Materai 2000-2014 PDF
Materai 2000-2014 PDF
Abstrak
Meterai Tempel sebagai alat pajak negara telah hadir sejak zaman kolonialisme dan bertahan dari
generasi ke generasi sebagai bagian hukum di Indonesia. Pembubuhan meterai pada dokumen berfungsi
melunasi pajak di awal, sekaligus pengesahan kesepakatan antar pihak yang terlibat. Meterai sejak
pertama kali hadir hingga saat ini telah beberapa kali mengalami pembaharuan baik dari nilai,
keamanan, maupun visual. Dalam carik kertas meterai termuat informasi nilai pajak dan kandungan
grafis lainnya yang mendukung nilai estetika. Mempelajari seni rupa dan desain pada Meterai Tempel
periode 2000-2014 khususnya adalah usaha untuk membaca fenomena desain komunikasi visual yang
berkaitan dengan kondisi zaman, kebudayaan, hingga teknologi yang berkembang. Analisis grafis
menggunakan tiga teknik analisis yaitu analisis formalistik, analisis ekspresivistik, dan analisis
instrumentalistik dalam menjabarkan unsur-unsur grafis secara formal berlandaskan ketetapan resmi
pemerintah yang berlaku. Melalui tahapan analisis ditemukan relevansi antara grafis pada meterai
dengan pesona alam, kebudayaan, peristiwa yang berlangsung, dan teknologi yang berkembang sebagai
bagian dari referensi perancang dan pemerintah dalam menggubah karya.
Kata kunci: meterai tempel, analisis, grafis
Abstract
The Indonesia’s stamp as a state tax instrument has been present since the days of colonialism and
survived through generations as part of the law in Indonesia. The use of stamp on documents serves to
pay off early taxes, as well as to evidence of agreements between the parties involved. The stamp since
its first appearance until nowday has had several times been updated in price, security, and in visual
terms. The stamp contains tax information and other graphic contents that support aesthetic value.
Studying fine arts and design on the stamps of 2000-2014 period was primarily an attempt to read
visual communication design phenomenon’s relating to the conditions of the times, culture, and the
technologies that developed. Graphic analysis employs three tehcnics that is formalisme analysis,
expresivisme analysis, and instrumentalisme analysis for graphic elements based on official
government regulations. The analysis stages it has found relevance between the graphics on the stamp
with a fascination of nature, culture, current events, and an evolving technology as part of the reference
designer and government in the composition of the work.
98
Lukman Arrahim, Jurnal Barik, 2020, Vol. 1 No. 1, 98-111
PENDAHULUAN
Manusia pada dasarnya merupakan makhluk bukti perjanjian seperti tanda tangan dan cap sidik
hidup yang bergantung pada alam dan sesama jari.
makhluk untuk bertahan hidup. Hubungan antar Pada skala penerbitan, seri meterai tidak
manusia dalam proses pemenuhan kebutuhan memiliki standar acuan baku. Seperti pada periode
hidup dibutuhkan rasa saling percaya dan 1971-1999 pemerintah sempat konsisten
perasaan aman dari perlakuan yang merugikan. mengeluarkan seri meterai dengan batasan empat
Sehingga diberlakukan beragam cara untuk tahun sekali. Namun pada periode selanjutnya
mendapatkan rasa percaya dan aman bagi pihak penerbitan tidak lagi menjadi empat tahun. Seri
yang terlibat, salah satunya perjanjian tertulis. Di Meterai Tempel dapat terbit dalam dua tahun
Indonesia perlakuan administrasi dalam surat bahkan enam tahun sekali. Setiap peluncurannya,
menyurat sudah tidak asing dengan keberadaan seri meterai selalu terdiri dari dua nilai yang
carik kertas kecil meterai dalam mempertegas berpasangan disesuaikan dengan kurs rupiah pada
keabsahan pada surat perjanjian. Keberadaan masanya. Hal ini menjadi perhatian khusus dalam
Meterai Tempel pada dokumen berharga memilih batasan penelitian pada Meterai Tempel.
menandakan bahwa pajak telah dilunasi di awal. Menarik rentang waktu dua puluh tahun ke
Bea meterai dari dokumen telah menjadi salah belakang menjadi pilihan dalam batasan penelitian
satu sumber pendapatan negara (Barata, 2005). ini. Salah satu faktor pemilihan batasan ialah
Dalam ilmu sigilografi, yaitu ilmu yang keterbukaan akses dan lintas ilmu yang masih
mempelajari tentang stempel atau cap. Meterai dapat dijangkau dengan bantuan internet dan
termasuk dalam cap atau simbol yang mewakili buku-buku referensi.
keterkaitan seseorang pada raja atau lembaga- Desain Meterai Tempel secara komprehensif
lembaga pemerintah (The New Encyclopaedia diatur dalam KMK (Keputusan Menteri
Britannica, 1983: 741). Sigilografi secara Keuangan) atau PMK (Peraturan Menteri
etimologis berasal dari bahasa latin, sigillum yaitu Keuangan). Setiap seri memiliki desain
patung atau gambar kecil, ukiran timbul atau konstekstural yang memuat unsur-unsur informasi
besaran nilai meterai, teks Meterai Tempel itu
relief, cap (Poerwadarminta, 1969). Oleh karena
sendiri, serta grafis pendukung nilai estetik.
itu meterai memiliki perlakuan khusus dalam
Sebagai alat komunikasi sarat informasi dan nilai
keamanan guna meminimalisir kasus pemalsuan estetik, Meterai Tempel merupakan manifestasi
dan penyalahgunaan. Seperti penggunaan ragam budaya cerminan pengalaman dalam
hologram, lubang perforasi, teknik cetak intaglio, bentuk wujud dan rupa.
dan komponen visual khusus lainnya. Jenis kertas Pada perkembangannya, kini Meterai Tempel
yang digunakan meterai serupa dengan prangko. termasuk dalam benda filateli. Keputusan ini
Meterai menggunakan kertas berlapis pada satu diresmikan setelah dibuka topik Revenue Stamps
sisi (one side coated) dan terdapat perekat kering oleh organisasi filatelis sedunia dan se-Asia
yang mudah menempel apabila dilapisi air. (Nasution, 2012). Hal ini membuktikan timbulnya
Menariknya dalam Bahasa Inggris meterai ketertarikan pada meterai lebih dari sekedar benda
dipadankan dengan stamp sementara stamp koleksi. Namun juga nilai yang terkandung pada
sendiri dalam bahasa Indonesia juga berarti corak grafis bentuk meterai. Pada carik kertas
Meterai Tempel dapat ditangkap ide, konsep,
prangko. Hal ini membuat penelusuran meterai di
makna simbolik terkait hukum, budaya, ideologi,
mesin pencarian daring dalam Bahasa Inggris hingga kedaulatan pada negara dan pemerintah.
mengalami ambiguitas karena mesin pencari akan Rumusan masalah dalam penelitian merujuk
menemukan prangko alih-alih meterai. Menurut pada rancangan desain Meterai Tempel Indonesia
pasal 1 dan 9 UU No. 13 Tahun 1985 tentang Bea periode 2000-2014 yang belum pernah dianalisis
Meterai, benda meterai hanya berlaku di menggunakan tiga tahap teknik analisis yaitu
Indonesia. Ini menjadi keunikan tersendiri analisis formalistik, ekspresivistik, dan
terhadap penerapan hukum Bea Meterai di instrumentalistik. Meterai memiliki komponen
Indonesia. Sekaligus menimbulkan asumsi pada grafis yang selalu berkembang dan mengalami
kepercayaan dan faktor-faktor yang mendasari pembaharuan dari masa ke masa sehingga
perlunya penggunaan meterai di samping adanya memiliki latarbelakang perancangan desain yang
menarik diteliti. Peranan seperti apa yang dapat
99
“Analisis Grafis Meterai Tempel Indonesia Periode 2000-2014”
diberikan carik kertas kecil meterai terhadap komunikasi pemerintah kepada masyarakat
negara dan masyararakat juga menjadi salah satu Indonesia.
rumusan masalah dalam penelitian.
Tujuan dalam penelitian ialah, menjabarkan KERANGKA TEORITIK
elemen visual pada Meterai Tempel menggunakan Relevansi topik penelitian yang termasuk
tahapan analisis formalistik, ekspresivistik dan dalam benda filateli, seperti prangko dan juga
instrumentalistik, mendeskripsikan relevansi mata uang. Beberapa penelitian terkait mata uang
grafis meterai dengan fenomena yang yang menjadi sumber referensi seperti jurnal oleh
melatarbelakangi perancangan desain, dan Baskoro Suryo Banindro yang berjudul ‘Kajian
mendeskripsikan fungsi dan peran meterai sebagai Ikonografis Bahasa Rupa Uang Kertas Indonesia
media pajak dan komunikasi pemerintah. Masa Revolusi’. Pengkajian dilakukan dengan
menggunakan metode ikonografis, yang pada
METODE PENELITIAN dasarnya merupakan telaah bahasa rupa dalam
Metode penelitian ini adalah deskriptif perpektif desain grafis dan dimensi kultural
kualitatif menggunakan tiga pendekatan analisis historis. Kemudian kajian oleh Puji Antara
yaitu analisis formalistik, analisis ekspresivistik, Rahayu, Naomi Haswanto, dan Alvanov
dan analisis instrumentalistik. Proses yang Zpalanzani dengan jurnal yang berjudul ‘Kajian
mengkosolidasi tentang form, content, dan Grafis Uang Logam Indonesia Periode Tahun
context dalam meterai sebagai bagian baru dalam 1951-2009’. Menggunakan pendekatan deskriptif
“the world hypothesis” (Cromer, 1990:37). Secara kualitatif identifikasi bentuk dan visualisasi pada
etimologis formalisme berasal dari kata forma 15 pecahan uang logam Indonesia.
(latin), yang berarti bentuk atau wujud. Struktur Selain mengambil sudut pandang desain
formal atau formal analysis digunakan sebagai grafis, sumber pustaka dan referensi ranah hukum
kaidah untuk menyikapi penjelmaan realitas ke ikut andil dalam memberi arahan seperti jurnal
dalam simbol atau gambar. Isi (content) meterai oleh Mega Tumilaar yang berjudul ‘Fungsi
berupa grafis dan teks mengandung pesan dan Meterai dalam Memberikan Kepastian Hukum
jawaban yang melatarbelakangi perancangan Terhadap Surat Perjanjian’. Penelitian tersebut
desain. Konteks pada karya berupa pengaruh dan menggunakan metode yuridis normatif yang
fungsi karya pada masyarakat yang bersifat penting dan mutlak dalam penelitian dan
menangkapnya (Suharto, 2007). perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam proses analisis grafis Meterai Tempel Dalam penelitian ini ditunjang dengan
periode 2000-2014, data yang dikumpulkan beberapa teori yang relevan. Seperti teori
berasal dari data primer yaitu benda meterai dan mengenai Meterai Tempel itu sendiri. Meterai
data sekunder seperti peraturan pemerintah Tempel menurut Pasal 1 dan 2 UU No. 13 Tahun
(PMK/KMK RI yang berlaku), penelitian 1985 tentang Bea Meterai adalah alat sekuritas
sebelumnya yang memiliki keterkaitan, dan juga negara yang mengatur hukum berupa pajak di
buku-buku mengenai seni rupa dan desain. Data awal, dikenakan atas dokumen yang bersifat
yang dikumpulkan berupa data objektif dan data perdata dan dokumen yang digunakan di
afektif peneliti berdasar pada empiris dan melalui pengadilan. Sebagai pajak, Bea Meterai termasuk
tahapan teknik pengumpulan data, yaitu observasi dalam Pajak Pusat yang berarti dikelola oleh
pada objek penelitian meterai dan studi literatur Pemerintah Pusat yaitu Direktorat Jenderal Pajak
dengan kajian teori yang berhubungan dengan Republik Indonesia sementara pencetakannya
topik penelitian. Analisis mempelajari komunikasi sendiri dipercayakan kepada Perusahaan Umum
secara sistematik, objektif, dan kualitatif terhadap Percetakan Uang RI (Perum PERURI). Hukum
pesan yang tampak (Berelson & Kerlinger). Bea Meterai telah diatur sejak kependudukan
Metode analisis, yaitu menjabarkan secara Hindia Belanda dalam staatsblad 1921 No. 498
deskriptif satu persatu seri meterai yang diurutkan (aturan Bea Meterai 1921 / zegelverordening
berdasar tahun peredaran dari yang paling lama 1921).
hingga seri terbaru. Mendeskripsikan unsur Kata meterai secara etimologi merupakan
formal desain seperti gambar, tipografi, dan warna serapan dari Bahasa Tamil ‘முத்திரை’ dibaca
yang terdapat dalam meterai. Kemudian Muttirai yang berarti segel. Tamil merujuk pada
mendeskripsikan makna ekspresivistik yang India Selatan dan dikategorikan dalam rumpun
didukung kajian teori pada representasi gambar Dravida. Bahasa Tamil telah bersinggungan
dalam meterai. Selanjutnya menjabarkan fungsi dengan Bahasa Melayu sejak dua millenium
instrumentalistik meterai sebagai alat terapan
100
“Analisis Grafis Meterai Tempel Indonesia Periode 2000-2014”
(Hoogervorst 2015: 249-283). Di masa Teori sejarah sosial desain, melalui peranan
kolonialisme telah disahkan kata meterai dalam desain, pengamat dan pemerhati dapat menangkap
kertas segel dan penggunannya dalam urusan konsep peradaban, kebijakan politik, budaya,
hukum. Namun pengucapan lidah masyarakat hingga kemajuan teknologi yang berkembang
Indonesia yang berbeda dan tingkat masyarakat pada Meterai Tempel. Dalam rentang waktu
buta huruf yang tinggi menyebabkan pergeseran perjalanan sejarah peradaban manusia, desain
penyebutan ‘meterai’ menjadi ‘materai’. Ukuran merupakan wujud kebudayaan teraga yang dapat
benda meterai yang kecil dan penggunaannya diintrepetasi keberadaannya sebagai sebuah teks
yang sekali pakai kerap kali mengesampingkan sosial yang bermakna (Sachari, 2000).
perhatian lebih pada tulisan/teks yang tertera.
Ironi, kasus yang sederhana oleh media pajak HASIL DAN PEMBAHASAN
pemerintah namun dilakukan berulang, dari Peredaran Meterai Tempel di Indonesia
generasi ke generasi. Samsuri (1994: 63-64) berkaitan dengan kertas segel yaitu kertas
menyatakan bahwa semua hasil proses bermeterai yang berfungsi mengikat perjanjian.
perkembangan bahasa meliputi penambahan, Kertas segel dan meterai jauh sebelum Indonesia
pengurangan, dan penggantian atau perubahan. merdeka telah diatur dalam staatsblad 1921 No.
Sehingga diperlukan edukasi terhadap pentingnya 498 (aturan Bea Meterai 1921 / zegelverordening
mengenal dan memahami Bahasa Indonesia 1921) tentang Bea Meterai oleh Pemerintah
dengan baik dan benar. Belanda. Lambat laun seiring perjalanan
Teori desain, secara etimologi diduga berasal kemerdekaan Indonesia maka dilakukan pula
dari kata designo (Itali) yang artinya gambar konversi menjadi Undang-Undang Republik
(Jervis, 1984). Desain merupakan respon terhadap Indonesia Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea
suatu masalah. Keberhasilan desain dalam Meterai. Mengenai bentuk, ukuran, dan warna
menjawab tantangan suatu permasalahan ialah benda meterai telah diatur secara komperehensif
dengan melakukan validasi atau uji coba. Dalam oleh PMK (Peraturan Menteri Keuangan) atau
dunia seni rupa di Indonesia kata desain KMK (Keputusan Menteri Keuangan) Republik
dipadankan sebagai kata benda juga kata kerja dan Indonesia.
rancangan (Sachari, 2000). Istilah desain Penggunaan meterai dan tanda tangan di
berkembang dalam banyak aspek keilmuan dalam Indonesia sebagai salah satu klausa perjanjian
beragam variasi kegiatan. Termasuk desain pada menuai perhatian peneliti dan upaya konfirmasi di
meterai sebagai alat pajak negara. beberapa negara lain seperti Amerika, Jepang,
Teori grafis, grafis merupakan kata serapan Cina, dan Australia yang tidak menggunakan
dari graphic dalam bahasa Inggris yang berasal meterai. Tradisi hukum Indonesia menerapkan
dari kata graphikos (Greece), yaitu gambar visual meterai dalam suatu dokumen atau perjanjian
dalam suatu media seperti kanvas, layar, kertas, tidak lepas dari faktor kependudukan Belanda
atau bahkan batu (Thabroni, 2019). Bertujuan pada zaman penjajahan. Upaya Vereenigde
menyampaikan sebuah pesan atau Oostindische Compagnie (VOC) mengumpulkan
mengekspresikan karya estetik refleksi dari gold harta berupa pajak pada surat-surat penting
penciptanya. Kata grafis kerap disandingkan mendorong keberadaan meterai sebagai alat bukti
bersama dengan desain sehingga menjadi desain pajak telah dibayar. Bahkan timbul dugaan
grafis atau apabila dijabarkan secara bahasa kompeni Belanda memanfaatkan celah
menjadi rancangan berupa gambar. Grafis pada kekurangpahaman penguasa masyarakat lokal di
penelitian merupakan gambar di atas carik kertas Indonesia dengan pembubuhan meterai pada surat
meterai yang berfungsi sebagai alat pemenuhan perjanjian yang menjebak, sehingga
pajak di awal atas dokumen berharga. meningkatkan pertumbuhan kekuasaan politik
Teori tipografi, tipografi dalam desain VOC di Pulau Jawa (Sudewo, 1985).
komunikasi visual dikenal sebagai ‘visual Banyak demang (pejabat setingkat lurah)
language’ yang berarti bahasa yang dapat dilihat. dipecat dan diarak mengelilingi pasar dengan
Tipografi berperan sebagai salah satu sarana tangan terbogol akibat lalai dalam tugasnya
penerjemah kata-kata yang terucap menjadi memungut Bea Meterai. Tontonan tersebut praktis
lembaran kata yang dapat dibaca (Wijaya, 1999: menimbulkan kesimpulan dan kepercayaan bagi
48). Tipografi dapat dikatakan berhasil apabila masyarakat yang secara mayoritas masih buta
memenuhi empat pokok prinsip dalam desain huruf, bahwa suatu dokumen atau surat perjanjian
tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan harus dimeteraikan (Tumilaar, 2015). Meskipun
readibility.. sebenarnya keberadaan meterai sebagai media
101
“Analisis Grafis Meterai Tempel Indonesia Periode 2000-2014”
rancangan grafis yang berfungsi pajak tidak serta pemerintah dan kehidupan bermasyarakat.
merta menjadi indikator ukuran keabsahan suatu Kesadaran akan pentingnya peran meterai dalam
perjanjian. Karena pada dasarnya sah atau tidak kehidupan sosial yang berfungsi pajak ikut
sahnya suatu perjanjian tidak ditentukan oleh mendorong aktifitas seni dan desain dalam
pelunasan Bea Meterai melainkan ditentukan oleh merancang komposisi informasi yang termuat
Pasal 1320 KUH Perdata. dalam carik kertas meterai. Isi dalam kertas
Kepercayaan dan kebiasaan memberi meterai merupakan sumber data yang akurat sekaligus
pada dokumen di Indonesia yang dilakukan bukti sejarah yang tidak ternilai (Garraghan, 1957:
berulang-ulang secara turun temurun kemudian 22).
menjadi tradisi dan bertahan dalam hukum
01/01/2000 – 31/12/2000 Rp. 1000,- Biru dan hijau muda Ragam bunga dan medalion
01/01/2000 – 31/12/2000 Rp. 2000 ,- Merah dan jingga Ragam bunga dan medalion
03/07/2002 – 30/09/2005 Rp. 3000,- Coklat dan hitam Roset dan ornamen tradisional
03/07/2002 – 30/09/2005 Rp. 6000,- Coklat muda dan emas Roset dan ornamen tradisional
01/04/2005 – 31/03/2010 Rp. 3000,- Biru dan kuning Latent image huruf ‘M’
01/04/2005 – 31/03/2010 Rp. 6000,- Biru dan merah Latent image huruf ‘M’
01/07/2009 – 31/03/2015 Rp. 3000,- Merah dan (color shifting) Teks DJP diapositif dalam blok
Merah – biru
01/07/2009 – 31/03/2015 Rp. 6000,- Violet dan (color shifting) Teks DJP diapositif dalam blok
102
“Analisis Grafis Meterai Tempel Indonesia Periode 2000-2014”
103
“Analisis Grafis Meterai Tempel Indonesia Periode 2000-2014”
104
“Analisis Grafis Meterai Tempel Indonesia Periode 2000-2014”
105
“Analisis Grafis Meterai Tempel Indonesia Periode 2000-2014”
106
“Analisis Grafis Meterai Tempel Indonesia Periode 2000-2014”
warna dan perforasi bintang peninggalan seri Analisis Instrumentalistik seri 2005-2010
sebelumnya. Seri meterai 2005-2010 bertahan selama lima
tahun, mengalami peningkatan jangka waktu
peredaran dari seri sebelumnya. Melalui seri ini
pemerintah menciptakan suasana yang ketat
terhadap tindakan pemalsuan dengan menambah
berlapis unsur kemanan pada meterai.
Menggunakan meterai asli pada dokumen
memberikan tingkat kredibilitas yang tinggi dan
rasa aman jangka panjang pada pihak yang
terlibat. Sekaligus menjadi tanggung jawab dan
Secara ukuran kertas meterai tidak kewajiban masyarakat negara yang baik dengan
mengalami penambahan maupun pengurangan menggunakan produk yang asli dan juga berarti
dari sebelumnya. Warna yang digunakan pada membayar kewajiban pajak di awal dengan baik
meterai bernilai Rp. 3000,- terdiri dari biru dan dan benar pula.
kuning, sementara pada meterai bernilai Rp.
6000,- terdiri dari warna biru dan merah. Jenis Analisis Formalistik seri 2009-2015
huruf balok keluarga sanserif masih menjadi
pilihan pada teks dalam meterai. Menambahkan
variasi outline pada stroke huruf sehingga
mempertegas dan memperjelas tingkat
keterbacaan teks nominal dan teks Meterai
Tempel.
107
“Analisis Grafis Meterai Tempel Indonesia Periode 2000-2014”
108
“Analisis Grafis Meterai Tempel Indonesia Periode 2000-2014”
Melati khususnya Melati Putih ditetapkan pada seri 2009-2015 yang menambahkan teks
melalui Keputusan Presiden Nomor 4/1993 ‘Pajak Membangun Bangsa’.
sebagai puspa bangsa, salah satu dari tiga bunga Terdapat relevansi antara grafis pada meterai
nasional Indonesia. Bunga melati (Jasminum dengan pesona alam, kebudayaan, peristiwa yang
sambac) termasuk genus semak dan tanaman berlangsung, dan teknologi yang berkembang
merambat dalam keluarga zaitun. Merupakan sebagai bagian dari referensi perancang dan
bunga penting dalam upacara pernikahan bagi pemerintah dalam menggubah karya. Dari data
berbagai suku bangsa di Indonesia, terumata di yang dikumpulkan ditemukan keseragaman motif
Jawa (Sutater & Effendie: 2011). Bunga melati yang mendominasi yaitu ragam corak flora dan
melambangkan kesucian, keindahan, motif tradisional. Rancangan tersebut menjadi
kesederhanaan, dan kerendahan hati. Dalam lagu langkah pemerintah dalam menjaga dan
patriotik ”Melati Suci” karya Guruh melestarikan aset bangsa melalui meterai.
Sukarnoputra, melati digambarkan sebagai bunga Meterai memiliki peranan dan fungsi dalam
yang harumnya menyerbak senantiasa hadir mengumpulkan bea atau pajak terhadap dokumen
sebagai kusuma bangsa dari pahlawan yang gugur berharga. Pembubuhan meterai pada dokumen
dalam medan perang. menandakan bahwa pajak telah dibayar di awal
sehingga meterai dapat diajukan dalam pengadilan
Analisis Instrumentalistik seri 2014-Sekarang apabila terlibat dalam kelumit masalah.
(2020) Rancangan grafis pada meterai berperan
Sesuai dengan tema peringatan HUT RI ke- menyampaikan pesan pentingnya membayar pajak
69 yaitu, “Dengan Semangat Proklamasi 17 dan peranan pajak ialah membangun ekonomi
bangsa. Terlihat dari teks dan elemen-elemen
Agustus 1945, Kita Dukung Suksesi
grafis yang mengarah pada indikasi dari Ditjen
Kepemimpinan Nasional Hasil Pemilu 2014 Demi
Pajak RI.
Kelanjutan Pembangunan Menuju Indonesia yang Secara keseluruhan carik kertas meterai
Makin Maju dan Sejahtera”. Rupa Melati pada memiliki ukuran yang relatif kecil dan
meterai menggambarkan semangat patriotisme membutuhkan strategi komposisi yang baik dan
pejuang kemerdekaan. Meterai yang telah ideal agar dapat memuat seluruh pesan yang
bertahan selama enam tahun ini memerankan dibutuhkan. Hal ini menjadi tantangan sekaligus
fungsinya sebagai alat administrasi wajib di peran bagi DKV dalam merespon meterai sebagai
berbagai bidang kehidupan di Indonesia. Terutama produk nusantara yang akan mengalami
pada dokumen berharga yang terdiri dari dua atau pembaharuan di seri berikutnya dan beredar di
lebih pihak yang terlibat. Walau di lapangan lebih seluruh Republik Indonesia. Mempelajari desain
sering ditemukan meterai dengan nilai Rp. 6000,- pada meterai membantu memperkaya referensi
daripada meterai dengan nilai Rp. 3000,-. visual dalam merangkai pola ragam hias yang khas
akan intrik seni dan budaya Indonesia.
SIMPULAN DAN SARAN
Gambar pada carik kertas meterai dari masa
Melalui analisis pada Meterai Tempel ke masa berfungsi sebagai rekam jejak kronologi
Indonesia periode 2000-2014 didapatkan data sejarah dan budaya. Meterai tidak hanya menjadi
elemen pokok visual yang selalu ada tersusun wujud ekpresi estetis perancang namun juga
dalam meterai antara lain, yaitu: Lambang Garuda sebagai pemenuhan kebutuhan sistem dalam
Pancasila, teks ‘Meterai Tempel’, teks ‘TGL’ dan hukum di Indonesia. Melalui analisis Meterai
dua digit pertama tahun meterai beredar (19/20), Tempel periode 2000-2014 diharapkan dapat
teks nilai meterai dalam angka dan huruf, dan menjadi pembelajaran dan evaluasi grafis meterai
hologram. Seiring perkembangan zaman dan pada seri berikutnya. Sehingga dapat menambah
teknologi ikut mempengaruhi daftar elemen ragam seni rupa khas nusantara dan
visual pada meterai seperti: lubang perforasi menyampaikan pesan dengan tepat dan baik.
bintang, mikroteks pajak, dan nomor seri meterai.
Beberapa unsur visual diterapkan pada meterai REFERENSI
bergantung pada zaman dan peristiwa yang Sumber dari buku:
melatarbelakangi grafis pada meterai. Contohnya
109
“Analisis Grafis Meterai Tempel Indonesia Periode 2000-2014”
110
“Analisis Grafis Meterai Tempel Indonesia Periode 2000-2014”
111