Anda di halaman 1dari 6

Pek.

Jalan
Hal. 1

PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan pembuatan Jalan kompleks milik P.T. INDOFOOD


SUKSES MAKMUR ini meliputi :
 Pekerjaan galian / urugan
 Pekerjaan penyiapan tanah dasar
 Pekerjaan paving stone

2. PEKERJAAN GALIAN DAN PENGURUGAN

2.1. Pekerjaan galian ini meliputi pengalian tanah dan obstacle untuk
membentuk badan jalan sesuai dengan gambar rencana yang ada.

2.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk


mengadakan peninjauan lapangan, didampingi oleh Konsultan Pengawas.
Pada peninjauan lapangan ini Kontraktor hendaknya sudah bisa
menentukan kemungkinan terhadap obstacle pada daerah pembangunan
yang akan dilaksanakan.

2.3. Kontraktor diwajibkan melaksanakan stripping minimal setebal 15 cm


pada tanah asal, untuk menghilangkan material-material yang tidak
berguna seperti akar-akar tanaman, rumput-rumput, bahan-bahan organik
lainnya yang dapat merusak konstruksi perkerasan jalan.

2.4. Material-material yang sekiranya tidak sesuai sebagai tanah dasar, harus
digali dan diganti dengan material yang sesuai dengan persyaratan
material tanah dasar.

2.5. Hasil galian tidak boleh dipakai untuk mengurug guna keperluan
persiapan tanah dasar, kecuali terbukti dari hasil test tanah bahwa tanah
hasil galian tersebut baik dan sesuai untuk pengurugan. Untuk ini harus
dilakukan test tanah pada laboratorium Mekanika Tanah yang ditunjuk
oleh Konsultan Pengawas. Jika tanah hasil galian dipakai untuk
pengurugan, maka harus dilakukan pemadatan sehingga hasil akhir
pemadatan memenuhi persyaratan tanah dasar yang tersebut di bawah ini.

2.6. Hasil galian tidak boleh ditempatkan di sembarang tempat, selain tempat
penimbunan hasil galian yang ditentukan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Pek. Jalan
Hal. 2

2.7. Pekerjaan pengurugan ini meliputi pengurugan pada tanah asli maupun
pada daerah yang material tanah aslinya tidak sesuai dengan persyaratan
material tanah dasar. Pekerjaan ini juga meliputi pengurugan kondisi
tanah asli yang berlubang untuk disesuaikan dengan gambar konstruksi
jalan.

2.8. Pengurugan ini bertujuan untuk penyiapkan tanah dasar sesuai dengan
gambar.

2.9. Pengurugan harus dilakukan dengan material yang sesuai dengan


persyaratan material tanah dasar.

3. PEKERJAAN PENYIAPAN TANAH DASAR & LAPISAN PONDASI

3.1. Pekerjaan ini meliputi pemadatan tanah dasar hasil dari pekerjaan galian
dan timbunan dan dibentuk sesuai dengan ketinggian yang diberikan
dalam gambar konstruksi atau seperti yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.

3.2. Lapisan bawah menggunakan material timbunan jenis sub base course
kelas B dengan kwalitas yang baik untuk menghindari pengaruh kadar air
(water content) yang tinggi dan harus memenuhi persyaratan kepadatan
CBR lapangan 60% .

3.3. Lapisan pondasi atas menggunakan material Base Course kelas A dan
harus memenuhi persyaratan kepadatan CBR lapangan 80 % .

3.4. Pemadatan harus dengan menggunakan Three Wheel Roller yang


beratnya antara 6 sampai 8 ton.

3.5. Jumlah gilasan ditentukan pada cuaca baik. Bila hujan dan air tergenang
pemadatan harus dihentikan.

3.6. Apabila diperlukan Kontraktor harus membuat drainase sementara untuk


mengalirkan air hujan atau kelebihan air lainnya dari daerah pemadatan,
supaya daerah pemadatan selalu dalam kondisi yang kering.

3.7. Pengetesan kepadatan di lapangan dilakukan dengan cara test CBR


lapangan, sesuai Standard Pemeriksaan Bahan Jalan dari Bina Marga
nomor 101-76. Penentuan penempatan titik pengukuran : 1 titik
pengetesan untuk setiap 150 m² luas Badan Jalan Rencana.
Pek. Jalan
Hal. 3

3.8. Cara pengetesan kepadatan lain yang harus dilakukan adalah Standar
Proctor Test dengan persyaratan kepadatan di lapangan minimal harus
95 % dari kepadatan di Laboratorium. Laboratorium yang akan
digunakan untuk pengujian tanah dasar akan ditunjuk oleh Konsultan
Pengawas.

4. PEKERJAAN PAVING STONE

4.1. UMUM

4.1.1. Perkerasan area jalan dan parkir menggunakan paving stone t.10
cm ex Conblock dengan corak / sesuai motif gambar rencana.

4.1.2. Di bawah pasangan paving stone harus dilengkapi urugan abu


batu minimal setebal 5 cm.

4.1.3. Urugan sirtu di bawah urugan abu batu harus mencapai kepadatan
sesuai persyaratan.

4.1.4. Biaya pengujian kepadatan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5. LAPISAN PERMUKAAN ASPAL BETON (LASTON)

5.1. Pekerjaan ini meliputi pembuatan lapisan LASTON yang terdiri dari
penghamparan agregat dan aspal yang dipanaskan menjadi satu sesuai
gambar.

5.2. PERSYARATAN MATERIAL

5.2.1. Persyaratan Agregat Halus

No Jenis Pemeriksaan Standard Persya Satu


ratan an
1. Nilai sand AASHTO
equivalent T - 176 50 min

2. Berat jenis semu PB.0202-76 2,5 min

3. Jenis agregat PB.0109-76 non


plastis

4. Peresapan terhadap air PB.0202-76 3 %


maks
Pek. Jalan
Hal. 4

5.2.2. Gradasi Agregat

Ukuran Saringan % Berat


(mm) Level Saringan
19,1 100
12,7 80 - 100
9,52 70 - 90
4,76 50 - 70
2,38 35 - 50
0,59 18 - 29
0,279 13 - 23
0,149 8 - 16
0,074 4 – 10

5.2.3. Persyaratan Filler

1. Dapat digunakan debu batu, kapur, debu dolomite atau


semen Portland dengan kadar air maksimum 1 %.

2. Gradasi Filler.

Ukuran Saringan Filler


No. (mm) % Lolos
No. 30 (0,59) 100
No. 50 (0,279) 95 - 100
No. 100 (0,149) 90 - 100
No. 200 (0,074) 70 - 100

5.2.4. Persyaratan Aspal


Aspal yang digunakan berupa aspal keras penetrasi 80.

5.2.5. Bahan tambahan


Bahan tambahan daya rekat dan anti pengelupasan dapat di
tambahkan dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
Pek. Jalan
Hal. 5

5.3. PENCAMPURAN

5.3.1. Pencampuran dilaksanakan hingga bahan tercampur baik dan


merata.

5.3.2. Temperatur campuran adalah 124°C - 162°C (pen 80).

5.3.3. Temperatur aspal < temperatur agregat. Beda temperatur ini maks
15°C.

5.3.4. Fraksi Rancangan Campuran.

KOMPONEN CAMPURAN LASTON


Fraksi agregat kasar (CA) 20 - 40
(> saringan # 8).

Fraksi agregat halus (FA) 30 - 59


(# 8 s/d 200)

Fraksi Filler (FF) 4,5 - 7,5


(< saringan = 200)

5.3.5. Proporsi Campuran Nominal (hanya sebagai pedoman).

KOMPONEN CAMPURAN HRS


Agregat kasar (CA) 35
(> saringan # 8)

Agregat halus (FA) 65 - FF - b


(# 8 s/d 200)

Ukuran Filler (FF) >7


(<# 200)
Total kadar aspal dalam b
campuran
Total 100

Catatan : Untuk batas nilai b lihat 5.3.6


Pek. Jalan
Hal. 6

5.3.6. Persyaratan Sifat Campuran

SIFAT CAMPURAN HRS


Kadar bitumen efektif Min 6,8
Kadar absorpsi bitumen Max 1,7
Total kadar bitumen aktual Min 7,3
(% total berat campuran)
Kadar rongga udara Min 4
Campuran padat
(% total volumen campuran Max 6
Kuosien Marshall Min 75
(AASHTO T 245-78) Max
(KN / mm)
Stabilitas Marshall Min 450
(AASHTO T 245 - 78 Max 850
(kg)
Stabilitas Marshall
sisa setelah perendaman 24 jam Min 75
pada 60°C
(% stabilitas semula)

5.4. PELAKSANAAN PENGHAMPARAN & PEMADATAN

5.4.1. Sesaat sebelum penghamparan campuran aspal, permukaan yang


ada harus dibersihkan dari material yang lepas dan tidak
dikehendaki dan dibantu lapis aspal resap pengikat.

5.4.2. Pemadatan awal dilakukan pada temperatur 110°C dengan


menggunakan tendem roller berbobot 6 - 8 ton antara 2 - 4
lintasan pada kecepatan 3 - 4 km/jam.

5.4.3 Segera setelah pemadatan awal selesai dilakukan pemadatan


antara dan pemadatan akhir dilaksanakan hingga akhir-akhir
bekas roda pemadat hilang.

5.4.4. Pemadatan harus sudah selesai pada temperatur min 60°C dan
kepadatan telah mencapai 95 % dari kepadatan laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai