Profile
Ilmu Jungkung
Ruwatan Aktivasi Rejeki
Produk »
Pelatihan »
Pengijazahan »
Pengobatan
Pengembangan Diri »
Mauidhoh »
Konsultasi »
Video »
ZIS »
Artikel
Testimoni
Menu
Dalam perjalanan hidup, kita sering menemukan hal-hal yang sering diyakini sebagai gambaran sukses yang ideal. Hal ini menyebabkan
timbulnya perasaan rendah diri dan merasa tidak mungkin sukses karena berpendidikan rendah, lahir dalam keadaan keluarga miskin,
dan sebagainya. Pedahal, mitos tersebut salah. Ada banyak tokoh terkenal yang mencapai sukses meski dalam kondisi yang tidak “ideal”.
Hellen Keller, tuna netra, tuna rungum tuna wicara, penulis dan pendidik terkenal dunia.
Shakerpeare, terkena polio, presiden ke-32 AS.
Beethoven, tuna rungu, komposer musik.
Napoleon Bonaparte, sangat pendek, wajah tidak menarik, pemimpin pasukan penakluk Eropa.
Anthony Robbins, lulusan SMA, kegemukan, mengubah persepsi tentang penampilan dan cara diet sehingga menjadi langsing,
motivator terkenal dunia.
Andrew Carnegie, bekerja pada usia 13 tahun, keluarga sangat miskin, menjadi “Raja Besi Baja” dunia.
Walt Diney, usia 20 tahun, pemuda miskin, dan tidak terkenal, pada usia 30 tahun jadi usahawan terkenal.
Abraham Lincoln, lahir dari keluarga miskin.
Naapoleon Hill, dilahirkan dari keluarga miskin, ibunya meninggal saat dia kecil, jadi guru motivasi terkenal dunia, bukunya Think
and Grow Rich menjadi acuan pertama bagi para motivator dunia.
Bill Clinton, ayahnya meninggal ketika masih kecil, adiknya terlibat obat terlarang.
Jika faktor-faktor yang disebutkan di atas bukan faktor penentu kesuksesan, lalu kenapa banyak orang yang mengalami kegagalan?
Kegagalan dalam kehidupan ditentukan oleh banyak faktor yang diakibatkan oleh kurangannya kemampuan mengeksplorasi potensi
ilahiyah pemberian Allah. Dari beberapa penelitian ditemukan beberapa hal yang menyebabkan orang gagal, diantaranya sebagai berikut
:
1. Tidak ada tujuan atau goal yang tepat, tidak tahu apa yang diinginkan dalam hidup.
2. Tidak pernah melakukan goal visualization atau mencatat tujuan di kertas dan sarana apapun, tapi hanya di kepala.
3. Tidak ingin bertanggung jawab atas tindakannya, selalu mencari alasan atau execuse atas kegagalannya.
4. Tidak ada tindakan yang efektif : banyak rencana, tidak ada tindakan alias “no action talk only (NATO).”
5. Membatasi diri : menganggap tak berhak sukses karena terlalu tua, tak punya modal, bawaan keluarga, tempat tak memungkinkan,
dan lain sebagainya.
6. Malas : tidak mau kerja keraws, selalu berusaha menggunakan cara paling mudah, cepat dan hemat waktu, tapi ingin mendapatkan
uang paling banyak.
7. Berteman dengan orang yang salah atau hidup dilingkungan orang-orang yang gagal.
8. Tidak bisa mengatur waktu alias salah prioritas.
9. Salah memakai strategi atau cara bertindak, tidak mempunyai strategi yang paling baik. Berusaha keras, tapi hasil nol.
10. Kurang pengembangan diri : jangan membaca, mendengar kaset, seminar, mengumpulkan informasi baru, dan lain-lain.
11. Tidak ada kesungguhan atau komitmen untuk sukses, mudah putus asa atau menyerah pada waktu menghadapi rintangan.
12. Kurang menggunakan “Kekuatan pikiran bawah sadar”.
13. Kurang menjalin hubungan antar manusia dengan baik.
14. Sombong dan menganggap diri sendiri paling hebat dan berhenti belajar.
Seringkali kita merasa tidak memiliki kehidupan yang seberuntung orang lain. Kita sudah merasa bekerja begitu keras, tetapi memiliki
penghasilan yang hanya bisa memenuhi kebutuhan standar saja. Jangankan membeli kendaraan, untuk makan sehari-hari saja pas-pasan.
Sementara itu, kita melihat begitu banyak orang yang hanya sedikit upaya, tetapi memiliki kehidupan yang cukup dan berkelimpahan.
Nah, apa yang dapat Anda lakukan? Tanamkanlah afirmasi berikut ini untuk belajar bersyukur dan mulai memperbaiki hidup.
“Ya Allah Sang Maha Pencipta, Penguasa alam semesta, aku pasrahkan semua gerak langkah dan hembussan napasku dalam pelukan cinta
kasih-MU. Jagalah aku, keluargaku, saudaraku, dan semua teman-temanku, umat manusia serta semua makhluk yang ada di alam semesta
dalam peluk dan cinta kasih sayang-Mu agar kami selalu menjadi orang-orang yang tahu berterima kasih dan bersyukur kepada-MU.”
Afirmasi ini akan selalumembawa kita menjadi orang yang setiap saat selalu memperbaiki kualitas hidup agar lebih bermakna dalam
menjalani kehidupan. Artinya, tidak mungkin Allah menciptakan manusia, tapi ciptaan-Nya tersebut tidak diurus. Seperti kalau kita
punya kambing, lalu kita buatkan kandang, kita beri makan dan minum. Selama kambing itu berada di dalam kandangnya, pasti kita akan
mengurusnya. Kadang kambing diAndaikan sebagai garis kesepakatan antara Allah dan manusia, selama tidak keluar dari garis
kesepakatan, maka Allah akan mengurusnya.
Sebagai ilustrasi, apakah kita pernah mendengar cicak mati gantung diri karena tidak dapat makanan? Cicak makan nyamuk yang bisa
terbang, sementara cicak tidak bisa terbang. Namun, cicak tisak pernah frustasi karena kebesaran Allah telah terbukti. Cicak mampu
hidup ratusan tahun. Cicak diberi anugerah bau khas yang membuat nyamuk datang mendekat. Itulah gambaran kebesaran Allah
terhadap makhluk yang diciptakan-Nya. Tentunya, karunia Allah pada manusia pun berlimpah ruah. Apalagi, jelas-jelas dikatakan bahwa
manusia telah diciptakan sebagai makhluk paling sempurna dan khalifah di muka bumi ini. Pasti Allah telah menyiapkan semua
infrastruktur yang dibutuhkan oleh manusia agar kekhalifahan dalam dirinya dapat dikembangkan secara maksimal.
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Name *
Email *
Website
Comment
You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite>
<code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>
Post Comment
Social Profiles
Search
Visitiors
Contact Form
Name:*
First Last
E-mail:*
No Telp/HP:*
Subject:*
Message:*
Word
Verification:
Submit Reset
Recent Posts
Recent Comments
Translator
Pilih Bahasa
Diberdayakan oleh Terjemahan
© 2019 Sidqon Khafid Training Spiritual
Powered by WordPress | Theme Designed by: http://www.ukppireclaim.com/ | Thanks to Insurnace, Payment Protection Insurnace and
Payment Protection Insurnace