Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.8 No.

2 September 2021

KONSTRUKSI REALITAS COVER MAJALAH TEMPO


(STUDI SEMIOTIKA GAMBAR JOKOWI
BERSILUET PINOKIO)
Laurensia Retno Hariatiningsih1, Irwanto2
Universitas Bina Sarana Informatika, laurensia.lrs@bsi.ac.id1,
Universitas Bina Sarana Informatika, irwanto.iwo@bsi.ac.id2

Abstrak
Pada September 2019 Indonesia ramai membahas revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan
Korupsi yang disahkan, dalam kondisi ini majalah Tempo menampilkan lambang Presiden Jokowi
dengan siluet Pinokio pada sampul majalah Tempo edisi 16-22 September 2019. Tujuan penelitian ini
mendeskripsikan makna tanda dan simbol yang terdapat pada sampul majalah Tempo edisi 16-22
September 2019. Selain itu, ia juga ingin mengungkap makna yang terkandung dalam sampul majalah
Tempo. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, dengan pendekatan penelitian kualitatif
deskriptif menggunakan model analisis semiotika triadik Charles Sander Pierce. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tanda pria berbaju putih dengan kerutan di dahi dan bibir cemberut, hal ini
menunjukkan permasalahan yang terjadi di Indonesia sehingga presiden bertanggung jawab
menangani kasus korupsi. Siluet Presiden Jokowi dengan hidung panjang menyerupai Pinokio di sini
merupakan penggambaran karakter Pinokio. Di sini, Tempo mencoba kritis terhadap peristiwa yang
terjadi di masyarakat, dan dengan gambaran ini masyarakat memiliki persepsi sendiri-sendiri terhadap
situasi saat ini.
Kata kunci: Konstruksi Realitas, Sampul Majalah, Semiotika Model TriadikCharles Sander Pierce.

Abstract
In September 2019 Indonesia was busy discussing the revision of the Corruption Eradication
Commission Law which was passed, in this condition Tempo magazine depicts the symbol of President
Jokowi with the silhouette of Pinocchio on the cover of the 16-22 September 2019 edition of Tempo
magazine. The purpose of this study describes the meaning of the signs and symbols is included in the
cover of the Tempo magazine edition dated 16-22 September 2019. Apart from that, he also wants to
reveal the meaning contained in the cover of the Tempo magazine. This study uses a constructivist
paradigm, with a descriptive qualitative research approach using Charles Sander Pierce's triadic
semiotic analysis model. The results showed that the sign of a man dressed in white with wrinkles on
the forehead and pouting lips, this shows the problems that occur in Indonesia so that the president is
responsible for handling corruption cases. The silhouette of President Jokowi with a long nose
resembling Pinocchio here is a depiction of Pinocchio's character. Here, Tempo tries to be critical
about events in the community, and with this picture the people have their own perceptions of the
current situation.
Keywords: Reality Construction, Magazine Cover, Triadic Model SemioticsCharles Sander Pierce.

PENDAHULUAN masyarakat sebagai aturan yang dapat


Akhir tahun 2019 tepatnya di bulan melemahkan KPK dan posisi KPK dinilai
September terjadi kondisi yang memprihatinkan sedang diujung tanduk, terdapat 15 pasal yang
di Indonesia. Revisi Undang-Undang Komisi dianggap melemahkan peran KPK memberantas
Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dengan korupsi, salah satunya mengenai kewenangan
mendadak disahkan oleh pemerintah, sehingga serta persetujuan dewan pengawas penyidik dan
membuat masyarakat tergerak, terjadi demo penyelidik dari Kepolisian Republik Indonesia
dari para mahasiswa yang ada di Indonesia, dan kejaksaan. dalam melakukan penyadapan.
selain itu ramainya pemberitaan revisi UU KPK Hal ini membuat KPK bukan lagi sebagai
di media membuat warganet perang komentar lembaga independent, karena penanganan
di media sosial. Revisi undang-undang tersebut korupsi harus melalui dewan pengawas. Hal ini
dianggap oleh para penggiat anti korupsi dan disetujui oleh Presiden Jokowi Pada tanggal 13

ISSN: 2355-0287, e-ISSN: 2549-3299


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 125
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.8 No.2 September 2021
September . Selain itu ia juga menyetujui mengungkap muatan pesan yang terdapat dalam
sejumlah klausal revisi UU KPK, kewenangan cover majalah Tempo edisi tanggal 16-22
SP3 setelah dua tahun, hingga pegawai KPK September 2019.
menjadi ASN. Jokowi menyatakan menolak 4 Maka untuk itu penelitian ini ingin
poin revisi UU KPK, yaitu penyadapan dengan mengungkap konstruksi tanda dan memahami
izin eksternal. Lalu penyelidik dan penyidik makna dalam cover majalah Tempo edisi edisi
KPK hanya berasal dari kepolisian dan tanggal 16-22 September 2019, merupakan
kejaksaan saja, penuntutan wajib berkoordinasi maka fokus penelitian ini adalah :
dengan Kejagung, dan LHKPN dikeluarkan 1. Bagaimana tanda-tanda dan simbol
dari KPK. (Detikcom, 2019).Realita mengenai digunakan dalam pembuatan cover majalah
sikap Presiden Jokowi ini tentu menarik Tempo edisi tanggal 16-22 September
perhatian media. 2019?
Media sepatutnya berdiri sebagai 2. Apa makna-makna yang terdapat dalam
pengawas watch dog terhadap keadaan di ruang cover majalah Tempo edisi edisi tanggal
publik. Dalam hal ini media sebagai adalah 16-22 September 2019?
sebuah institusi yang harus bersandar pada pilar 3. Konstruksi realitas apakah yang dibangun
utama kebenaran (Kovach & Rosentiel, dalam cover majalah Tempo edisi edisi
2006:38). Media menyuguhkan suatu tanggal 16-22 September 2019?
penggambaran kebenaran mengenai yang Maksud dari penelitian ini adalah
terjadi di Indonesia. Dalam memberitakan suatu menjawab makna pria dan siluetnya yang
peristiwa media memiliki peran dalam terdapat dalam cover majalah Tempo edisi edisi
menggambarkan realitas yang terjadi di tanggal 16-22 September 2019, dengan cara
masyarakat. mengidentifikasi baik gambar, tanda-tanda dan
Penelitian ini melihat bahwa simbol simbol yang digunakan pada sampul atau cover.
atau tanda pada cover majalah Tempo dengan Dengan kata lain mengungkap proses
sebuah ilustrasi gambar Jokowi Pinokio pemaknaan secara subjektif terhadap cover
merupakan sebuah gambar yang memiliki majalah.
makna tersendiri untuk dipahami secara
koprehensif. Ilustrasi gambar sebagai bahasa KAJIAN LITERATUR
simbolis memiliki tujuan dan arti sehingga Konstruktivisme
menciptakan sebuah makna. Untuk Untuk menjawab pertanyaan tersebut
membongkar makna yang terdapat dalam cover maka perlu diphami mengenai paradigma
majalah Tempo Jokowi Pinokio, maka konstruktivisme. Menurut pemahaman Berger
penelitian ini menggunakan semiotika untuk dan Lucman konstruktivesme itu merupakan
mengupas tanda-tanda, dengan melihat realitas konsep relatifitas terhadap suatu realitas yang
sosial dan kebudayaan dalam tanda yang ada dan tidak ada pemikiran deduksi yang valid.
digunakan majalah Tempo pada sampulnya. Dalam disiplin ilmu komunikasi dikenal dengan
Sebab da aturan yang memungkinkan tanda- teori konstruksi sosial yang berada diantara
tanda tersebut memiliki arti. teori real sosial dan pengertian defenisi sosial
Melalui teori semiotika dapat (Eriyanto, 2013:13)
diklasifikasikan tanda-tanda visual dan kata- Pada pandangan ini subjek adalah
kata yang terkandung dalam cover atau dalam elemen utama dalam kegiatan komunikas dan,
hal ini sampul majalah, sebagai tujuan untuk kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan
mengungkap makna dan tanda-tanda atau sosialnya. Subjek punya kuasa penuh dan punya
simbol yang ada. (Sobur, 2009b:34) kemampuan melakukan kontrol terhadap
Kajian semiotik dapat memahami maksud-maksud tertentu dalam setiap wacana.
kegunaan yang terdapat pada cover majalah Komunikasi dipahami, diatur, dan dihidupkan
Tempo edisi tanggal 16-22 September 2019. oleh pernyataa- pernyataan yang bertujuan.
Dalam membongkar mengungkap makna (Ardianto, 2011:156)
tersirat dari cover majalah Tempo tersebut. Paradigma konstruktivis yang
Dalam mengungkap makna tersirat didapat dari memandang tindakan komunikasi sebagai suatu
pemaknaan yang subjektif, yang Maka konstruksi sosial dari proses bedasarkan
semiotika yang menaruh titik pada simbol, pengetahuannya dan muncul berdasarkan
tanda, lambang dan gambar digunakan untuk pengalamannya yang diinterpretasikan dalam

ISSN: 2355-0287, e-ISSN: 2549-3299


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 126
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.8 No.2 September 2021
bentuk makna yang dituangkan dalam suatu 1. Representamen
bentuk pesan berupa tanda, kaitannya dengan Representamen adalah bentuk yang diterima
penelitian ini gambar Pinokio muncul oleh tanda atau berfungsi sebagai tanda.Tanda
berdasarkan pengalaman sipembuat yang atau representamen menurut Charles Sanders
dituangkan di dalam majalah Tempo, sehingga Peirce adalah sesuatu yang bagi seseorang
memiliki pesan tersembunyi yang ingin mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal
disampaikan. atau kapisitas.
Sign (Representamen) merupakan bentuk fisik
Teori Semiotika Charles Sanders Pierce atau segala sesuatu yang dapat diserap
Semiotika Charles Sanders Pierce pancaindra dan mengacu pada sesuatu,
sering kali disebut memberikan gagasannya trikotomi pertama dibagi menjaditiga, yaitu
menyeluruh, deskriptif dan struktural dari sebagai berikut :
semua penandaan yang ada. Pierce melihat a. Qualisign adalah tanda yang mengacu
tanda sebagai elemen yang menjadi satu pada sifatnya.
kesatuan utuh dan tunggal. (Wibowo, 2013:17). b. Sinsign bereferensi pada rupanya
Menurutnyaa tanda sebagai medium berpikir. c. Legisign sistem aturan untuk memaknai
Pierce mengenalkan segitiga makna. tanda
Menurutnya, semiotika berangkat dari tiga 2. Object
elemen utama, yang terdiri dari tanda (sign atau Object merupakan sesuatu yang merujuk pada
representamen), acuan tanda (object), pengguna tanda. Sesuatu yang diwakili oleh
tanda (interpretan).. (Krisyantono, 2006:263) representamen yang berkaitan dengan
acuan.Pierce membedakan tanda-tanda objek
dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda
yang digolongkan dalam semiotika.
Diantaranya: ikon, indeksdan simbol.

Tabel 1. Tipe-Tipe Tanda


Jenis Tanda Hubungan Antar Tanda Contoh
(Representamen) Dan Sumber Acuan

Ikon Tanda dirancang untuk Segala macam gambar


mempresentasikan sumber (bagian, diagaram dan lain-
acuan melalui simulasi atau lain), photo, kata-kata dan
persamaan (artinya, sumber seterusnya
acuan dapat dilihat, didengar
Sumber : (Wibowo, 2013:17) dan seterusnya, dalam ikon)

Gambar 1. Model Triadic Pierce Indeks Tanda dirancang untu


mengidentifikasikan sumber
Jari yang menunjuk, kata
keterangan seperti di sini, di
acuan atau saling sana, kata ganti seperti aku,
menghubungkansumber kau, ia dan seterusnya
Melalui pemikiran pierce yang Acuan

tervisualisasi dengan gambar di atas maka tanda Simbol Tanda dirancang untuk Simbol sosial seperti mawar,
menyandingkan sumber simbol matematika dan
adalah konsep yang berlangsung kontinu acuan melalui kesepakatan seterusnya
atau persetujuan
membentuk rantai makna yang disebut dengan
semiosis. Interpretan akan menjadi represent
begitu terus. (Budiman, 2011:3). Sebuah alur Sumber: (Danesi, 2010:38)
yang tidak berwal dan berakhir. a. Ikon adalah tanda yang mengandung
Proses tersebut tidak ada awal dan tidak ada unsur atau mirip. Elemen yang sangat
akhir karena semuanya saling berhubungan. mudah dikenali identik atau kemiripan
Selanjutnya salah satu bentuk tanda (sign) seperti halnya tanda tanda lalu lintas.
adalah kata. Sedangkan sesuatu dapat disebut b. Indeks bereferensi dengan eksistensial
representamen (tanda) apabila memenuhi dua di antara representamen dan objeknya.
syarat diantaranya adalah pertama, bisa Ada hubungan konkret antara indek dan
dipersepsi, baik dengan panca-indera maupun objek.
dengan pikiran atau perasan. Kedua, berfungsi c. Simbol,adalah tanda yang sesuai
sebagai tanda (mewakili sesuatu yang lain). dengan kesepemahaman diantara orang
Interpretant adalah apa yang diproduksi tanda yang memaknainya, seperi halnya
di dalam kuasa pikiranlah yang jadi palang merah untuk medis.
penginterpretasi;. 3. Intrepretan
Interpretant; adalah tanda yang terdapat dalam
ISSN: 2355-0287, e-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 127
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.8 No.2 September 2021
diri seseorang (Vera (2014:23) diantaranya bahwa ruang publik sangat dibutuhkan dalam
adalah rheme, lalu dicisign, dan argument : melakukan konstruksi realitas. Begitu banyak
a. Rheme, makna tanda tersebut masih motivasi yang menyertai tindakan konstruksi
dapat diartikan. tersebut. Begitu juga yang terjadi dengan
b. Dicisign (dicentsign), ada relasi antara sampul pada majalah tempo yang menjadi
lambang itu dan interpretannya fokus pada penelitian ini. Media massa jelas
c. Argument, tanda yang berlaku secara punya motivasi dalam melakukan konstruksi
general materinya. Dalam hal ini sampul majalah
Tempo bergambar siluet tokoh Pinokio. Media
Konstruksi Realitas Sosial massa telah melakukan konstruksi terhadap
konstruksi sosial dalam pandangan Berger materi yang terdapat di dalamnya. Akan
dan Luckmann dimengerti sebagai satu memiliki arti tertentu bila ditelaah lebih
kenyataan dan pengetahuan yang tidak hanya jauh.(Sobur, 2009b:32)
tersurat tapi juga tersirat. Hal ini terdapat dalam
interaksi sosial pada ruang publik. Prosesnya Majalah
melalui beragam lambang komunikasi ataupun Media massa cetak bisa berbentuk
bahasa dan tentunya melalui agen-agen sosial majalah. Majakah juga termasuk unsur
ataupun lembaga sosial yang ada. komunikasi yang dikenal dengan konsep
Intersubjektifitas sangat mendominasi dalam medium. Komunikasi massa yang merupakan
kenyataan yang ada. Pada pandangan ini juga publikasi pesan dengan menggunakan media
manusia hidup memanfaatkan kognitifitas, yang ditujukan kepada masyarakat yang
psikomotoris, emosi dan intuitif. Melalui hal- heterogen, yaitu sejumlah orangyang tidak
hal inilah objek ditelaah secara dikenal dan tidak terlihat oleh penyampai
intersubjektifitas. Namun Berger juga tidak pesan. (Effendy, 2006:154)
menafikan hal objektifitas (Syam, 2005:35) Salah satu identitas majalah adalah
Masih dalam paendangan Berger dan desain sampul atau cover yang dipunya.
Luckman, terdapat tahapan atau proses dalam Lazimnya sampul majalah biasanya berisi foto,
pembentukan realitas sosial yakni memandang ilustrasi gambar lainnya yang biasanya
realitas sosial terbentuk sebagai proses tiga memiliki unsur daya tarik. Sampul atau cover
tahap, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan ini merupakan reprentasu dari laporan utama
internalisasi. Ekspresi manusia terhadap dunia yang menjadi pokok isu utama dalam tiap
adalah proses eksternalisasi. Baik itu kegiatan edisinya. Hal ini biasa dikenal dengan cover
jasmani dan rohani serta hubunganya dengan stort.
orang lain. Pada proses ini maka manusia Sampul atau cover ini dibuat khusus
manusia mendapati dirinya dengan cara oleh desainer tertentu. Ia memperhatikan unsur
membangun dan membentuk dunia kreatifitas, tata letak, korelasi dengan laporan
sekelilingnya. Selanjutnya adalah objektivasi utama, dan bahasa simbol. Karena sampul ini
terdapat sebelum seorang individu lahir di ada di halaman depan majalah yang langsung
dunia. Selanjutnya proses objektifitas dipahami berinteraksi dengan mata publik saat kesan
sebagai pengetahuan. Inilah yang menciptakan pertama. Selanjutnya desainer tersebut juga
sebuah realitas objektif bagi sebagian manusia memperhatikan artistik, kontras dan
menurut referensinya. Lalu proses internalisasi ketajamannya (Rolnicki, 2008:412)
yakni saat individu ada dan menjadi bagian
anggota masyarakat. Manusia sebagai produk METODOLOGI PENELITIAN
masyarakat dihasilkan melalui proses ini. Kualitatif menjadi pendekatan yang
Penyerapan aturan struktur dunia yang objektif dipilih pada penelitian ini. Pendekatan tersebut
terjadi pada internalisasi. (Bungin, 2007:32) untuk mendiskripsikan dan menganalisis
Berger dan Luckman memandang fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
konstruksi realitas simbolik adalah hasil cipta pemikiran orang secara individual maupun
individu dalam kehidupan dan interaksi sosial kelompok. Penelitian kualitatif ini digunakan
sehari-hari. Realitas, dan kebenaran adalah hasil untuk melihat makna sebagai bagian yang tak
karya manusia yang relatif. (Noviani, terpisahkan dari pengalaman seseorang dalam
2002:13). konteks kehidupan sosial secara alamiah dengan
Lebih jauh Berger Berger dan Luckman mengedepankan proses interaksi komunikasi.

ISSN: 2355-0287, e-ISSN: 2549-3299


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 128
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.8 No.2 September 2021
Berkaitan dengan penelitian ini ingin Paramita, guna mendapatkan data yang lebih
mengetahui mengenai fenomena pemaknaan dalam dan memperkuat penelitian sehingga
mengenai yang ada cover majalah Tempo edisi menjawab masalah penelitian. Secara konteks
16-22 September 2019 “Janji Tinggal Janji” tual yang paling bertanggung jawab terhadap
secara mendalam. sampl majalah tempo adalah Kendra Paramita.
Ia sebagai pembuat cover majalah Tempobedisi
Penelitian dilakukan secara interpretatif 19-22 September 2019, beliau dianggap tepat
sehingga analisis perlu dilakukan untuk karena sebagai yang membuat cover majalah
mendapatkan makna dari suatu fenomena guna tersebut dan yang mengetahui maksud dari
mendapatkan pemahaman yang mendalam. gambar tersebut.Teknik observasi yang
Prosesnya dilakukan dengan semiotika Pierce dilakukan yaitu dengan observasi keterlibatan
terkait langsung pasif yang diobservasi hanya pada
makna gambar dari konstruksi realitas dalam bagian-bagian yang terdapat dalam cover
gambar cover majalah Tempo edisi 16-22 majalah Tempoedisi 16-22 September 2019,
September 2019. yakni berupa gambar, teks atau tulisan, warna,
Deskriptif dipilih sebagai Metode pemilihan tokoh, pemilihan latar Data lain yang
penelitian ini., yaitu kegiatan mengumpulkan, mendukung juga digunakan sebagai materi
menganalisa, menginterpretasikan data dalam menagnalisa. Seperti halnya dari sumber
sertamenyajikan data informasi yang sebenar- tertulis dan literatur, seperti arsip, dokumen
benarnya, dengan metode analisis semiotika resmi, tulisan-tulisan yang ada pada situs
yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini internet, yang dapat mendukung analisa
yaitu makna gambar pria dan siluetnya yang di penelitian tentang simbol-simbol dan pesan
konstruksi yang dituangkan dalam gambar yang terdapat pada cover majalah Tempo edisi
presiden Jokowi sebagai yang digambarkan 16-22 September 2019.
sebagai Pinokio di majalah Tempo. Peneliti Sebagai upaya untuk memvalidasi data
akan memperhatikan koherensi makna antara maka ini menggunakan metode triangulasi
bagian-bagian dalam teks yang terdapat dalam sumber, yaitu menggunakan sumber data
cover majalah Tempo Jokowi pinokio dan berdasarkan hasil wawancara sebagai penguat
melakukan interpretasi untuk mengungkap karena dianggap sebagai subjek yang memiliki
makna yang tersembunyi dalam cover majalah sudut pandang yang berbeda. Selain itu
tersebut. menggunakan triangulasi metode, yaitu dengan
Unit analisis dalam penelitian ini adalah cara mencari data lain tentang sebuah fenomena
semua tanda-tanda yang dalam kaitannya yang diperoleh dengan menggunakan metode
penelitian ini adalah baik visual, tulisanwarna, yang berbeda yaitu wawancara, observasi, dan
pemilihan tokoh, background dan gurtan yang dokumentasi, hal ini digunakan untuk
terdapat dalam cover majalah Tempo edisi 16- menggambarkan data, menghubungkan dan
22 September 2019, yang kemudian elemen- menyimpulkan data yang dapat dipercaya.
elemen ini akan diinterpretasikan dengan
menggunakan model Triadic Charles Sander Teknik Analisis Data
Pierce.Elemen-elemen pada cover majalah ini Tahap dalam analisa data yang umum
akan dianalisis dengan memulai fokus kepada dilakukan dalam penelitian kualitatif, Huberman
representamen, objek dan interpretan. Dengan dan Miles, yaitu :
mengklasifikasikan tanda atau representamen, 1. Kategorisasi dan Reduksi Data
menjadi qualisign, sinsign, dan legisign. 2. Penyajian Data
Selanjutnya mengaitkan tanda dengan objek 3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
dengan membagi tanda atas ikon, indek dan Penelitian ini akan mengkaji cover majalah
simbol. Selanjutnya adalah interpretan, tanda Tempo edisi 16-22 September 2019 dengan
(sign, representamen) dibagi atas rheme, dicent menganalisis tanda menggunakan semiotika
sign atau dicisign dan argument. model Charles Sanders Peirce sebagai teori
segitiga makna (triangle meaning) yang
Metode Pengumpulan dan Sumber Data membagi tanda atas representamen, object dan
Dialog tanya jawab dilakukan dengan interpretant.
mewawancarai pembuat cover majalah Tempo
edisi 16-22 September 2019 yaitu Kendra

ISSN: 2355-0287, e-ISSN: 2549-3299


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 129
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.8 No.2 September 2021
PEMBAHASAN 2. Objek Sampul Majalah Tempo Edisi
Dalam bab ini akan membahas 16-22 September 2020.
mengenai temuan dari permasalahan pokok
penelitian dengan menganalisis objek penelitian
dengan menggunakan teori triadict Charles
Sanders Peirce dengan menguraikan
representamen (sign), object, dan interpretant.
Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah
cover majalah tempo edisi 19-22 September
2019, dengan gambar sebagai berikut :

3. Interpretan Sampul Majalah Tempo


Edisi 16-22 September 2020.

Sumber : (Riana, 2019)


Gambar 2. Cover Majalah Tempo Edisi 16-
22 September 2019

1. Representamen Cover Majalah Tempo


Edisi 16-22 September 2020.
Realitas dalam Sampul Majalah Tempo
Edisi 16-22 September 2019
Berger dan Luckmann untuk
memahami konstruksi sosial dimulai dengan
mendifinisikan apa yang dimaksud dengan
kenyataan dan pengetahuan. Kenyataan sosial
dimaknai sebagai sesuatu yang tersirat
didalam pergaulan sosial yang diungkapkan
Representamen atau tanda dalam cover secara sosial melalui komunikasi lewat
majalah Tempo ini terlihat latar belakang bahasa, bekerjasama melalui bentuk-bentuk
berwarna abu-abu, disertai ilustrasi seorang organisasi sosial. (Syam, 2005:35)
pria mengenakan baju putih dengan bibir Realitas dapat dimaknai melalui teks
dimajukan kedepan, mata meram dengan bahasa seperti dalam penelitian ini pada
rambut belah kesamping dan terdapat kerutan cover majalah Tempo yang terdiri dari suatu
dikeningnya. Teks yang tertulis dalam cober simbol baik itu gambar maupun kata-kata.
majalah Tempo tersebut yaitu “Janji Tinggal Bahasa merupakan medium yang menjadi
Janji: Para Penggiat Anti Korupsi Menuding pelantara dalam memaknai sesuatu,
Presiden Ingkar Janji Prihal Penguatan memproduksi dan mengubah makna. Melalui
Komisi Pemberantasan Korupsi, bahasa dapat mengkomunikasikan sesuatu
Membenarkan Sejak Awal Jokowi pesan yang ingin disampaikan, dan lewat
Mendukung Ketua Komisi Terpilih”. bahasa tertuang simbol atau tanda dalam
mengungkapkan pikiran, konsep, dan ide

ISSN: 2355-0287, e-ISSN: 2549-3299


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 130
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.8 No.2 September 2021
mengenai sesuatu. banget gitu kan tapi ini tidak terjadi
Dengan menggunakan model triadic begitu saja kalau kita lihat cover-cover
dan konsep trikotominya Charles Sanders sebelumnya baik dari Koran Tempo
Peirce dengan menghubungkan maupun majalah Tempo itu kita mulainya
representamen (sign) dengan objek yang soft banget… Jadi memang tidak terjadi
kemudian akan terbentuk interpretan begitu saja, tapi berangsur-angsur
(pemaknaan) dalam pemikiran peneliti bahwa menjadi besar karena aaaa dari
cover majalah tersebut bahwa mengacu merekanya juga tidak ada perubahan gitu
kepada suatu realitas yang terjadi, cover kan, perubahan kearah yang lebih baik,
majalah ini juga akan dihubungkan dengan jadi kami merasa perlu memberikan
teori dan sumber lain yang menyangkut sesuatu yang lebih keras gitu”. (Paramita,
realitas berdasarkan refrensi yang digunakan Wawancara 2020)
peneliti. Cover majalah Tempo disini tidak dibuat
Cover majalah Tempo merupakan tanpa alasan, maupun memiliki tujuan, karena
gambar tersebut merupakan metafora dari melihat fenomena yang terjadi yang ada
pemberitaan dalam majalah tersebut, yakni dimasyarakat maupun pemerintahan. Untuk
keresahan terhadap revisi UU KPK serta kasus yang menyangkut kasus yang besar
tanggung jawab dari pemerintah. (Setiawan, yang menuntut harus adanya perubahan dari
2020) Siluet yang menyerupai gambar pemerintahan majalah Tempo cukup keras
presiden Jokowi, siluet ini berada dibelakang menyentil pemerintah, disini Tempo berusaha
gambar pria tersebut. Namun hidung siluet untuk mengkritisi pemerintah. Hal ini sesuai
ini lebih panjan dari gambar pria tersebut, dengan ideologi majalah Tempo itu sendiri
Siluet ini ditafsirkan sebagai Pinokio, jika sebagai ideologi majalah Tempo yang
siluet diartikan sebagai bayangan, maka dari bersifat kritis sesuai dengan konstitusi serta
itu siluet gambar jokowi diartikan sebagai ruh demokrasi pada suatu media. (Setiawan,
bayangan Jokowi yang menyerupai Pinokio. 2020:82) Dan visi dari majalah Tempo itu
jika dikaitkan dengan headline dan sendiri sebagai media yang menjadi acuan
subheadline “Janji Tinggal Janji: Para dalam proses kebebasan rakyat untuk berfikir
Penggiat Anti Korupsi Menuding Presiden dan mengutarakan pendapat, serta
Ingkar Janji Prihal Penguatan Komisi membangun suatu masyarakat yang
Pemberantasan Korupsi, Membenarkan Sejak menghargai kecerdasan dan perbedaan
Awal Jokowi Mendukung Ketua Komisi pendapat.
Terpilih”. Dari sini terlihat bahwa ada yang Hal ini juga dipertegas oleh Kendra
ingin disampaikan, terlihat penggambaran Paramita (Pembuat Cover Majalah) sebagai
presiden Jokowi dianggap berbohong terkait berikut :
dengan janjinya untuk mendukung KPK, “Dari ilustrasi yang dibuat Tempo ingin
namun kenyataannya revisi UU KPK tetap masyarakat memiliki kritis terhadap keadaan
akan disahkan. Seperti yang dijelaskan oleh saat ini, tidak ada pesan khusus yang ingin
pembuat ilustrator dalam wawancaranya disampaikan, namun Tempo ingin
sebagai berikut: masyarakat memiliki persepsi sendiri
“Sampul ini berbicara tentang janji atau terhadap situasi saat ini. Terjadi Multitafsir
tentang broken promise atau hal-hal yang dan multiinterpretasi itu jadi bisa bermacam-
tidak ditepati, pernyataan tidak sesuai macam artinya. Baik yang positif ataupun
dengan kenyataan”. (Paramita, negative ataupun netral. Jadi sebenernya kita
Wawancara 2020) tidak bermaksud untuk menetapkan sebuah
Penggambaran yang terdapat di dalam statement yang spesifik begini begini begini
cover majalah Tempo sebagai gambaran itu engga, tapi kita lebih senang
mengenai kritis Tempo terhadap kondisi yang membebaskan tafsir kepada para pembaca,
terjadi saat ini. Kritis Tempo memiliki Jadi pembaca terlibat gitu, jadi mereka juga
pandangan yang sesuai dengan ekspetasi bebas untuk menafsirkan sendiri gambar ini
khalayak. gitu. Jadi pembaca terlibat gitu, jadi mereka
“Sampul ini tidak terjadi begitu saja, juga bebas untuk menafsirkan sendiri gambar
beberapa orang bilang kita bikin sampul ini gitu, kami lebih memilih seperti itu. lebih
cukup keras terhadap pemerintah, nyentil senang dengan cara seperti itu gitu. Jadi hmm

ISSN: 2355-0287, e-ISSN: 2549-3299


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 131
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.8 No.2 September 2021
yang kami sampaikan disini hanya sebatas, saja Cuma kalau saya pribadi sih aaaa
oke ini hmm sampul ini berbicara tentang saya maunya orang fokus di presiden dan
janji atau tentang broken promise atau hal-hal bayangannya gitu”. (Paramita,
yang tidak ditepati, pernyataan tidak sesuai Wawancara 2020)
dengan kenyataan. (Paramita, Wawancara Majalah Tempo berusaha untuk
2020) menciptakan simbol yang relevan dengan
Penekanan realitas agar masyarakat peristiwa saat ini dengan membuat simbol
memiliki persepsi dan pandangan terhadap Jokowi dan bayangannya dengan hidung
peristiwa yang terjadi di pemerintahan panjang menyerupai Pinokio, analogi ini
digunakan Tempo dalam menggambarkan disesuaikan dengan kenyataan yang terjadi di
suatu peristiwa di dalam cover majalah. Indonesia. Konstruksi pemahaman mengenai
”Bahwa ini pelemahan KPK gitu bukan realitas dari analogi ini dipertegas
penguatan justru pelemahan gituloh dan dari berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut
situ dapat disimpulkan bahwa ini yang terjadi :
sekarang tidak sesuai dengan yang beliau “Arahnya kesitu (Janji yang tidak
janjian pada saat kampanye dulu”. (Paramita, dipenuhi, perkataan yang tidak sesuai
Wawancara 2020) dengan kenyataan) tapi masih membuka
Pada dasarnya majalah Tempo kemungkinan bahwa aa hmm jadi sampul
mengkonstruksi makna mengenai realitas ini tetap ada praduga tak bersalahnya ya
dengan menciptakan suatu cover majalah bahwa ini bukan maunya Jokowi, itu ya
Tempo yang dibangun atas suatu tetap ada. Tapi indikasi dan fakta-
eksternalisasi, seperti pendapat wawancara di faktanya sejauh ini ya beliau menyetujui
atas eksternalisasi disini dimana usaha dalam gitu kan, kampanye kan penguatan
pencurahan ide dalam bentuk simbol baik supaya terpilih… sebenernya bahwa ya
gambar maupun tulisan merupakan hasil dari Jokowi tidak menepati janji gitu.
media dalam menangkap fenomena yang Sebenernya sih gol tujuan mulianya
terjadi di masyarakat, terkait dengan caelah tujuan mulianya adalah aaaa kita
penelitian ini majalah Tempo melihat bahwa ingin apa ya kita mau masyarakat juga
peristiwa yang saat itu sedang ramai kritis gitu”.(Paramita, Wawancara 2020)
mengenai kisruh revisi UU KPK. yang dilihat Dalam hal ini realitas yang ingin
berdasarkan fakta-fakta peristiwa yang terjadi dibangun oleh majalah Tempo adalah bahwa
mengenai janji penguatan KPK pada saat terjadi janji yang tidak ditepati, tidak sesuai
kampanye pemilihan Presiden, namun pada perkataan pada saat kampanye oleh Jokowi.
saat revisi UU KPK itu disetujui oleh Jokowi. Selanjutnya adalah eksternalisasi, dimana
Majalah Tempo melihat ini sebagai suatu proses pengertian atau interpretasi dari
sebagai pelemahan terhadap KPK dan tidak peristiwa objektif, terkait dengan penelitian
sesuai dengan janji yang diberikan pada saat ini dengan penggunaan analogi presiden
kampanye. Jokowi, siluet hitam menyerupai Pinokio dan
Selanjutnya terdapat objektifitas yaitu headline “Janji Tinggal Janji”, simbol yang
dimana media memiliki analogi yang objektif saling terkait ini dimaknai dengan realitas
mengenai suatu keadaan saat ini yaitu kisruh yang terjadi di Indonesia. Dari cover yang
revisi UU KPK yang akan disahkan, terkait telah dirancang, majalah Tempo menciptakan
dengan gambar presiden Jokowi yang yang pengetahuan di masyarakat. Majalah Tempo
diidentikan sebagai kepala pemerintahan, berusaha untuk membebaskan kepada
yang seluruh kewenangan dan pusat masyarakat untuk memiliki pemahaman
keputusan ada pada kepala Negara. tentang cover majalahnya.
“Kita sih gapernah berfikir sampe sejauh “Kalau interpretasinya diserahkan ke
itu ya bahwa jadi setiap hal harus ada pembaca secara bebas gitu gapapa ga, iya
maknanya gitu, yang penting tujuan maknanya secara sederhana sih aaa janji
utama kita adalah menampilkan presiden yang tidak ditepati sebenernya atau lebih
sebagai simbol lalu ada bayangannya gitu sederhananya lagi perkataan yang tidak
dan itu saja sih fokusnya, mungkin ya sesuai dengan kenyataan”. (Paramita,
kalau ada yang mau meneliti tentang Wawancara 2020)
maknanya sih sah-sah saja si bebas-bebas “Gambaran ideal dari demokrasi dan itu

ISSN: 2355-0287, e-ISSN: 2549-3299


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 132
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.8 No.2 September 2021
udah jauh banget gitu dan dari apa yang yang paling kuat sih. Jadi magnetnya
selama ini kita dapatkan ini jauh lebih paling besar, isunya kuat terus apatuh
buruk gitu dan trennya kearah lebih buruk namanya, layak untuk dipublikasikan
gitu kan nah dengan omnibus law dan seperti itulah”. (Paramita, 2020)
segala macam gitu kan itu semuanya Pada dasarnya majalah Tempo membuat
mengerikan gitu terus bagaimana Cover Story dibuat atas keputusan Redaksi,
keberpihakan kepada pengusaha, di edisi ini redaksi menetapkan tema melalui
pengusaha tambang dan itukan tidak rapat opini, mereka yang memilih mana yang
hanya bagi warga tapi juga kelestarian layak untuk dijadikan cover story. Ide dalam
lingkungan itu juga parah kan pembuatan cover majalah dari situasi yang
dampaknya… Jadi masyarakat lebih terjadi saat ini, dan yang sedang intens
kritis, melek politik, ga buta-buta amat mengenai isu revisi UU KPK ini, karena pada
minimal tau apa yang direncanakan oleh saat itu menjadi isu yang paling kuat, yang
pemerintah dan legisatif”. (Paramita, menjadi magnetnya paling besar maka layak
Wawancara 2020) untuk digunakan. Dalam proses perancangan
Realitas lain yang terdapat di dalam cover revisi UU KPK ini cukup jelas dan beliau
majalah Tempo merupakan gambaran mengirimkan utusan ke sidang revisi UU
demokrasi yang ada di Indonesia yang lebih KPK, makanya disitulah menggunakan
buruk dengan omnibus law terlihat gambar presiden, karena presiden sebagai
keberpihakan penguasa. Ini sesuatu yang simbol kepala pemerintahan yang
perlu diperhatikan di Indonesia karena akan berkontribusi dalam revisi UU KPK.
menciptakan suatu dampak bagi masyarakat.
Disini majalah Tempo ingin mengajak KESIMPULAN
masyarakat untuk kritis dan memiliki Kesimpulan dari temuan dan hasil
pengetahuan mengenai apa yang sedang analisis dari konstruksi realitas dalam cover
terjadi di pemerintahan dan apa akan majalah Tempo Edisi 19-22 September 2019
dirancanakan oleh pemerintah. yakni dalam mengkonstruksi realitas majalah
“Hmm ah iya, mengkhawatirkan ya. Jujur Tempo menggunakan tanda baik gambar
saya kecewa sih dengan kok bisa sampe ataupun tulisan, dengan menggunakan model
ada sih revisi undang-undang terus kok teori triadic Charles Sander Pierce dalam
mengkhawatirkan gitu kan, wah ini akan menganalisis maka dengan menggunakan
mengancam kebebasan pendapat dan objek yaitu sebagai berikut:
agak aneh terjadi di jaman demokrasi 1. Penggunaan gambar Jokowi dan
dimana demokrasi sedang jaya-jayanya bayangannya dengan hidung panjang ini
kok bisa terjadi sesuatu yang seperti ini”. merupakan usaha majalah Tempo dalam
Cover majalah Tempo merupakan pencurahan ide membentuk simbol
pandangan media akan suatu realitas, dalam dalam menangkap fenomena yang terjadi
cover ini majalah Tempo berusaha ingin di masyarakat. Konstruksi pemahaman
menggambarkan kekecewaannya terhadap yang dibangun Majalah Tempo melihat
revisi UU KPK yang menghawatirkan dan bahwa peristiwa kisruhnya revisi UU
dapat mengecam kebebasan berpendapat KPK, dilihat berdasarkan fakta-fakta
yang harusnya diterapkan dalam sistem peristiwa yang terjadi mengenai janji
pemerintahan yang demokrasi. penguatan KPK pada saat kampanye
“Hmm kalau Cover Storynya itu kan pemilihan Presiden, namun pada saat
keputusan Redaksi, jadi eem setiap pecan revisi UU KPK itu disetujui oleh Jokowi.
kita meluncurkan empat laporan panjang. Majalah Tempo melihat ini sebagai suatu
Salah satunya jadi cover story. Nah itu sebagai pelemahan terhadap KPK dan
redaksi melalui rapat opini, mereka yang tidak sesuai dengan janji yang diberikan
memilih mana yang layak untuk dijadikan pada saat kampanye.
cover story. Nah kalo di edisi itu memang 2. Gambar Jokowi dengan banyangannya
kemarin hmm situasinya pun juga hmm yang menyerupai pinokio jika dikaitkan
apa ya, situasinya kan sedang intens ya dengan headline “Janji Tinggal Janji”,
soal isu ruu itu kan, revisi undang-undang konstruksi pemahaman mengenai realitas
itu kan, jadi aa pada waktu itu, itu isu yang ingin dibangun oleh majalah Tempo

ISSN: 2355-0287, e-ISSN: 2549-3299


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 133
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.8 No.2 September 2021
adalah bahwa terjadi janji yang tidak semiotika Media. Jalasutra.
ditepati, tidak sesuai perkataan pada saat Detikcom, T. (2019). Superkilat, Ini Kronologi
kampanye oleh Jokowi. Jokowi dianggap 13 Hari DPR-Jokowi Revisi UU KPK. 17
berbohong terkait dengan janjinya untuk September 2019.
mendukung KPK, namun kenyataannya https://news.detik.com/berita/d-
revisi UU KPK tetap akan disahkan. 4709596/superkilat-ini-kronologi-13-hari-
Penggambaran yang terdapat di dalam dpr-jokowi-revisi-uu-kpk
cover majalah Tempo sebagai gambaran Effendy, O. U. (2006). Ilmu Komunikasi; Teori
mengenai kritis Tempo terhadap kondisi dan Praktek. Remaja Rosda karya.
yang terjadi saat ini. Eriyanto. (2013). Analisis Isi Pengantar
3. Konstruksi realitas yang ingin dibangun Metodologi untuk Penelitian Ilmu
dari cover yang telah dirancang, majalah Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial
Tempo menciptakan pengetahuan di Lainnya. Kencana Perdana Media Group.
masyarakat. gambaran demokrasi yang Kovach, B., & Rosentiel, T. (2006). Sembilan
ada di Indonesia yang lebih buruk Elemen Jurnalisme. Yayasan Pantau.
dengan omnibus law terlihat Krisyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset
keberpihakan penguasa. majalah Tempo Komunikasi,. Kencana.
berusaha ingin menggambarkan Noviani, R. (2002). Jalan Tengah Memahami
kekecewaannya terhadap revisi UU KPK Iklan. Pustaka Pelajar.
yang menghawatirkan dan dapat
Paramita, K. (2020). Transkrip Wawancara.
mengecam kebebasan berpendapat yang
harusnya diterapkan dalam sistem Riana, F. (2019). Penjelasan Majalah Tempo
Soal Sampul Bergambar Jokowi -
pemerintahan yang demokrasi. Majalah
Nasional Tempo.co. Tempo.Co.
Tempo juga mengajak masyarakat untuk
kritis terhadap sesuatu yang terjadi di https://nasional.tempo.co/read/1248507/pe
njelasan-majalah-tempo-soal-sampul-
Indonesia.
Dalam penelitian ini fokus yang diteliti bergambar-jokowi
mengenai teks dengan pisau analisis analisis Rolnicki, T. E. (2008). Pengantar Dasar
semiotika, maka diharapkan penelitian Jurnalisme (Scholastic Journalism).
selanjutnya dapat dilakukan dengan subjek Kencana.
dan metode lain seperti metode reception Setiawan, N. (2020). PEMAKNAAN COVER
analisis untuk melihat penerimaan dari MAJALAH TEMPO (Analisis Semiotika
khalayak mengenai gambar cover majalah, Cover Majalah Tempo Edisi 16
sehingga penelitian selanjutnya berbeda September-22 September 2019).
dengan dengan penelitian ini karena melihat SOURCE : Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(1),
dari perspektif khalayak. Pada sisi lain 81–88.
penelitian ini bisa jadi bahan refrensi http://jurnal.utu.ac.id/jsource/article/view/
sekaligus evaluasi bagi redaksi media dalam 1744
menggambarkan realitas yang terjadi di Shimp, T. A. (2003). Periklanan Promosi &
masyarakat sehingga tidak terjadi multi tafsir Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran
dan dugaan di masyarakat mengenai sebuah Terpadu (5 Jilid 1). Erlangga.
penggambaran berita. Sobur, A. (2009). Semiotika Komunikasi.
Remaja Rosda karya.
REFERENSI Syam, N. (2005). Islam Pesisir. LKis Pelangi
Ardianto, E. dan bambang Q.-A. (2011). filsafat Aksara.
ilmu komunikasi. Simbiosa Rekatama Vera, N. (2014). Semiotika dalam Riset
Media. Komunikasi. Penerbit Ghalia Indonesia.
Budiman, K. (2011). Semiotika Visual: Konsep, Wibowo, I. S. W. (2013). EBOOK Semiotika
Isu, dan Problem Ikonisitas. Jalasutra. Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi
Bungin, B. (2007). Sosiologi Komunikasi, Penelitian dan Skripsi Komunikasi Edisi
Teori, Paradigma, Dan Diskursus 2. Mitra Wacana Media.
Teknologi Komunikasi Di Masyarakat. https://salakanews.com/download/downlo
Kencana. ad-ebook-semiotika-komunikasi/
Danesi, M. (2010). Pengantar Memahami
ISSN: 2355-0287, e-ISSN: 2549-3299
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 134
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.8 No.2 September 2021
PROFIL PENULIS Bina Sarana Informatika.
Laurensia Retno Hariatiningsih, M.I.Kom,
pendidikan informal S1 Broadcasting di Irwanto, latar belakang S1 Jurnalistik Institut
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Profesi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta
Indonesia (Stikom Prosia) Jakarta dan dan tamat pascasarjana dengan konsentrasi
Pascasarjana Sahid Jakarta dengan media politik Universitas Mercu Buana
konsentrasi Media Baru dan Jurnalistik. Saat Jakarta. Saat ini sebagai dosen tetap
ini status sebagai dosen tetap Universitas Univeristas Bina Asarana Informatika.

ISSN: 2355-0287, e-ISSN: 2549-3299


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika 135

Anda mungkin juga menyukai