Anda di halaman 1dari 7

FORM 2e.

LEMBAR KERJA KELOMPOK

ANALISIS ISU KONTEMPORER GLOBAL

Nama Kelompok : Banteng


Anggota : 1. Agung Paryono, A.Md.Kep
2. Auliya Rahmawati A.Md. RMIK
3. Azmi Itsna Farida, A.Md.KL
4. Barbara Aprilia Puspita Dewi, A.Md.Kes
5.Berliya Anaharu Safitri, A.Md.Kep.
6.Cholif Alfiah, AMG
7.Diah Safitri, AMd. RMIK
8.Dita Yuliani Putri, A.Md.Keb
9.Ratih Puspita Ningrum, A.Md.Farm
10. Sulkha Wafiroh, A.Md.

Latsar CPNS Angk. : Angkatan 57

Tempat Latsar : BPSDMD Provinsi Jawa Tengah

A. IDENTIFIKASI ISU

1. Vaksinasi booster ke 2

Covid-19 (Coronavirus Disease) merupakan penyakit yang muncul diakhir


tahun 2019 di Wuhan yang awalnya disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Virus
ini ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar luas termasuk di
Indonesia. Upaya pemerintah dalam menurunkan kasus covid-19 salah satunya
dengan mengadakan vaksinasi.

Vaksinasi booster ke 2 merupakan vaksinasi yang diberikan kepada


seseorang yang telah mendapatkan vaksin primer dosis lengkap dan vaksin
booster ke 1 yang bertujuan untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta
memperpanjang masa perlindungan terhadap infeksi virus covid-19, yang dapat
diberikan secara homolog maupun heterolog. Vaksinasi booster ke 2 tersedia di
fasyankes milik pemerintah seperti puskesmas, rumah sakit pemerintah dan
pemerintah daerah serta di pos pelayanan vaksinasi yang dikoordinasi oleh
Dinas Kesehatan. Vaksinasi booster ke 2 dapat diberikan kepada seluruh
masyarakat yang berusia 18 tahun keatas dengan prioritas lansia dan penderita
imunokompromais.

Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan pada tanggal 25 Maret 2023


jumlah dosis vaksinasi booster ke 2 yang telah diberikan ke masyarakat
Indonesia sebanyak 3,06 juta dari total sasaran 234.666.020 orang. Capaian
vaksinasi booster ke 2 di Indonesia berdasarkan data tersebut baru mencapai
1,69%.

2. Penyakit Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditemukan


hampir di seluruh dunia terutama di negara tropis dan subtropic, baik sebagai
penyakit endemik maupun epidemik. DBD juga merupakan penyakit yang seriu
dan banyak menimbulkan kematian dikalangan anak-anak di negara Asia
maupun Amerika Latin. Kejadian luar biasa DBD yang terjadi di daerah endemik
berkaitan dengan peningkatan jumlah vector dengue saat musim hujan sehingga
menyebabkan penularan penyakit DBD pada manusia melalui vector aedes.

Jumlah kasus DBD yang tercatat di sepanjang tahun 2022 di Kementrian


Kesehatan sebanyak 131.265 kasus dan kasus kematian akibat DBD sebanyak
1.183 kasus. Gejala awal DBD diantaranya demam tinggi secara mendadak
sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata, nyeri punggung
dan kadang disertai tanda-tanda pendarahan. Masa inkubasi penyakit DBD
sekitar 3-14 hari, dan umumnya 4-7 hari. DBD menyerang pembuluh darah yang
akan menyebabkan trombosit menurun secara drastis. Kasus meninggal yang
terjadi pada sesorang akibat mengalami syok pembuluh darah.

3. Stunting

Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang


disebut stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan
oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak
lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Kondisi tubuh anak yang
pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang
tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-
apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan
faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan
dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan
pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang
sebenarnya bisa dicegah.

Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya
ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik
yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat
global. Sampai dengan bulan Februari 2023 terdapat sebanyak 1.340 anak di
Kota Semarang, Jawa Tengah tercatat mengalami stunting akibat kekurangan
gizi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan sampai dengan bulan Februari 2023,
dari 88.638 balita di Kota Semarang, 1,51 persen diantaranya menderita
stunting. Jumlah anak penderita stunting tersebut tersebar di 153 kelurahan di
Kota Semarang.

B. Identifikasi isu dengan APKL


No. ISU A P K L JUMLAH PRIORITAS
1. Vaksinasi booster ke 2 5 5 5 5 20 I
2. Penyakit Demam 5 5 4 4 18 II
Berdarah Dengue
3. Stunting 5 4 4 3 16 III

Keterangan : dibuat skor APKL pada kisaran 1 – 5

1. Aktual : Isu sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau diperkirakan bakal
terjadi dalam waktu dekat.
2. Problematik : Merupakan masalah mendesak yang memerlukan berbagai upaya
alternative jalan keluar dengan aktivitas dan tindakan nyata.
3. Kekhalayakan : Menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pada
umumnya, bukan untuk sesorang atau kelompok.
4. KeLayakan : Logis, Pantas, Realitas, dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
kewenangan dan tanggung jawab.
Berdasarkan analisis penilaian kualitas isu dengan kriteria APKL, isu yang dipilih
adalah isu “Vaksinasi booster ke 2”.

C. Identifikasi/ Analisis Isu (USG)


No. Isu Urgency Seriousness Growth Jumlah Peringkat
1. Vaksinasi booster 5 5 5 15 I
ke 2
2. Penyakit Demam 5 4 5 14 II
Berdarah Dengue
3. Stunting 5 4 4 13 III
Keterangan: dibuat skor 5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil,

1=sangat kecil

Simpulan : Dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG maka isu strategis yang
perlu diselesaikan adalah vaksinasi booster ke 2.

Vaksinasi booster ke 2 jika tidak segera ditingkatkan capaiannya akan


menjadi salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus baru di bulan Juli
2023 karena kurangnya perlindungan dalam melawan virus SARS-CoV-2
E. REKOMENDASI ALTERNATIF PENYELESAIAN

NO. ALTERNATIF TAHAPAN SETIAP HASIL YANG PARA PIHAK


PENYELESAIAN ALTERNATIF DIHARAPKAN

1. Melakukan a. Mencari  Referensi • Perpustakaan


penyuluhan vaksin referensi penyuluhan • IT/Google
booster ke 2
a. b. Membuat materi
penyuluhan
 Tersusun • Teman
materi
penyuluhan
b. c. Konsultasi dengan
mentor
 Mendapat
arahan/hasil • Mentor
c. d. Menyiapkan konsultasi
lokasi, perlengkapan
untuk penyuluhan  Tersedia
perlengkapan
penyuluhan
d. e. Melakukan • Bagian
penyuluhan  Masyarakat inventaris
mengetahui
tentang
vaksinasi
booster. • Masyarakat
e. f. Melakukan tanya
jawab  Penambahan
pemahaman
masyarakat
tentang
vaksinasi
booster

• Masyarakat

2. Melakukan a. Membuat media  Tersusun • Kecamatan


koordinasi lintas berupa iklan layanan media iklan • Kelurahan
sektor untuk masyarakat berupa berupa video, • Masyarakat
mensosialisasikan video, leaflet dan poster leaflet dan
tentang vaksinasi untuk poster tentang
booster ke 2 manfaat
b. disebarluaskan  vaksinasi
tentang manfaat booster ke 2
vaksinasi booster
ke 2 kepada
masyarakat

3. Memanfaatkan a. Membuat poster  Masyarakat • Masyarakat


tempat-tempat yang berisi jadwal akan mengerti • IT
fasilitas umum pelaksanaan waktu
seperti kelurahan vaksinasi booster pelaksanaan
atau kecamatan ke 2 vaksinasi
untuk melaksanakan booster ke 2
vaksinasi booster ke
2
b.Mengadakan  Cakupan
kegiatan vaksinasi masyarakat
booster ke 2 yang sudah
melengkapi • Masyarakat
vaksinasi
booster ke 2
meningkat

4. Melakukan a.Melaksanakan  Informasi • Puskesmas


monitoring evaluasi kegiatan monitoring cakupan tentang
kegiatan vaksinasi dan evaluasi masyarakat yang
booster ke 2 setalah melakukan
pelaksanaan vaksinasi booster
vaksinasi booster ke 2
ke 2

Anda mungkin juga menyukai