Anda di halaman 1dari 12

Paramita Vol. 24, No.

1 - Januari 2014 

PERUBAHAN MODEL KOMUNIKASI


DAN PERGESERAN PARADIGMA PEMBANGUNAN
DALAM PERSPEKTIF SEJARAH
Sitti Aminah, Sumardjo, Djuara Lubis, Djoko Susanto
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian & Perdesaan SPs Institus Pertanian Bogor
sittiaminah_bappedamu@yahoo.com 

 
ABSTRACT ABSTRAK

Communication has been stepped over a long Komunikasi telah melalui sejarah perkembangan
development history. During its developing yang panjang. Dalam proses perkembangannya,
process, a communication is used as a strategy komunikasi dimanfaatkan sebagai strategi dan
and a tool for supporting a successful alat untuk mendukung keberhasilan pem-
development. First, this paper describes a bangunan. Tulisan ini mendeskripsikan pertama,
development of communication. Secondly, it will sejarah perkembangan komunikasi. Kedua, kon-
describe the conceptual-izetion of communication septualisasi model komunikasi dan ketiga penera-
model and the third one is the application of pan model komunikasi dalam setiap model para-
communication model for each development digma pembangunan. Berdasarkan tinjauan lit-
paradigm model. Based on literary review, there eratur terdapat enam tahapan dalam sejarah
are six stages in the history of communication perkembangan komunikasi dan tiga konseptuali-
development and three conceptual-izetion of sasi model komunikasi dari ratusan model yang
communication models from hundreds model dikemukakan oleh para ahli. Pergeseran paradig-
assumed by the experts. The paradigm reshuffle ma pembangunan sejalan dengan perubahan
is in line with the change of the application of penerapan model komunikasi.
communication model.

Kata kunci: sejarah komunikasi, model komu-


Keywords: the history of communication, nikasi, paradigma pembangunan
communication model, paradigm development

PENDAHULUAN itan erat dengan proses pembangunan.


Narula dan Pearce (1986) mengem-
Komunikasi sebagai cabang ilmu bangkan gagasan revolusioner bahwa
sosial telah dimanfaatkan untuk be- ”pembangunan (adalah) suatu bentuk
ragam kepentingan. Komunikasi tidak komunikasi”, bukan proses politik atau
hanya menjadi kebutuhan dasar sosial ekonomi yang mencakup komunikasi
setiap individu, tetapi dapat dimanfaat- sebagai komponen yang lebih atau ku-
kan untuk memahami peristiwa sosial rang penting (development [is] a form of
yang terjadi di masyarakat. Dalam communication, not a political or economic
konteks pembangunan, komunikasi se- process which includes communication as a
bagai sarana mempercepat proses peru- more or less important component).
bahan sosial. Peran komunikasi adalah Menurut Lubis (2007) penyelenggaraan
memfasilitasi proses penyebaran ide pembangunan di Indonesia sangat
atau teknologi di masyarakat luas. mengandalkan kekuatan komunikasi
Komunikasi memiliki keterka- untuk mempercepat proses perubahan.
92
Paramita Vol. 24 No. 1 - Januari 2014 [ISSN: 0854-0039]
Hlm. 92—103
  Perubahan Model Komunikasi … — Sitti Aminah, dkk.  

Berbagai strategi komunikasi diterapkan dipengaruhi oleh tradisi-tradisi retorika,


pemerintah untuk menunjang keber- sosiopsikologi, bahasa dan matematika.
hasilan program-program pem- Heath and Bryant (2000) menyatakan
bangunan baik dibidang pertanian, retorika, propaganda dan pengaruh me-
kesehatan dan Keluarga Berencana. dia massa, transmisi dan penerimaan
Tulisan ini menguraikan proses informasi serta dinamika kelompok dan
perkembangan komunikasi yang dihu- perkembangan hubungan antar pribadi
bungkan dengan perkembangan para- adalah tradisi yang mempengaruhi se-
digma pembangunan dan penerapan jarah perkembangan studi komunikasi.
model komunikasi. Oleh karena itu, tuli- Secara lebih komprehensif Ruben (1992)
san ini bertujuan mendeskripsikan (1) membagi sejarah perkembangan komu-
sejarah perkembangan studi komu- nikasi dalam enam tahap yaitu studi
nikasi; (2) konseptualisasi model komu- k o m u n i ka s i a w a l, p e r k e m ba n g a n
nikasi dalam perkembangan komu- percakapan dan jurnalisme, pertum-
nikasi dan ketiga, pergeseran paradigma buhan interdisipliner, integrasi pertum-
pembangunan dan penerapan model buhan dan spesialisasi. Setiap tahapan
komunikasi dalam setiap paradigma. menggambarkan kronologi, tradisi dan
para penggagasnya.
Sejarah perkembangan studi
SEJARAH PERKEMBANGAN STUDI komunikasi merupakan sintesis dari ke-
KOMUNIKASI tiga pendapat ahli di atas mencakup
enam tahapan yaitu: periode Yunani
Studi-studi tentang komunikasi klasik (tradisi retorika), periode pertum-
telah ada sejak 2000 tahun yang lalu. buhan (1900-1950an), periode konsoli-
Studi-studi ini berkontribusi pada la- dasi (1940an-1950an), periode 60an
hirnya sejumlah konsep, teori dan mo- (integrasi), periode 70an (pertumbuhan
del komunikasi sampai terbentuknya dan spesialisasi), periode 80-an dan 90
ilmu komunikasi sebagai sebuah an sebagai era teknologi komunikasi
disiplin baru. Sebagai suatu disiplin, dan informasi
komunikasi berbasis pada beragam ilmu Sejarah perkembangan komu-
dan perspektif yang berkembang pada nikasi diawali oleh tradisi retorika yang
ilmu-ilmu lain, seperti filsafat, an- berkembang di masyarakat Yunani dan
tropologi, psikologi, sosiologi, ilmu poli- Romawi Kuno 2000 tahun yang lalu.
tik dan ekonomi sebagaimana retorika, Filosof Yunani Aristoteles adalah tokoh
studi sastra, bahasa, dan semiotik. Ilmu yang paling dini mengkaji model
komunikasi dikembangkan dalam at- komunikasi yang intinya adalah persua-
mosfir ilmu sosial dan kemanusiaan si. Menurut Mulyana (2007) model
(humaniora). Bidang ilmu komunikasi komunikasi klasik yang diajukan Aristo-
dapat diinkorporasikan dan tumpang teles yang disebut sebagai model retoris
tindih dengan karya pada disiplin lain (rhetorical model) yang kini dikenal
seperti matematika, sistem informasi, dengan komunikasi public (public speak-
ilmu komputer serta studi gender dan ing). Pemikiran Aristoteles tentang per-
seksualitas (Fisher 1986; Ruben 1992; suasi dikembangkan oleh Marcus Tulius
Heat and Bryan 2000). Cicero dan Quintilian dalam menggagas
Sejarah perkembangan studi faktor-faktor penentu keberhasilan per-
komunikasi dikemukakan oleh bebera- suasi. Model komunikasi retorika
pa ahli, di antaranya Fisher (1986) yang dengan persuasi menjadi basis bagi
menyatakan perkembangan komunikasi perkembangan komunikasi pada peri-

 93
Paramita Vol. 24, No. 1 - Januari 2014 

ode selanjutnya. metode partisipatif dalam pem-


Perkembangan komunikasi di bangunan yang berkembang luas di
awal Abad keduapuluh ditandai oleh (1) awal 70an hingga 80an. Keberlanjutan
penemuan teknologi komunikasi seperti pertumbuhan dan pengembangan in-
telepon, telegraf, radio, TV dll. (2) In- terdisipliner menandai bidang komu-
dustrialisasi dan modernisasi di Ameri- nikasi di Tahun 80an hingga 90an disu-
ka Serikat dan Eropa Barat dan (3) sul dengan perkembangan pesat
Pecahnya Perang Dunia I dan II. Komu- teknologi komunikasi dan informasi
nikasi mempunyai kontribusi terhadap yang memasuki aspek kehidupan
dinamika perubahan sosial akibat dari masyarakat melalui komputerisasi, in-
industrialisasi, mekanisasi dan urban- ternet dan seluler dengan berbagai ap-
isasi, berkembangnya kota-kota indus- likasinya.
tri, kepentingan politik dan gerakan bu-
ruh. Sejalan dengan itu minat peneliti
telah membawa pada aplikasi konsep- MODEL KOMUNIKASI DALAM
konsep komunikasi sosial, analisis PERKEMBANGAN KOMUNIKASI
psikologi komunikasi, komunikasi un-
tuk pendidikan, propaganda dan komu- Terdapat ratusan model komu-
nikasi komersial. nikasi yang dikemukakan oleh para ahli
Perkembangan komunikasi di Ta- selama perkembangan studi komu-
hun 1940an-1950an merupakan babak nikasi. Setiap model mempunyai kele-
pertumbuhan interdisipliner, sejak bihan dan kekurangannya masing-
akademisi dari berbagai disiplin ilmu masing dan hanya dapat diukur ber-
melahirkan teori-teori komunikasi yang dasarkan kemanfaatannya dengan
didukung oleh ilmu-ilmu sosial seperti dunia nyata khususnya ketika menjar-
sosiologi, bahasa, psikologi, antropologi ing data dalam penelitian (Mulyana
dan politik juga oleh disiplin di luar 2007). Mulyana (2007) mengutip pen-
ilmu sosial seperti matematika. Tahun dapat Wenburg dan Wilmot, Sereno dan
1960an merupakan periode integrasi, Bodaken mengemukakan bahwa
dimana terjadi sintesis atas tulisan- perkembangan komunikasi meliputi
tulisan tentang retorika dan pidato, tiga kerangka konsep yaitu komunikasi
jurnalisme, sosiologi, psikologi dan me- sebagai tindakan satu arah, sebagai in-
dia massa. Sejalan dengan meluasnya teraksi dan sebagai transaksi.
kegiatan pembangunan di dunia, pem- Pertama, komunikasi sebagai tin-
anfaatan komunikasi untuk perubahan dakan satu arah atau proses linier ada-
sosial di antara memperkenalkan difusi lah pesan dari pengirim kepada peneri-
inovasi. ma (source oriented communication). Mul-
Dekade 70 an merupakan periode yana (2007) menghimpun definisi
pertumbuhan dan spesialisasi yang komunikasi pada pendekatan linier, di-
tercermin dari peningkatan studi-studi antaranya: Hovland (1940) mendefinisi-
antar pribadi, dinamika kelompok, or- kan komunikasi adalah proses yang
ganisasi, politik, internasional dan memungkinkan seseorang
komunikasi antar budaya. Lahirnya (komunikator) menyampaikan rangsan-
konsep komunikasi yang menguta- gan (biasanya lambang verbal) untuk
makan berbagi informasi antar pihak mengubah perilaku orang lain
seperti jaringan komunikasi, komu- (komunikate). Lasswell (1948) menga-
nikasi konvergensi, teori hemophily se- takan bahwa cara yang baik untuk men-
jalan dengan meluasnya penerapan jelaskan komunikasi adalah menjawab

94
  Perubahan Model Komunikasi … — Sitti Aminah, dkk.  

pertanyaan sebagai berikut adalah siapa menerima pesan, dapat terdistorsi oleh
mengatakan apa melalui saluran mana gangguan (noise), terjadi dalam konteks
kepada siapa dengan efek apa. Berlo tertentu, mempunyai pengaruh pada
(1960) mendefinisikan komunikasi se- perubahan perilaku manusia dan ada
bagai proses penyampaian pesan dari peluang untuk melakukan umpan balik.
sumber kepada penerima. Rogers (1962) Ketiga, komunikasi sebagai
mendefinisikan komunikasi sebagai transaksi dipandang sebagai proses
proses di mana suatu ide dialihkan dari pembentukan makna oleh dua orang
sumber kepada satu penerima atau atau lebih. Dalam model transaksional,
lebih, dengan tujuan untuk mengubah komunikasi dianggap berlangsung bila
tingkah laku. Dapat disimpulkan bahwa seseorang telah menafsirkan perilaku
tujuan komunikasi dengan pendekatan orang lain baik verbal maupun non ver-
linier adalah terjadinya perubahan peri- bal. Wenburg dan Wilmot (1973), Tubbs
laku. dan Moss (1996), Ivy dan Backlun (1994)
Kedua, komunikasi sebagai in- (dalam Mulyana 2007) menyatakan
teraksi. Salah satu unsur yang di- komunikasi sebagai proses transaksion-
tambahkan dalam pendekatan interaksi al adalah usaha untuk berbagi dan
ini adalah umpan balik, yakni apa yang memperoleh kesamaan makna.
disampaikan penerima pesan kepada Pada konsep transaksional, komu-
sumber pesan sebagai petunjuk nikasi difokuskan pada receiver se-
mengenai efektivitas komunikasi yang bagaiman a pada model r ela ti onal
disampaikan sebelumnya. Konsep (Schramm 1973) dan model convergence
komunikasi sebagai interaksi di an- (Rogers dan Kincaid 1981). Kedua mo-
taranya dikemukakan oleh Rogers dan del (relational dan convergen) bersifat
Shoemaker (1971) memperkenalkan pertukaran informasi dua arah, mem-
model komunikasi inovasi. DeVito perhatikan kebutuhan dan adanya
(1997) mendefinisikan komunikasi se- saling berbagi pengetahuan (knowledge-
bagai tindakan yang dilakukan oleh sharing model). Model ini memiliki per-
satu orang atau lebih, mengirim dan tanyaan utama ”who is talking back to the

Gambar 1 Model Komunikasi Konvergensi


Sumber: Everett M. Rogers and D. Lawrence Kincaid (1981)
 95
Paramita Vol. 24, No. 1 - Januari 2014 

who talk to them”. Artinya komunikasi kedua pihak.


dialogis untuk membentuk ke arah Bila dihubungkan dengan sejarah
saling pengertian, persetujuan bersama perkembangan komunikasi pada peri-
dan kerjasama. Dalam model konver- ode klasik, pertumbuhan (1900an-
gen, terjadinya saling pengertian berarti 1950an) hingga periode 1960an, model
terbentuknya pengertian yang relatif komunikasi linier (penyampaian pesan
sama di antara peserta komunikasi dari sumber kepada penerima – bersifat
mengenai suatu realitas atau obyek searah) menjadi ciri utama berkem-
komunikasi. Bersifat relatif karena dua bangnya studi-studi komunikasi. Fokus
pengertian atau lebih yang sama persis studi komunikasi pada masa itu adalah
tidak mungkin secara empiris, akan pengiriman pesan dari sumber kepada
tetapi saling mendekati. Dalam model penerima dengan tujuan perubahan pe-
konvergen, perbedaan pengertian, baik rilaku pada penerima. Sedangkan peri-
konsep maupun makna, untuk maksud ode 70an hingga saat ini, model komu-
tujuan-tujuan tertentu terus berkurang nikasi linier telah bergeser ke model
sampai derajat toleransi berlangsung komunikasi transaksional atau konver-
dalam kurun waktu tercapainya kesepa- gen melalui riset-riset komunikasi yang
katan. menjelaskan fenomena terjadinya per-
Model komunikasi konvergensi tukaran informasi atau berbagi informa-
menjelaskan pemrosesan informasi pada si antara sumber dengan penerima un-
tingkat individu meliputi tindakan tuk mencapai kesamaan makna.
mempersepsikan (perceiving) menginter- Konsep komunikasi yang lebih
pretasikan (interpreting), memahami sesuai dengan dinamika perkembangan
(understanding), mempercayai (believing), masa kini adalah adalah model
dan tindakan (action). Apabila dua indi- transaksional atau konvergensi (Servaes
vidu atau lebih berbagi-bagi (to share) 1996; Nair and White 2004; Lubis, 2007).
informasi, pemrosesan informasi dapat Komunikasi transaksional adalah se-
mengarah pada saling pengertian. Ter- buah dialog yang terjadi ketika pengi-
jadinya pemahaman di antara partisipan rim dan penerima berinteraksi dalam
mendorong saling pengertian. Saling waktu yang sama untuk berbagi makna
pengertian di antara partisipan me- dengan kekuatan yang seimbang dan
lahirkan saling sepakat untuk selanjut- setara (Nair and White 2004: Mefalopu-
nya terjadinya pelaksanaan tindakan los 2005). Model ini lebih tepat diterap-
tersebut akan menciptakan informasi kan pada era demokratisasi yang
baru untuk pemrosesan lebih lanjut. menghargai proses perubahan dari
Komponen-komponen dalam model bawah (bottom up) karena membuka
konvergensi tersebut diorganisir dalam peluang terjadinya partisipasi warga di
tiga tingkatan realitas dan abstraksi: (1) tingkat lokal. Pendekatan partisipatif
tingkat fisik, (2) tingkat psikologis, dan mengutamakan proses berbagi informa-
(3) tingkat sosial. si antar partisipan akan terjadi secara
Komunikasi berhenti ketika ting- setara. Masing-masing pihak membawa
kat pengertian bersama dikehendaki pengetahuan dan kearifan yang
telah tercapai untuk aktivitas-aktivitas memungkinkan terjadinya saling belajar
yang mendesak. Sedangkan derajat melalui pertukaran pengetah uan,
pengertian bersama yang diperoleh keterampilan dan pengalaman (Ife dan
digambarkan sebagai dua lingkaran Tesoriero, 2008). Model ini membuka
atau lebih yang menggambarkan derajat peluang partisipasi dan menjamin ter-
overlapping pengertian dan makna penuhinya kebutuhan dan kepentingan

96
  Perubahan Model Komunikasi … — Sitti Aminah, dkk.  

warga dalam pembangunan. untuk memilih, yang dipahami sebagai


keleluasaan emansipasi dari kondisi a-
lienasi dalam kehidupan, tekanan insti-
PERGESERAN PARADIGMA PEM- tusi, dogmasi dalam keyakinan, pela-
BANGUNAN DAN PENERAPAN yanan sosial dan pengentasan kemis-
MODEL KOMUNIKASI kinan.
Dari definisi pembangunan terse-
Sebelum membahas pergeseran but disimpulkan bahwa, pembangunan
paradigma pembangunan dan penera- merupakan: (1) Penguatan kapasitas in-
pan model perlu dipahami arti pem- dividu (laki-laki dan perempuan) dan
bangunan. Rahim (2004) memaknai kelembagaan agar memiliki kemampu-
pembangunan lewat sejumlah pertan- an mengkontrol pemanfaatan sum-
yaan berikut: What is Development?; Who berdaya sebagai sarana peningkatan
defines it?; Who benefits? What are its nega- kualitas hidup (2) Masyarakat paling
tive consequences?. Definisi pem- mengetahui masalah dan kepentingan,
bangunan berikut dapat memberikan sehingga aspirasi dan definisi kebu-
arahan untuk menjawab pertanyaan ter- tuhan hendaknya datang dari mereka.
sebut. (3) Hasil pembangunan seharusnya din-
Rogers (1976) meredefinisi pem- ikmati oleh warga sebagai pemilik pem-
bangunan setelah melihat kegagalan bangunan; dan (4) Pembangunan hen-
paradigma dominan di negara berkem- daknya tidak sekedar mengejar pertum-
bang. Menurutnya pembangunan ada- buhan ekonomi dan menelantarkan
lah proses yang luas dari perubahan so- aspek sosial, budaya dan lingkungan,
sial untuk kemajuan sosial dan material karena masyarakatlah yang me-
agar masyarakat memiliki kontrol ter- nanggung akibat pembangunan yang
hadap lingkungannya. Korten (2002) salah arah.
memaknai pembangunan sebagai proses Perkembangan pembangunan
di mana anggota-anggota suatu mengalami pergeseran paradigma yang
masyarakat meningkatkan kapasitas berimplikasi terhadap penerapan model
perorangan dan institusional mereka komunikasi. Paradigma adalah
untuk memobilisasi dan mengelola seperangkat kepercayaan dasar yang
sumberdaya guna menghasilkan perba- mengarahkan tindakan atau tindakan
ikan-perbaikan yang berkelanjutan dan yang diambil yang berkaitan dengan
merata dalam kualitas hidup sesuai disiplin penelitian (Guba 1990). Nair
dengan aspirasi mereka sendiri. dan White (2004) merumuskan
Menurut Todaro dan Smith (2009) pem- pergeseran paradigma pembangunan
bangunan meliputi tiga komponen atau dan komunikasi berdasarkan kajian te-
nilai inti (three core value of development), ori dan kurun waktu.
yaitu kecukupan (sustenance), jati diri Berdasarkan pendapat White dan
(self esteem), serta kebebasan (freedom). Nair (2004) tersebut, penerapan model
Sustenance ditandai dengan kemampuan komunikasi dalam tiga periodisasi terse-
mendapatkan kebutuhan dasar yang but mengalami pergeseran dari model
meliputi pangan, sandang, papan, linier pada era 1940-1960 (terdiri dari
kesehatan dan perlindungan rasa aman. unsur-unsur: Source-Medium-Channel-
Self esteem ditandai dengan berlakunya Receiver) ke model komunikasi in-
pengakuan sebagai manusia seutuhnya teraksional pada era 1960-1980 (terdiri
(to be a person) dan Freedom from Servi- dari unsur: Source-Medium-Channel-
tude adalah iklim kebebasan manusia Receiver dan Effect) bergeser ke model

 97
Paramita Vol. 24, No. 1 - Januari 2014 

Tabel 1 Pergeseran paradigma pembangunan dan penerapan model komu-

Pergeseran Paradigma 
Teori  1940-1960  1960-1980  1980-2000 
Ilmu politik  Kebangkitan Nasion- Krisis legitimasi  Nation Breaking 
al (Nation building) 
Ilmu-ilmu sosial Asimilasi, peleburan Kebangkitan etnik  kultural plural-
budaya  (melting pot)  ismE 
Komunikasi  S-M-C-R  S-M-C-R-E  Konvergensi 
Pembangunan  Modernisasi  Dependensi  Multiplisitas 
Komunikasi Pem- Difusi-inovasi  Sosial Marketing  Partisipatori 
bangunan 

Sumber : Nair & White 2004.

konvergensi di era 1980-2000an. Se- negara kaya terhadap negara Dunia Ke-
dangkan dalam ranah komunikasi pem- tiga. Pengukuran kemajuan adalah per-
bangunan yaitu penerapan komunu- tumbuhan ekonomi dengan gross nation-
nikasi untuk pembangunan dan peru- al product (GNP), mengenal baca tulis/
bahan sosial terjadi pergeseran pen- literasi, berbasis industri, urbanisasi dan
dekatan komunikasi pembangunan dari kriteria-kriteria terukur (Melkote 1991;
difusi inovasi (1940-1960) ke social mar- Mefalopulos 2003; Mc Phail 2009; Das-
keting (1960-1980) hingga pendekatan gupta 2009; Porras & Stevees 2009).
partisipatori (1980-2000). Paradigma Modernisasi
Pergeseran paradigma pem- (dominan) menganggap pembangunan
bangunan dan penerapan model komu- sebagai proses linier, kumulatif, evolu-
nikasi mengacu pada Servaes sional dan proses searah (Servaes 2002).
(2002;2005) dan Mefalopulos (2003) yang Komunikasi secara sistematis diarahkan
memetakan paradigma pembangunan untuk mensukseskan pembangunan se-
atas modernisasi (dominan), ketergan- bagai sarana perubahan perilaku. Ilmu-
tungan (dependecy)/Teori Sistem Dunia wan yang menaruh perhatian terhadap
dan partisipatori (partisipatori disejajar- proses komunikasi dan dampaknya bagi
kan dengan istilah keanekaragaman/ masyarakat pada periode 1940an hingga
Multiciplity dalam satu dunia dan multi- 1960an antara lain: Lasswell (1948), Katz
dimensional) atau paradigma alternatif. dan Lazarfeld dan Klapper (1960). Pe-
Paradigma Modernisasi terjadi nerapan model komunikasi di era 40an
pada 1940an-1960an. Keterbelakangan dan 60an, mengedepankan komunikasi
negara dunia ketiga pasca Perang Dunia dua tahap (two-step flow of communica-
II membutuhkan bantuan dari negara tion) yang dipopulerkan oleh Paul Laz-
maju. Modernisasi dianggap sebagai arsfeld, masyarakat dibagi menjadi ang-
jembatan bagi negara berkembang ber- gota aktif dan pasif serta opinion leaders
gerak dari tradisional ke cara hidup (pemimpin) dan opinion follower
modern dengan adopsi dan difusi ter- (pengikut). Pendekatan dalam penye-
hadap nilai dan cara hidup dunia Barat. baran informasi menggunakan teori pe-
Modernisasi dimaknai sebagai transfer luru (bullet theory) yang mengansumsi-
besar-besaran modal, ideologi, teknologi kan bahwa audiens merupakan peneri-
dan pengetahuan, Marshal Plan dari ma pasif informasi yang ditembakan

98
  Perubahan Model Komunikasi … — Sitti Aminah, dkk.  

kepada khalayak (Servaes 2005). massa yang pada akhirnya meningkat-


Ilmuwan Eropa-Amerika lainnya kan partisipasi ekonomi dan partisipasi
seperti Daniel Lerner (1958), Everett politik. Komunikasi dan media diang-
Rogers (1962) dan Wilbur Schramm gap sebagai instrumen pokok yang di-
(1964) memberikan pengaruh besar ter- perlukan untuk mencapai, memelihara
hadap pengembangan komunikasi. Rog- dan menguatkan modernisasi. Komu-
ers pakar sosiologi pedesaan Amerika nikasi tidak dilabel sebagai propaganda
memberikan perhatian pada riset komu- sebagaimana periode sebelumnya
nikasi dan memperkenalkan difusi ino- (1940an) melainkan digunakan sebagai
vasi. Rogers (1962) mempopulerkan alat transformasi dari pemikiran dan
teori difusi inovasi untuk perubahan sikap tradisional ke modern.
sosial dimana ide baru diintroduksikan Paradigma modernisasi
dalam sistem sosial untuk menghasilkan memunculkan beragam kritik. Di era 70
produksi dan level pendapatan an, harapan dan optimisme ilmiah serta
perkapita serta standar hidup. Difusi- pendekatan modern secara teoritik dan
inovasi dan penyuluhan menggunakan praktek kepemimpinan justru
pendekatan komunikasi linier (one way menghilang. Sementara pada era 1980an
communication) dan bersifat vertikal (top penduduk negara berkembang men-
down). galami penurunan standar hidup
Peran komunikasi (media) sebagai (Chambers 1997). Modernisasi secara
sarana perubahan perilaku melalui teoretis cacat karena meletakkan kesa-
penyebaran pesan-pesan program lahan pada negara berkembang, secara
(keluarga berencana, kesehatan dan gizi, metodologi akar tradisi evolusi tidak
proyek-proyek pertanian dan pendidi- memberikan perhatian pada sumber
kan) melalui komunikasi antar pribadi perubahan dan secara logika telah salah
maupun komunikasi massa (poster, meletakan kronologis untuk mem-
pamflet, radio dan televisi). Lerner bangun hubungan sebab-akibat (Servaes
(dalam The Passing of Traditional Society: 2002).
Modernizing the Middle-East) menggulir- Paradigma modernisasi dikritik
kan konsep “ empath y” s e m en ta r a sebagai sangat etnosentris dan mengacu
Schramm (1964) dikenal dengan “magic pada cara-cara barat (westerncentric),
multiplier” yang diarahkan untuk peru- melalui imperialisme "budaya" atau im-
bahan perilaku (Mefalopulos 2003; Ku- perialisme "media", yaitu pandangan
mar 2004). Lerner (1958) percaya bahwa bahwa media dapat membantu
“mass media exposure” menjadi katalis "modernisasi" dengan memperkenalkan
dari modernisasi sebagai agen moderni- nilai-nilai "barat" dilakukan dengan
sasi yang ampuh untuk menyebarkan mengorbankan nilai-nilai tradisional
informasi dan pengaruhnya kepada in- dan hilangnya "keaslian" budaya lokal.
dividu. Orang yang terdedah oleh pesan Pendekatan difusi inovasi memperke-
media massa akan memiliki kemampu- nalkan nilai-nilai kapita-lisme dan kare-
an berempati dengan kehidupan nanya prosesnya "imperialistis" dilaku-
masya rakat yang diba ca ata u di- kan secara sistematis yang menem-
tontonnya. Kemampuan berempati ini patkan negara berkembang dan lebih
penting agar orang bisa bersikap fleksi- kecil di bawah kepentingan kekuasaan
bel dan efisien perubahan hidup. kapitalis. Kelemahan ini mendorong
Menurutnya peningkatan urbanisasi kepentingan perubahan dari bawah
mengarah pada peningkatan literasi ”bottom up” dan pengembangan
dapat meningkatkan penggunaan media komunitas lokal. Suatu negara (dan dae-

 99
Paramita Vol. 24, No. 1 - Januari 2014 

rah) harus menemukan strategi pem- pada transfer surplus ekonomi yang ak-
bangunannya sendiri. (Mc Quail 1996; tual dan potensial dari pinggiran ke
Servaes 2007). pusat-pusat kapitalis metropolitan dan
Periode 1960-an-1970-an dikenal transfer ini mendukung pertumbuhan
s e bag a i pe rke m bang an pa rad i g m ekonomi metropolis terus menerus dan
ketergantungan. Modernisasi dianggap meninggalkan daerah-daerah satelit
menyebabkan ketergantungan. Revolusi tanpa surplus ekonomi. Dengan
intelektual di Amerika Latin di per- demikian kapitalisme internasional te-
tengahan tahun 60-an melahirkan para- lah menyebabkan keterbelakangan
digma ketergantungan (dependencia). negara-negara satelit. Untuk
Teori ini dihubungkan dengan nama- mengimbangi negara maju, pendukung
nama seperti Paul Baran mengartiku- dependensi menganjurkan koalisi nega-
l a s i ka n t e s is ba h w a p r o s e s pe m - ra Dunia Ketiga dan upaya meningkat-
bangunan dan keterbelakangan berhub- kan pertukaran dagang, komunikasi
ungan. Gunder Frank mengatakan bah- dan informasi untuk gerakan Non-Blok,
wa keterbelakangan (development of un- namun akhirnya redup setelah jatuhnya
derdevelopment) bukan sesuatu yang ala- Uni Soviet (Mefalopulos 2003).
mi, namun tercipta dari sejarah panjang Servaes (2002) dan Worseley
dominasi kolonial, karena menerapkan (dalam Mefalopulos 2003) menyatakan
model Barat. Ekonom ECLA memuncul- kritik dependensi yang membagi dunia
kan konsep struktur polarisasi antara atas dua blok: pusat (center) dan ping-
kelompok center dan kelompok ekonomi giran (periphery) telah mengabaikan fak-
peripheral yang menciptakan kebergan- ta adanya faktor-faktor internal yang
tungan peripheral terhadap center. mempengaruhi pembangunan yaitu
Cordoso menyatakan modernisasi peran elit nasional yang sering memben-
d i l a t a r i o l e h p e m ba n g u n a n y a n g tuk strategi aliansi dengan negara maju
kapitalis melahirkan ketergantungan dan berperan melalui cara-cara negatif
teknologi dan kapital, dalam relasi ker- terhadap proses pembangunan di nega-
jasama yang eksploitatif yang meraih ra mereka. Kritik lain, fakta bahwa teori
untung hanya elit bisnis dan politik. ini tidak memperhatikan perbedaan sta-
Modernisasi dan ketergantungan sama- tus sosial ekonomi negara-negara
sama menjadikan negara atau bangsa berkembang (developing countries) yang
sebagai unit analisis sehingga terbuka besar dan kaya (misalnya India dan Bra-
untuk dikritik, kedua teori saling mem- zil) tetapi meletakan sama dengan nega-
batalkan didasari ideologis yang saling ra yang lebih miskin seperti Honduras
berseberangan semasa perang dingin dan Mozambik.
(Servaes 2002: 2005). Memasuki tahun 1980-an-2000-an,
Pendukung teori dependency paradigma partisipatori atau paradigma
menganggap teori ini cocok diterapkan alternatif. Kebutuhan akan paradigma
di sebagian besar negara Asia, Afrika baru dalam pembangunan dan diskusi
dan Amerika Latin karena imperialisme tentang model alternatif terhadap
dan kolonialisme yang dialami yang kelemahan paradigma dominan
menyebabkan subordinasi ekonomi per- memunculkan model paradigma
manen. Pembangunan di negara-negara partisipatori sebagai bentuk pemurnian
ini telah salah arah (misdirected) dan di- (purifikasi) terhadap kekeliruan pen-
batasi oleh posisi satelit yang mengidap dekatan pembangunan di masa lalu
ketergantungan eksternal. Eskploitasi (Servaes 1991; Melkote 1991). Pendeka-
kapitalis yang terus terjadi dapat dilihat tan partisipatif tidak dihasilkan dalam

100
  Perubahan Model Komunikasi … — Sitti Aminah, dkk.  

paradigma yang terpadu, melainkan SIMPULAN


dalam sejumlah model yang bermaksud
baik (well-intentioned) menggantikan Komunikasi sebagai disiplin te-
paradigma modernisasi (Mefalopulos lah mengalami perkembangan sesuai
2003), yaitu: Multiplicity Paradigm perubahan zaman. Terdapat enam ta-
(Servaes 2002), Another Development hapan perkembangan komunikasi di-
(Melkote 1991; Jacobson 2004) yang di- mana masing-masing tahapan ditandai
turunkan dari konsep UN/Sekjen Dag dengan munculnya konsep model dan
Hammarskjold-Deklarasi Cocoyoc, the teori yang digagas para ahli. Konseptu-
Empowerment Approach (Friedmann alisasi komunikasi meliputi komunikasi
1992), the Liberation Approach (Freire sebagai tindakan satu arah yakni model
1970), the Dialog Paradigm (Guba 1990) komunikasi linier, sebagai interaksi
termasuk People Based Development dengan model komunikasi interaksional
(Chambers 1997). dan komunikasi sebagai transaksional
Basis dari pendekatan partisipa- dengaan model komunikasi konvergen-
tori adalah penekanan pada warga si.
(people), keaslian visi pembangunan (the Berdasarkan review terhadap
endogenous vision of development) dan per- pergeseran paradigma pembangunan
hatian terhadap isu kekuasaan dicirikan dan penerapan komunikasi, dapat di-
oleh adanya dialog dan komunikasi hor- tarik benang merah terjadi evolusi
izontal yang sangat bertolak belakang model komunikasi dari vertikal dan
dari pendekatan top down dalam para- proses linier yang berorientasi sumber
digma modernisasi (Freire 1970). Mc menjadi komunikasi horizontal dan
Phail (2009) mengatakan paradigma konvergen yang berorientasi berbagi
partisipatori memahami kearifan indige- informasi antar partisipan. Perubahan
neous tidak hanya dari orang luar, ilmu- model komunikasi sejalan dengan peru-
wan sosial, atau bahkan perspektif im- bahan pola-pola kekuasaan dalam pem-
perialis, tetapi menggali sudut pandang bangunan yaitu dari komunikasi (top
orang-orang dalam pemahaman dan down) kepada bottom up berbasis pada
budaya serta isu yang relevan. Pendeka- partisipasi masyarakat untuk bersuara
tan ini mengupayakan komunikasi dan bertindak dalam proses pem-
memfasilitasi kepercayaan bagi bangunan. Kesimpulannya, perubahan
partisipasi warga di negara-negara model komunikasi (linier ke konvergen)
dunia ketiga. bersamaan dengan perubahan pola
Pendukung paradigma partisipa- kekuasaan yang berlangsung dalam
tori diantaranya Rogers (1983) dengan proses pembangunan yaitu dari “pihak
konsep pembangunan kapasitas atas” yakni pemerintah/birokrat/
masyarakat, Korten (1998) dengan kon- teknokrat/pakar/elit kepada pihak
sep pembangunan berpusat pada manu- bawah komunitas lokal (grass root).
sia (people centered development), Cham-
ber (1997) dengan konsep pem-
berdayaan masyarakat, Melkote dan DAFTAR PUSTAKA
Stevees (2001) dengan konsep pem-
berdayaan komunitas, Ife dan Tesoriero Ascroft, Joseph & Masilela, Sipho. 2004.
(2008) dengan konsep pengembangan “Participatory Decision Making in
Third World Development”. In White,
masyarakat (community development)
S. A. & Nair, K. S. Participatory commu-
nication: Working for change and devel-
opment. New Delhi: Sage Publications.

 101
Paramita Vol. 24, No. 1 - Januari 2014 

Berlo. David K.1960. The Processs of Commu- Working for change and development.
nication : An Introduction to Theory and New Delhi: Sage Publications.
Practice. New York : Hlt-Reinhart and Lubis, Djuara. 2007. Komunikasi Menuju
Winton, Inc. Komunitas Pembelajar. Bogor: IPB
Chambers, R. 1997. Whose Reality Counts: Press.
Putting the First Last. London, UK: Mefalopulos, P. 2003. “Theory and Practice
Intermediate Technology Publica- of Participatory Communication: The
tions. case of the FAO Project
Dasgupta, Satarupa. 2009. Sonagachi Project : “Communication for Development in
A Case Study Set in India. United King- Southern Africa”. Dissertation. The
dom: Blackwell Publishing Ltd. University of Texas at Austin
Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Mefalopulos, P. 2005. Empowerment Commu-
Manusia. Jakarta nication. In A Gumocio Dagron and
Freire. P. 1970. Pedagogy of the Oppressed. Tufte (eds), Anthology : Historical and
New York: Continuum. Contemporary readings. South Orange,
Fisher, B. Aubrey. 1986. Teori-Teori Komu- NJ: Communication for Social Change
nikasi. Penerj. Soejono Trimo. Ban- Consortium.
dung: Remaja Rosdakarya. Melkote, S. R. 1991. “Communication for
Friedman, John. 1992. Empowerment; The Pol- Development in the Third World:
itics of Alternative Development. Cam- Theory and Practice. New Delhi, In-
bridge: Blackwell. dia: Sage Publications. In Theory and
Guba, E.G. (Ed.). 1990. Paradigm Dialog. Practice of Participatory Communica-
Newbury Park, CA: SAGE Publica- tion: The case of the FAO Project
tions. “Communication for Development in
Heath, R.L dan J. Briant. 2000. Human Com- Southern Africa”.” Dissertation. The
munication Theory and Research Con- University of Texas at Austin
cept, Context and Chalenge. Second Edi- Melkote , S.R & Steeves, H.L. 2001. Commu-
tiohn. New Jersey: Lawrence Erlbaum nication for Development in the Third
Associates, Publisher. Sworth Publish- World; Theory and practice for Develop-
ing Company. ment. New Delhi. Sage Publication.
Ife J. 1995. Community Development: Creating Mulyana, Deddy.2007. Ilmu Komunikasi: Sua-
Community Alternatives - Vision, Anal- tu Pengantar. Bandung: Rosdakarya.
lysis and Practice. Australia: Longman Mac Quail D. 1996. Teori Komunikasi Massa.
Australia Pty. Ltd. Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Ife, Jim & Tesoriero. 2008. Community devel- Mc Phail, Thomas L. 2009. Introduction to
opment. Alternatif pengembangan Development Communication. United
masyarakat di era globalisasi (Terj.). Kingdom: Blackwell Publishing Ltd.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Narula, Uma and W. Bernett Pearce.1986.
Jacobson, Thomas. L. 2004. “Modernization Developmet as Communication: A Per-
and Post-modernization Approaches spective on India. Carbondale, Illionis:
to Participatory Communication for Southern Illionis University Press.
Development”. In White, S. A. & Nair, Rahim SA.2004. “Participatory Development
K. S. Participatory communication: Communication as a Dialogical Pro-
Working for change and development. cess”. In White, S. A. & Nair, K. S.
New Delhi: Sage Publications. Participatory communication: Working
Korten David.1998. Pembangunan Berdimensi for change and development. New Delhi:
Kerakyatan. Jakarta: Yayasan Obor Sage Publications.
Indonesia. Rogers, Everett M., F. Floyd Shomaker. 1971.
Kumar. 2004. “Communication Approaches Commucation of innovation. Ed ke-2.
to Participation and Development: nw York: The Free Press.
Chalengging the Assumption and -------. , F. Floyd Shomaker. 1986. Commuca-
Perspective”. In White, S. A. & Nair, tion of innovation: A Cross Cultural Ap-
K. S. Participatory communication: proach. London: Collier Mac Millan

102
  Perubahan Model Komunikasi … — Sitti Aminah, dkk.  

Publisher the social change in the 21 Century


-------. dan Shoemaker, F Floyd, 1976. Me- Conference. Centre For Social Change
masyarakatkan Ide-Ide Baru. Surabaya: research Guensland Universityof
Usaha Nasional. Technology.
-------. 1976. “Communication and develop- -------. Carah N, Hadlow M, Louw E, Thom-
ment: The passing of the dominant as, P. (2006, Oct 25-27). The World
paradigm”. Communication Research, 3 Congress on Communication for De-
(2), 121-133. velopment Communication For De-
-------., D. Lawrence Kincaid. 1981. Commuca- velopment Making a Difference.
tion Networks : Toward a new Paradigm Rome, Italy.
for Researcha. New York : The Free Thomas, Pradip.2004. “Participatory Devel-
press. opment Communication.Philosopical
-------. (1995). Diffusion of innovations (4th ed). Premise”. In White, S. A. & Nair, K. S.
Glencoe, IL: The Free Press. Participatory communication: Working
Ruben, B.D.1992. Communication and Human for change and development. New Delhi:
Behaviour. New Jersey. Prentice-Hall, Sage Publications.
Inc. Todaro PM, Stephen.2009. Economic Develop-
Schramm, W. L.1976. “End of an old para- ment. New York:Pearson, Addison
digm?” In W. Schramm & D. Lerner Wesley.
(Ed), Communication and change: The Tubbs, SL & Sylvia Moss.1996. Human Com-
last ten years and the next. Honolulu: munication, Prinsip-Prinsip Dasar. ter-
University Press of Hawaii. jemahan Deddy Mulyana dan Gembi-
Servaes, Jan. 1986. “Development Theory rasari. Bandung: PT Remaja Rosda-
and Communication Policy: Power to karya.
the People”. European Journal of Com- White, S. A. & Nair, K. S. Participatory com-
munication 1986; 1: 203. munication: Working for change and de-
-------. 2005. “Mapping the New Field of velopment. New Delhi: Sage Publica-
Communication for Development and tions.
Social Change”. Papar presented to

 103

Anda mungkin juga menyukai