Terhadap kelebihan pajak yang telah diakui oleh wajib pajak atau PKP dilakukan jurnal sebagai piutang
pajak, baik PPh maupun PPN.
SKPLB PPh
Apabila SKPLB telah turun, maka piutang PPh atau piutang PPN dijurnal:
SKPLB xxx
PPh lebih bayar xxx
Apabila besarnya SKPLB lebih besar dibanding yang diakui oleh wajib pajak, dijurrnal:
SKPLB xxx
Apabila besarnya SKPLB lebih kecil dibanding yang diakui oleh wajib pajak, dijurnal:
SKPLB xxx
Kerugian kelebihan pajak xxx
Piutang pajak xxx
SKPLB oleh DJP akan diproses menjadi SPMKP, dengan memperhitungkan hutang pajak yang dimiliki
wajib pajak, sehingga apabila wajib pajak selain SKPLB juga memiliki SKPKB/STP, maka besarnya SPMKP
akan tidak sama dengan SKPLB, sehingga dijurnal:
SPMKP xxx
SKPKB/STP xxx
SKPLB xxx
Contoh:
PPh yang dilaporkan pada SPT tahunan PPh tahun pajak 2021 dari PT Intan sebagai berikut:
Atas SPT lebih bayar tersebut dilakukan pemeriksaan dan diterbitkan SKPLB dengan tidak terdapat
koreksi sama sekali. Namun karena wajib pajak mempunyai hutang SKPKB PPN sebesar Rp 10.000.000
dan STP PPh sebesar 5.000.000, maka SPMKP yang diterbitkan adalah:
SKPLB PPh Rp 50.000.000
SPMKP Rp 35.000.000
Kas/Bank xxx
SPKMP xxx
SKPLB PPN
Contoh soal:
PT Kalingga pada Oktober 2021 mempunyai pajak keluaran sebesar Rp 100.000.000 dan pajak masukan
sebesar Rp 120.000.000, sehingga pada masa tersebut mempunyai kelebihan bayar PPN sebesar Rp
20.000.000. Pada bulan November posisi pajak keluaran adalah Rp 110.000.000 sedangkan pajak
masukan sebesar Rp 100.000.000
Lebih bayar PPN bulan Oktober tersebut dikompensasikan pada PPN bulan November. Pada bulan
November 2021 tersebut dilakukan pemeriksaan dan diterbitkan SKPLB yang sesuai dengan perhitungan
PKP, sehingga dilakukan jurnal:
SKPLB Rp 10.000.000