JENIS MEMBACA YANG PALING EFEKTIF UNTUK MEMBACA TULISAN ATAU ARTIKEL ILMIAH
TUGAS MAKALAH
1. Dimas Wardiansyah
2. Kori Ainil Fitri
3. Febriana Eka Putriningtyas
4. Nova Islamiyah
5. Elly Puji Sri Rahayu
6. Syarifudin Dimas Zarkasyi
7. Asma’ul Hidayah
8. Tasya Adinda Agustina
9. Alfi Rahmatillah Nur Fitriah
10. Azri Adillah
11. Vivin Andi Safitri
12. Madinatul Munawwaroh
13. Alia Wati
14. Risma Nuril Kholisoh
15. Arsyika Lanzhi Firliana
JURUSAN GIZI
NOVEMBER 2015
2
DAFTAR ISI
Cover 1
Daftar isi 2
Pembahasan 3
A. Pengertian membaca 3
B. Pengertian artikel atau tulisan ilmiah 4
C. Tujuan membaca artikel atau tulisan ilmiah………………………………………………………………………….8
D. Jenis membaca……………………………………………………………………………………………………………………..9
E. Teknik membaca…………………………………………………………………………………………………………………10
Kesimpulan…………..………………………………………………………………………………………………………………………….18
Daftar rujukan 19
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Membaca
1. Membaca Nyaring
Adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara membaca keras-keras di depan
umum. Proses membaca nyaring ini sering digunakan oleh seseorang untuk
menyampaikan gagasan terhadap orang lain dengan cara membaca teks yang ada.
Membaca dengan metode ini dilakukan dalam bentuk pidato, khotbah, debat, diskusi,
wawancara, dan segala kegiatan yang berurusan tentang penyampaian di depan umum.
a. Membaca Ekstensif
Merupakan tahapan awal dimana pembaca dituntut untuk bisa menyurvei atau
menilai dengan membaca secara sekilas maupun membaca dangkal.
b. Membaca Intensif
Merupakan tahapan lanjutan untuk dapat memahami isi dan memahami konteks
bahasa yang digunakan dalam penulisan. Sebagian besar kegiatan membaca
dilakukan dari kertas. Batu atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca.
Tampilan komputer dapat juga dibaca.
4
1. Penelitian
Artikel penelitian adalah karya tulis ilmiah yg dirancang untuk dimuat dlm jurnal atau buku
kumpulan artikel yg ditulis dg tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah
yang telah disepakati atau ditetapkan.
Ciri-ciri :
- Hanya berisi hal-hal penting saja, mencakup temuan penelitian, pembahasan hasil/temuan
penelitian, dan kesimpulan
- Sistematika penulisan terdiri atas bagian dan sub bagian, misalnya: kajian pustaka
merupakan kajian awal dari artikel (tanpa judul subbag Kajian Pustaka.)
Dengan sistematika penulisannya : Judul , Nama Penulis, Sponsor, Abstrak dan kata kunci,
Pendahuluan, Metode,Hasil, Pembahasan, Kesimpulan dan Saran., Daftar Rujukan/Dftar
Pustaka .
2. Non Penelitian
Artikel non penelitian adalah mengacu kepada semua jenis artikel ilmiah yang bukan
merupakan laporan hasil penelitian . Dengan ketentuan penulisan artikel non-penelitian
sama dengan ketentuan menulis makalah pendek (panjangnya tidak lebih dari 20 halaman),
kecuali dalam makalah pendek abstrak dan kata kunci tidak harus ada .
Judul, Nama Penulis, Abstrak dan Kata kunci, Pendahuluan, Bagian inti, Penutup, Daftar
Rujukan.
Biasanya yang pertama dibaca orang adalah judul. Rasa ketertarikan orang terhadap sebuah
artikel biasanya sangat ditentukan pada saat membaca judul. Oleh karena itu, judul
sebaiknya diusahakan singkat, padat, menarik, profokatif, jelas, dan mencerminkan
permasalahan atau tujuan yang akan dibahas. Judul sebaiknya tidak terlalu pendek, atau
tidak terlalu panjang, biasanya antara 8 s.d. 12 kata. Judul yang terlalu pendek cenderung
sangat umum, sedangkan yang terlalu panjang sangat spesifik. Judul hendaknya benar-benar
menggambarkan atau memayungi isi artikel. Di bawah judul dituliskan nama penulis artikel,
biasanya tanpa sebutan gelar, dan diikuti nama lembaga asal penulis.
Abstrak merupakan intisari artikel yang akan dikemukakan. Abstrak harus singkat, padat, dan
harus telah mencerminkan isi artikel. Oleh karena itu, dengan membaca abstrak saja pun,
orang sudah dapat memiliki pemahaman isi artikel. Abstrak artikel dari hasil penelitian
biasanya terdiri atas tiga paragraph (meski ada pula yang hanya satu paragraph). Paragraf
pertama berisi tujuan, kedua berisi cara penelitian, dan ketiga berisi hasil atau kesimpulan.
Abstrak artikel ilmiah nonhasil penelitian jumlah paragraf tidak dipersoalkan, yang penting
berisi intisari artikel. Panjang abstrak artikel berkisar antara 100 – 150 kata, ada pula yang
membatasi maksimum 200 kata. Bahasa dalam penulisan abstrak bergantung pada
ketentuan selingkung jurnal atau majalahnya. Abstrak ada yang ditulis dalam dua bahasa,
ada pula yang dalam satu bahasa sesuai dengan bahasa naskah/artikel, ada pula yang dalam
bahasa yang berbeda dengan bahasa naskah/artikel. Di bagian bawah abstrak, tuliskan kata
kunci. Kata kunci merupakan istilah penting yang terkait dengan artikel, tersebut harus
terdapat dalam abstrak.
6
Pendahuluan seringkali dijadikan subjudul pertama artikel ilmiah (dengan berbagai variasi
bergantung pada gaya selingkung jurnal atau majalahnya). Pada bagian ini permasalahan
diperkenalkan pada pembaca sebaikbaiknya, dari latar belakang, identifikasi, pembatasan,
perumusan, tujuan, dan manfaat penulisan. Bagian pendahuluan ini akan berfungsi secara
baik bila pembaca tidak menjadi penerima yang pasif, tetapi mereka akan menjadi bergairah
dalam mencari informasi baru. Khusus artikel yang diangkat dari hasil penelitian pada bagian
ini disajikan landasan teori yang digunakannya secara singkat saja. Uraian teori tidak perlu
panjang lebar seperti dalam laporan penelitiannya, tetapi cukup disajikan yang substansial
dan jika perlu disajikan rasionalnya. Ada pula jurnal yang menjadikan bagian teori ini
menjadi bab tersendiri, dengan judul kajian teori atau landasan teori atau judul yang lainnya
sesuai dengan subtansi teori yang digunakan.
Bagian ini khusus diperlukan untuk artikel dari hasil penelitian. Pada jurnal tertentu, bagian
ini disatukan pada bagian pendahuluan sehingga tidak menjadi bab tersendiri. Pada bagian
ini dijelaskan secara singkat prosedur penelitian yang telah dilakukannya. Hal-hal yang perlu
disajikan pada bagian ini antara lain subjek penelitian, sumber data, informan, responden
atau istilah lainnya; populasi dan sampel, cara penyampelan, besaran sampel dan lain-lain;
cara pemerolehan data, instrumen, keabsahan, keandalan; dan teknik analisis yang
digunakan.
Bagian ini berisi uraian atau pembahasan terkait dengan masalah yang dimunculkan dalam
pendahuluan. Bagian ini dapat terdiri atas beberapa subjudul. Nama subjudul biasanya
terkait dengan butir-butir masalah yang diangkat, yang kadang-kadang tergambarkan pula
pada judul artikel. Yang diuraikan pada bagian ini biasanya yang termasuk ke dalam D-nya
judul artikel, yaitu bagian yang diterangkan atau inti judul. Selanjutnya, bagian D ini dapat
diuraikan berdasarkan aspek yang dipandang perlu untuk diungkapkan, yang perlu
disampaikan pada pembaca. Aspek yang dimaksud dapat meliputi konsep, ciri-ciri, kategori
atau jenis, fungsi, prosedur, konteks, dan sebagainya. Bila artikel diangkat dari hasil
7
penelitian ada yang hanya menuliskan “Hasil penelitian dan Pembahasan”. Bagian keenam,
penutup. Bagian ini merupakan subjudul yang “penamaannya” bervariasi. Misalnya,
penutup, simpulan, kesimpulan, simpulan dan saran, kesimpulan dan saran. Semua itu
bergantung pada gaya selingkung pula. Secara substansial bagian ini berisi simpulan, yang
dapat diikuti atau dilengkapi dengan saran. Saran yang disampaikan harus relevan dengan
masalah yang disajikan dalam artikel. Bila berupa artikel dari hasil penelitian, saran harus
sesuai dengan temuan penelitian.
Membaca tulisan/artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain karena jenis
informasinya yang berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi yang merupakan hasil
penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang informasinya bisa berupa pendapat dan
kesan pribadi yang belum dibuktikan melalui penelitian dan prosedur ilmiah.
Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca
tulisan/artikel ilmiah:
Tulisan/artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan umum tentang masalah
yang dibahas. Sebuah tesis biasanya diungkapkan dengan sebuah kalimat dan menilai
apakah penulisannya berhasil atau tidak dalam membahas atau memecahkan masalah yang
diajukan.
Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kit abaca perlu dilakukan karena ringkasan
itu bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan yang kita buat. Dengan adanya
ringkasan, kita juga tidak perlu lagi membaca artikel secara keseluruhan kalau kita
memerlukan informasi dari artikel yang bersangkutan.
Menyetir konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk mendukung butir-
butir penting pada tesis tulisan kita. Dengan memahmi konsep-konsep penting dari sebuah
tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita kembangkan
dalam tulisan kita.
8
Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dalam menulis.
Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah,kita juga perlu memperhatikan relevansi
bagian tersebut dengan tulisan kita. Butiran-butir yang di anggap tidak relevan tidak perlu di
kutip.
Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel, kita perlu menyadari implikasinya, apakah
kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya?
Dalam mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, kita perlu secara jelas meletakkan
posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui, atau tidak menyetujiu pernyataan yang
kita kutip.
Tujuan utama kegiatan membaca adalah menikmati bahan bacaan dan menjadikan kegiatan
membaca sebagai kebiasaan yang menyenangkan. Selayaknya membaca tidak mengandung
pengertian tugas atau kewajiban. Membaca harus merupakan suka cita.
Selain itu orang yang gemar membaca dapat disebut sebagai orang yang arif karena dengan
membaca orang menjadi luas cakrawalanya dan membaca buku pembaca dibawa ke dalam
9
dunia pikiran dan renungan. Dengan membaca orang juga dapat menjadi memesona dan
terasa nikmat dalam tutur katanya.
Sedangkan tujuan dilakukannya membaca artikel atau tulisan ilmiah antara lain:
D. Jenis-jenis Membaca
Membaca Ekstensif
Adalah membaca secara luas, objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi :
2. Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan
10
Membaca Intensif
Merupakan jenis membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang
seharusnya kita kuasai. Yang termasuk dalam membaca intensif adalah:
1. Membaca Teliti
Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali
seseorang perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai.
2. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang
bertujuan untuk memahami tentang standar-standar atau norma-norma kesastraan
(literary standards), resensi kritis (critical review), dan pola-pola fiksi (patterns of
fiction).
3. Membaca Kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijakasana,
mendalam, dan evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan
bacaan, baik makna baris-baris, makna antar baris, maupun makna balik baris.
4. Membaca Kreatif
Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar menagkap
makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan
hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari.
E. Teknik Membaca
Menurut Sudarso (1988:72) ada empat teknik yang dapat digunakan dalam membaca
kritis. Keempat teknik tersebut yaitu:
Tugas pembaca kritis adalah menilai fakta atau pernyataan yang dapat menyokong
gagasan pokok yang dikemukakan. Pembaca harus sanggup menentukan apakah
fakta yang dibacanya ada hubungannya satu dengan yang lainnya atau mungkin
pembaca nenemukan dua atau lebih fakta yang seharusnya dipandang sebagai fakta
yang terpisah. Akhirnya pembaca menentukan penilaian terhadap fakta-fakta yang
disajikan oleh penulis.
Kegiatan membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir dan
bersikap kritis. Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi:
Adapun teknik-teknik yang digunakan untuk meningkatkan setiap kritis adalah sebagai
berikut:
14
Keenam sikap kritis tersebut sejalan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom yang
sudah direvisi oleh Anderson dan Krathwol (2001: 268). Berikut ini adalah penjelasan
masing-masing:
Meliputi kemampuan:
Tidak semua gagasan yang terdapat pada teks bacaan itu dinyatakan secara
tersurat atau secara eksplisit pada baris kata-kata atau kalimat-kalimat.
Seringkali pula, gagasan serta makna tersebut terkandung di balik baris kata-
kata atau kalimat-kalimat tersebut, dan untuk menggalinya diperlukan sebuah
interpretasi dari Anda sebagai pembacanya. Anda harus mampu menafsirkan
ide-ide pokok dan ide-ide penunjang yang secara eksplisit tidak dinyatakan oleh
penulisnya, serta mampu membedakan fakta-fakta yang disajikan secara kritis.
Kemampuan menginterpretasi makna tersirat adalah kemampuan:
15
Sebagai pembaca kritis Anda tidak boleh berhenti sampai pada aktifitas
menggali makna tersirat melalui pemahaman dan interpretasi secara kritis saja,
tetapi Anda juga harus mampu menetapkan konsep-konsep yang terdapat
dalam bacaan ke dalam situasi yang bersifat problematik. Dalam hal ini,
kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep, meliputi kemampuan:
misalnya berupa simpulan atau ringkasan, ide pokok, gagasan utama bacaan,
tema, atau kerangka bacaan.
Secara terperinci kemampuan menganalisis sekaligus menyintesis, meliputi
kemampuan berikut ini:
1. Menangkap gagasan utama bacaan.
2. Memberikan detil/fakta penunjang.
3. Mengklasifikasikan fakta-fakta.
4. Membandingkan antar gagasan yang ada dalam bacaan.
5. Membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan.
6. Membuat simpulan bacaan.
7. Mengorganisasikan gagasan utama bacaan.
8. Menentukan tema bacaan.
9. Menyusun kerangka bacaan.
10. Menghubungkan data sehingga diperoleh simpulan.
11. Membuat ringkasan.
Selanjutnya, untuk dapat melakukan kegiatan membaca kritis, ada beberapa persyaratan
pokok yang perlu dipenuhi, yakni:
1. Pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bacaan.
2. Sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa.
3. Penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmiah.
18
KESIMPULAN
Membaca tulisan atau artikel ilmiah adalah kegiatan membaca yang harus berdasarkan pemahaman
logis, dalam hal ini, terdapat jenis-jenis membaca yang biasa dilakukan, yaitu:
1. Membaca Ekstensif
a. Membaca Survei
b. Membaca Sekilas
2. Membaca Intensif
a. Membaca Teliti
b. Membaca Pemahaman
c. Membaca Kritis
d. Membaca Kreatif
Khusus untuk kegiatan membaca tulisan atau artikel ilmiah, jenis membaca kritis merupakan jenis
membaca yang paling efektif untuk dilakukan. Hal ini disebabkan karena membaca kritis merupakan
aktifitas membaca yang ditempuh secara bijak, mendalam, evaluative, serta analisis dan bukan
hanya sekedar mencari-cari kesalahan isi atau pilihan kata yang dalam objek kajian dan membaca
kritis sebagaimana membaca intesif merupakan modal utama bagi mahasiswa dalam mencapai
kesuksesan studi.
19
DAFTAR RUJUKAN
https://id.wikipedia.org/wiki/Membaca_cepat
http://rumahbahasaku.blogspot.co.id/2012/06/membaca-intensif-dan-ekstensif.html
http://ikram-melan6km4du.blogspot.sg/2012/04strategi-membaca-pemahaman.html?m=1