Anda di halaman 1dari 3

ANALISA PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DALAM UNDANG-

UNDANG CIPTA KERJA

Disusun Oleh:
1. Muhammad zulfiqih (2021110093)
2. Mohammad Ilham Arifin (2021110096)
3. Darsi Gunarti (2021110097)
4. Ila Wahdani (2021110103)
5. Assayadi (2021110104)
6. Muhammad Kholilurrahman (2021110106)
7. Della Devita Hari (2021110110)
8. Ainur Rofik (2021110111)
9. Hosnol Hotimah (2021110113)

UNIVERSITAS MADURA FAKULTAS ILMU HUKUM


TAHUN 2022-2023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara merupakan kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu
yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai
kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Untuk
menjalankan tugas sebagai negara yang mempunyai harta kekayaan yang penerimaan negara
yang digunakan dalam membiayai segala proses pengurusan, pengelolaan dan
penyelenggaraan. Maka di Indonesia mengatur hal-hal yang berhubungan dengan proses
pendapatan dan pengeluaran negara diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
amandemennya.
Dalam pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menyatakan bahwa
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Artinya adalah pemerintah sebagai
pengelola negara diberikan wewenang untuk mengelola asset-aset negara untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Pendapatan negara ini yang kemudian digunakan
untuk membiayai kegitan pemerintah dalam melaksanakan kebijakan-kebijakannya untuk
mensejahterakan masyarakat. Penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan
keuangan negara harus di atur dalam undang-undang dan dianggarkan setiap tahunnya
serta dipertegas dengan peraturan pemerintah dalam pelaksanaannyam (Munawir Sazali,
2020 : 89).
Pada pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dikatakan bahwa “Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar”.
Hal itu dimaksud bahwa kekuasaan pemerintahan yang dimiliki oleh Presiden Indonesia
adalah untuk mencapai tujuan negara yaitu kesejahteraan rakyat sebagaimana yang tertuang
dalam dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Terlaksananya kesejahteraan dan keadilan sosial menjadi tuntutan dari awal kemerdekaan
negara Republik Indonesia yang termuat didalam Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945
pada alinea ke empat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan tujuan nasional
yaitu “(1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; (2)
memajukan kesejahteraan umum; (3) mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (4) ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial”.
Sampai saat ini peranan pemerintah atau negara menjadi sangat berpengaruh dalam
mencapai kesejahteraan rakyat. Salah satu peranan negara telah diatur dalam Undang-
Undang Dasar 1945 pada pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Secara logika adalah
jika negara mampu memberikan lapangan pekerjaan terhadap seluruh rakyatnya, sehingga
rakyat akan memperoleh penghasilan atau gaji dari pekerjaan tersebut, maka rakyat akan
memperoleh kehidupan yang layak, dan tingkat kemiskinan di Indonesia akan berkurang
serta rakyat akan hidup sejahtera.
Akan tetapi fakta yang ada di lapangan masih banyak rakyat yang tidak memiliki
pekerjaan, dampakya adalah rakyat menjadi tidak memiliki kehidupan yang layak serta masih
jauh dari kata sejahtera. Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa per
Februari 2022, tingkat pengangguran Indonesia tercatat sebesar 5,83 persen dari total
penduduk usia kerja sejumlah 208,54 juta orang.
Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan kausal dimana penduduk yang
menghasilkan barang dan jasa akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi sedangkan
pengangguran yang tidak memberikan kontribusi dalam rangka menghasilkan barang dan
jasa sehingga tidak akan menambah pertumbuhan ekonomi (Rizky Dian Bareta, Joko
Santoso, Faisal Amin, 2020 :03)
Presiden mempunyai tugas yang di atur dalam pasal 33 dan 34 yang menjadi dasar
pelaksanaan tugas konstitusional negara atau pemerintah.
Dalam pasal 1 ayat (1) undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan
negara menyatakan bahwa “Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang
dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang
dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut”.
Serta dalam pasal 6 ayat (1) undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara
menyebutkan “Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan
keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan”.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Metode Penelitian

Anda mungkin juga menyukai