MODUL PERKULIAHAN
85005 – Sosiologi
Komunikasi
Teori-teori Sosiologi Komunikasi
Abstrak Sub-CPMK
Pembahasan
02
Enjang Pera Irawan., M.I.Kom
Ilmu komunikasi Ilmu komunikasi Yuliawati, M.IKom
Landasan Teori
Stratifikasi sosial
Skema AGIL
(1). Adaptation (Adaptasi), suatu sistem dapat menyesuaikan dengan setiap keadaan
utama menyesuaikan dengan kebutuhan lingkungan.
“Adaptasi” diinterpretasi sebagai organisme perilaku sebagai sistem tindakan yang
melaksanakan fungsi adaptasi atau fungsi penyesuaian diri dengan mengubah
lingkungan ekternal.
Fungsi adaptasi diimperatifkan ke dalam sub sistem ekonomi sebagai bagian yang
memenuhi keperluan tenaga kerja, produksi, dan alokasi. Melalui pranata ekonomi
memungkinkan masyarakat memenuhi kebutuhan menanggapi lingkungan
eksternal.
(2). Goal Attainment (Pencapaian Tujuan), suatu sistem dapat mendefinisikan tujuan
utama.
“Pencapaian Tujuan” diinterpretasi sebagai sistem keperibadian, pelaksana fungsi
pencapaian tujuan dengan menetapkan tujuan sistem melalui mobilisasi sumber
daya untuk pencapaian tujuan.
Fungsi pencapaian tujuan dilaksanakan melalui sub sistem politik. Sistem
pemerintah berperan sebagai operator sekaligus regulator dalam memobilisasi
warganegara mencapai tujuan negara.
(3). Integration (Integrasi), suatu sistem dapat mengatur hubungan antar komponen.
“Integrasi” diinterpretasi sebagai sistem sosial, yang berfungsi menanggulangi atau
mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponennya.
Fungsi integrasi atau sistem sosial mencakup seluruh fungsi masyarakat, yaitu
suatu kolektif yang relatif memenuhi kebutuhan secara mandiri.
(4). Latency (Pemeliharaan Pola), suatu sistem memiliki kemampuan memelihara dan
memperbaiki diri, berupa motivasi individu dan keberadaan kebudayaan sebagai
medium bekerjanya motivasi.“Pemeliharaan Pola” diinterpretasi sebagai sistem
kultural yang melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan menyediakan aturan
L LATENCY I INTEGRATION
Fakta-Fakta Sosial
Struktur Pertukaran.
Perilaku Sosial
Perilaku Sosial. Teori Pertukaran Sosial berakar pada behaviorisme dalam kajian
Psikologi yang kemudian dikembangkan Sosiologi. Teori ini identik dengan George
Homans yang membangun preposisi untuk menerangkan fenomena individu di dalam
masyarakat. Preposisi yang dikembangkan merujuk pada riset psikologi yang kemudian
digunakan Sosiologi untuk mengkaji hubungan antara pengaruh perilaku seorang individu
terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap perilaku individu (Bushell &
Burgess, 1969; Baldwin & Baldwin, 1986, dalam Rotzer & Goodman, 2008:356). Perilaku
seseorang dapat ditelusuri dalam konteks sejarah masa lalu orang tersebut.
Simak ilustrasi berikut ini; perilaku seseorang dilatari oleh lingkungan sosial atau
fisik sebagai wahana berlangsungnya proses penajaman perilaku positip, negatip, atau
netral. Di masa depan, ketika diperlukan maka akan dimunculkan reaksi berupa perilaku
yang sejenis, apabila perilaku menimbulkan reaksi menyenangkan besar kemungkinan
“Simbol” sebagai label arbitrer atau representasi dari fenomena menjadi konsep
yang membentuk Teori Interaksi Simbolik, di mana suatu interaksi sosial di mungkinkan
terjadi manakala pihak-pihak yang saling berkomunikasi menggunakan simbol yang
disepakati bersama. Dalam kasus di atas, Mellisa dapat berkomunikasi efektif dengan
Hermina oleh sebab dimilikinya simbol yang sama, yaitu kesamaan suku bangsa.
Teori Interaksi Simbolik (Symbolic Interaction Theory atau SI) merupakan kerangka
berpikir yang dikembangkan George Herbet Mead melalui “Mind, Self, Society; From The
Stand Point of The Social Behaviorist”, ia merumuskan diperlukannya simbol sebagai
mekanisme yang dapat dipergunakan di dalam aktifitas berkomunikasi. Teori ini
melengkapi teori-teori sosial sebelumnya dalam mengkaji interaksi antar manusia. Melalui
hipotesanya teori ini menjembatani konsep interaksi antar individu dan kekuatan sosial
yang melatari terjalinnya interaksi sosial. Asumsinya, suatu hubungan antar manusia
dapat dimaknai manakala hubungan itu berlangsung melalui interaksi sosial yang menjadi
prasarana manusia mengembangkan dunia sosialnya.
Meminjam uraian LaRossa dan Reitzes (dalam West & Turner, 2007:98),
pemikiran Mead memuat tiga asumsi :
Objek materil dari semua ilmu sosial adalah manusia. Sebagai salah satu
disiplin ilmu sosial, sosiologi komunikasi juga menempatkan manusia sebagai
objek kajian materilnya. Mari kita bahas satu per satu. Manusia sebagai objek
materiil dari sosiologi komunikasi, berkenaan dengan aktifitas sosial manusia. Kita
tahu, manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri. Setiap kita butuh
orang lain. Anda masih ingat bukan bahwa salah satu aksioma dalam komunikasi
yakni manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Sehingga dalam konteks sosiologi
komunikasi, persoalan manusia difokuskan pada interaksi sosialnya dengan
manusia lainnya dalam masyarakat. Selanjutnya, objek formal dari sosiologi
komunikasi adalah proses sosial dan komunikasi dalam masyarakat atau interaksi
Desiana E. Pramesti. Modul Bahan Ajar Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Universitas Mercu
Buana.
Ritzer, Goerge, dan Douglas J. Goodman. 2007. Teori Sosiologi Modern, Edisi Keenam,
Jakarta: Penerbit Prenada Media Group.
West, Richard, dan Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan
Aplikasi, Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.