Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Motor pembakaran dalam (Internal combustion engine) adalah mesin kalor yang

berfungsi untuk mengkonversikan energi kimia yang terkandung dalam bahan bakar

menjadi energi mekanis dan prosesnya terjadi dalam satu ruang bakar yang tertutup

(Cahyono, 2015 : 5). Proses diawali dengan pembakaran bahan bakar dan udara di

bawah pengaruh tekanan yang tinggi, akibat adanya pemempatan di dalam ruang

bakar dan pembakaran yang dilakukan oleh busi menimbulkan ledakan dan

diteruskan proses mekanik.

Adapun 7 sistem yang saling menunjang pada mesin yaitu 1) Sistem starter, 2)

sistem pengapian, 3) sistem pendinginan, 4) sistem bahan bakar, 5) sistem pengisian,

6) sistem kelistrikan , dan 7) sistem pelumasan. Sistem tersebut saling berkaitan atau

kompleks antara satu dengan yang lain, sehingga jika ada salah satu sistem yang

rusak akan menganggu sistem lain. Dalam hal ini, penulis tertarik mempelajari lebih

dalam tentang Overhaul Mesin Daihatsu Tipe HD-C.

Overhaul merupakan semua tindakan atau kombinasi dari berbagai kegiatan yang

dilaksanakan dalam rangka mempertahankan dan mengembalikan performa suatu

mesin pada standar yang sudah ditetapkan.

1
Pada bengkel Otomotif Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang,

terdapat sebuah Mesin Daihatsu Tipe HD-C. Mesin ini bertujuan untuk dijadikan

bahan praktik mahasiswa D3 Otomotif dalam proses mengajar agar dapat lebih

mengerti tentang overhaul mesin. Karena mesin tidak terawat ada beberapa

komponen yang mengalami kerusakan atau masalah. Adapun komponen yang

mengalami kerusakan yaitu distributor, selang radiator, dan karburator. Namun pada

komponen lain belum ada kejelasan yang harus diganti atau diperbaiki. Padahal,

untuk menjadi bahan praktik mesin harus dalam keadaan baik.

Berdasarkan dari data komponen yang mengalami kerusakan pada mesin maka

kami bermaksud melakukan overhaul untuk megetahui komponen apa saja yang

mengalami kerusakan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah yaitu,

komponen apa saja yang tidak berfungsi pada Mesin Daihatsu Tipe HD-C ?

1.3 Ruang Lingkup Kegiatan

Agar penulisan tidak terlalu meluas, maka dibatasi dan hanya membahas tentang

komponen mesin apa saja yang mengalami kerusakan, yaitu:

1. Melakukan overhaul mesin agar komponen yang mengalami kerusakan

diketahui dan diperbaiki atau diganti agar berfungsi dengan baik.

2
2. Melakukan pengambilan data kerusakan dan membandingkan dengan

spesifikasi atau limit yang telah ditentukan.

1.4 Tujuan dan Manfaat Kegiatan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan kegiatan ini ialah

untuk mengetahui komponen-komponen yang tidak berfungsi atau rusak.

Adapun manfaat kegiatan overhaul pada mesin Daihatsu tipe HD-C yaitu:

1. Dapat meningkatkan pemahaman dalam menganalisa kerusakan pada Mesin

Daihatsu Tipe HD-C

2. Dapat dijadikan media praktek bagi mahasiswa Program Studi Otomotif

Politeknik Negeri Ujung Pandang

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Mesin Daihatsu

Dari sejumlah pendapat yang dikemukakan para ahli tentang definisi mesin
daihatsu dapat dilihat pendapat Wikipedia (2011) bahwa:

Mesin daihatsu adalah jajaran mesin piston pembakaran internal empat langkah
empat silinder, yang dirancang oleh daihatsu. Mesin empat silinder dibuat
dengan pertimbangan ringan, menampilkan poros engkol dan poros bubungan,
dan bobot mesin empat silinder (1,3 L HC) mirip dengan mesin CB tiga silinder
1,0 L.
Hal yang sama tentang definisi mesin daihatsu H-series dapat dilihat pendapat
Jaldayat (2019) bahwa:

Mesin daihatsu ini merupakan mesin pembakaran dalam yang menggunakan


empat silinder dan 16 valve. Mesin ini memiliki blok mesin aluminium dan
silinder head, v-belt penggerak kepala, sistem pendingin, meain berpendingin air,
dilengkapi dengan karburator (model sebelumnya) dan multi point fuel injection
(model selanjutnya) dan hanya tersedia dalam desain SOHC 16 valve.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Mesin Daihatsu H-series
merupakan mesin pembakaran dalam yang melakukan pembakaran di ruang bakar
empat silinder dan menggunakan SOHC 16 valve.

2.2 Komponen-Komponen Utama Mesin Daihatsu

2.3 Prinsip Kerja Mesin Daihatsu

Menurut pendapat Iwan Darmawan (1997) Mesin adalah alat yang mengubah

energi panas menjadi energy mekanik. Energi panas berasal dari hasil pembakaran

bahan bakar. Dalam mesin mobil, mesin menggunakan pembakaran dalam,

maksudnya bahan bakar di bakar dalam ruang bakar mesin tersebut.

4
Mesin jenis pembakaran dalam atau motor bakar bensin mengubah gerakan

translasi bolak balik piston menjadi gerakan rotasi untuk memutar poros mesin.

Mesin pembakaran dalam yang menggunakan bahan bakar bensin memakai

penyalaan api listrik tegangan tinggi dari busi untuk membakar campuran udara

bahan bakar menjadi tenaga untuk menggerakkan piston.

Mesin Daihatsu Tipe HD-C juga termasuk mesin empat langkah karena proses

terjadinya pembakaran pada silinder menggunakan empat langkah yaitu: langkah

hisap, langkah kompresi, langkah kerja dan langkah buang. Pada penjelasan dan

gambar berikut dapat dilihat proses kerja mesin empat langkah:

1. Langkah Hisap

Bertujuan untuk memasukkan campuran udara bahan bakar ke dalam

silinder. Sebagaimana tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan

bakar yang terbakar selama proses pembakaran.

Proses langkah hisap yaitu :

1. Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah

(TMB).

2. Katup masuk terbuka, bahan bakar masuk ke silinder.

3. Poros engkol berputar 180 derajat.

4. Poros cam berputar 90 derajat.

5. Tekanan negative piston menghisap kabut udara dan bahan bakar masuk ke

silinder.

5
2. Langkah Kompresi

Langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperature sehingga

campuran udara dan bahan bakar dapat bersenyawa.

Proses langkah kompresi berikut :

1. Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA.

2. Katup masuk menutup, katup buang tetap tertutup.

3. Bahan bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran.

4. Sekitar 15 derajat sebelum TMA, busi mulai menyalakan bunga api dan

memulai proses pembakaran.

5. Poros engkol mencapai satu rotasi penuh (360 derajat).

6. Poros cam mencapai 180 derajat.

3. Langkah Kerja/Usaha

Dimulai ketika campuran udara dan bahan bakar dinyalakan oleh busi.

Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan

yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan

balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder blok.

Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol,

Energi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan

hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada poros engkol

membantu piston melakukan siklus berikutnya.

6
Proses langkah kerja :

1. Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar.

2. Piston terdorong dari TMA menuju TMB.

3. Katup masuk menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha

katup buang mulai sedikit terbuka.

4. Terjadi transformasi energy gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi

poros engkol.

5. Putaran poros engkol mencapai 540 derajat.

6. Putaran poros cam 270 derajat.

4. Langkah Buang

Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi

kinerja mesin yang lembut dan efisien. Proses ini harus dilakukan dengan

total, dikarenkan sedikit saja terdapat gas sisa pembakaranyang tercampur

bersama pemasukkan gas baru akan mereduksi potensial tenaga yang

dihasilkan.

Proses langkah buang yaitu :

1. Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk

menggerakkan piston dari TMB ke TMA.

2. Katup buang terbuka sempurna, katup masuk menutup penuh.

3. Gas sisa hasil pembakaran didorong keluar oleh piston melalui exhaust

manifold menuju knalpot.

7
4. Poros engkol melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat).

5. Poros cam menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat).

Gambar 2.7 Prinsip Kerja Mesin Daihatsu.

2.4 Dasar-Dasar Perawatan dan Perbaikan Mesin Daihatsu

Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjaga atau mempertahankan

kualitas mesin agar dapat berfungsi dengan baik seperti kondisi sebelumnya.

Perawatan yang umum dilakukan pada mesin bensin adalah overhaul dan tune up.

1. Overhaul adalah proses pembongkaran mesin untuk diperiksa dan diperbaiki

bila terdapat komponen yang mengalami kerusakan. Adpun secara umum

tujuan overhaul yaitu untuk untuk mengembalikan performa mesin mobil

apabila mulai mengalami penurunan performa. Bias juga menghindari mesin

mengalami kerusakan namun secara spesifik berikut tujuan dilakukannya

overhaul mesin.

8
a. Membersihkan bagian ruang bakar mesin dari kotoran berupa tumpukan

karbon.

b. Memeriksa kondisi komponen-komponen didalam mesin. Jika memang

mengalami kerusakan , komponen didalam mesin akan diperbaiki atau

diganti. Biasanya pemeriksaan ini meliputi bagian saringan oli, piston,

camshaft, atau poros nok, hingga crankshaft atau poros engkol.

c. Mengatur ulang dudukan katup (valve seat) pada mesin.

2. Tune up merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi

mesin pada taraf kerja yang optimal, yaitu dengan menyetel ulang,

membersihkan atau mengganti komponen yang sudah rusak. Tune up

dilakukan secara berkala sesuai waktu yang telah ditentukan oleh pabrik

pembuatan mesin. Adapun komponen yang harus diperiksa pada saat tune up

yaitu,

a. Pemeriksaan dan pembersihan air filter.

b. Pemeriksaan kaburator.

c. Pemeriksaan kondisi busi.

d. Pengecekan dan penyetelan celah katup.

e. Pemeriksaan tegangan V Belt.

f. Pemeriksaan aki/baterai.

g. Pemeriksaan oli mesin.

h. Pemeriksaan air radiator.

9
BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan

Tempat dilakukannya Overhaul Mesin Daihatsu Tipe HD-C di Bengkel

Otomotif Politeknik Negeri Ujung Pandang dimulai bulan Maret sampai dengan

bulan Juli tahun 2022.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam Perawatan dan perbaikan Mesin

Daihatsu Tipe HD-C adalah sebagai berikut:

a. Alat

1. Set toolbox

2. Multimeter

3. Feller gauge

4. Compression tester

5. Hydrometer

6. Radiator cup tester

7. Penekan katup

10
8. Ring piston press

9. Micrometer

10. Jangka sorong

11. Torsi

b. Bahan

1. Mesin Daihatsu Tipe HD-C

2. Distributor

3. Kabel tegangan tinggi

4. Oli mesin

5. Kabel ties

6. Bensin

7. Selang bensin

8. Saringan udara

9. Cat

10. Kuas

11. Kabel

12. Lem sealer

13. Amplas

14. Majun

15. Aki/batterai 12 volt

16. Saringan bahan bakar

11
17. Tachometer

18. Packing silinder head

19. Kertas TBA

20. Oil seal katup

3.3 Prosedur/Langkah Kerja

Adapun prosedur pengerjaan overhaul mesin Daihatsu Tipe HD-C dilakukan

secara bertahap, antara lain:

a. Pembongkaran

Adapun langkah-langkah pembongkaran komponen mesin adalah

sebagai berikut:

1. Melepas kabel rangkaian kelistrikan yang ada pada mesin

2. Menguras air radiator

3. Melepas selang radiator

4. Menguras oli mesin menggunakan kunci ring 14mm

5. Melepas motor stater menggunakan kunci ring 14mm

6. Melepas alternator menggunakan kunci ring 14mm

7. Melepas distributor menggunakan kunci ring 12mm

8. Melepas busi menggunakan kunci sock 16mm

9. Melepas intake manifold dan karburator menggunakan kunci T 14mm

10. Melepas exhaust manifold menggunakan kunci T 14mm

11. Melepas v-belt dan pully menggunakan kunci sock 19mm

12. Melepas fly wheel menggunakan kunci sock 14mm

12
13. Melepas cover timing menggunakan kunci T 10mm

14. Melepas timing belt menggunakan kunci ring 14mm

15. Melepas cover silinder head menggunakan kunci ring 10mm

16. Melepas camshaft dan rocker arm menggunakan kunci ring 12mm

17. Melepas silinder head menggunakan kunci sock 14mm

18. Melepas katup dan pegas katup SST penekan katup

19. Melepas oil pan menggunakan kunci T 10mm

20. Melepas batang piston dan piston menggunakan kunci 12mm

21. Melepas crankshaft menggunakan kunci sock 14mm

b. Pembersihan komponen-komponen mesin

Suatu mesin yang telah beroperasi dalam jangka waktu yang lama

akan meninggalkan berbagai macam kotoran seperti kerak, arang, karat dan

kotoran-kotoran lainnya yang melekat pada komponen mesin. Kotoran

tersebut dapat menyumbat bagian-bagian mesin sehingga mengurangi kualitas

kerja mesin. Membersihkan bagian bagian mesin dengan hati-hati dan

menggunakan alat pembersih yang tidak merusak bagian mesin.

c. Pemeriksaan

Untuk mengetahui secara rincih kondisi mesin, maka bagian ini

dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan secara visual (pengamatan)

dan pengukuran. Untuk hasil yang diperoleh dibandingkan dengan spesifikasi

standar komponen mesin.

13
3.1 Tabel Identifikasi Kerusakan Komponen Mesin Daihatsu Tipe HD-C

Kondisi
NO. Nama Komponen Tindakan Keterangan
Baik Tidak
1. Pressure cap  Diganti Rusak
2. Radiator  Pembersihan/Perawatan Baik
3. Selang radiator  Diganti Sudah getas
4. Reservoir Tank  Pembersihan/Perawatan Baik
5. Coolant  Diganti Kotor
6. Kunci Kontak  Perawatan Baik
7. Koil Pengapian  Diganti Rusak
8. Tutup distributor  Diganti Hilang
9. Distributor  Diganti Rusak
Kabel Tegangan
10.  Diganti Rusak
Tinggi
11. Busi  Diganti Rusak
12. Oli  Diganti Kotor
13. Filter Oli  Diganti Kotor
14. Motor Stater  Pembersihan/Perawatan Baik
15. Alternator  Pembersihan/Perawatan Baik
16. Saringan bahan bakar  Ditambah Hilang
17. Packing silinder head  Diganti Rusak
18. Oil seal katup  Diganti Rusak
19. Tachometer  Diganti Rusak

d. Perakitan

Adapun langkah-langkah perakitan komponen mesin adalah sebagai

berikut:

1. Memasang crankshaft dengan momen pengencangan baut 7 kg

2. Memasang batang piston dan piston menggunakan SST ring piston press.

Serta momen pengencangan baut 3 kg

3. Memasang oil pan dan diberi lem sealer

14
4. Memasang katup dan pegas katup menggunakan SST penekan katup

5. Memasang silinder head dengan momen pengencangan baut 5 kg

6. Memasang camshaft dan rocker arm dengan momen pengencangan baut 3

kg

7. Memasang cover silinder head dan diberi lem sealer

8. Memasang timing belt dan pastikan di posisi top 1

9. Memasang cover timing

10. Memasang fly wheel

11. Memasang pully dan v-belt

12. Memasang intake manifold dan kaburator

13. Memasang exhaust manifold

14. Memasang motor stater

15. Memasang alternator

16. Memasang distributor

17. Memasang busi

18. Memasang selang radiator dan mengisi air radiator

19. Merakit kabel rangkaian kelistrikan yang ada pada mesin

20. Mengisi oli mesin

e. Penyetelan komponen

Setelah tahap perakitan maka dilakukan penyetelan komponen mesin

yaitu:

1. Penyetelan celah platina menggunakan feller gauge (0,4 – 0,5 mm)

15
2. Penyetelan celah katup menggunakan feller gauge (IN 0,15 mm dan EX

0,25 mm)

3. Penyetelan putaran idle mesin (850 rpm)

f. Pengujian

Adapun langkah-langkah pengujian alat atau benda praktik adalah sebagai

berikut:

1. Memasang baterai/aki

2. Memasang kunci kontak dan stater mesin

3. Setelah mesin running, memeriksa secara keseluruhan komponen mesin.

Jika terdapat kerusakan periksa kembali dan melakukan perbaikan.

BAB IV

16
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas jenis kegiatan yang dilaksanakan mulai dari Overhaul
proses pembongkaran, pemeriksaan dan perbaikan didalam menyelesaikan tugas
akhir Overhaul mesin Daihatsu Tipe HD-C.

4.1 Hasil Kegiatan


4.1.1 Melepas Komponen Luar Mesin
1. Melepas penutup silinder head
a. Melepas kabel busi.
b. Mekepas klem selang radiator.
c. Mengendorkan Sembilan baut (10 mm) dan melepaskan baut tersebut.
d. Melepas penutup silinder head
2. Melepas exhaust manifold
a. Mengendorkan baut pengikat exhaust manifold menggunakan kunci T (12
mm) dan melepaskan baut tersebut.
b. Melepas exhaust manifold bersama dengan gasketnya.
3. Melepas alternator
a. Melepas kabel-kabel alternator
b. Mengendorkan baut alternator menggunakan kunci ring (14 mm)
c. Melepas “V” belt alternator
d. Melepas alternator dari dari mesin
4. Melepas karburator
a. Melepas selang pemasukan dan pengembalian bahan bakar dari
karburator.
b. Melepas selang vakum
c. Melepas saringan udara
d. Mengendorkan mur pengikat karburator menggunakan kunci pas (12
mm).
e. Melepas karburator dari intake manifold

17
5. Melepas intake manifold
a. Melepas selang air dari intake manifold.
b. Mengendorkan baut pengikat intake manifold menggunakan kunci T (12
mm) dan melepaskan baut tersebut.
c. Melepas intake manifold dari mesin.
6. Melepas motor stater
a. Melepas terminal B dan ST dari motor stater.
b. Mengendorkan baut dan mur motor stater menggunakan kunci ring dan
pas (14 mm).
c. Melepaskan motor stater dari mesin.
7. Melepas distributor
a. Melepas kabel tegangan tinggi dari koil pengapian ke tutup distributor.
b. Melepas kabel dari negatif koil ke baut platina.
c. Mengendorkan dan melepas baut pengikat distributor menggunakan
kunci ring (12 mm).
d. Melepas distributor dari mesin.

Gambar 4.1 Mesin setelah melepas semua komponen luar pada mesin.

4.1.2 Membongkar dan Membersihkan Komponen Dalam Mesin


1. Melepas baut pompa bensin dan melepas pompa bensin.
2. Melepas tutup silinder head beserta gasketnya.

18
3. Melepas mekanisme katup dan poros nok, jangan melepas baut mekanisme
katup agar poros nok tidak terhambur.
4. Melepas baut silinder head menurut buku panduan, untuk mencegah
melengkungnya silinder head dan melepas silinder head.
5. Melepas packing silinder head.
6. Memiringkan mesin den melepas baut oil pan.
7. Melepas karter beserta gasketnya.
8. Melepas saringan minyak dan kotoran, serta melepas pompa oli pada blok
silinder.
9. Melepas rod cap dan mur batang torak. Melepas batang torak, mendorong
batang torak ke bagian atas silinder dengan mengetok menggunakan tangkai
palu.

Gambar 4.2 Proses pembongkaran mesin dan melepas piston dari blok silinder.

Membersihkan bagian yang dibongkar sebersih mungkin sebelum dipasang


sehingga tidak terdapat kotoran, oli, karbon dan bekas-bekas air. Memeriksa blok
silinder dan silinder head dari keretakan dan kebocoran air sebelum melakukan
pembersihan. Bersihkan semua saluran dengan udara bertekanan dan periksa apakah

19
ada saluran-saluran yang tersumbat. Bersihkan endapan karbon dari kepala torak,
silinder head dan katup-katup dengan tidak menggores bagian-bagian tersebut.
Jangan mencampur bagian yang sudah ditandai pada katup-katup, bantalan dan tutup
bantalan.

Gambar 4.3 Memeriksa dan membersihkan komponen mesin.

4.1.3 Pemeriksaan dan Perbaikan Silinder Head dan Katup


Bagian yang diperiksa atau diperbaiki pada silinder head adalah :
1. Pemeriksaan secara visual

Pemeriksaan secara visual pada silinder head bertujuan untuk melihat


kondisi silinder head apakah ada kotoran keretakan dan lain sebagainya.
Apabila terdapat kotoran maka dapat dilakukan pembersihan menggunakan
scraper dan bensin sampai semua kotoran hilang. Adapun hasil pemeriksaan
yang dicapai yaitu :

4.1 Tabel Pemeriksaan Silinder Head

20
Hasil pemeriksaan Keterangan Hasil Akhir

Terdapat kotoran pada Perlu dibersihkan Setelah dilakukan


permukaan silinder pembersihan bagian
head dikarenakan bawah silinder head
bekas packing silinder sudah bersih
head .

Terdapat kotoran pada Perlu dibersihkan Setelah dilakukan


lubang intake dan pembersihan lubang
exhaust katup intake dan exhaust
dikarenakan adanya katup sudah bersih
karbon bekas
pembakaran.

Terdapat kotoran pada Perlu dibersihkan Setelah dilakukan


tempat dudukan pembersihan
camshaft diakibatkan dudukan camshaft
oleh oli yang sudah sudah bersih
tua.

Gambar 4.4 Kondisi silinder head setelah pemeriksaan dan perbaikan.

21
2. Pengukuran kerataan silinder head
Pemeriksaan silinder head berfungsi untuk mengetahui keausan yang
terjadi pada silinder head. Dikarenakan terkena suhu pembakaran yang
tinggi, sehingga permukaan silinder head sering terjadi keausan atau
kebengkokan menyebabkan terjadinya kebocoran kompresi sehingga mesin
menjadi pincang atau susah menyala.
Mengukur kerataan silinder head hanya straight edge dan feller
gauge. Adapun hasil pengukuran kerataan silinder head yaitu sebagai
berikut :

4.2 Tabel Pengukuran Kerataan Silinder Head

No Posisi pengukuran Hasil pengukuran Limit keterangan


(mm) (mm)

1 A–A 0 Baik

2 B–B 0 Baik

3 C–C 0 Baik
0.05
4 D–D 0 Baik

5 E–E 0 Baik

6 F-F 0 Baik

Keterangan : hasil pengukuran tidak ditemukan celah.

22
Gambar 4.5 pengukuran kerataan silinder head

3. Pemeriksaan dan pengukuran katup


Pemeriksaan katup dilakukan untuk mengembalikan performa mesin
agar kembali normal, ini Karena besar kecil celah katup akan mempengaruhi
timming pembukaan katup dan akan mempengaruhi performa mesin.
Berikut proses pemeriksaan dan pengukuran katup:
1) Pemeriksaan dan pengukuran ketebalan kepala katup
Pemeriksaan pada kepala katup dilakukan dengan melihat dudukan katup
terhadap keausan dan kerusakan pada dudukan katup.

4.3 Tabel Pengukuran Ketebalan Kepala Katup

Limit Hasil
Silinder Katup Keterangan
(mm) (mm)
1 2.2 Baik
In
2  2.2 Baik
1
1  2.4 Baik
Ex
2  2.4 Baik
1  0.8  2.2  Baik
In
2  2.2  Baik
2
1  2.4  Baik
Ex
2  2.4  Baik
3 In 1  2.2  Baik

23
2  2.2  Baik
1  2.4  Baik
Ex
2  2.4  Baik
1  2.2  Baik
In
2  2.2  Baik
4
1  2.4  Baik
Ex
2  2.4  Baik

Gambar 4.6 Pengukuran ketebalan kepala katup

2) Pemeriksaan pegas katup


Pemeriksaan pada pegas katup dilakukan secara visual dengan melihat
dan meraba seluruh bagian pegas katup. Pengukuran yang dilakukan pada
pegas katup yaitu pengukuran tinggi pegas katup menggunakan jangka
sorong.

d.4 Tabel Pengukuran Tinggi Pegas Katup

24
Limit Hasil
Silinder Katup Keterangan
(mm) (mm)
1 45 Baik
In
2 45 Baik
1
1 45 Baik
Ex
2 45 Baik
1 45 Baik
In
2 45 Baik
2
1 45 Baik
Ex
2 45 Baik
44.5
1 45 Baik
In
2 45 Baik
3
1 45 Baik
Ex
2 45 Baik
1 45 Baik
In
2 45 Baik
4
1 45 Baik
Ex
2 45 Baik

Gambar 4.7 Pengukuran tinggi pegas katup

4.1.4 Pemeriksaan dan Pengukuran Blok Silinder


Pemeriksaan blok silinder dilakukan secara visual dengan melihat dan
meraba bagian bagian pada blok silinder untuk mengetahui apakah ada

25
keausan atau kerusakan pada blok silinder. Setelah dilakukan pemeriksaan
blok silinder tidak mengalami kerusakan, berikutnya melakukan pengukuran
pada diameter dan kerataan blok silinder.
1. Pengukuran diameter blok silinder
Pengukuran pada blok silinder dilakukan untuk mengetahui apakah
terjadi keovalan atau ketirusan pada blok silinder, pengukuran ini
menggunakan jangka sorong. Berikut proses pengukuran blok silinder :
d.5 Tabel Pengukuran Diameter Blok Silinder
Silinde Hasil Pengukuran
Limit Keterangan
r Radial Aksial
1 76.50 76.50 Baik
2 76.50 76.50 Baik
76.50
3 76.50 76.50 Baik
4 76.50 76.50 Baik

2.
3.
4.
5.

26
Gambar 4.8 Pengukuran diameter blok silinder

3. Pengukuran kerataan permukaan blok silinder


Pengukuran kerataan pada blok silinder menggunakan feeler gauge dan
straight edge. Berikut tabel pengukuran kerataan blok silinder.

4.6 Tabel Pengukuran Kerataan Permukaan Blok Silinder

N Posisi limit Hasil Pengukuran Keteranga


o Pengukuran (mm) (mm) n
1 A–A 0 Baik
2 B–B 0 Baik
0.5
3 C–C 0 Baik
4 D–D 0 Baik

keterangan : hasil pengukuran tidak terdapat celah

Gambar 4.9 Pengukuran kerataan permukaan blok silinder

4.1.5 Pemeriksaan dan Pengukuran Piston

27
Pemeriksaan dan pengukuran pada piston dilakukan untuk melihat apakah
piston mengalami keausan atau kerusakan. Berikut hasil pemeriksaan dan
pengukuran diameter piston. Menggunakan micrometer.

4.7 Tabel Pengukuran Diameter Piston

hasil
Silinder Standar Keterangan
pengukuran
1 76 mm Baik
2 76.00 76 mm Baik
3 mm 76 mm Baik
4 76 mm Baik

Gambar 4.10 Pengukuran diameter piston

4.1.6 Perakitan Komponen Dalam Mesin


1. Poros engkol dan bantalan
a. Pasang thurst washer dengan permukaan alur olinya menghadap keluar.
b. Permukaan dengan tanda panah menunjukkan bagian depan
c. Mengencangkan baut tutup bantalan dengan momen pengencangan 7 kg
secara bertahap.

28
d. Periksa kekencangan putaran poros engkol setelah tutup bantalannya
dikencangkan

Gambar 4.11 Poros engkol setelah dipasang

2. Piston dan batang piston


a. Melumasi dinding silinder menggunakan oli secara merata
b. Memasukkan piston ke dalam silinder sambil menekan ring piston dengan
menggunakan ring press
c. Memasang tutup batang piston. Kemudian mengencangkan dengan
momen pengencangan 3 kg
d. Memriksa putaran poros engkol setelah masing-masing tutup bantalannya
dikencangkan

29
Gambar 4.12 Pemasangan piston ke dalam blok silinder

3. Memasang pompa oli


4. Memasang oil pan

Setelah memasang oli pan naikkan blok silinder ke engine stand dan mulai
memasang silinder head.

5. Merakit silinder head


a. Memasang oil seal katup dan memasang katup sesuai tempatnya masing-
masing
b. Memasang pegas katup menggunakan penekan katup
c. Memasang silinder head ke blok silinder dengan memasang packing
silinder head.
d. Memasang dan mengencangkan baut ke silinder head dengan momen
pengencangan 7 kg.
e. Memasang camshaft dan rocker arm dengan momen pengencangan 3 kg.
f. Memasang timming belt dengan posisi Top 1.
g. Menyetel katup dengan menggunakan feeler gauge Katup masuk 15 mm
dengan katup 25 mm.
h. Memasang penutup silinder head.
i. Memasang cover timming belt.

30
Gambar 4.13 Pemasangan silinder head

6. Memasang flywheel dengan momen pengencangan 5 kg.


7. Memasang puli poros engkol dan puli pompa air.
4.1.7 Perakitan Komponen Luar Mesin
Setelah proses pemeriksaan dan perbaikan komponen maka komponen
selanjutnya dirakit kembali sesuai prosedur perakitan
1. Merakit alternator ke mesin
1) Memasang alternator ke mesin dan kedua baut pengikatnya
2) Menghubungkan kabel alternator
a. Menghubungkan connector ke alternator
b. Memasang kabel dan mur terminal B pada alternator
2. Merakit motor stater
1) Memasang motor stater ke Bell housing
2) Menghubungkan kabel alternator terminal stater B dan terminal stater ST
ke stater
3) Menghubungkan terminal negative baterai ke bodi mesin
3. Memasang distributor
1) Memutar crankshaft hingga tanda timing pada silinder satu posisi titik
mati atas pada akhir langkah kompresi
2) Memasangkan distributor

31
3) Memasukkan distributor ke silinder head. dan tepatkan posisi lubang
pengikat rumah distributor tepat dibagian tengah
4) Mengeraskan baut pengikat distributor
5) Menghubungkan selang vakum ke advancer
6) Menghubungkan konektor distributor
7) Menghubungkan kabel-kabel busi ke distributor
8) Memasang clam kabel busi
9) Memasang kabel negatif bodi ke terminal negative baterai
4. Memasang intake manifold
1) Memasang gasket intake manifold baru ke silinder head
2) Memasang intake manifold baru ke silinder head
3) Mengencangkan baut dan mur pengikat intake manifold sesuai spesifikasi
berurutan dan bertahan dua atau tiga tahap
5. Memasang karburator
1) Memasang insulator panas pada intake manifold
2) Memasang karburator
3) Menghubungkan selang vakum
4) Memasangkan selang pemasukan dan selang masuk kaburator
5) Memasang kabel massa dan terminal negative baterai
6) Memasang saringan udara
6. Memasang exhaust manifold
1) Memasang exhaust manifold ke silinder head dengan gasket baru
2) Mengencangkan baut dan mur pengikat exhaust manifold sesuai dengan
pengencangan bertahap
4.1.8 Tune Up Mesin
Tune up mesin dilakukan setelah seluruh komponen-komponen mesin
diperbaiki dan dirakit kembali sesuai prosedur perakitan mesin Daihatsu Tipe
HD-C. Tune up dilakukan pada bagian-bagian berikut ini :

32
1. Pemeriksaan air pendingin

Pemeriksaan terhadap air pendingin dilakukan agar proses pendinginan


terhadap mesin dapat bekerja dengan baik. Adapun hal-hal yang dilakukan
adalah pengecekan tinggi air pendingin pada reservoir. Tinggi air pendingin
pada reservoir berada pada tanda LOW dan FULL.

Gambar 4.14 Tangki recervoir

2. Pemeriksaan oli mesin


Pada pemeriksaan oli mesin, tinggi permukaan oli sudah berada antara L dan
F pada stik pengukur oli. Kapasitas oli pada mesin Daihatsu Tipe HD-C
yaitu 3,5 liter.
3. Pemeriksaan kabel busi dan tutup radiator
Pada pemeriksaan dengan kabel busi dan tutup radiator masih dalam
keadaan baik. Pada pengukuran tahanan kabel busi diperoleh tahanan 14 Ω.
4. Pemeriksaan dan penyetelan katup
Mengukur celah katup menggunakan feller gauge. Jika tidak sesuai dengan
ukuran standar lakukan penyetelan.
Celah katup standar
Katup masuk : 0,15 ± 0,05

33
Katup buang : 0,25 ± 0,05

Gambar 4.15 Penyetelan katup


5. Pemeriksaan dan penyetelan putaran idle mesin

Pada saat pemeriksaan, diperoleh putaran idle mesin 700 rpm, dan setelah
penyetelan diperoleh putaran idle mesin 850 rpm.

Putaran idle standar : 850 ± 50 rpm


4.2 Pembahasan

Dalam melaksanakan Overhaul mesin Daihatsu tipe HD-C ada beberapa


langkah kerja yang dilakukan yaitu langkah menganalisis kerusakan, langkah
pembongkaran, langkah pembersihan, langkah pemeriksaan/ pengukuran,
langkah perakitan, dan langkah pengujian.

Pada langkah menganalisis kerusakan, data kondisi komponen


sebelum pembongkaran di catat untuk dijadikan sebagai bahan perbandingan
pada saat mesin sudah dilakukan perbaikan. Pada langkah pembongkaran,
komponen dilepas satu persatu dan ditata dengan rapih agar nantinya pada
saat proses perakitan komponen tidak ada yang hilang. Saat pembongkaran di
bagian silinder head terdapat oil seal katup yang sudah aus, mengakibatkan
kebocoran oli di ruang bakar, katup in dan ex juga harus dibersihkan dan
dilakukan penghalusan antara sitting katup dan sudut kepala katup agar
nantinya katup menutup sempurna ketika mesin dioperasikan, dan pada

34
komponen mesin dilakukan pergantian pada distributor dan koil pengapian
dikarenakan komponen tersebut sudah rusak, dilakukan penambahan
voltmeter dan selang bahan bakar. Setelah mesin sudah dioverhaul dan diukur
selanjutnya dilakukan pemasangan komponen mesin tersebut.

Setelah komponen mesin terpasang selanjutnya dilakukan pengisian


air radiator dan pengisian oli mesin untuk pengujian mesin. Pengujian pertama
yaitu pengujian merunning mesin untuk mengetahui mesin sudah menyala
atau tidak, dan setelah setelah di lakukan pengujian mesin sudah menyala.
Pengujian kedua yaitu mengatur putaran awal mesin (idle). Berikut hasil
kinerja mesin Daihatsu Tpe HD-C setelah di uji :

1. Komponen mesin yang tidak berfungsi sudah berfungsi kembali.


2. Mesin sudah bisa di running.
3. Putaran awal mesin (idle) sudah kembali normal.

Setelah dilakukan Overhaul Pada mesin Daihatsu Tipe HD-C mesin


sudah kembali berfungsi dengan baik dan sudah bisa dijadikan bahan
praktikum di bengkel otomotif.

35
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Sebelum dilakukan Overhaul pada mesin Daihatsu Tipe HD-C ada
beberapa sistem yang mengalami kerusakan yaitu pada sistem
pendinginan terjadi kerusakan pada selang radiator dan tutup radiator,
sistem pengapian terjadi kerusakan pada distributor dan koil pengapian,
dan pada sistem bahan bakar terjadi kerusakan pada selang bahan bakar
dan karburator sehingga mesin tidak berfungsi dengan baik.
2. Setelah dilakukan pembongkaran terdapat kerusakan di bagian oil seal
katup yang menyebabkan mesin berasap dan packing silinder head yang
menyebabkan mesin cepat panas atau overheat.
3. Telah dilakukan perbaikan dan pergantian pada komponen sistem yang
mengalami kerusakan sehingga mesin dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
5.2 Saran
1. Utamakan keselamatan dan kesehatan kerja saat melakukan pekerjaan.
2. Selalu menggunakan tool dan alat ukur yang tepat dan sesuai dengan
fungsinya.
3. Membersihkan tool dan alat ukur sesudah dipakai.
4. Pada saat melakukan praktikum harus menggunakan baju praktek.
5. Membersihkan bengkel pada saat selesai praktikum.

36
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Arif Rakman. 2015. Studi Perbandingan Unjuk Kerja Mesin Bensin Empat
Langkah Satu Silinder Menggunakan Bahan Bakar Bensin dan Gas LPG.
Tugas Akhir. Surabaya: Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.

Darmawan, Iwan, 1997. Merawat dan Memperbaiki Mobil Bensin. Jakarta: Puspa
Swara

Daryanto, 1995. Dasar-dasar Teknik Mobil. Jakarta: Bumi Aksara

Hadissoemarto,J.D. 1980. Teknik Mobil. Surabaya: Usaha Nasional

Jaldayat. 2019. Kelebihan dan Kekurangan Daihatsu Espass / Neo Zebra. (Online),
(https://www.jaldayat.com/kelebihan-dan-kekurangan-daihatsu-espass
diakses 10 Desember 2021).

Karyanto, E. 1994.Reparasi Mobil Bensin. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya

Wikipedia. 2011. Mesin Daihatsu H-Series. (Online), (https://en.m.wikipedia.org/


Wiki/Daihatsu_H-series_engine diakses 10 Desember 2021).
.

37
38
Lampiran 1 Foto mesin sebelum dilakukan overhaul

Foto Tampak Kiri Foto Tampak Atas

Foto Tampak Kanan Foto Tampak Belakang

Foto Tampak Depan Foto Saringan Udara

39
Foto Distributor Foto selang By Pass

40
Lampiran 2 Foto Pembongkaran Mesin

Foto pembongkaran exhaust manifold Foto pembongkaran intake manifold

Foto membuang Oli mesin Foto pembersihan intake manifold

41
Foto pembongkaran silinder head Foto Pembongkaran rocker arm

Foto pembongkaran Oil Pan Foto pombongkaran piston

42
Lampiran 3 pembersihan dan pengecatan komponen mesin

Intake manifold setelah pengecetan Exhaust manifold setelah pengecetan

Pembersihan karburator Pembersihan oil pan

Pembersihan pegas katup Pembersihan blok silinder

43
Pembersihan piston Pembersihan dudukan katup

Foto pembersihan permukaan blok Foto katup setelah dibersihkan

silinder

44
Lampiran 4 foto perakitan dan pemasangan komponen mesin

Foto pemasangan piston Foto pemasangan pompa oli

Foto pemasangan katup Foto pemasangan oil seal katup

45
Foto pemasangan packing silinder head Foto pemasangan rocker arm

Foto pemasangan intake manifold Foto perakitan kabel kelistrikan

46
Foto pemasangan oil seal cransahft Foto memasukkan oli mesin

Foto memasukkan air radiator

47
Lampiran 5 foto mesin setelah dioverhaul

Foto mesin tampak kiri Foto mesin tampak atas

Foto mesin tampak depan Foto mesin tampak kanan

48
Foto distributor dan koil pengapian

49

Anda mungkin juga menyukai