Review Jurnal Internasional PDF
Review Jurnal Internasional PDF
01111940000021
Review Jurnal Internasional “Variability of Room Acoustic Parameters with Thermo-Hygrometric Conditions”
1. Pendahuluan dan Latar Belakang
Variasi parameter akustik ruangan pada suatu auditorium dipengarahi oleh beberapa variabel seperti karakteristik
peralatan, keterampilan operator, posisi dan jumlah sumber/penerima, metode pengolahan data, metode
pengukuran, dan kondisi termo-higrometri. Variasi-variasi tersebut termasuk dalam ketidakpastian dalam
pengukuran parameter akustik dalam ruangan. Penentuan ketidakpastian dalam pengukuran akustik sangat
penting untuk dapat menentukan nilai terukur yang paling mendekati benar. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendapatkan pengaruh variasi suhu, kelembapan relatif dan kecepatan udara terhadap variabel parameter
akustik yaitu kekuatan(Gain), Kejelasan(C50 dan C80), definisi (D50)., waktu dengung(T30), Early Time Decay
(EDT), Inter Aural Cross-Correlation(IACC), Lateral Efficiency(LE), dan Lateral Fraction(LF).
4. Pembahasan
Bagian pertama pengukuran (dari 1 hingga 200 pengukuran) mengumpulkan parameter akustik yang sangat
dipengaruhi oleh kecepatan udara. Grafik, serta tabel, menyoroti tautan kuat ini. Ketika sistem pendingin udara
dimatikan (tidak memaksakan kecepatan udara), variasi parameter akustik berubah secara signifikan: Dengan
kata lain, variasi kecepatan udara di dalam ruangan mewakili parameter lingkungan yang paling relevan untuk
variasi parameter akustik.
Parameter suhu dan kelembapan udara juga berpengaruh terhadap parameter akustik. Distribusi suhu dengan
perbedaan yang tinggi pada suatu ruangan (contoh akibat rancang system distribusi panas yang kurang baik)
maka akan menyebabkan variasi daro parameter akustik. Hubungan antara kondisi termo-higrometri dan
parameter akustik sangat bervariasi dengan frekuensi. Angka dari 6 sampai 9 melaporkan variasi Strength,
Clarity (50 dan 80 ms) dan T30, di mana dapat dicatat bahwa Kekuatan dan Kejelasan kurang dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan udara pada frekuensi rendah, sementara hubungan lebih jelas pada frekuensi menengah-
tinggi. Di sisi lain, waktu dengung sangat bervariasi pada frekuensi rendah, sementara pada frekuensi menengah-
tinggi, hasilnya jauh lebih stabil. Model kubik yang diusulkan di sini mengumpulkan hasil yang sangat baik
bahkan dalam kasus variasi kecepatan udara dan suhu/kelembaban relatif. Namun, dalam kasus terakhir, perlu
dicatat bahwa survei dilakukan pada musim panas, yaitu pada suhu yang relatif tinggi (dari 25 hingga 32 derajat
Celcius) dan kondisi kelembaban yang tinggi. Dimungkinkan untuk memperbaiki model dengan
mempertimbangkan kondisi termo-higrometri yang berbeda, yaitu selama musim dingin, suhu dan kelembaban
yang bervariasi secara artifisial. Ini mungkin membantu untuk menemukan seperangkat koefisien penting
lainnya yang dapat menggambarkan hubungan dengan lebih baik dalam kondisi lingkungan yang lebih sering.
Beberapa parameter akustik (yaitu waktu dengung seperti T30 dan EDT) menunjukkan pada frekuensi rendah
variasi inkoheren penting yang tidak terlalu bergantung pada kondisi termohigrometri, melainkan dari aspek lain.
Ini tidak ditemukan pada frekuensi menengah-tinggi, di mana waktu dengung (T30, EDT tetapi juga yang lain)
menghasilkan jauh lebih stabil, dan hubungan dengan variasi termo-higrometri jauh lebih mudah ditemukan.
5. Kesimpulan
Parameter akustik yang paling dipengaruhi oleh variabilitas variabel termo-higrometri adalah C80dan
T30sedangkan yang paling sedikit terpengaruh adalah D50dan EDT. Ditemukan juga bahwa kecepatan udara
sangat mempengaruhi perhitungan hampir semua parameter akustik. Ini lebih jelas pada frekuensi rendah untuk
semua waktu dengung (T30dan EDT) dan pada frekuensi menengah-tinggi untuk parameter energi (Kejelasan,
Definisi). Model statistik yang diusulkan di sini didasarkan pada model regresi kubik, yang lebih sesuai dengan
data eksperimen. Karena variasi parameter akustik karena kecepatan udara dominan.