Anda di halaman 1dari 15

GEJALA KEBAHASAAN DALAM EMOJI DAN EMOTIKON

PADA APLIKASI WHATSAPP

Ida Ayu Agung Pradnya Nareswari


pradnyanrswr@gmail.com
Program Studi Pasca Sarjana Magister Linguistik, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Universitas Nasional, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling utama dalam kehidupan bermasyarakat.
Komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat terbagi menjadi dua yaitu komunikasi verbal
dan komunikasi non verbal. Salah satu contoh komunikasi non verbal adalah penggunaan
emotikon ataupun emoji dalam percakapan yang terjalin melalui internet seperti Whatsapp,
Kakaotalk, Facebook, dan lain sebagainya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan analisis semiotika oleh Charles Sanders Pierce. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, dari tiga bagian Trikotomi II, yang muncul hanya simbol dan ikon. Penggunaan
emoji atau emotikon yang paling sering digunakan diantaranya adalah jempol, wajah
menyeringai, wajah dengan cium, tertawa keras, sedih, kesal, penuh cinta, semangat
dan berterimakasih. Penggunaan emoji pada suatu percakapan dalam komunikasi digital
dapat mempengaruhi bagaimana seseorang menerima pesan yang disampaikan. Pengaruh ini
mampu meningkatkan tingkat efektivitas komunikasi yang terjalin sehingga komunikasi
digital berjalan dengan lebih akurat.

keyword: Komunikasi Digital, Emoji, Emotikon.


PENDAHULUAN
Alat komunikasi yang paling utama dalam kehidupan bermasyarakat adalah bahasa.
Selain sebagai sarana untuk berkomunikasi, bahasa juga digunakan sebagai sarana untuk
menyampaikan pendapat ide, gagasan, keinginan, perasaan dan argumentasi kepada lawan
bicara. Sebelum adanya kemajuan teknologi, masyarakat harus saling bertemu dan berbicara
langsung agar komunikasi dapat terjalin dengan baik sehingga tujuan awal komunikasi dan
pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik dan tepat oleh lawan bicara.

Seiring berjalannya waktu dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, komunikasi
kini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan berkomunikasi melalui
media komunikasi. Mulai dari komunikasi melalui surat, sms, telepon, dan hingga sekarang
banyak orang yang sudah mulai berpindah ke media komunikasi berbasis internet seperti
BBM, youtube, facebook, line, instagram, whatsapp dan yang lainnya. Komunikasi yang
dilakukan secara tatap muka dapat membuat kita melihat dan merasakan secara langsung
emosi atau raut wajah yang diperlihatkan oleh lawan bicara. Namun jika kita berkomuniksi
menggunakan media sosial seperti whatsapp dan lain sebagainya, kita tidak bisa melihat dan
meraskan langsung emosi serta raut wajah lawan bicara sehingga komunikan harus dibekali
dengan pengetahuan baca tulis yang cukup untuk menghindari kesalahpahaman dalam
menerima maupun mengirim pesan komunikasi.

Perkembangan teknologi ini juga berdampak pada fitur-fitur yang terdapat pada
aplikasi chatting. Salah satunya adalah fitur emoji dan emotikon. Emotikon merupakan
penggabungan simbol-simbol seperti titik dua kurung tutup “:)“ titik dua kurung buka
“:(“ sedangkan emoji merupakan simbol-simbol yang memiliki visualisasi lebih menarik
yang mampu mewakili emosi maupun perasaan dari si pengirim pesan. Emoticon dan emoji
biasanya digunakan untuk pengganti ekspresi wajah ketika melakukan komunikasi secara
online, dimana ketika menggunakan teks saja tidak cukup efektif. Pada dasarnya, emotikon
dan emoji mempunyai prinsip yang sama yaitu untuk mengekspresian emosi maupun
perasaan pengguna pesan singkat dalam penyampaian pesan kepada penerima pesan.
Perbedaannya hanya teletak pada visualisasi gambar dan variasi dari emoji lebih banyak
dibandingkan emotikon. Emoji dan emotikon membuat pengguna dapat menggambarkan
keadaan dirinya saat itu. Disisi lain, penerima pesan akan lebih mudah menerima deskripsi
keadaan sang pengirim pesan sehingga interaksi yang dilakukan kedua belah pihak terasa
lebih hidup.

Keaslian penelitian didapat berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu yang


mempunyai karakteristik yang relatif sama dalam hal tema kajian, namun tetap memiliki
perbedaan dengan penelitian sekarang

Penelitian pertama adalah jurnal yang berjudul ”Efektivitas Penggunaan Emoji Dalam
Komunikasi Digital ” yang ditulis oleh Ariq Bakhtiar, Bagas Rinata Kurnia Sukamto, dan Satria
Hidayat Surya Pramono pada tahun 2022. Persamaan penelitian tersebut dan penelitian ini
adalah sama-sama menganalisis penggunaan fitur emoji yang disediakan oleh media digital
seperti pada aplikasi WhatsApp, Facebook, Instagram, atau Telegram. Namun, penelitian oleh
Ariq Bakhtiar lebih menekankan kepada keefektivan penggunaan emoji, sedangkan penelitian
ini lebih menekankan apa saja emoji yang sering digunakan dan makna yang tersirat di
dalamnya. Perbedaan lainnya juga ditemukan dalam kedua penelitian ini. Jika penelitian ini
menggunakan teori analisis semiotika oleh Charles Sanders Pierce ,Ariq Bakhtiar memilih
menganalisis penelitian dengan teori uses and gratifications oleh Herbert Blumer dan Elihu Kartz.

Penelitian kedua adalah skripsi dengan judul ”Analisis Semiotika Terhadap Penggunaan
Emoticon Whatsapp Dalam Komunikasi Interpersonal Antar Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan
2013” yang ditulis oleh Alfian Cholis Purnomo pada tahun 2018. Penelitian Alfian Cholis Purnomo
dan penelitian ini sama-sama menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce dan
mengambil rumusan masalah tentang penggunaan emoticon whatsapp. Namun penelitian
Alfian berfokus pada aplikasi teori segitiga C.S. Pierce secara menyeluruh sedangkan
penelitian kali ini lebih berfokus pada objek yang terdapat dalam teori segitiga C.S. Pierce.

Uraian di atas membuat peneliti tertarik untuk meneliti penggunaan emoji dalam
proses komunikasi yang dilakukan melalui aplikasi whatsapp. Oleh karena itu, peneliti dalam
penelitian ini memilih judul “Gejala Kebahasaan Dalam Emoji Dan Emotikon Pada Aplikasi
Whatsapp”. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: Apa saja emoji yang paling sering digunakan dalam
komunikasi dan makna apakah yang terkandung dalam emoji tersebut ? Berdasarkan rumusan
masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: mengidentifikasi emot apa saja
yang paling sering muncul dalam komunikasi Whatsapp dan menguraikan makna yang
terkandung dalam emoji tersebut.

METODE
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka pendekatan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk jenis
penelitian yang memahami tentang fenomena sosial dari perspektif partisipan. Secara
sederhana, dapat pula diartikan sebagai penelitian yang lebih cocok digunakan untuk
meneliti kondisi atau situasi objek penelitian. (Sugiono,2005).

Penelitian ini menggunakan analisis semiotika oleh Charles Sanders Pierce.


Menurut Peirce, semiotika didasarkan atas logika, dikarenakan logika mempelajari
bagaimana seseorang bernalar, sedangkan menurutnya penalaran dilakukan melalui tanda-
tanda. Menurut Piece, tanda atau lambang (sign) adalah sesuatu yang merepresentasikan
atau menggambarkan sesuatu yang lain (dalam kognisi seseorang yang mempercayainya).
Pierce (dalam Fatimah, 2022) menunjukan bahwa objek dapat dibagi menjadi 3 bagian yang
disebut dengan Trikotomi II, yaitu ikon, indeks, dan simbol. .

Menurut Sovia dan Erik (2020:31) Konsep semiotika C. S Pierce memfokuskan


kepada hubungan trikotomi antara tanda-tanda dalam karya sastra. Hubungan trikotomi yang
dimaksud yaitu hubungan antara objek, representamen dan interpretan. Dalam hubungan
antara trikotomi, terbagi menjadi 3 bagian yaitu hubungan tanda yang dilihat berdasarkan
persamaan (kesamaan) antara unsur-unsur yang diacu yang biasanya disebut dengan ‘ikon’,
hubungan tanda yang dilihat dari adanya sebab akibat antarunsur sebagai sumber acuan yang
disebut sebagai ‘indeks’, dan hubungan tanda yang dilihat berdasarkan konvensi antarsumber
yang dijadikan sebagai bahan acuan yang disebut dengan ‘simbol’.

Lebih lanjut, ikon, indeks, dan simbol didefinisikan sebagai berikut. Ikon adalah benda
fisik yang menyerupai apa yang dipresentasikannya. Representasi tersebut ditandai dengan
kemiripan (Sobur, 2003: 158). Contohnya gambar, patung-patung, lukisan, dan lain
sebagainya. Pierce (dalam Sobur, 2003) menjelaskan bahwa ikon adalah tanda yang hubungan
antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk secara ilmiah. Dengan kata lain,
ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan seperti
potret dan peta. Secara sederhana, ikon definisikan sebagai tanda yang mirip antara benda
aslinya dengan apa yang direpresentasikannya. Indeks adalah tanda yang menunjukkan
adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat hubungan sebab akibat, atau
tanda yang langsung mengacu pada kenyataan (Sobur, 2003: 159). Contoh yang paling jelas
yang menunjukkan tanda berupa indeks yaitu asap sebagai tanda adanya api. Indeks
merupakan tanda yang hadir dengan cara saling terhubung akibat adanya hubungan ciri acuan
yang sifatnya tetap.

Kesimpulannya bahwa indeks berarti hubungan antara tanda dan petanda yang bersifat
hubungan sebab akibat, karena tanda dalam indeks tidak akan muncul jika petandanya tidak
hadir. Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan
petandanya (Sobur, 2003: 42). Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena-mena, atau
hubungan berdasarkan konvensi (kesepakatan masyarakat). Simbol merupakan bentuk yang
menandai sesuatu yang lain di luar bentuk perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. Contohnya,
sebagai bunga, mengacu dan membawa gambaran fakta yang disebut ‘bunga’ sebagai sesuatu
yang ada di luar bentuk simbolik itu sendiri. Jadi, simbol adalah sebuah tanda yang
membutuhkan proses pemaknaan yang lebih intensif setelah menghubungkannya dengan
objek, dan simbol bersifat semena-mena atau atas persetujuan masyarakat sekitar.
Sumber data pada penelitian ini adalah Screnshoot kegiatan chatting pada aplikasi
WhatsApp, yang diambil dari bulan Agustus 2023 sampai Oktober 2023. Dalam penelitian ini
peneliti memiliki kriteria kriteria untuk memilih informan yaitu informan yang telah cukup
lama dan masih aktif menggunakan WhatsApp, informan yang sering menggunakan lambang
emoticon pada saat chatting di WhatsApp. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data kualitatif yang menganalisis dokumen – dokumen yang dibuat oleh subjek
sendiri atau orang lain. Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen
lainnya yang dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. Selain dokumentasi penelitian
ini juga menggunakan penelitian kepustakaan dan observasi.

PEMBAHASAN

No. Emoji Nama Emoji Jumlah Bagian Makna


1.
Wajah Kesenangan umum,
30
Menyeringai keceriaan atau humor.
2. Wajah menyampaikan perasaan
memberikan 10 cinta dan kasih sayang
ciuman secara lebih umum
3. Wajah tertawa Ikon Menyampaikan tawa
lebar hingga 49 histeris yang lebih intens
menangis
4. Wajah Tersenyum Mengekspresikan
dikelilingi hati berbagai perasaan
50
bahagia dan penuh kasih
sayang
5. Wajah Menahan Berbagai emosi, sedih,
Air Mata 53 pilu, kekaguman, dan
rasa syukur.
6. Jempolan Menyatakan persetujuan,
Simbol
kesiapan, serta
19 merepresentasikan bahwa
suatu hal itu baik atau
bagus.
7. Wajah Menangis Menyampaikan perasaan
Keras intens, seperti tawa yang
tak terkendali,
29
kebanggaan, atau
kegembiraan yang luar
biasa.
8. Wajah Senyum Menyampaikan ironi,
Terbalik sarkasme, ataupun
10
kemarahan yang tidak
dapat diungkapkan
9. Kedua Tangan Mewakili salam hormat
dicakupkan 89 atau menunjukkan
terimakasih dan maaf

10. Lengan Otot Melambangkan kekuatan,


Bisep 16 semangat atau
berolahraga

Teks visual yang dapat dianalisis dari pesan whatsapp yakni dari penggunaan simbol-
simbol atau Emoji gambar yang sering kali digunakan dengan tujuan mengungkapkan sebuah
makna perasaan atau makna pesan secara tidak langsung (Non verbal), sehingga tidak
memerlukan penjelasan secara tertulis untuk memahaminya. Hasil penelitian teks visual
(simbol, emoji) berdasarkan Screnshoot kegiatan chatting pada aplikasi WhatsApp, yang
diambil dari bulan Agustus 2023 sampai Oktober 2023 diuraikan sebagai berikut:

a. Teks visual (emoji) yang menunjukkan sebuah makna kegembiraan dan kebanggaan
seperti data berikut:

25/10/23 16.55 – (SW)

Emoji wajah menyeringai di atas termasuk ke dalam ikon karena memiliki


kemiripan dengan bentuk aslinya. Emoji tyersebut menunjukkan sebuah makna merasa
bangga atas respon pesan sebelumnya. Yaitu foto yang dikirimkan ke dalam grup
whatsaap. Simbol tersebut memperkuat kesan bangga yang ada dalam kalimat tersebut.
Ibu SW merasa bangga karena suaminya tampan, dan kalimat tersebut semakin menjadi
jelas karena tambahan emoji yang diberikan bersama dengan kalimat yang dikirimkan.
b. Teks visual (emoji) yang menunjukkan sebuah makna memberi cium kasih sayang seperti
data berikut:
04/09/23 16.07 – ( SW )

Pemakaian emoji senyum dengan cium di atas termasuk ke dalam ikon karena
bentuknya menyerupai apa yang direpresentasikan. Emoji ini menunjukkan sebuah
makna pemberian kasih sayang. Tambahan emoji yang diberikan pada kalimat di atas
membuat emosi yang ingin disampaikan pengirim lebih tersampaikan secara akurat.
Ekspresi pemberian kasih sayang pun jauh lebih terasa karena adanya emoji tersebut.

c. Teks visual (emoji) yang menunjukkan sebuah makna memberi persetujuan dan seperti
data berikut:

17/09/23 17.48 – (LS)

Pemakaian emoji emoji jempol di atas termasuk ke dalam simbol karena makna
yang direpresentasikan berdasarkan kesepakatan bersama. Emoji jempolan dalam kalimat
tersebut menunjukkan sebuah makna persetujuan atau makna “oke” atas respon dari
percakapan pengirim pesan sebelumnya. Simbol tersebut memperkuat kesan kesiapan
yang ada dalam kalimat tersebut.

d. Teks visual (emoji) yang menunjukkan sebuah makna memberi semangat dan kekuatan
seperti data berikut:

12/10/23 17.50 - ( GJ )

Pemakaian lengan otot bisep di atas termasuk ke dalam simbol karena makna
yang direpresentasikan disepakati berdasarkan kesepakatan bersama. Dalam data di atas,
emoji lengan otot bisep disepakati sebagai makna memberi semangat atas respon dari
percakapan pengirim pesan sebelumnya. Simbol tersebut memperkuat kesan semangat
yang ada dalam kalimat tersebut.

e. Teks visual (emoji) yang menunjukkan sebuah makna kasih sayang seperti data berikut:

16/10/23 21.16 – ( GJ )

Pemakaian emoji senyum dengan simbol love dalam data di atas termasuk ke
dalam ikon karena bentuknya menyerupai apa yang ingin direpresentasikan penulis pesan.
Pemakaian emoji senyum dengan simbol love yang mengelilingi emoji menunjukkan
sebuah makna penuh kasih sayang. Tambahan emoji yang diberikan pada kalimat di atas
membuat kalimat tersebut terasa lebih manis. Ekspresi kasih sayang pun jauh lebih terasa
karena adanya emoji tersebut.

f. Teks visual (emoji) yang menunjukkan sebuah makna sedih dan pilu seperti data berikut :

26/09/2023 09.18 ( PR )

Pemakaian emoji wajah menahan air mata dalam data di atas termasuk ke dalam
simbol karena perepresentasian maknanya tergantung atas kesepakatan bersama. Dalam
kalimat dia atas, pemakaian emoji wajah menahan air mata ini memiliki makna sedih atau
pilu. Pengirim pesan ingin menyampaikan bahwa ia tidak memiliki teman di tempat
tersebut. meskipun terdapat kata “hahaa” yang berarti tertawa, namun penambahan emoji
air mata membuat penerima pesan menjadi paham bagaimana sebenarnya perasaan si
pengirim.
g. Teks visual (emoji) yang menunjukkan sebuah makna sedih tapi lucu seperti data
berikut :

17/08/2023 19.17 ( MA)

Pemakaian emoji menangis dan tertawa dalam percakapan di atas termasuk ke


dalam ikon karena bentuknya menyerupai apa yang ingin direpresentasikan penulis
Penambahan emoji tertawa dan menangis secara bersamaan memiliki makna dalam
kesedihan ada hal yang masih bisa ditertawakan. Pengirim pesan menyampaikan ekspresi
bahwa ia sedih karena masakannya tidak sesuai keinginannya, namun juga merasa bahwa
hal tersebut lucu karena masakan menjadi gagal akibat perbuatan si pengirim pesan
sendiri.

h. Teks visual (emoji) yang menunjukkan sebuah makna lucu atau tertawa seperti data
berikut :

18/10/2023 08.29 ( DD )

Pemakaian emoji wajah tertawa lebar hingga menangis dalam percakapan di atas
termasuk ke dalam ikon karena bentuknya menyerupai apa yang ingin direpresentasikan
penulis. Emoji tertawa pada data di atas menunjukkan sebuah makna merasa lucu, hal ini
diperkuat bahwa pernyataan emoji tersebut digunakan untuk merespon percakapan dari
pengirim pesan sebelumnya, yakni memberikan gelar yang sebenarnya belum di dapat
oleh si pengirim pesan. Jika dikaji lebih dalam maka makna simbol diatas memiliki
makna sangat lucu. Hal itu dilihat dari jumlah emoji yang dikirim yaitu tujuh emoji
tertawa sambil menangis.
i. Teks visual (emoji) yang menunjukkan sebuah makna kesal seperti data berikut :

15 /10/23 22.03 (R)

Pemakaian emoji wajah senyum terbalik dalam data di atas termasuk ke dalam
simbol karena perepresentasian maknanya tergantung atas kesepaakatan bersama. Emoji
wajah senyum terbalik pada data di atas menunjukkan sebuah makna merasa kesal
terhadap sesuatu. Hal ini diperkuat dengan kalimat yang dituliskan si pengirim pesan.
Emoji senyum terbalik menyampaikan ekspresi kesal yang mendalam namun tidak bisa
diungkapkan oleh si pengirim pesan.

j. Teks visual (emoji) yang menunjukkan sebuah makna berterimakasih atau sopan seperti
data berikut :
17/10/2023 06.09 (MN)

Pemakaian emoji kedua tangan dicakupkan dalam data di atas termasuk ke dalam
simbol karena perepresentasian maknanya tergantung atas kesepaakatan bersama. Makna
yang bisa dihasilkan dari emoji ini adalah minta maaf dan berterima kasih sesuai dengan
konteks kalimat yang diikutinya. Namun dalam data di atas, emoji kedua tangan
dicakupkan ini memiliki makna ungkapan terimakasih. Hal ini diperkuat bahwa
pernyataan emoji tersebut digunakan untuk merespon percakapan dari pengirim pesan
sebelumnya, yakni memberikan sebuah informasi.
Penutup
Penggunaan emoji maupun emotikon pada suatu percakapan atau suatu perkataan
dalam komunikasi digital dapat mempengaruhi persepsi seseorang secara signifikan.
Penggunaan emoji ini mampu meningkatkan tingkat efektivitas komunikasi digital sehingga
pesan yang disampaikan menjadi lebih akurat. Menyamakan persepsi antara dua orang
melalui komunikasi digital bukanlah hal yang mudah, namun penggunaan emoji ini dapat
membantu mengurangi kesalahpahaman yang mungkin terjadi antara si pengirim dan si
penerima. Melalui penelitian ini terbukti bahwa penggunaan emoji mampu memberikan
pengaruh terhadap proses komunikasi sehingga pesan – pesan tersebut dapat tersampaikan
dengan baik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bagian Trikotomi II yang muncul hanya simbol
dan ikon, sementara indeks tidak nampak dalam data – data yang telah dianalisis. Penggunaan emoji
atau emotikon yang paling sering digunakan diantaranya adalah jempol, wajah menyeringai,
wajah dengan cium, tertawa keras, sedih, kesal, penuh cinta, semangat dan berterimakasih.
Dengan demikian, kehadiran fitur emoji dan emoticon di media sosial whatsapp memberikan
makna yang cukup berarti dalam komunikasi yang dilakukan, yakni mampu menambah
nuansa untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang ingin disampaikan.

Daftar Pustaka
Sobur, A. (2003). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wulandari,Sovia & Siregar,Erik D. (2020). Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce:
Relasi Trikotomi (Ikon, Indeks Dan Simbol) Dalam Cerpen Anak Mercusuar Karya
Mashdar Zainal. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 4(1). https://online-
journal.unja.ac.id/index.php/titian.
Fatimah & Nur Fiqra,Eka. (2022). Analisis Diferensiasi Semiotika C.S.Pierce, F.D.Saussure,
Roland Barthes Terhadap Al-Qur’an Bertajwid. Al-Wajid, 3(1).
Khairul Anwar,Rully; Hapsari,Irene Alifa dan Dian Sinaga. (2018). Analisis semiotik
Charles Sanders Pierce mengenai logo baru Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan, 6(2).
Bakthiar, Ariq. Sukamto & Surya Pramono. (2022). Efektiviotas Penggunaan Emoji Dalam
Komunikasi Digital. Prosiding Seminar Nasional Ilmu Sosial,01.
Franzia, Elda. (2019). Aspek Keunikan dan Komunikasi Visual Pada Stiker Line(Studi Kasus:
Stiker “Ciny Spesial Edition”, “Soekirman si Tukang Parkir”, dan “Baba Kiko”).
Andharupa, 5(1).
Septho Oktario ,Arbi. Ariesta, Ria. & Gumono. (2021). Penggunaan Bahasa Dalam Pesan
Whatsapp: Interaksi Multimodal. (Thesis, Universitas Bengkulu, 2019) Diakses dari
https://repository.unib.ac.id/12444/
Mariyam, Siti. (2021). Motif Penggunan Fitur Emoticon di Media Sosial Whatsapp: Studi
Terhadap Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Madura.
Jurnal An-Nida, 13(2).
LAMPIRAN EMOJI WHATSAPP

Anda mungkin juga menyukai