Anda di halaman 1dari 40

SUB BAB

1. Pencatatan pajak atas surat tagihan pajak


PPh
2. Pencatatan pajak atas surat tagihan pajak
PPN
3. Pencatatan pajak atas surat ketetapan
pajak nihil
4. Pencatatan pajak atas surat ketetapan
pajak kurang bayar
5. Pencatatan pajak atas surat ketetapan
pajak lebih bayar
6. Pencatatan pajak atas surat ketetapan
pajak kurang bayar tambahan
PENCATATAN
PAJAK ATAS STP
PPH
Surat Tagihan Pajak atas PPh dapat dikenakan terhadap
kewajiban berkaitan PPh seperti:

1 2

PPh Kurang PPh Kurang


Bayar dipotong atau
Kurang dipungut
STP ATAS PPH Jurnal STP

KURANG DIBAYAR Piutang PPh Pasal 25


Sanksi bunga
XXX
XXX
Utang STP PPh Pasal 25 XXX
Dikenakan terhadap kewajiban
angsuran bulan PPh Pasal 25. Jurnal Pelunasan STP
Apabila Wajib Pajak tidak/
Utang STP PPh Pasal 25 XXX
kurang melakukan pembayaran Kas/Bank XXX
besarnya PPh Pasal 25 sesuai
ketentuan, maka untuk Wajib
Pajak dapat diterbitkan STP Piutang PPh Pasal 25 hasil STP tersebut akan diposting
atas PPh Pasal 25 yang dengan piutang PPh Pasal 25 lainnya dari pembayaran, dan
kurang/ tidak dibayar tersebut nantinya akan dijurnal terhadap PPh terutang.
Sedangkan sanksi bunga secara komersial akan diposting
ditambah dengan sanksi sebagai biaya, tetapi secara fiskal atas biaya tersebut akan
bunga. dilakukan koreksi fiskal.
CONTOH
PT intan untuk masa Juni 2009 tidak
membayar dan melapor SPT masa PPh
JURNAL STP PPH
Pasal 25 sebesar Rp 10.000.000. Pada
Piutang PPh Pasal 25 Rp10.000.000
awal Agustus 2009 oleh DJP diterbitkan
Sanksi bunga Rp 200.000
STP dengan perhitungan seperti berikut:
Sanksi denda Rp 100.000
Utang STP PPh Pasal 25 Rp10.300.000

Pokok PPh Pasal 25 Rp 10.000.000 JURNAL PELUNASAN STP


Sanksi bunga 2% Rp 200.000
Sanksi denda Rp 100.000 + Utang STP PPh Pasal 25 Rp10.300.000
Jumlah STP PPh Rp 10.300.000 Kas/Bank Rp10.300.000
STP ATAS PPH KURANG DIPOTONG ATAU
KURANG DIPUNGUT

Pada prinsipnya PPh yang terjadi kekurangan/ tidak dipotong atau


dipungut akan menjadi kewajiban dari pemotong atau pemungut.
Kekurangan tersebut dapat ditunjukkan karena memang bukti potong
atau bukti pungut yang dimiliki oleh Wajib Pajak yang dipotong kurang
besar, atau dapat terjadi bukti potong atau pungutnya sudah sesuai
tetapi yang dibayar lebih kecil dari yang telah dipotong atau telah
dipungut.
STP atas PPh kurang/ tidak dipotong atau dipungut dapat terjadi pada
berbagai jenis PPh, yaitu PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh
Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 15, dan PPh Pasal 26.
STP ATAS PPH KURANG DIPOTONG ATAU
KURANG DIPUNGUT
Berbagai jenis pajak tersebut, baik yang bersifat final maupun yang tidak
final, apabila Wajib Pajak tidak/ kurang dalam melakukan pemotongan
atau pemungutan terhadap berbagai jenis PPh tersebut sesuai dengan
ketentuan, maka untuk Wajib Pajak sebagai pemotong atau pemungut
PPh dapat diterbitkan STP atas PPh yang kurang dipotong atau kurang
dipungut, ditambah dengan sanksi bunga.
STP tersebut harus dijurnal untuk yang kurang/ tidak dipotong adalah
sebagai berikut:
Sanksi pokok dan bunga xxx
Hutang STP PPh kurang dipotong xxx
Ketika dilakukan pelunasan STP maka akan dijurnal sebagai berikut:
Hutang STP PPh kurang dipotong xxx
Kas/ bank xxx
STP ATAS PPH KURANG DIPOTONG ATAU
KURANG DIPUNGUT

Sanksi pokok dan bunga akan diposting dengan sanksi


pajak lainnya, dan secara komersial akan diperlakukan
sebagai biaya. Sedangkan secara fiskal, terhadap biaya
atas sanksi PPh tersebut akan dilakukan koreksi fiskal.
CONTOH
PT intan pada 10 Juli 2009 melakukan Terhadap STP tersebut dilakukan jurnal sebagai berikut:
transaksi pengalihan hak tanah dan Sanksi pokok dan bunga Rp 15.300.000
bangunan dengan PT Pariwara senilai Rp Hutang STP PPh kurang dipotong Rp 15.300.000
500.000.000 dan dipotong PPh sebesar
2%. Setelah dilakukan penelitian Ketika dilakukan pelunasan STP tersebut akan dilakukan jurnal
kemudian diterbitkan STP pada tanggal seperti berikut:
15 Agustus 2009 dengan perhitungan Hutang STP PPh kurang dipotong Rp 15.300.000
Kas/ bank Rp 15.300.000
sebagai berikut:

Pokok PPh Pasal 4(2) Rp 15.000.000


Sanksi bunga Rp 300.000
STP PPh Pasal 4 (2) Rp 15.300.000
PENCATATAN
PAJAK ATAS STP
PPN
Surat Tagihan Pajak atas PPN dapat dikenakan terhadap
Pengusaha Kena Pajak berkaitan dengan hal-hal berikut:

1 2

Tidak Lapor Kesalahan


SURAT TAGIHAN PAJAK ATAS PPN KARENA
TIDAK LAPOR
STP diterbitkan karena PKP tidak melaporkan kewajiban berkaitan PPN.
STP ini dapat diterbitkan untuk satu masa pajak atau untuk beberapa
masa pajak.

Apabila PKP tidak melaporkan PPN secara bulanan, maka akan dikenai Sanksi denda akan diposting
sanksi denda yang akan dijurnal sebagai berikut: dengan sanksi pajak lainnya
dan secara komersial akan
Jurnal diperlakukan sebagai biaya,
tetapi secara fiskal biaya atas
Sanksi denda tidak lapor XXX
sanksi PPN tersebut akan
Utang STP PPN tidak lapor XXX
dilakukan koreksi fiskal.

Pelunasan STP
Utang STP PPN tidak lapor XXX
Kas/Bank XXX
CONTOH
PT ABC untuk masa Juni 2009 Jurnal
juga tidak melaporkan SPT masa Sanksi denda Rp500.000,00

PPN. Pada awal Agustus 2009


Utang STP PPN Rp500.000,00

oleh DJP diterbitkan STP PPN,


berupa sanksi sebesar Ketika Pelunasan STP
Rp500.000,00. Utang STP PPN Rp500.000,00
Kas/Bank Rp500.000,00
SURAT TAGIHAN PAJAK
ATAS PPN KARENA
KESALAHAN

1. Bukan PKP menerbitkan faktur pajak


2. Faktur pajak tidak lengkap
3. Pajak masukan tidak harus
dikompensasikan
4. Kesalahan hitung
Jurnal Pelunasan
Perlakuan STP PPN yang selain sanksi juga Pelunasan utang STP PPN adalah sebagai
terdapat pokok PPN, dapat dijurnal sebagai berikut:
berikut:

PPN kurang bayar XXX Utang STP PPN XXX


Sanksi denda XXX Kas/Bank XXX
Utang STP PPN XXX

PPN kurang bayar maupun sanksi denda secara


komersial diperlakukan sebagai biaya, tetapi untuk
secara fiskal harus dilakukan koreksi fiskal.
CONTOH
PT Perkasa belum PKP, melakukan transaksi Jurnal
penjualan BKP kepada PT Angkasa yang
Sanksi denda Rp2.000.000,00
sudah PKP dengan Dasar Pengenaan Pajak Utang STP PPN Rp2.000.000,00
(DPP) senilai Rp100.000.000,00 dan
diterbitkan Faktur Pajak Standar.

Ketika Pelunasan STP


Atas transaksi tersebut diterbitkan STP atas
sanksi denda 2% dari DPP. Utang STP PPN Rp2.000.000,00
Sanksi denda adalah 2% x Rp100.000.000,00 Kas/Bank Rp2.000.000,00

= Rp2.000.000,00
PENCATATAN
PAJAK ATAS SURAT
KETETAPAN PAJAK
NIHIL
Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) diterbitkan setelah DJP melakukan pemeriksaan, di mana
menurut DJP antara kewajiban dan hak yang dimiliki oleh WP untuk jenis PPh atau PPN
adalah sama. Namun, SKPN ini dapat diterbitkan oleh DJP dari pajak yang oleh WP sudah
diakui lebih bayar maupun kurang bayar. Berdasarkan UU No. 28 Th. 2007, SKPN diterbitkan
untuk jenis pajak berikut:

1 2

PPh PPN
SKPN ATAS PPH
Dengan terbitnya SKPN, maka PPh lebih bayar tidak akan dapat dicairkan. SKPN diterbitkan oleh DJP dikarenakan oleh
adanya kemungkinan koreksi pada:

PPh Terutang Kredit PPh

PPh terutang SKPN XXX


Piutang PPh XXX
PPh terutang komersial XXX
Piutang PPh pasal .../kerugian XXX
PPh lebih bayar XXX

Besarnya piutang PPh yang dijurnal dari hasil SKPN adalah sama dengan koreksi piutang
PPh
Jika kesalahan dikarenakan perbedaan jenis dan sifat piutang PPh, maka lawan jurnalnya
adalah PPh pasal …
Jika piutang PPh yang dikoreksi menjadi tidak dapat diakui, maka jurnalnya pada kerugian.
Kerugian tersebut secara komersial akan dibebankan sebagai biaya, namun secara fiskal
harus dilakukan koreksi fiskal.
CONTOH
Jurnal SKPN
PT arya Pamenang dalam tahun 2009 mempunyai
PPh terutang sebesar Rp200.000.000 dan PPh terutang SKPN Rp210.000.000
mempunyai kredit pajak PPh Pasal 25 sebesar PPh terutang komersial Rp200.000.000

Rp210.000.000. PPh lebih bayar Rp 10.000.000

Jika SKPN terjadi karena adanya koreksi atas kredit PPh pasal
Jurnal PPh: 25 menjadi sebesar Rp200.000.000, dimana PPh pasal 25
PPh terutang komersial Rp200.000.000 tersebut terdapat PPh pasal 4(2) yang bersifat final sehingga
PPh lebih bayar Rp 10.000.000 jurnalnya menjadi seperti berikut:

Piutang PPh pasal 25 Rp210.000.000 Piutang PPh pasal 25 Rp10.000.000


Piutang PPh pasal 4(2) Rp10.000.000
SURAT TAGIHAN PAJAK ATAS PPN

Dengan terbitnya SKPN, maka PPN lebih bayar tidak akan dapat dicairkan,
sehingga merupakan kerugian bagi WP.

Jurnal
PPN terutang SKPN XXX
Utang PPN XXX
PPN lebih bayar XXX

SKPN lebih bayar PPN ini besarnya sama dengan PPN yang diakui lebih
bayar oleh WP, bukan sesuai dengan yang tercantum pada SKPN sendiri,
dan secara komersialakan dibebankan sebagai biaya, dan secara fiskal
juga diakui sebagai biaya, sehingga tidak dilakukan koreksi fiskal.
CONTOH
Jurnal SKPN
PT arya Pamenang dalam masa Agustus tahun
2009 melaporkan SPT PPN dengan Pajak PPN terutang SKPN Rp210.000.000
Keluaran sebesar Rp200.000.000 dan mempunyai Utang PPN Rp200.000.000

Pajak Masukan sebesar Rp210.000.000. PPN lebih bayar Rp 10.000.000

Jika SKPN terjadi karena adanya koreksi atas kredit Pajak


Jurnal PPN: Masukan menjadi sebesar Rp200.000.000, dimana terdapat
Utang PPN Rp200.000.000 PPN masukan yang tidak bisa dikreditkan, sehingga jurnalnya
PPN lebih bayar Rp 10.000.000 menjadi seperti berikut:

Piutang PPN Rp210.000.000 Piutang PPN tidak dikreditkan Rp10.000.000


PPN lebih bayar Rp10.000.000
PENCATATAN
PAJAK ATAS SURAT
KETETAPAN PAJAK
KURANG BAYAR
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR
PPH PASAL 25

Pada SKPKB PPh 25, diperlakukan sebagai PPh terutang karena untuk
masa setelah tahun berjalan.
Jika SKPKB tersebut berasal dari SPT lebih bayar, maka penjurnalannya
sebagai berikut :

PPh terutang SKPKB xxx


Sanksi bunga xxx
Piutang PPh xxx
Piutang PPh SKPKB xxx
PPh kurang bayar SKPKB xxx
Utang sanksi bunga xxx
Lebih bayar PPh xxx
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR
PPH PASAL 25

Namun, apabila SKPKB tersebut berasal dari SPT kurang bayar, maka
akan dijurnal sebagai berikut :

PPh terutang SKPKB xxx


Sanksi bunga xxx
Piutang PPh xxx
PPh kurang bayar xxx
Piutang PPh SKPKB xxx
PPh kurang bayar SKPKB xxx
Utang sanksi bunga xxx
PPh terutang xxx
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR
PPH PASAL 25

Koreksi PPh terutang merupakan selisih antara PPh terutang menurut


WP dan menurut fiskus pada SKPKB, dan akan diposting pada PPh
terutang, sehingga besarnya laba setelah pajak akan bertambah kecil.

Sedangkan sanksi bunga secara komersial akan diposting pada biaya,


tetapi secara fiskal akan dilakukan koreksi fiskal.

Ketika pelunasan SKPKB tersebut maka akan dilakukan jurnal seperti


berikut :
PPh kurang bayar SKPKB xxx
Utang sanksi bunga xxx
Kas/bank xxx
CONTOH
PPh yang dilaporkan pada SPT tahunan PPh tahun SPT lebih bayar tersebut dilakukan pemeriksaan oleh fiskus, edngan

pajak 2009 dari PT Intan adalah sebagai berikut: koreksi positif yang menimbulkan kurang bayar, sehingga SKPKB
diterbitkan pada agustus 2010, dengan perhitungan:
PPh terutang Rp350.000.000
PPh terutang Rp250.000.000 Kredit pajak : PPh pasal 25 Rp300.000.000
Kredit pajak : PPh pasal 25 Rp300.000.000 PPh kurang bayar Rp 50.000.000
PPh lebih bayar Rp 50.000.000 Sanksi bunga 2% x 5 bulan Rp 5.000.000
SKPKB PPh Rp 55.000.000
Atas SPT tersebut telah dilakukan jurnal seperti
berikut : Jurnal SKPKB tersebut adalah :
PPh terutang Rp250.000.000 Piutang PPh Rp300.000.000
Lebih bayar Rp 50.000.000 PPh terutang Rp250.000.000

Piutang PPh Rp300.000.000 Lebih bayar PPh Rp 50.000.000


PPh terutang SKPKB Rp350.000.000
Sanksi bunga Rp 5.000.000
Piutang PPh SKPKB Rp300.000.000
PPh kurang bayar SKPKB Rp 50.000.000
Utang sanksi bunga Rp 5.000.000
CONTOH
SPT lebih bayar tersebut dilakukan pemeriksaan oleh fiskus, edngan
koreksi positif yang menimbulkan kurang bayar, sehingga SKPKB
diterbitkan pada agustus 2010, dengan perhitungan :
PPh terutang Rp350.000.000
Kredit pajak : PPh pasal 25 Rp300.000.000
Ketika pelunasan, SKPKB tersebut akan dijurnal: PPh kurang bayar Rp 50.000.000
PPh kurang bayar SKPKB Rp50.000.000 Sanksi bunga 2% x 5 bulan Rp 5.000.000
Utang sanksi bunga Rp 5.000.000 SKPKB PPh Rp 55.000.000

Kas/bank Rp55.000.000
Jurnal SKPKB tersebut adalah :
Piutang PPh Rp300.000.000
PPh terutang Rp250.000.000
Lebih bayar PPh Rp 50.000.000
PPh terutang SKPKB Rp350.000.000
Sanksi bunga Rp 5.000.000
Piutang PPh SKPKB Rp300.000.000
PPh kurang bayar SKPKB Rp 50.000.000
Utang sanksi bunga Rp 5.000.000
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR
ATAS PPH DIPOTONG ATAU DIPUNGUT

SKPKB atas PPh kurang/tidak dipungut dapat terjadi pada jenis pajak :
1.PPh pasal 21
2.PPh pasal 22
3.PPh pasal 23
4.PPh pasal 4(2)
5.PPh pasal 15
6.PPh pasal 26
SKPKB PPh yang seharusnya dipotong atau dipungut timbul akibat
pemeriksaan pada tahun tertentu baik secara all taxes atau jenis PPh
tertentu.
Berbagai jenis pajak tersebut, baik final maupun final, jika WP dalam
setahun tidak atau kurang melakukan pemotongan atau pemungutan
berbagai jenis PPh tesebut sesuai dengan ketentuan, maka kepada WP
sebagai pemotong atau pemungut PPh dapat diterbitkan SKPKB PPh
yang kurang dipotong atau dipungut, ditambah sanksi bunga.
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR
ATAS PPH DIPOTONG ATAU DIPUNGUT

SKPKB tersebut harus dijurnal sama dengan STP pada PPH yang kurang
atau tidak dipungut seperti berikut :
Sanksi pokok bunga xxx
Hutang SKPKB PPh kurang dipotong xxx

Ketika pelunasan STP tersebut, maka dijurnal dengan :


Hutang SKPKB kurang dipotong xxx
Kas/bank xxx

Sanksi pokok dan bunga diposting dengan sanksi pajak lainnya, dan
secara komersial diperlakukan sebagai biaya, tetapi secara fiskal biaya
atas sanksi PPh tersebut akan dilakukan koreksi fiskal.
CONTOH
PT intan pada 10 juli 2009 melakukan transaksi
pengalihan hak tanah dan bangunan dengan PT
Pariwara senilai Rp. 500.000.000 dan memotong PPh STP tersebut dijurnal:
Sanksi pokok bunga Rp15.300.000
sebesar 2%. Setelah dilakukan penelitian diterbitkan
Hutang STP PPh kurang dipotong Rp15.300.000
STP tanggal 15 agustus 2009 dengan perhitungan
sebagai berikut :
Pokok PPh pasal 4(2) Rp15.000.000
Ketika pelunasan STP tersebut maka akan dilakukan jurnal seperti
berikut:
Sanksi bunga Rp 300.000 Hutang STP PPh kurang dipotong Rp15.300.000
STP PPh pasal 4(2) Rp15.300.000 Kas/bank Rp15.300.000
PENCATATAN
PAJAK ATAS SURAT
KETETAPAN PAJAK
LEBIH BAYAR
Terhadap kelebihan pajak yang telah diakui oleh wajib pajak atau PKP dilakukan jurnal
sebagai piutang pajak, baik PPh maupun PPN.

SKPLB PPh
Apabila SKPLB telah turun, maka piutang PPh atau
SKPLB oleh DJP akan diproses menjadi SPMKP,
piutang PPN dijurnal:
dengan memperhitungkan hutang pajak yang
SKPLB xxx dimiliki wajib pajak, sehingga apabila wajib pajak
PPh lebih bayar xxx selain SKPLB juga memiliki SKPKB/STP, maka
besarnya SPMKP akan tidak sama dengan
Apabila besarnya SKPLB lebih besar dibanding yang SKPLB, dijurnal:
diakui oleh wajib pajak:
SKPLB xxx SPMKP xxx
PPh lebih bayar xxx SKPKB/STP xxx
SKPLB xxx
Penghasilan kelebihan pajak xxx
Setelah tidak terdapat tunggakan ketetapan
Apabila besarnya SKPLB lebih kecil dibanding yang pajak:
diakui oleh wajib pajak: Kas/Bank xxx
SKPLB xxx SPKMP xxx
Kerugian kelebihan pajak xxx
. Piutang pajak xxx
CONTOH
PPh yang dilaporkan pada SPT tahunan SPMKP yang diterbitkan adalah:
PPh tahun pajak 2021 dari PT Intan
SPKLB PPh Rp 50.000.000
sebagai berikut:
PPh terutang Rp 250.000.000 SPKLB PPN Rp (10.000.000)
Kredit pajak: PPh pasal 25 Rp STP PPN Rp ( 5.000.000)
300.000.000 SPMKP Rp 35.000.000
PPh lebih bayar Rp 50.000.000

Jurnal
Atas SPT lebih bayar tersebut dilakukan
pemeriksaan dan diterbitkan SKPLB SPMKP PPh Rp 35.000.000
dengan tidak terdapat koreksi sama SKPKB PPN Rp 10.000.000
sekali. Namun wajib pajak mempunyai STP PPh Rp 5.000.000
hutang SKPKB PPN sebesar Rp SKPLB PPh Rp 50.000.000
10.000.000 dan STP PPh sebesar
5.000.000.
SKPLB PPN
PT Kalingga pada Oktober 2021 mempunyai pajak
keluaran sebesar Rp 100.000.000 dan pajak
masukan sebesar Rp 120.000.000, sehingga pada
masa tersebut mempunyai kelebihan bayar PPN
sebesar Rp 20.000.000. Pada bulan November posisi
Jurnal
pajak keluaran adalah Rp 110.000.000 sedangkan
pajak masukan sebesar Rp 100.000.000
SKPLB Rp10.000.000
Lebih bayar PPN Rp10.000.000
Lebih bayar PPN bulan Oktober tersebut
dikompensasikan pada PPN bulan November. Pada
bulan November 2021 tersebut dilakukan
pemeriksaan dan diterbitkan SKPLB yang sesuai
dengan perhitungan PKP.
SURAT KETETAPAN
PAJAK KURANG BAYAR
TAMBAHAN

11

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)


adalah suart ketetapan pajak kurang bayar DJP setelah
sebelumnya atas jenis pajak yang sama tersebut telah
diterbitkan SKPKB.
KETENTUAN 1. Apabila dalam penerbitan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) menetapkan
PENERBITAN DARI
bahwa nilainya lebih rendah dibandingkan dengan
SURAT KETETAPAN
perhitungan sebenarnya
PAJAK KURANG BAYAR 2. Apabila terdapat proses pengembalian pajak yang
TAMBAHAN (SKPKBT) ditetapkan dalam Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar (SKPLB) yang notabenenya tidak
sewajarnya untuk dilakukan.
3. Apabila terdapat hutang pajak dalam Surat
Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) yang lebih rendah
4. Penerbitan dari Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan (SKPKBT) dilaksanakan Ketika
data awal belum tersedia atau terdapat data baru
yang terungkap. Dan dapat mengakibatkan
timbulnya pajak yang belum dibayarkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai