Anda di halaman 1dari 9

1.

AL-QUR’AN DAN HADITS


2. FIKIH
a. Cara Thaharah Menurut Syariat Islam
1. berwudhu dilakukan untuk menghilangkan hadas kecil ketika hendak melaksanakan sholat.
Dalam Islam, wudhu termasuk ke dalam syarat sah pelaksanaan sholat.
Seorang yang akan berwudhu hendaknya membaca niat sebagai berikut:
Nawaitul wudhuu'a liraf'il-hadatsil-ashghari fardhal lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku niat berwudu untuk menghilangkan hadas kecil karena Allah."
Rukun wudhu :
 membaca niat
 membasuh muka
 membasuh kedua tangan sampai siku
 mengusap rambut dan telingan
 membasuh kedua kaki hingga mata kaki
2. Hal yang Membatalkan Wudhu dikutip dari Kitab Fiqhul Islam wa Adillathuhu karya Prof Dr
Wahbah Az-Zuhaili :
 Segala sesuatu yang keluar dari salah satu kemaluan, seperti kencing, buang air besar, madzi,
wadi, mani, maupun kentut.
 Darah dan nanah :sesuatu yang keluar tidak melalui dua kemaluan, seperti darah, nanah, dan
nanah yang bercampur dengan darah bisa membatalkan wudhu dengan syarat (menurut
madzhab) mengalir ke tempat yang wajib disucikan. Bila setetes, dua tetes tidak diwajibkan
berwudhu.
 Muntah :Mengeluarkan makanan dari mulut atau muntah bisa membatalkan wudhu. Namun,
terdapat dua pendapat mengenai hal ini, madzhab Hanafi dan Hambali berpendapat muntah
dapat membatalkan wudhu jika yang keluar seukuran kadar satu mulut penuh.
 Hilang kesadaran :Hilang akal, baik karena gila, pingsan, mabuk, atau disebabkan oleh obat-
obatan, baik sedikit maupun banyak.
 Menyentuh kemaluan tanpa ada batas, baik itu kemaluan sendiri atau kemaluan orang lain.
Dalam hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban, Rasulullah SAW bersabda,"Siapa yang membawa
tangannya ke kemaluannya, tanpa ada yang membatasi, maka wajib berwudhu."
 perkara yang mewajibkan mandi. Menurut madzhab Hambali, wudhu akan menjadi batal setiap
perkara yang mewajibkan mandi kecuali mati. Adapun, perkara yang membatalkan wudhu,
apabila bertemu dua kemaluan (berjimak), keluar air mani, dan apabila orang kafir masuk islam
(mualaf).
3. Mandi wajib adalah salah satu bentuk thaharah yang dilakukan untuk menghilangkan hadas
besar seperti haid, nifas, dan keluarnya sperma. Mandi wajib dilakukan dengan mengalirkan
air ke seluruh tubuh dari ujung kepala hingga kaki.
Mandi wajib harus dibarengi dengan membaca niat, yaitu sebagai berikut:
Nawaitul ghusla liraf'il-hadatsil-akbari fardhal lillaahi ta'aala
Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena
Allah ta'ala."
b. Rukun dan yang membatalkan shalat :
1. Yang membatalkan sholat :
 Jika salah satu syarat atau rukun shalat tidak dikerjakan atau sengaja tidak dikerjakan.
 Menambah rukun berupa perbuatan.
 Terkena najis yang tidak dimaafkan.
 Aurat terbuka.
 Membelakangi kiblat.
 Berkata-kata dengan sengaja.
 Mengubah niat sholat.
 Mendahului imamnya dua rukun (jika sholat berjamaah)
 Makan atau minum saat sholat.
 Tertawa terbahak-bahak.
 Bergerak berturut-turut tiga kali atau lebih.
 Murtad.
2. Sholat Sunnah
 Sholat rawatib merupakan sholat yang dikerjakan sebelum atau sesudah sholat
fardu.
1) Sebelum sholat subuh.
sholli Sunnatash Subhi Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala.
Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sebelum subuh 2 rakaat,
menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
2) sebelum Dzuhur
Ushalli Sunnatadh Dhuhri Rok’ataini Qobliyatan Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala.
Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sebelum zuhur 2 rakaat, menghadap
kiblat karena Allah Ta’ala."
3) Sesudah Dzuhur
Ushalli Sunnatadh Dhuhri Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala.
Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah zuhur 2 rakaat, menghadap
kiblat karena Allah Ta’ala."
4) Sesudah Maghrib
Usholli Sunnatal Maghribi Rok’ataini Ba’diyah Mustaqbilal Qiblati Lillahi
Ta’ala.Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah magrib 2 rakaat,
menghadap kiblat karena Allah Ta’ala."
5) Sesudah Isya
Usholi Sunnatal Isyaa’i Rok’ataini Ba’diyatta Mustaqbilal Qiblati Lillahi Ta’ala.
Artinya: "Aku niat mengerjakan salat sunah sesudah Isya 2 rakaat, menghadap
Kiblat karena Allah Ta’ala."
 Sholat Tahiyatul Masjid
Ushalli sunnata tahiyyatal masjidi rak’ataini lillaahi ta’aala.
Artinya: "Saya berniat salat Tahiyyat Masjid 2 rakaat karena Allah Ta’ala."
 Sholat Dhuha
Ushalli Sunnatadh-dhuhaa rak'ataini lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Aku niat sholat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah ta'ala
 Sholat Istikharah
Ushalli sunnatal istikhaarati rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
Artinya: "Aku niat salat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala."
 Sholat Tahajud
Ushallii sunnatan tahajjudi rak'ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta'alla.
Artinya: Aku niat sholat sunat tahajud 2 rakaat, menghadap kiblat, karena Allah
Ta'ala.
 Sholat Tarawih
Niat sholat tarawih berjamaah:
Ushalli sunnatat tarawihi rok'ataini mustaqbilal qiblati ada'an makmumman
lillahi'tala. Artinya: "Saya niat salat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat
mengikuti imam (menjadi makmum) karena Allah Ta'ala."

Niat sholat tarawih sendiri:


Ushalli sunnatat tarawihi rak'atayni mustaqbilal qiblati ada'an lillahi'tala.
Artinya: "Saya niat salat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena
Allah Ta'ala."
 Sholat Witir
Ushalli sunnatal witri tsalatsa raka'atin mustaqbilal qiblati ada'an lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku menyengaja sholat sunnah shalat witir tiga rakaat dengan
menghadap kiblat, karena Allah Ta'ala."
3. Puasa wajib :
 Puasa ramadhan
Nawaitu shauma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati
lillahi ta'aalaa.
Artinya: "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan
Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala."
 Puasa Qadha (puasa mebayar hutang puasa ramadha)
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena
Allah SWT.”
 Puasa Nazar (salah satu usaha dalam meraih sesuatu)
Nawaitu Shauma Nadzri Lillahi Ta’aala"
Artinya: Saya niat puasa nazar karena Allah Ta’aala.
 Puasa Kifarat (puasa yang dilakukan sebagai penebus kesalahan, sanksi, atau
denda tas pelanggaran yang telah dilakukan seorang muslim)
Nawaitu shouma ghadin likafarati fardlon lillahi ta'ala" Artinya: "Saya niat puasa
esok untuk melaksanakan kifarat (sebut kifaratnya) fardhu karena Allah Ta'ala".
1. Kifarat zhihar
Kifarat ini merupakan penebusan akibat seorang suami menyamakan
punggung istrinya dengan punggung ibunya. Misalnya suami
mengatakan,"Bagiku, engkau seperti punggung Ibuku." Kalimat seperti ini
dalam Al Quran surah Al Mujadilah ayat 2 termasuk perkataan mungkar dan
dusta karena menyerupakan istri sebagai ibunya si suami. Pada zaman
jahiliyah, zhihar adalah salah satu cara menceraikan istri dan ini adalah
perbuatan haram. Jika melakukannya, seorang suami dapat bertaubat
dengan kifarat memerdekan seorang budak perempuan muslim, atau
berpuasa dua bulan berturut-turut tanpa adanya persetubuhan dengan istri.
Namun jika tidak mampu, maka memberi makan 60 orang miskin.
2. Kifarat bersebutuh di bulan Ramadan
Bersetubuh di siang hari saat puasa bulan Ramadan adalah haram. Kifarat
untuk pelanggaran ini adalah memerdekakan hamba sahaya perempuan
beriman, atau puasa dua bulan berturut-turut, atau memberi makan 60
orang miskin sebanyak satu mud.
3. Kifarat pembunuhan
Pembunuhan dalam hal ini adalah yang tidak disengaja. Apabila
pembunuhan dilakukan sengaja maka hukumannya adalah qisas atau diyat
tunai yang ditanggung si pembunuh. Pada kasus pembunuhan tanpa sengaja
maka kifaratnya adalah membayar diyat, ditambah memerdekakan seorang
budak perempuan mukmin atau puasa dua bulan berturut-turut.
4. Kifarat yamin
Ini adalah kifarat yang diperuntukkan karena melanggar sumpah atau
melakukan sumpah palsu. Kifaratnya berupa memberi makan 10 orang
miskin, memberi mereka pakaian, memerdekakan budak, atau puasa tiga
hari. Jenis kafarat tersebut pilihan yang bisa dilakukan sesuai kemampuan.
5. Kifarat haji
Kifarat haji yang berkaitan dengan munculnya kafarat berpuasa yaitu jika
jamaah membunuh hewan buruan. Kifaratnya adalah bersedekah pada fakir
miskin senilai hewan yang diburu atau berpuasa. Sementara itu, apabila
jamaah tidak ihram dari iqat dan tidak kembali ke salah satu miqat, maka
kifaratnya menyembelih seekor kambing, atau berpuasa 10 hari dengan
rincian 3 hari puasa di masa haji dan 7 hari di luar masa haji.
4. Puasa sunnah :
 Puasa Syawal, keutamaannya Yakni seperti berpuasa setahun penuh, mendapat
ganjaran sepuluh kali lipat, dan menyempurnakan ibadah.
"Nawaitu sauma ghodin an sittatin min syawalin sunattan lillahi taala."
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”
 Puasa Awal Dzulhijjah, Memiliki banyak manfaat. Di antaranya mendapat
balasan dari Allah SWT, dicintai oleh Allah SWT, dan dijauhkan dari siksa api
neraka selama tujuh puluh tahun lamanya.
"Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala."
Artinya: "Saya niat puasa sunnah di bulan Dzulhijjah karena Allah ta'ala."
 Puasa Tarwiyah
 Puasa Arrafah, memiliki keutamaan Yakni, dapat menghapus dosa kita satu
tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.
"Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala."0
Artinya: "Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala."
 Puasa asyura/Muharram memiliki keutamaan. Yakni, merupakan sebaik-baiknya
puasa sunnah, dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan mendapatkan
pahala dari Allah SWT.
awaitu shauma ghadin 'an adaa'i sunnatil aasyuuraa lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT."
5. Zakat, Secara istilah, zakat adalah sebagian harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang
muslim, untuk diberikan kepada mustahiq atau golongan yang berhak menerima zakat.
Zakat merupakan kewajiban yang masuk ke dalam rukun keempat dari rukun Islam.
Seseorang yang memiliki harta, dan hitungan hartanya telah mencapai nisab serta haul,
maka hukumnya wajib membayar zakat.
6. Infak, Secara istilah, infak memiliki arti yakni mengeluarkan sebagian harta atau
penghasilan yang kita miliki untuk menjalankan kepentingan yang diperintahkan dalam
ajaran Islam. Posisi infak berbeda dengan zakat wajib. Infak tidak mengenal nisab atau
jumlah harta yang dimiliki oleh seorang muslim. Tidak ada kewajiban dalam infak untuk
disalurkan kepada mustahiq, infak dapat diberikan kepada anak, keluarga, sanak
saudara, tetangga, dan lain sebagainya. Karena tidak memiliki hukum wajib mencapai
nisab, maka infak dapat dilakukan oleh siapapun dan bagaimanapun kondisinya.
7. Sedekah, Secara istilah, sedekah adalah pemberian yang dilakukan seorang muslim
kepada seorang muslim secara ikhlas dan sukarela, tak terbatas waktu dan jumlah
tertentu. Sedekah memiliki semesta yang lebih luas daripada zakat dan infak. Sedekah
dapat berupa bentuk materi dan juga non materi. Seperti senyum adalah sedekah,
merupakan sedekah non materi. Sehingga siapapun bisa melaksanakan ibadah sedekah,
walaupun tidak memiliki materi sepeser pun.
c. Syariah
Secara bahasa, kata syariat juga digunakan untuk menyebut madzhab atau ajaran agama. (Tafsir
Al-Qurthubi, 16/163). Atau dengan kata lebih ringkas, syariat berarti aturan dan undang-undang.
Aturan disebut syariat, karena sangat jelas, dan mengumpulkan banyak hal. (Al-Misbah Al-
Munir, 1/310). Ada juga yang mengatakan, aturan ini disebut syariah, karena dia menjadi
sumber yang didatangi banyak orang untuk mengambilnya. Namun, dalam perkembangannya,
istilah syariat lebih akrab untuk menyebut aturan islam. Secara istilah, syariat islam adalah
semua aturan yang Allah turunkan untuk para hamba-Nya, baik terkait masalah aqidah, ibadah,
muamalah, adab, maupun akhlak. Baik terkait hubungan makhluk dengan Allah, maupun
hubungan antar-sesama makhluk.
Keistimewaan Syariat Islam
1. Bersumber dari Sang Pencipta, Tuhan semesta alam. Sehingga mutlak benar
2. Terjaga dari perubahan, karena Allah menjaga sumbernya
3. Mencakup semua aspek kehidupan
4. Menjadi keputusan adil untuk setiap kasus sengketa manusia
5. Layak diterapkan di setiap zaman dan tempat.
Keterangan di atas, terlepas dari pro-kontra manusia terhadap aturan yang Allah turunkan. Dan
dalam hidup pasti ada aturan. Bisa jadi sejalan, bisa jadi berbenturan. Antara syariat Allah dan
syariat hawa nafsu manusia.
1. Fikih
Menurut bahasa, fikih adalah paham. Maksudnya, pengertian atau pemahaman mendalam yang
menghendaki pengerahan potensi akal, sedangkan para ulama usul fikih menyatakan, fikih
adalah mengetahui hukum Islam yang bersifat amalan melalui dalil terperinci. Di sisi lain, ulama
fikih menguraikan bahwa fikih merupakan sekumpulan hukum amaliah yang disyariatkan dalam
Islam. Pembahasan fikih ini mencakup perbuatan para mukalaf atau orang dewasa yang wajib
menjalankan hukum agama dan hukum seperti apa yang harus dikenakan terhadap perbuatan
itu.
Misalnya, jual beli yang dilakukan seorang mukalaf atau salat dan puasa yang ia tunaikan. Jika
kegiatan-kegiatan itu sesuai dengan hukum Islam, dinyatakan sah. Kalau suatu saat seorang
mukalaf mencuri, perbuatan itu bertentangan dengan hukum dan dinyatakan haram serta wajib
diberlakukan hukuman pencurian. Dengan demikian, setiap perbuatan mukalaf mempunyai nilai
hukumnya sendiri-sendiri, bisa wajib, sunah, boleh atau mubah, makruh, dan haram. Ensiklopedi
Islam menguraikan, para ulama membagi hukum fikih ke dalam beberapa hal, yaitu hukum yang
berkaitan dengan ibadah kepada Allah SWT, seperti shalat, puasa, atau haji.

2. hukum islam (hudud,qishash,tazir),


 Hudud
adalah bentuk 'ama’ dari kata hadd yang berartimencegah. disebut hudud karena hukuman itu
dapat mencegahter'adinya perbuatan yang mengakibatkan 'atuhnya hukuman.Adapun menurut
syara’,hudud adalah hukuman yang terukur atas berbagai perbuatan tertentu, atau hukuman
yang telahdipastikan bentuk dan ukurannya dalam syariat, baik hukuman itukarena melanggar
hak Allah maupun merugikan hak manusia. Macam-macamnya :
1, Zina dan liwath (homoseksual dan lesbian)
Hadd zina ada dua macam, hukuman cambuk disertai pengasingan dan hukuman ra'am
!dilempari batu sampai mati#./ika pelaku zina seorang perawan atau perjaka bukan muhshan
alias sudah menikah, dan orang merdeka, haddnya berupa cambuk sebanyak seratus kali sesuai
dengan firman Allah.
2, Pencurian
tindak pencurian dikenai sanksi potong tangan jika telah memenuhi ;syarat syarat pencurian’
yang wajib dikenai potong tangan. misalnya,orang yang mencuri karena kelaparan, mencuri
barang-barang milik umum, belum sampai nishob !(<6 dinar#, dan lains ebagainya tidak boleh
dikenai hukum potong tangan.
 Qishash
Qishash adalah istilah dalam hukum Islam yang berarti pembalasan, mirip dengan istilah hutang
nyawa dibayar nyawa. Dalam kasus pembunuhan hukum qisas memberikan hak kepadakeluarga
korban untuk meminta hukuman mati kepada pembunuh, Macam-macamnya Qishash ada 2
macam :
1. Qishash jiwa, yaitu hukum bunuh bagi tindak pidana pembunuhan.
2. Qishash anggota badan, yakni hukum qishash atau tindak pidana melukai, merusakkan
anggota badan, atau menghilangkan manfaat anggota badan

 Ta’zir
adalah sanksi atas kemaksiatan yang di dalamnya tidak had dan kafarah. pada dasarnya, sanksi
ta’zir ditetapkan berdasarkan pendapat seorang qadhi dengan mempertimbangkan kasus,
pelaku, politik, dan sebagainya. Dr. Abdurrahman al-maliki mengelompokkan kasus ta’zir
menjadi tujuh) 1, pelanggaran terhadap kehormatan 2, penyerangan terhadap nama baik 3,
tindak yang bisa merusak akal 4, penyerangan terhadap harta milik orang lain 5, ganggungan
terhadap keamanan atau privacy 7, mengancam keamanan negara 7, kasus-kasus yang
berkenaan denga agama 8, kasus-kasus ta’zirr lainnya. Macam-macamnya dilihat dari hak yang
dilanggar, ta;zir dapat dibagi menjadi dua bagian;
1. jarimah yang berkaitan dengan hak Allah
yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan kemaslahatan umum, seperti pencurian,
penimbunan bahan pokok dan lain-lain. Bisa dikatakan juga dengan hukuman yang dijatuhkan
kepada seseorang karena meninggalkan kewajiban, seperti tidak membayar zakat.
2. jarimah yang berkaitan dengan hak perseorangan
yaitu perbuatan yang mengakibatkan kerugian kepada orang tertentu atau bisa juga sabagai
suatu siksaan yang dijatuhkan atas perbuatan yang melanggar ketentuan syariat, seperti
penipuan, pengkhianatan, penghinaan dan lain-lain.
1.4 Kepemimpinan dalam islam
- Pengertian pemimpin
Kedekatan dengan Allah tidak mungkin dapat digambarkan dengan logika. Kedekatan dengan
Allah hanya dapat dirasakan di dalam hati. Kedekatan dengan Allah, karenanya, juga tidak
mungkin didatangkan oleh akal, apalagi didatangkan oleh nafsu. Kedekatan dengan Allah hanya
dapat datang kepada hati seorang hamba manakala Allah menghendakinya.
- Akhlak dan sifat yang harus dimiliki pemimpin
Seorang pemimpin apapun tugas dan di mana pun kedudukannya, dipandang sebagai lambang
organisasi dan menjadi juru bicara mewakili lembaga atau organisasi yang dipimpinnya. Dia
perlu perilaku yang baik terhadap siapapun, agar lembaga atau organisasi yang dipimpinnya
tidak dijauhi orang. Rasulullah adalah qudwah hasanah kita, yang banyak mengajarkan tentang
kepemimpinan. Apapun amal kita harus merujuk kepada beliau. Pemimpin juga harus begitu,
meneladani akhlak, sifat dan perilaku beliau serta seluruh aktifitas kepemimpinan beliau.
Berikut adalah sifat dan akhlak yang harus dimiliki setiap pemimpin:
- seluruh kegiatannay dilakukan semata hanya mengharap ridho Allah swt.
- ingatannya kuat, bijak, cerdas, berpengalaman dan berwawasan luas.
- perhatian dan penyantun.
- bersahabat dan sederhana.
- shidiq, benar dalam berkata, sikap dan perbuatan.
- tawadhu’.
- memaafkan, menahan amarah, sabar, dan berlaku ihsan.
- menepati janji dan sumpah setia.
- tekad bulat, tawakkal dan yakin serta menjahui sikap pesimis.
- Amanah dan tanggung jawab pemimpin
Seorang pemimpin dibebani amanah dan tanggung jawabyang harus ia laksanakan untuk
mencapai tujuan dari organisasi yang ia pimpin. Dalam islam setiap manusia yang terlahir di
muka bumi ini ialah seorang pemimpin yang memimpin umat ini kepada dien Allah. Semakin
banyak orang yang dipimpinnya semakin berat pula beban yang dipikulnya. Dalam sebuah
Hadist Rasulullah saw bersabda:
ّ ّ ‫ي‬
‫رعّعر عن م سؤمل ممكلك را ع مكلك‬
Artinya: setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan diminta pertanggungjawaban
tentang bapa yang ia pimpin.
Kepemimpinan tidak boleh diberikan kepada orang yang memintanya terlebih dengan ambisius
untuk mendapatkannya. Kenapa? Karena dikhawatirkan dia tidak mampu mengemban amanah
tersebut kemudian mungkin mempunyai niat lain atau ingin mengambil keuntungan yang
banyak ketika ia telah mempunyai kekuasaan. Dalam hal ini Abu Dzar RA berkata, ”Aku
bertanya,” wahai Rasulullah saw, maukah engkau mengangkatku memegang satu jabatan?”
kemudian Rasulullah saw menepuk bahuku dengan tangannya sambil bersabda:
”wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau ini lemah dan sesungguhnya itu (jabatan) adalah
amanah. Dan sesungguhnya ia pada hari kiamat menjadi kesengsaraan dan penyesalan, kecuali
yang mengambilnya dengan haqnya dan menyempurnakan apa yang menjadi wajib keatasnya
dan diatas jabatan itu.”
Seorang pemimpin juga harusmemahamkan kepada anggotanya bahwa amanah yang dipikul ini
akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak. Apakah ketika mengemban amanah pernah
mendzolimi orang atau tidak. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda:
”Apabila seorang hamba (manusia) yang diberikan kekuasaan rakyat mati, sedangkan di hari
matinya ia telah mengkhianati rakyatnya, maka Allah swt mengharamkan surga kepadanya.”
(muttafaqun ’laih)
Sebelum memberi amanah pemimpin harus melihat kapasitas yang kan diberi amanah tersebut.
Karena amanah haruslah diberikan kepada orang yang kompeten atasnya kalau tidak maka akan
menimbulkan ketidak sampainya tujuan bahkan mungkin menimbulkan kerusakan. Dalam
sebuah Hadist dikatakan ”Kalau seandainya perkara itu diserahkan kepada yang bukan ahlinya
maka tunggulah saat kehancurannya.”

Anda mungkin juga menyukai