Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH TEORI KOMUNIKASI

MENGANALISA KASUS “BIMA TIKTOKER KRITIK KONDISI LAMPUNG”


DENGAN PENDEKATAN TEORI TRADISI KOMUNIKASI SEMIOTIKA

Disusun oleh :
Mayla Syakira Hanifah - NIM. 44220957

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bima lewat akunnya di TikTok, @awbimaxreborn, membuat konten
berjudul "Alasan Kenapa Lampung Gak Maju-Maju".Dalam konten itu,
Bima menyindir kondisi sejumlah sektor di Provinsi Lampung. Di antaranya
mengenai infrastruktur, proyek Kota Baru, pendidikan, tata kelola birokrasi,
dan pertanian. Bima juga menyebut infrastruktur seperti jalanan di Lampung
banyak yang rusak, lalu proyek Kota Baru juga disebut mangkrak sejak
lama.

Selain itu, Bima menyoroti masalah pendidikan di Lampung yang


tidak merata, hingga ketergantungan akan pertanian, tapi tidak mampu
mengontrol harga di tengah masyarakat. Tidak hanya itu, Bima juga sempat
menyebut dirinya berasal dari Provinsi 'Dajjal' sembari menunjuk slide
Provinsi Lampung.

1.2 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Bapak Syatir, M.Si selaku dosen Teori Komunikasi.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari tugas ini adalah agar mendapat hasil Analisa
sebuah kasus dengan pendekatan teori tradisi komunikasi semiotika di media
massa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tradisi Semiotika


Semiotika adalah sebuah disiplin ilmu dan metode analisis yang dapat
mengkaji tanda-tanda yang terdapat pada suatu objek untuk diketahui makna yang
terkandung dalam objek tersebut.
SEMIOTIKA berasal dari bahasa Yunani “Semeion”, yang berarti tanda.
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign). Dalam pandangan Zoest,
segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut tanda. Dan
tanda tidak terbatas pada benda (Zoest, 1993:18). Kata semiotika diturunkan dari
bahasa Inggris, yaitu semiotics. Nama lain semiotika adalah semiology. Keduanya
memiliki arti yang sama, yaitu sebagai ilmu tentang tanda. Baik semiotika atau
semiology berasal dari bahasa Yunani, yaitu semeion, yang berarti tanda.
Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda
(Sobur, 2001).

Semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda


memrepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, kondisi diluar tanda-
tanda itu sendiri. Semiotik menjadi salah satu kajian yang bahkan menjadi tradisi
dalam teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang
bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan
dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri.
Menurut Littlejohn, (2009: 53) dalam bukunya Teori Komunikasi Theories
of Human Communication edisi 9, Semiotik bertujuan untuk mengetahui makna-
makna yang terkandung dalam sebuah tanda atau menafsirkan makna tersebut
sehingga diketahui bagaimana komunikator mengkonstruksi pesan.
2.2. Hasil Analisa

Dalam kasus "Bima Tiktoker Kritik Kondisi Lampung", teori tradisi


semiotika dapat digunakan untuk mengidentifikasi simbol dan tanda yang terlibat
dalam situasi ini.

Simbol utama dalam situasi ini adalah video Bima Tiktoker yang mengkritik
kondisi Lampung. Dalam konteks ini, video tersebut dapat memiliki berbagai
makna tergantung pada sudut pandang pemirsa. Menurut Bima Tiktoker, video
tersebut adalah bentuk kritik untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Lampung. Namun, di sisi lain, video tersebut dapat dilihat sebagai perilaku yang
kurang sopan dan tidak menghormati budaya dari masyarakat Lampung.

Tanda-tanda lain yang muncul dalam kasus ini adalah reaksi dari
masyarakat Lampung, tanggapan dari Pemerintah Lampung, dan pemirsa video
tersebut. Semua tanda ini memiliki makna yang berbeda dan diinterpretasikan
dengan cara yang berbeda tergantung pada pemahaman sosial, budaya, dan
individual yang memaknainya.

Dalam teori tradisi semiotika, interaksi sosial dan tanda-tanda penting dalam
mentransfer makna dan arti dari suatu simbol di dalam suatu konteks. Oleh karena
itu, memahami konteks sosial dan budaya dari situasi ini menjadi penting untuk
memahami bagaimana Bima Tiktoker, masyarakat Lampung, dan Pemerintah
Lampung menafsirkan simbol-simbol yang muncul dalam situasi tersebut.

BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulannya, dengan menggunakan teori tradisi semiotika, kita dapat


mengidentifikasi simbol dan tanda yang terlibat dalam situasi ini serta bagaimana
pemirsa video tersebut memaknainya dengan konteks tertentu. Dalam kasus ini,
video yang diunggah oleh Bima Tiktoker dapat dipandang sebagai kritik yang
membangun atau perilaku yang kurang sopan tergantung pada pandangan individu.
Oleh karena itu, memahami konteks sosial dan budaya dari situasi ini penting
untuk memahami bagaimana simbol dan tanda dalam situasi ini dilihat
oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai