Anda di halaman 1dari 19

1

JENIS MEMBACA YANG PALING EFEKTIF UNTUK MEMBACA TULISAN ATAU ARTIKEL ILMIAH

TUGAS MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1

1. Dimas Wardiansyah
2. Kori Ainil Fitri
3. Febriana Eka Putriningtyas
4. Nova Islamiyah
5. Elly Puji Sri Rahayu
6. Syarifudin Dimas Zarkasyi
7. Asma’ul Hidayah
8. Tasya Adinda Agustina
9. Alfi Rahmatillah Nur Fitriah
10. Azri Adillah
11. Vivin Andi Safitri
12. Madinatul Munawwaroh
13. Alia Wati
14. Risma Nuril Kholisoh
15. Arsyika Lanzhi Firliana

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN GIZI

PRODI D-IV GIZI TINGKAT 1

NOVEMBER 2015
2

DAFTAR ISI

Cover 1
Daftar isi 2
Pembahasan 3
A. Pengertian membaca 3
B. Pengertian artikel atau tulisan ilmiah 4
C. Tujuan membaca artikel atau tulisan ilmiah………………………………………………………………………….8
D. Jenis membaca……………………………………………………………………………………………………………………..9
E. Teknik membaca…………………………………………………………………………………………………………………10
Kesimpulan…………..………………………………………………………………………………………………………………………….18
Daftar rujukan 19
3

PEMBAHASAN

A. Pengertian Membaca

Membaca merupakan suatu kegiatan menganalisa, menginterpretasi, dan meresapi


sebuah bacaan yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis dalam media tulisan. Kegiatan membaca ada dua yaitu:

1. Membaca Nyaring
Adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara membaca keras-keras di depan
umum. Proses membaca nyaring ini sering digunakan oleh seseorang untuk
menyampaikan gagasan terhadap orang lain dengan cara membaca teks yang ada.
Membaca dengan metode ini dilakukan dalam bentuk pidato, khotbah, debat, diskusi,
wawancara, dan segala kegiatan yang berurusan tentang penyampaian di depan umum.

2. Membaca dalam Hati


Adalah kegiatan membaca dengan seksama yang dilakukan untuk mengerti dan
memahami maksud atau tujuan penulis dalam media tertulis.
Membaca dalam hati meliputi dua yaitu membaca ekstensif (extensive reading) dan
membaca intensif (intensive reading).

a. Membaca Ekstensif
Merupakan tahapan awal dimana pembaca dituntut untuk bisa menyurvei atau
menilai dengan membaca secara sekilas maupun membaca dangkal.

b. Membaca Intensif
Merupakan tahapan lanjutan untuk dapat memahami isi dan memahami konteks
bahasa yang digunakan dalam penulisan. Sebagian besar kegiatan membaca
dilakukan dari kertas. Batu atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca.
Tampilan komputer dapat juga dibaca.
4

B. Pengertian Artikel atau Tulisan Ilmiah


Artikel ilmiah adalah karya tulis yang menyajikan data dan fakta yang valid dan dirancang
untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah
serta mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Artikel
ilmiah dapat diangkat dari hasil penelitian, dapat pula berupa hasil kajian kritis atas suatu
bidang keilmuan.

Ciri-Ciri Artikel Ilmiah

1. Penelitian

Artikel penelitian adalah karya tulis ilmiah yg dirancang untuk dimuat dlm jurnal atau buku
kumpulan artikel yg ditulis dg tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah
yang telah disepakati atau ditetapkan.

Ciri-ciri :

- Hanya berisi hal-hal penting saja, mencakup temuan penelitian, pembahasan hasil/temuan
penelitian, dan kesimpulan

- Sistematika penulisan terdiri atas bagian dan sub bagian, misalnya: kajian pustaka
merupakan kajian awal dari artikel (tanpa judul subbag Kajian Pustaka.)

Dengan sistematika penulisannya : Judul , Nama Penulis, Sponsor, Abstrak dan kata kunci,
Pendahuluan, Metode,Hasil, Pembahasan, Kesimpulan dan Saran., Daftar Rujukan/Dftar
Pustaka .

2. Non Penelitian

Artikel non penelitian adalah mengacu kepada semua jenis artikel ilmiah yang bukan
merupakan laporan hasil penelitian . Dengan ketentuan penulisan artikel non-penelitian
sama dengan ketentuan menulis makalah pendek (panjangnya tidak lebih dari 20 halaman),
kecuali dalam makalah pendek abstrak dan kata kunci tidak harus ada .

Sistematika penulisan artikel non-penelitian tidak menggunakan penomoran angka dan


abjad. Artikel non penelitian berisi hal-hal yang sangat esensial saja dengan jumlah halaman
antara 10-20 halaman. Unsur-unsur pokok yang harus ada dalam artikel non penelitian yaitu:
5

Judul, Nama Penulis, Abstrak dan Kata kunci, Pendahuluan, Bagian inti, Penutup, Daftar
Rujukan.

Berikut ini beberapa bagian dari artikel atau tulisan ilmiah:

Bagian pertama, judul.

Biasanya yang pertama dibaca orang adalah judul. Rasa ketertarikan orang terhadap sebuah
artikel biasanya sangat ditentukan pada saat membaca judul. Oleh karena itu, judul
sebaiknya diusahakan singkat, padat, menarik, profokatif, jelas, dan mencerminkan
permasalahan atau tujuan yang akan dibahas. Judul sebaiknya tidak terlalu pendek, atau
tidak terlalu panjang, biasanya antara 8 s.d. 12 kata. Judul yang terlalu pendek cenderung
sangat umum, sedangkan yang terlalu panjang sangat spesifik. Judul hendaknya benar-benar
menggambarkan atau memayungi isi artikel. Di bawah judul dituliskan nama penulis artikel,
biasanya tanpa sebutan gelar, dan diikuti nama lembaga asal penulis.

Bagian kedua, abstrak.

Abstrak merupakan intisari artikel yang akan dikemukakan. Abstrak harus singkat, padat, dan
harus telah mencerminkan isi artikel. Oleh karena itu, dengan membaca abstrak saja pun,
orang sudah dapat memiliki pemahaman isi artikel. Abstrak artikel dari hasil penelitian
biasanya terdiri atas tiga paragraph (meski ada pula yang hanya satu paragraph). Paragraf
pertama berisi tujuan, kedua berisi cara penelitian, dan ketiga berisi hasil atau kesimpulan.
Abstrak artikel ilmiah nonhasil penelitian jumlah paragraf tidak dipersoalkan, yang penting
berisi intisari artikel. Panjang abstrak artikel berkisar antara 100 – 150 kata, ada pula yang
membatasi maksimum 200 kata. Bahasa dalam penulisan abstrak bergantung pada
ketentuan selingkung jurnal atau majalahnya. Abstrak ada yang ditulis dalam dua bahasa,
ada pula yang dalam satu bahasa sesuai dengan bahasa naskah/artikel, ada pula yang dalam
bahasa yang berbeda dengan bahasa naskah/artikel. Di bagian bawah abstrak, tuliskan kata
kunci. Kata kunci merupakan istilah penting yang terkait dengan artikel, tersebut harus
terdapat dalam abstrak.
6

Bagian ketiga, pendahuluan.

Pendahuluan seringkali dijadikan subjudul pertama artikel ilmiah (dengan berbagai variasi
bergantung pada gaya selingkung jurnal atau majalahnya). Pada bagian ini permasalahan
diperkenalkan pada pembaca sebaikbaiknya, dari latar belakang, identifikasi, pembatasan,
perumusan, tujuan, dan manfaat penulisan. Bagian pendahuluan ini akan berfungsi secara
baik bila pembaca tidak menjadi penerima yang pasif, tetapi mereka akan menjadi bergairah
dalam mencari informasi baru. Khusus artikel yang diangkat dari hasil penelitian pada bagian
ini disajikan landasan teori yang digunakannya secara singkat saja. Uraian teori tidak perlu
panjang lebar seperti dalam laporan penelitiannya, tetapi cukup disajikan yang substansial
dan jika perlu disajikan rasionalnya. Ada pula jurnal yang menjadikan bagian teori ini
menjadi bab tersendiri, dengan judul kajian teori atau landasan teori atau judul yang lainnya
sesuai dengan subtansi teori yang digunakan.

Bagian keempat, cara penelitian.

Bagian ini khusus diperlukan untuk artikel dari hasil penelitian. Pada jurnal tertentu, bagian
ini disatukan pada bagian pendahuluan sehingga tidak menjadi bab tersendiri. Pada bagian
ini dijelaskan secara singkat prosedur penelitian yang telah dilakukannya. Hal-hal yang perlu
disajikan pada bagian ini antara lain subjek penelitian, sumber data, informan, responden
atau istilah lainnya; populasi dan sampel, cara penyampelan, besaran sampel dan lain-lain;
cara pemerolehan data, instrumen, keabsahan, keandalan; dan teknik analisis yang
digunakan.

Bagian kelima, isi atau “batang tubuh”.

Bagian ini berisi uraian atau pembahasan terkait dengan masalah yang dimunculkan dalam
pendahuluan. Bagian ini dapat terdiri atas beberapa subjudul. Nama subjudul biasanya
terkait dengan butir-butir masalah yang diangkat, yang kadang-kadang tergambarkan pula
pada judul artikel. Yang diuraikan pada bagian ini biasanya yang termasuk ke dalam D-nya
judul artikel, yaitu bagian yang diterangkan atau inti judul. Selanjutnya, bagian D ini dapat
diuraikan berdasarkan aspek yang dipandang perlu untuk diungkapkan, yang perlu
disampaikan pada pembaca. Aspek yang dimaksud dapat meliputi konsep, ciri-ciri, kategori
atau jenis, fungsi, prosedur, konteks, dan sebagainya. Bila artikel diangkat dari hasil
7

penelitian ada yang hanya menuliskan “Hasil penelitian dan Pembahasan”. Bagian keenam,
penutup. Bagian ini merupakan subjudul yang “penamaannya” bervariasi. Misalnya,
penutup, simpulan, kesimpulan, simpulan dan saran, kesimpulan dan saran. Semua itu
bergantung pada gaya selingkung pula. Secara substansial bagian ini berisi simpulan, yang
dapat diikuti atau dilengkapi dengan saran. Saran yang disampaikan harus relevan dengan
masalah yang disajikan dalam artikel. Bila berupa artikel dari hasil penelitian, saran harus
sesuai dengan temuan penelitian.

Membaca Tulisan atau Artikel Ilmiah

Membaca tulisan/artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain karena jenis
informasinya yang berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi yang merupakan hasil
penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang informasinya bisa berupa pendapat dan
kesan pribadi yang belum dibuktikan melalui penelitian dan prosedur ilmiah.

Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca
tulisan/artikel ilmiah:

1. Menggali tesis/ pernyataan masalah

Tulisan/artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan umum tentang masalah
yang dibahas. Sebuah tesis biasanya diungkapkan dengan sebuah kalimat dan menilai
apakah penulisannya berhasil atau tidak dalam membahas atau memecahkan masalah yang
diajukan.

2. Meringkas butir-butir penting setiap artikel

Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kit abaca perlu dilakukan karena ringkasan
itu bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan yang kita buat. Dengan adanya
ringkasan, kita juga tidak perlu lagi membaca artikel secara keseluruhan kalau kita
memerlukan informasi dari artikel yang bersangkutan.

3. Menyetir konsep-konsep penting ( pandangan ahli, hasil penelitian,dan teori)

Menyetir konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk mendukung butir-
butir penting pada tesis tulisan kita. Dengan memahmi konsep-konsep penting dari sebuah
tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita kembangkan
dalam tulisan kita.
8

4. Menentukan bagian yang akan dikutip

Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dalam menulis.
Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah,kita juga perlu memperhatikan relevansi
bagian tersebut dengan tulisan kita. Butiran-butir yang di anggap tidak relevan tidak perlu di
kutip.

5. Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang dikutip

Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel, kita perlu menyadari implikasinya, apakah
kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya?

6. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip

Dalam mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, kita perlu secara jelas meletakkan
posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui, atau tidak menyetujiu pernyataan yang
kita kutip.

C. Tujuan Membaca Artikel atau Tulisan Ilmiah

Tujuan membaca secara umum menurut Paul S. Anderson, yaitu:


1) Memahami untuk memperoleh fakta atau perincian-perincian.
2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
3) Membaca untuk mengetahui urusan atau organisasi cerita.
4) Membaca untuk menyimpulkan.
5) Membaca untuk mengelompokkan.
6) Membaca untuk menilai.
7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan.

Tujuan utama kegiatan membaca adalah menikmati bahan bacaan dan menjadikan kegiatan
membaca sebagai kebiasaan yang menyenangkan. Selayaknya membaca tidak mengandung
pengertian tugas atau kewajiban. Membaca harus merupakan suka cita.
Selain itu orang yang gemar membaca dapat disebut sebagai orang yang arif karena dengan
membaca orang menjadi luas cakrawalanya dan membaca buku pembaca dibawa ke dalam
9

dunia pikiran dan renungan. Dengan membaca orang juga dapat menjadi memesona dan
terasa nikmat dalam tutur katanya.

Sedangkan tujuan dilakukannya membaca artikel atau tulisan ilmiah antara lain:

1. Memahami maksud penulis.

2. Memahami organisasi dasar tulisan dan menilai penyajian penulis.

3. Menerapkan prinsip-prinsip kritis dalam suatu bacaan.

4. Meningkatkan minat dan keterampilan membacanya.

5. Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan dengan memanfaatkan penerbitan buku-


buku ilmiah.

D. Jenis-jenis Membaca
 Membaca Ekstensif
Adalah membaca secara luas, objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi :

1. Membaca Survei (Survey Reading)


Membaca survei adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas
terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca
survei merupakan pendahuluan dalam membaca ekstensif. Yang dilakukan
seseorang ketika membaca survei adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi, dan melihat abstrak
(jika ada).
b. Memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada.
c. Memeriksa indeks dan apendiks (jika ada).

2. Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan
10

mengandalakan kecepatan gerak mata dalam melihat dan memperhatikan bahan


tertulis yang dibacanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat.

 Membaca Intensif
Merupakan jenis membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang
seharusnya kita kuasai. Yang termasuk dalam membaca intensif adalah:
1. Membaca Teliti
Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali
seseorang perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai.

2. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang
bertujuan untuk memahami tentang standar-standar atau norma-norma kesastraan
(literary standards), resensi kritis (critical review), dan pola-pola fiksi (patterns of
fiction).

3. Membaca Kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijakasana,
mendalam, dan evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan
bacaan, baik makna baris-baris, makna antar baris, maupun makna balik baris.

4. Membaca Kreatif
Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar menagkap
makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan
hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari.

E. Teknik Membaca

1. Teknik Membaca Sekilas


a. Membaca Cover Buku
Biasanya menjelaskan tema besar buku tersebut dan mengapa buku tersebut
penting buat Anda.
11

b. Baca Kata Pengantar


Sering kali sangat penting karena penulis biasanya menjelaskan proses penulisan
buku tersebut dari awal sampai selesai serta pendekatan yang digunakannya.

c. Baca Daftar Isi


Daftar isi memberi gambaran struktur pembahasan dalam buku.

d. Baca Judul Bab, Sub Judul dan Heading


Ide pokok dapat diperoleh dari judul, Anda juga dapat menguasai struktur penulisan
ketika telah mempelajari daftar isi sebelumnya.

2. Teknik Membaca Kreatif


a. Mencermati ide-ide yang dikemukakan penulis.
b. Membandingkan ide-ide yang dikemukakan penulis.
c. Menangkap makna dan maksud bahan bacaan.
d. Menerapkan ide-ide atau informasi dalam bacaan ke dalam kehidupan sehari-hari.

3. Teknik Membaca Memahami


a. Untuk memperoleh pemahaman yang tepat tentang suatu bacaan, pembaca harus
memanfaatkan informasi yang telah dimilikinya, yaitu informasi yang diperoleh
selama menjalani kehidupannya, hasil bacaan sebelumnya, dan sumber-sumber
informasi lainnya.
b. Kesempurnaan hasil membaca dapat tercapai jika kita mampu menghubungkan
informasi baru yang ada dalam bacaan dengan latar belakang atau pengetahuan
yang telah dimiliki.

4. Teknik Membaca Kritis

Menurut Sudarso (1988:72) ada empat teknik yang dapat digunakan dalam membaca
kritis. Keempat teknik tersebut yaitu:

a) Mengerti Isi Bacaan


Mengenali fakta dan menginterprestasikan apa-apa saja yang dibaca dengan kata lain
mengerti ide pokok, mengetahui fakta penting, dan dapat membuat kesimpulan serta
menginterprestasikan ide-ide tersebut. Fakta berguna untuk menambah informasi
12

sedangkan ide bermanfaat untuk menambah pemahaman. Mendapat informasi


bertujuan sekedar mengetahui sesuatu itu fakta sebaliknya pemahaman bertujuan
mengetahui segalanya tentang fakta.

b) Menguji Sumber Penulis


Kita harus mencari tahu kebenaran apakah penulis dapat dipercaya. Misalnya
mengetahui di bidang apa penulis itu berkompeten, dalam hal ini termasuk uji
pandangan, tujuan, dan asumsi penulis yang terdapat dalam tulisannya untuk
membedakan apakah tulisan itu fakta atau opini.

c) Interaksi antara Penulis dengan Pembaca


Pembaca tidak hanya mengetahui maksud penulis tetapi juga membandingkan
dengan pengetahuan yang dimilikinya dari penulis-penulis lain. Pembaca juga perlu
menilai dan membandingkan isi bacaan dengan pengetahuan yang ada padanya.

d) Terbuka terhadap Gagasan Penulis


Pembaca hendaknya menghargai pendapat yang dikemukakan oleh penulis kemudian
pembaca juga mengevaluasi teknik penulisannya. Akhirnya penulis
mempertimbangkan dan mengujinya dengan alasan yang logis dan interprestasi yang
berdasar.

 Kegiatan dalam Membaca Kritis

Ada tiga kegiatan yang terdapat dalam membaca kritis:

1) Membaca dengan Berpikir

Membaca hendaknya memikirkan persoalan-persoalan atau fakta-fakta yang


ditampilkan dalam bacaan. Pembaca memikirkan maksud dan tujuan penulis
mengemukakan fakta-fakta tersebut. Tujuan pembaca dengan cara berpikir ini
supaya pembaca dapat menentukan batasan-batasan dari persoalan-persoalan atau
fakta-fakta yang dikemukakan oleh pengarang.
13

2) Membaca dengan Menganalisis

Analisis merupakan kunci membaca kritis, dengan menganalisis pembaca dapat


mengetahui apakah gagasan atau fakta-fakta yang dikemukakan pengarang sungguh
disokong oleh detail-detail yang diberikannya atau tidak. Dengan cara itu
selanjutnya pembaca akan dapat memilah-milah mana detail-detail yang penting,
mana detail yang cocok, dan detail yang tidak cocok.

3) Membaca dengan Penilaian

Tugas pembaca kritis adalah menilai fakta atau pernyataan yang dapat menyokong
gagasan pokok yang dikemukakan. Pembaca harus sanggup menentukan apakah
fakta yang dibacanya ada hubungannya satu dengan yang lainnya atau mungkin
pembaca nenemukan dua atau lebih fakta yang seharusnya dipandang sebagai fakta
yang terpisah. Akhirnya pembaca menentukan penilaian terhadap fakta-fakta yang
disajikan oleh penulis.

 Karakteristik Membaca Kritis

Kegiatan membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir dan
bersikap kritis. Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi:

a. Menginterpretasi secara kritis.


b. Menganalisis secara kritis.
c. Mengorganisasi secara kritis.
d. Menilai secara kritis.
e. Menerapkan konsep secara kritis.

 Adapun teknik-teknik yang digunakan untuk meningkatkan setiap kritis adalah sebagai
berikut:
14

(a) Kemampuan mengingat dan mengenali bahan bacaan.

(b) Kemampuan menginterpretasi makna tersirat.

(c) Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dalam bacaan.

(d) Kemampuan menganalisis isi bacaan.

(e) Kemampuan menilai isi bacaan.

(f) Kemampuan meng-create bacaan atau mencipta bacaan.

Keenam sikap kritis tersebut sejalan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom yang
sudah direvisi oleh Anderson dan Krathwol (2001: 268). Berikut ini adalah penjelasan
masing-masing:

(a) Kemampuan Mengingat dan Mengenali Bahan Bacaan

Meliputi kemampuan:

1. Mengenali ide pokok paragraf.


2. Mengenali tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.
3. Menyatakan kembali ide pokok paragraf.
4. Menyatakan kembali fakta-fakta atau detail bacaan.
5. Menyatakan kembali fakta-fakta perbandingan, unsur-unsur hubungan
sebab-akibat, karakter tokoh (jika ada), dan sebagainya.

(b) Kemampuan Memahami/Menginterpretasi Makna Tersirat

Tidak semua gagasan yang terdapat pada teks bacaan itu dinyatakan secara
tersurat atau secara eksplisit pada baris kata-kata atau kalimat-kalimat.
Seringkali pula, gagasan serta makna tersebut terkandung di balik baris kata-
kata atau kalimat-kalimat tersebut, dan untuk menggalinya diperlukan sebuah
interpretasi dari Anda sebagai pembacanya. Anda harus mampu menafsirkan
ide-ide pokok dan ide-ide penunjang yang secara eksplisit tidak dinyatakan oleh
penulisnya, serta mampu membedakan fakta-fakta yang disajikan secara kritis.
Kemampuan menginterpretasi makna tersirat adalah kemampuan:
15

1. Menafsirkan ide pokok paragraf


2. Menafsirkan gagasan utama bacaan
3. Membedakan fakta detail bacaan
4. Menafsirkan ide-ide penunjang
5. Membedakan fakta atau detail bacaan
6. Memahami secara kritis

(c) Kemampuan Mengaplikasikan Konsep-konsep

Sebagai pembaca kritis Anda tidak boleh berhenti sampai pada aktifitas
menggali makna tersirat melalui pemahaman dan interpretasi secara kritis saja,
tetapi Anda juga harus mampu menetapkan konsep-konsep yang terdapat
dalam bacaan ke dalam situasi yang bersifat problematik. Dalam hal ini,
kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep, meliputi kemampuan:

1. Mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan.


2. Menerapkan konsep-konsep/gagasan utama ke dalam situasi baru yang
problematic.
3. Menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang
dihadapi.

(d) Kemampuan Menganalisis Isi Bacaan


Kemampuan menganalisis ialah kemampuan pembaca melihat komponen-
komponen atau unsur-unsur yang membentuk sebuah kesatuan. Sebagaimana
Anda ketahui, kesatuan dalam bacaan meliputi gagasan-gagasan utama,
pernyataan-pernyataan, simpulsnsimpulsn, dan sebagainya. Pembaca kritis
diharapkan melihat fakta-fakta, detil-detil penunjang, atau unsur pembentuk
yang lain yang tidak disebutkan secara eksplisit.
Lebih lanjut, kemampuan itu dikembangkan menjadi kemampuan pembaca
melihat kesatuan gagasan melalui bagian-bagiannya. Sebagaimana Anda
ketahui, sebuah teks bacaan, apa pun bentuknya, pada dasarnya di dalamnya
membuat sebuah kesatuan gagasan yang bulat dan utuh. Hanya saja akibat cara
dan gaya pengungkapan yang berbeda akan membuat gagasan atau suatu pesan
tersebut terlihat samara-samar. Dalam kasus semacam itu, kewajiban pembaca
adalah melakukan penyintesisan. Bentuk-bentuk penyintesisan tersebut,
16

misalnya berupa simpulan atau ringkasan, ide pokok, gagasan utama bacaan,
tema, atau kerangka bacaan.
Secara terperinci kemampuan menganalisis sekaligus menyintesis, meliputi
kemampuan berikut ini:
1. Menangkap gagasan utama bacaan.
2. Memberikan detil/fakta penunjang.
3. Mengklasifikasikan fakta-fakta.
4. Membandingkan antar gagasan yang ada dalam bacaan.
5. Membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan.
6. Membuat simpulan bacaan.
7. Mengorganisasikan gagasan utama bacaan.
8. Menentukan tema bacaan.
9. Menyusun kerangka bacaan.
10. Menghubungkan data sehingga diperoleh simpulan.
11. Membuat ringkasan.

(e) Kemampuan Menilai Isi Bacaan


Kemampuan menilai isi dan penataan bacaan secara kritis dilakukan melalui
aktifitas-aktifitas mempertimbangkan, menilai, dan menentukan keputusan.
Caranya, antara lain dengan mengajukan penilaian atas kebenaran gagasan atau
pernyataan-pernyataan yang dikemukakan oleh penulis lewat pertanyaan-
pertanyaan, seperti:

- Apakah pernyataan tersebut benar?


- Apa maksud yang ingin dituju oleh penulis lewat tulisan yang dibuatnya
tersebut?

Kemampuan menilai bacaan ini menunjukkan bahwa seorang pembaca kritis


tidak begitu saja mempercayai apa saja yang dibacanya sebelum dilakukan
proses pengkajian terlebih dahulu. Secara terperinci, kemampuan yang
menyangkut sikap kritis dalam menilai bacaan, terutama terhadap aspek isi
dan penggunaan bahasa meliputi kemampuan berikut ini:
17

1. Menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara


keseluruhan.
2. Menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau
opini.
3. Menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas
atau fantasi penulis.
4. Menentukan tujuan penulis dalam menulis
5. Menentukan relevansi antara tujuan dan pengenbangan gagasan
6. Menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan simpulan
yang dibuat.
7. Menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran kata,
frasa, atau penyusunan kalimatnya.

(f) Kemampuan Meng-create Isi Bacaan atau Kemampuan Mencipta Bacaan


(Menulis)
Kemampuan meng-create isi bacaan adalah kemampuan:
1. Menyerap inti bacaan;
2. Membuat rangkuman atau membuat kerangka bacaan yang disusun sebagai
tanggapan terhadap bacaan atau membuat kerangka bacaan yang betul-betul
baru berdasarkan pengetahuan dari bacaan;
3. Mengembangkan/menulis berdasarkan kerangka bacaan yang telah disusun.

 Selanjutnya, untuk dapat melakukan kegiatan membaca kritis, ada beberapa persyaratan
pokok yang perlu dipenuhi, yakni:
1. Pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bacaan.
2. Sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa.
3. Penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmiah.
18

KESIMPULAN

Membaca tulisan atau artikel ilmiah adalah kegiatan membaca yang harus berdasarkan pemahaman
logis, dalam hal ini, terdapat jenis-jenis membaca yang biasa dilakukan, yaitu:

1. Membaca Ekstensif
a. Membaca Survei
b. Membaca Sekilas

2. Membaca Intensif
a. Membaca Teliti
b. Membaca Pemahaman
c. Membaca Kritis
d. Membaca Kreatif

Khusus untuk kegiatan membaca tulisan atau artikel ilmiah, jenis membaca kritis merupakan jenis
membaca yang paling efektif untuk dilakukan. Hal ini disebabkan karena membaca kritis merupakan
aktifitas membaca yang ditempuh secara bijak, mendalam, evaluative, serta analisis dan bukan
hanya sekedar mencari-cari kesalahan isi atau pilihan kata yang dalam objek kajian dan membaca
kritis sebagaimana membaca intesif merupakan modal utama bagi mahasiswa dalam mencapai
kesuksesan studi.
19

DAFTAR RUJUKAN

https://id.wikipedia.org/wiki/Membaca_cepat

http://rumahbahasaku.blogspot.co.id/2012/06/membaca-intensif-dan-ekstensif.html

http://ikram-melan6km4du.blogspot.sg/2012/04strategi-membaca-pemahaman.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai