleh masyarakat menuntut dikembangkannya pendekatan dan
 pelaksanaan asuhan kepera)atan yang berbeda. ;al ini menyebabkan iptek Kepera)atan sebagai
 bentuk tekanan eksternal, harus terus%menerus dikembangkan.
. 9!KT=5%9!KT=5 J!NI M6NJ6B!BK!N M!S:; 56N2!;NJ! P65!N
P65!H!T 2!8!M M!N!%46M6N K6P65!H!T!N Menurut !?rul !?)ar +000- dalam
 Nursalam +#33#- permasalahan pokok yang dihadapi pera)at :ndonesia dalam sistem
pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut/
- Peran pera)at profesional yang tidak optimal Peran pera)at profesional dalam
sistem kesehatan nasional adalah berupaya me)ujudkan sistem kesehatan yang
baik, sehingga
 penyelenggaraan pelayanan kesehatan +health serice- sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan kesehatan +health needs and demands- masyarakat, sementara itu di sisi lain
biaya pelayanan
kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. !kan tetapi pera)at
belum melaksanakan peran secara optimal. 2i sinilah letak masalahnya, karena dalam
praktik sehari% hari penyelenggaraan pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan
kepera)atan, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat tidaklah mudah. Tidak
mengherankan jika pada saat ini banyak ditemukan keluhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatanAkepera)atan di :ndonesia.
#- Terlambatnya pengakuan body of kno)ledge profesi kepera)atan 2i :ndonesia
 pengakuan tersebut baru terjadi pada tahun 01', yakni ketika PS:K untuk pertama kali
dibuka di 9akultas Kedokteran 7niersitas :ndonesia. Padahal di negara%negara
maju, banyak 
 pengakuan body of kno)ledge tersebut telah lama ditemukan. Setidak%tidaknya sejak tahun
1(0, yakni ketika 9lorence Nightingale untuk pertama kali memperkenalkan teori
kepera)atan yang menekankan pentingnya faktor lingkungan. 2alam keadaan ini tidak
mengherankan jika
 profesi kesehatan lain, hingga saat masih belum sepenuhnya apakah kepera)atan sebagai
suatu ilmu.
$- Terlambatnya pengembangan pendidikan kepera)atan profesional Sekolah
Pera)at Kesehatan dan !kademi Kepera)atan di :ndonesia telah banyak dikenal.
Pendidikan S Kepera)atan +ners- di :ndonesia baru dimulai secara bersamaan pada tahun
#333.
&- Terlambatnya pengembangan sistem pelayananAasuhan kepera)atan profesional
4ika ditinjau dari berbagai masalah profesi kepera)atan yang ditemukan pada saat ini,
terlambatnya
 pengembangan sistem pelayanan kepera)atan yang dipandang merupakan masalah yang amat
 pokok, karena sampai saat ini harus diakui, kejelasan pelayanan kepera)atan belum
dimiliki. Tidak hanya yang menyangkut bentuk praktik kepera)atan, tetapi juga
ke)enangan para
 penyelenggaranya. Model asuhan kepera)atan sesuai dengan kelompok keilmuan
kepera)atan masih belum dikembangkan di tatanan pelayanan +rumah sakit maupun
Puskesmas-. Meskipun model tersebut telah dilatihkan kepada para pera)at dan
institusi penyelenggara pelayanan kesehatan. Sehingga di sanasini masih
ditemukan ketidakpuasan pasien, pera)at, dan stakeholder lainnya terhadap pelayanan
kepera)atan.
#. 9!KT=5%9!KT=5 8!:N J!NI M6MP658!MB!T P65K6MB!NI!N
P65!N P65!H!T S6G!5! P5=96S:=N!8 +N75S!8!M, #33#-
- !ntithetical terhadap perkembangan :lmu kepera)atan Karena rendahnya dasar 
 pendidikan profesi dan belum dilaksanakannya pendidikan kepera)atan secara
profesional, maka pera)at lebih cenderung untuk melaksanakan perannya secara rutin
dan menunggu
 perintah dari dokter. Mereka cenderung untuk menolak terhadap perubahan ataupun sesuatu yang
 baru dalam melaksanakan perannya secara profesional.
#- 5endahnya 5asa percaya diriAharga diri +lo) self%confidenceAselfesteem- Banyak 
 pera)at yang tidak melihat dirinya sebagai sumber informasi dari klien. Perasaan
rendah diriAkurang percaya diri tersebut timbul karena rendahnya penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang kurang memadai serta sistem pelayanan kesehatan
:ndonesia yang menempatkan
 pera)at sebagai )arga negara kelas dua. Stigma inilah yang membuat pera)at dipandang
tidak cukup memiliki kemampuan yang memadai dan ke)enangan dalam pengambilan
keputusan di
 bidang pelayanan kesehatan.
$- Kurangnya pemahaman dan sikap untuk melaksanakan riset kepera)atan Berdasarkan
 penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, lebih dari 03 pera)at tidak melaksanakan
 perannya dalam melaksanakan riset. ;al ini lebih disebabkan oleh/
pengetahuanAketerampilan riset yang sangat kurang, keterbatasan )aktu, tidak adanya
anggaran karena kebijakan yang kurang mendukung pelaksanaan riset. Baru pada
tahun #333%an, Pusdiknakes memberikan kesempatan kepada para pera)at untuk
melaksanakan riset, itupun hasilnya masih dipertanyakan karena banyak hasil yang ada
lebih mengarah pada riset kesehatan secara umum. 5iset tentang kepera)atan hampir
belum tersentuh. 9aktor lain yang sebenarnya sangat memprihatinkan adalah tugas
akhir yang diberikan kepada mahasis)a kepera)atan bukan langkah%langkah riset secara
ilmiah, tetapi lebih menekankan pada laporan kasus per kasus.
&- Pendidikan kepera)atan hanya difokuskan pada pelayanan kesehatan yang
sempit Pembinaan kepera)atan dirasakan kurang memenuhi sasaran dalam
memenuhi tuntutan
 perkembangan ?aman. Pendidikan kepera)atan dianggap sebagai suatu objek untuk
kepentingan tertentu dan tidak dikelola secara profesional. Kurikulum yang diterapkan
lebih mengarahkan
 pera)at tentang ho) to )ork and apply, bukan ho) to think and do critically.
'- 5endahnya standar gaji bagi pera)at Iaji pera)at, khususnya yang bekerja di instansi
 pemerintah dirasakan sangat rendah bila dibandingkan dengan negara lain, baik di !sia ataupun
!merika. Keadaan ini berdampak terhadap kinerja pera)at dalam melaksanakan
asuhan kepera)atan yang profesional.
(- Sangat minimnya pera)at yang menduduki pimpinan di institusi kesehatan
Masalah ini sangat krusial bagi pengembangan profesi kepera)atan, karena sistem sangat
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang baik. ;al ini tentunya akan
mempengaruhi perkembangan
kepera)atan di :ndonesia, karena dampaknya semua kebijakan yang ada biasanya kurang
 berpihak terhadap kebutuhan kepera)atan.

8!NIK!; ST5!T6I:S 2!8!M M6NI;!2!P: T56N2%:SS76S P657B!;!N


K6P65!H!T!N 2: M!S! 26P!N
!lternatif strategi pera)at :ndonesia dalam menghadapi asuhan kepera)atan di
masa mendatang adalah Cthe nurse should do no harm to your selfD +Nightingale-.
Pernyataan ini
 berarti semua tindakan kepera)atan harus dapat memenuhi kebutuhan pasien tanpa adanya
risiko negatif yang ditimbulkan. Strategi yang harus ditempuh meliputi/
+- Peningkatan pendidikan bagi pera)at practicioners,
+#- Pengembangan :lmu Kepera)atan,
+$- Pelaksanaan riset yang berorientasi pada masalah di klinikAkomunitas, dan
+&- :dentifikasi peran manajer pera)at profesional di masa depan, dan
+'- Menerapkan model dan metode asuhan kepera)atan profesional terbaru
+MPKP-. Manajer kepera)atan yang efektif akan memanfaatkan proses manajemen
untuk mencapai tujuan melalui usaha orang lain. 2alam setiap kegiatan selalu didasarkan
pada perencanaan yang matang dan juga didasarkan pada informasi yang akurat
tentang apa yang belum diselesaikan, dengan cara apa, untuk alasan apa, siapa, dan
sumber daya apa yang tersedia dalam merencanakan kegiatan. . P6N:NIK!
T!N P6N2:2:K!N B!I: P65!H!T CP5!GT:G:=N65SD 8angkah a)al
yang perlu ditempuh oleh Pera)at Profesional adalah mengembangkan Pendidikan
Tinggi Kepera)atan dan memberikan kesempatan kepada para
 pera)at untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga diharapkan pada akhir
tahun #33#, semua pendidikan pera)at yang ada di rumah sakit sudah memenuhi kriteria
minimal sebagai pera)at profesional +lulusan 2::: kepera)atan- dan pada tahun #3'
sudah lebih dari 13 pera)at berpendidikan Ners. Pada saat ini pelbagai upaya untuk
lebih mengembangkan
 pendidikan kepera)atan profesional memang sedang dilakukan. Garanya adalah
dengan mengkonersi pendidikan SPK ke jenjang !kademi Kepera)atan dan dari
lulusan !kademi Kepera)atan diharapkan dapat melanjutkan ke jenjang Program
pendidikan Ners +S Kepera)atan-. 2alam rangka menambah jumlah lulusan pera)at
profesional tingkat sarjana,
 perlu upaya penambahan jumlah dan kualitas Pendidikan Kepera )atan yang menghasilkan
Ners. Perlu diadakan penataan sistem regulasi pendidikan kepera)atan, agar institusi
penyelenggaraan
 program pendidikan Ners memperhatikan kualitas lulusannya. Penataan mendasar yang harus
dipersiapkan dalam menghadapi tuntutan kebutuhan mencakup hal%hal berikut/  ν  

Penyusunan kompetensi sesuai dengan standar Pendidikan Kepera)atan :ndonesia,

=rganisasi Profesi dan

:GN +:nternational Gouncil of Nursing-.  ν Penyusunan kurikulum institusional

berdasarkan kurikulum nasional +yang ada- terdiri atas dua tahap, yaitu tahap program

akademik dan keprofesian sebagai kurikulum institusi.  ν Menjabarkan kurikulum institusi ke

dalam Iaris Besar Program Pengajaran dan silabi +rancangan pembelajaran-.  ν  

Mengembangkan staf akademik terutama dalam bidangbidang kelompok :lmu

Kepera)atan 2asar, Kelompok :lmu

Kepera)atan Komunitas, dan Kelompok :lmu Kepera)atan Klinik +anak, maternitas, medikal 

 bedah, dan ji)a-.  ν 4umlah dan bidang pengembangan staf akademik disesuaikan

dengan tuntutan kebutuhan pengembangan institusi.  ν Mengembangkan sarana

dan prasarana

 pendidikan, termasuk tempat praktik klinik dan komunitas kepera)atan.  ν  

Mengembangkan organisasi pengelolaan di institusi pendidikan.  ν Mengembangkan

sistem pengendalian dan

 pembinaan PS:KA9:K. 5eformasi pendidikan kepera)atan bagi pera)at practicioners difokuskan


 pada perubahan pemahaman pemberian asuhan kepera)atan secara profesional
dengan didasarkan standar praktik kepera)atan dan etik kepera)atan +Hatson dan
Phillips, 000-. Tujuan peningkatan pendidikan tersebut berguna bagi pera)at dalam
mempersiapkan diri sebagai seorang pemimpin dalam mengelola pelayanan
kepera)atan kepada pasien di 5SAKomunitas. Kepemimpinan yang profesional harus
sepenuhnya disadari dan didukung oleh
 peningkatan ilmu kepera)atan yang kokoh dan meningkatkan kontribusi pelayanan
kepera)atan kepada masyarakat. Selanjutnya para pera)at diharapkan mampu
melakukan penelitian dan kajiankajian ilmiah terhadap masalah%masalah yang dihadapi
di klinik serta masalah%masalah yang berhubungan dengan peningkatan kualitas layanan.
2i samping itu dengan pendidikan yang tinggi, diharapkan akan memberikan
kepercayaan diri yang tinggi dan otonomi didalam melaksanakan pelayanan
kepera)atan. 2asar kekuatan utama kepera)atan adalah housed in nursing
kno)ledge. Pertanyaan selanjutnya adalah CGan nurses ethically and morally
deliberately )ithold the benefit of adancing science from patients by remaining less
)ell
 prepared than other members of the health team"D +Ghrisman, 00#, p. &3-. Tantangan
tersebut memerlukan persiapan pendidikan yang memadai bagi semua pera)at
yang praktik di klinikAkomunitas sebelum melakukan praktik kepera)atan profesional.
#. P6NI6MB!NI!N :8M7 K6P65!H!T!N
:lmu kepera)atan harus secara terus%menerus dikembangkan. Prioritas utama dalam
 pengembangan ilmu kepera)atan adalah tantangan untuk mengembangkan substansi isi
ilmu melalui pengkajian yang mendalam. Tahap kedua adalah menerapkan prinsip
%prinsip ilmu kepera)atan dalam praktik kepera)atan profesional yang dapat dilihat pada
diagram hubungan antara ilmu, riset, dan praktik di ba)ah ini. Kepera)atan harus dapat
menjabarkan isi dari disiplin ilmu untuk dapat memberikan justifikasi dan promosi secara
langsung dalam kegiatan kepera)atan. Pengembangan ilmu kepera)atan melalui riset
akan dapat berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain dan membedakan kontribusi
kepera)atan terhadap tim kesehatan lainnya.
!lternatif lain yang bisa dikembangkan adalah dengan membentuk Komunitas
Profesional Kepera)atan. Kelompok ini beranggotakan pera)at dengan disiplin dan keahlian
yang memadai. Tugas Komunitas Profesional kepera)atan adalah/ - Pengembangan
metode dan sistem
 pemberian asuhan kepera)atan. #- Menetapkan standar asuhan kepera)atan. $-
Mengelola tenaga kepera)atan +Kelompok Pengampu-. &- Mengelola pelaksanaan praktik
kepera)atan. '- Mengelola metode Pengalaman Belajar Klinik kepada mahasis)a
kepera)atan. (- Bertanggung
 ja)ab terhadap kualitas hasil layanan. :lmu Kepera)atan yang menjadi prioritas
pengembangan adalah/ +- :lmu Kepera)atan 2asar sebagai dasar pelayanan kepera)atan
profesional. +#- :lmu Kepera)atan !nak. +$- :lmu Kepera)atan Maternitas. +&- :lmu
Kepera)atan MedikalBedah.
+'- :lmu Kepera)atan Ia)at 2arurat. +(- :lmu Kepera)atan 4i)a. +*- :lmu
Kepera)atan Komunitas dan Keluarga +1- :lmu Kepera)atan Ierontik. +0- :lmu Manajemen
Kepera)atan
$. P657B!;!N P!5!2:IM! 2!N 8:NIK7P 5:S6T K6P65!H!T!N Pelaksanaan
riset merupakan dasar ilmu dan seni di dalam praktik kepera)atan profesional. Pelaksanaan
riset kepera)atan berdasarkan praktik kepera)atan dapat memengaruhi dan
mengubah arah
 perkembangan pendidikan serta praktik. 5iset kepera)atan harus dilihat dari sebagai
bagian integrasi dari praktik kepera)atan. Pera)at yang bekerja dengan pasien dan
peka terhadap respons dari indiidu terhadap penyakit dan kesehatan. Pera)at
dipersiapkan untuk mengidentifikasi masalah dan menganalisisnya melalui penelitian yang
berdampak terhadap
 pelayanan kepera)atan untuk semua orang. Berdasarkan filosofi kepera)atan yang kita yakini,
 bah)a pera)at dalam memberikan asuhan kepera)atan harus berdasarkan pada $
hal/ humanistik, holistik, dan care. Sehingga masalah%masalah kepera)atan harus
berdasarkan filosofi tersebut dan tercermin dalam paradigma kepera)atan. !suhan
yang diberikan oleh
 pera)at harus dapat mengatasi masalah%masalah klien secara fisik, psikis, dan sosial
%spiritual dengan fokus utama mengubah perilaku klien +pengetahuan, sikap, dan
keterampilannya- dalam
mengatasi masalah kesehatan sehingga klien dapat mandiri. Misalnya, jika klien anak dira)at
di rumah sakit dengan typus abdominalis terpasang infus dan tidak boleh bergerak kemana
%mana, maka anak tersebut akan mengalami stres fisik akibat keluhan sakit dan psikis
akibat dari tindakan pemasangan infus serta larangan untuk bergerak. Stres psikis yang
terjadi akan
 berdampak terhadap imunitas dan kopingnya yang justru akan memperlambat kesembuhan klien.
:lmu kepera)atan yang ada harus dapat memfasilitasi bagaimana anak tersebut dapat
merasa home +tidak seperti di rumah sakit-, tidak merasa tertekan, dan diperhatikan oleh
orang terdekat. Bukan justru menambah stres psikologis dengan suasana lingkungan
yang menakutkan dan
 petugas selalu bersikap kurang ramah dan selalu memaksakan setiap melakukan
tindakan kepera)atanAmedis +misalnya menyuntik-. Keadaan yang demikian akan
berdampak dalam
 proses penyembuhan klien. ;asil penelitian yang dilaksanakan di !merika menyebutkan
bah)a memperlakukan anak%anak yang dira)at di rumah sakit seperti di rumah sendiri,
memberi kebebasan anak untuk bermain sebatas kemampuannya, dan merasa diperhatikan
menunjukkan angka yang signifikan dalam percepatan penyembuhan klien dibandingkan
dengan anak yang mengalami stres psikologis akibat suasanaAlingkungan yang tidak
kondusif 
BAB III
PENUTUP

K6S:MP78!N
Konsep berubah merupakanbahanajaryangmemudahkansayasebagai

seorang mahasis)a pera)at dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sistem
akan berjalan lancar apabila digerakkan secara bersama% sama tanpa mengesampingkan yang

lainnya. Begitu juga dengan konsep perubahan.


Karena dalam kehidupan kita di dunia ini kita harus senantiasa mengadakan perubahan menuju
 pada kehidupan yg lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kuntoro, !gus.#33. Buku ajar manajemen keperawatan. Jogyakarta / Nuha Medika


2afid. #331. Konsep Beruah. 4akarta/ Hikipedia.
Ko?ier dkk. #33(. !raktek Keperawatan !rofesional . 6disi &.
 jakarta /buku kedokteran 6IG.

Anda mungkin juga menyukai