WAWASAN KEMARITIMAN
NIM : S1A122149
KELAS : D
KENDARI
2023
Sebagai negara kepulauan terbesar dengan luas wilayah laut yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta k
m2, sektor maritim (kelautan) menjadi sangat strategis bagi Indonesia. Meskipun demikian, selama ini sek
tor tersebut masih kurang mendapat perhatian serius bila dibandingkan dengan sektor daratan. Padahal jik
a potensi pembangunan (ekonomi) kelautan Indonesia dikelola dengan inovatif dan baik, maka dapat me
njadi salah satu sumber modal utama pembangunan, dan dapat memberikan manfaat yang maksimal ba
gi negara dan masyarakat Indonesia. Sejalan dengan kebijakan Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang
menitikberatkan pada sumber daya maritim, diantaranya melalui kebijakan “Poros Maritim” dan “Tol Lau
t”. Bagaimana pengelolaan sektor perikanan yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi kesejahter
aan rakyat, Tim Warta Wantimpres berkesempatan melakukan wawancara dengan Prof. Dr. Ir. Rokhmin
Dahuri, M.S., Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Persatuan (Presiden Alm. KH. Abdurrahman
Wahid) dan Kabinet Gotong Royong (Presiden Megawati Soekarnoputri) yang juga seorang Guru Besar F
akultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB).Sejauh mana kontribusi perikanan te
rhadap perekonomian nasional termasuk juga ketahanan pangan nasional, utamanya melalui suatu keterse
diaan pasokan yang stabil pada harga yang terjangkau
Secara potensi, perikanan Indonesia adalah yang terbesar di dunia, baik perikanan tangkap maupun
perikanan budidaya. Berdasarkan modus operandi atau cara produksi, perikanan terbagi menjadi dua yaitu
perikanan tangkap (capture fisheries) dan perikanan budidaya (aquaculture), dengan potensi produksi lest
ari sekitar 67 juta ton/tahun. Dari angka ini, potensi produksi lestari (Maximum Sustainable Yield = MSY)
perikanan tangkap laut sebesar 9,3 juta ton/tahun dan perikanan tangkap di peraian darat (danau, sungai,
waduk, dan rawa) sekitar 0,9 juta ton/tahun, atau total perikanan tangkap 10,2 juta ton/tahun. Sisanya, 56,
8 juta ton/tahun adalah potensi perikanan budidaya, baik budidaya laut (mariculture), budidaya perairan
payau (tambak), maupun budidaya perairan tawar (darat).
Indonesia adalah negara kepulauan yang disatukan oleh laut-laut sempit. Laut-laut tersebut memilik
i potensi sumber daya kelautan yang sangat masif. Laut-laut Indonesia tersebut dipengaruhi oleh kondisi l
autan besar yang ada disekitarnya yaitu Pasifik dan Hindia. Dari mulai perairan dangkal hingga dalam ter
simpan jutaan harta karun baik itu biota, energi dan bahan galian yang penting bagi kemakmuran bangsa.
Hampir 75% wilayah Indonesia adalah lautan sehingga bangsa kita adalah bangsa maritim.
Kondisi laut Indonesia dipengaruhi juga oleh keadaan pasang surut yang merupakan hasil gaya gra
vitasi bulan dengan efek rotasi bumi.
Energi di bidang kelautan Indonesia sangat besar sekali dan mungkin terbesar di dunia. Ada 3 pote
nsi energi kelautan Indonesia yang harus dikembangkan untuk kemashlahatan bangsa yaitu:
1. Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan d
an sebaliknya. Wilayah selatan Indonesia dari Jawa hingga Nusa Tengggara punya potensi energi gelo
mbang cukup besar antara 10-20 kW per meter gelombang. Sementara, energi gelombang di beberapa
titik di Indonesia bisa mencapai 70 kW/m. Pantai barat sumatera bagian selatan dan pantai selatan pula
u jawa bagian barat juga berpotensi punya energi gelombang laut sekitar 40 kW/m.
2. Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut karena perbedaan pasang sur
ut. Beberapa daerah punya potensi energi pasang surut antara lain Bagansiapiapi yang pasang surutnya b
isa mencapai 7 m, Teluk Palu, Bima di Sumbawa, Kalimantan Barat, Papua dan pantai selatan Jawa pas
ang surutnya bisa mencapai 5 m.
3. Energi panas laut adalah energi yang dihasilkan dari perbedaan suhu permukaan hangat dengan air laut
dalam yang dingin tanpa menghasilkan gas rumah kaca atau limbah lainnya. Potensi listrik dari panas la
ut Indonesia bisa mencapai 240.000 megawatt.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki berib
u – beribu, sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia memiliki potensi wisata bahari yang tersebar dan s
angat besar. Kawasan pesisir yang memiliki beberapa jenis ekosistem merupakan sebuah potensi bagi pen
gembangan wisata bahari di Indonesia. Ekosistem tersebut misalnya ekosistem terumbu karang, hutan Ma
ngrove, padang lamun, dan Estuari. Ekosistem tersebut dapat dikembangkan di samping mengembangkan
potensi lautnya.
b. Ekosistem Mangrove
Di Indonesia, ekosistem Mangrove memiliki keanekaragaman jenis yang termasuk tinggi di dunia.
Tercatat terdapat 89 jenis, 35 jenis berupa pohon dan selebihnya berupa terna, perdu, liana, epifit, dan par
asit. Potensi ini dapat dimanfaatkan dan dimaksimalkan melalui perencanaan dan pengembangan terpadu
untuk dapat menjadi ekowisata seperti halnya di Australia.
Potensi wisata bahari terutama ditunjukkan dengan banyaknya lokasi wisata selam, snorkling, dan s
elancar. Diterbitkannya buku panduan untuk olah raga selam dan menyelam di Indonesia oleh Periplus, m
enunjukkan bahwa potensi kelautan di Indonesia (termasuk ombak terumbu karang) sudah dikenal oleh d
unia.