Anda di halaman 1dari 41

Konsep-Konsep Pengantar

EET620214 Dasar Telekomunikasi


Misfa Susanto, Ph.D.
misfa@eng.unila.ac.id

Electrical Engineering Department


University of Lampung
Banda Lampung
Bandar Lamp ng
1. Apa itu telekomunikasi (1/2)
Dua definisi telekomunikasi:

◼ Webster (Ref. 1) (Kamus Bahasa Inggris Internasional) mendefinisikan


komunikasi-komunikasi pada kejauhan. (communications at a
distance.)

◼ Kamus IEEE (Ref. 2) (the Institute of Electrical and Electronics


E i
Engineers) ) mendefinisikan telekomunikasi
t l k ik i sebagai “transmisi
“ d i
dari
sinyal-sinyal melalui jarak yang jauh, seperti dengan telegraph, radio,
atau televisi. (the transmission of signals over long distance, such as by
telegraph
telegraph, radio or television
television.”)

Catatan: IEEE adalah Asosiasi profesional yang berkantor pusat di New York.
kl i asosiasi profesional
Mereka mengklaim f l terbesar di
di dunia.

1. Webster’s Third International Dictionary, G&C Merriam Co., Springfield, MA, 1981.
2. IEEE Standard Dictionary of Electrical and Electronic Terms, 6th ed., IEEE Std. 100-996, IEEE, New York,1996.
1. Apa itu telekomunikasi (2/2)
◼ Lainnya, juga seringkali diistilahkan sebagai “komunikasi listrik
(electrical communication)”. ➔ Terminologi yang deskriptif, ruang
lingkup yang lebih luas.

◼ Telekomunikasi meliputi: komunikasi listrik pada kejauhan dari suara


( i ) data,
(voice), d i f i citra (image
dan informasi (i i f i ) (contoh:
information). ( TV dan
faksimili/facsimile).

◼ Media tersebut (suara, data, dan citra), menjadi topik utama dari
pembahasan Telekomunikasi pada umumnya.
◼ Kata media (kata jamak / plural) → (medium / kata tunggal / singular)
juga digunakan untuk menggambarkan apa yang mentransportasikan
sinyal-sinyal komunikasi. → Diistilahkan sebagai “media transmisi”.
◼ Ada 4 tipe dasar medium: (1) wire-pair (pasangan kawat), (2) coaxial
cable (kabel koaksial), (3) fiber optics (fiber optik), and (4) radio.
2. Topik-Topik Pengantar pada
Telekomunikasi
◼ Sebuah jaringan secara keseluruhan terdiri dari
jaringan-jaringan lokal (local neworks)
diinterkoneksikan dengan satu atau lebih jaringan
interlokal (long-distance networks).

◼ Secara umum disebut PSTN (Public Switched


Network
Telephone Network).

◼ Biasanya diregulasikan oleh pemerintah atau


dimonopoli pemerintah.
2. Topik Topik Pengantar dalam
Telekomunikasi

Ilustrasi dari PSTN


2.1 End-Users, Nodes, dan
Connectivities
Beberapa istilah pada jaringan telekomunikasi:
◼ End-Users
◼ b k
Memnyediakan d dan sebagai penerima
input ke jaringan d dari output jaringan
=> I/O (Input/Output) device (Perangkat I/O)
◼ Bisa berupa PC (Personal Computer), Komputer (dalam arti yang lebih luas),
perangkat telephon, telephon seluler/PCS atau perangkat kombinasi,
faksimili, atau peralatan TV konferensi, atau sebuah mesin.
◼ End-Users biasanya menghubungkan ke Nodes.
◼ Nodes
◼ “Sebuah titik atau sambungan (Junction) pada sistem transmisi di mana
saluran (lines) dan trunks bertemu.
◼ l k k fungsi-fungsi
Biasanya melakukan f i penyambungan (switching).
( it hi )
◼ Pada kasus LAN (Local Area Network) definisi agak berbeda.
=> Pada LAN, Unit Antarmuka Jaringan (Network Interface Unit) digunakan,
mana
yang atauatau lebih
mana satu endend-users
bisabisa dihubungkan.

Catatan: trunk adalah sebuah saluran atau link yang direncanakan untuk menangani banyak sinyal secara simultan, dan
yang menghubungkan antara pusat switching utama atau nodes pada sistem komunikasi.
2.1 End-Users, Nodes, dan
Connectivities
◼ Connectivity
◼ Menghubungkan (links) end-user ke sebuah node, dan dari sini
memungkinkan melalui node-node yang lain ke end-user tujuan akhir.
2.1 End-Users, Nodes, dan
Connectivities
◼ Definisi sebuah koneksi (connection) oleh IEEE
◼ -
Sebuah asosiasi dari kanal-kanal, -
sistem switching, dan unit-unit
fungsional lainnya yang di-set up untuk meyediakan cara transfer
informasi antara dua atau lebih titik-titik dalam sebuah jaringan
telekomunikasi.

Dua Interpretasi dari definisi ini

1. Peralatan (keduanya, fasilitas-fasilitas switching dan transmisi)


tersedia untuk set up sebuah lintasan, misalnya, dari titik A ke titik B
(titik end-user)
2. Tidak hanya, sirkit (circuit) tersedia tetapi juga dihubungkan dan siap
i f
untuk melewatkan informasi atau dalam mode pelewatan-informasi i
(information-passing)
Proses Membangun Sebuah
Koneksi pada Panggilan Telephon
◼ Ada tiga urut-urutan keadaan dalam
sebuah panggilan telephon
1. Call setup
2. Information Exchange
3. Call takedown
Call Setup
◼ Keadaan di mana sebuah sirkit dibangun dan diaktivasi.

◼ Setup l h signaling => dii


S t difasilitasi oleh diinisiasikan
i i ik dengan user yang memanggil
il
menjadi off-hook (aksi mengangkat instrumen telephon ke luar dari tempatnya).

◼ Ketika off-hook, dua knob pada rumah telephon akan mengangkat dan
menyebabkan penutupan secara listrik
l k dan mengijinkan
k arus listrik akan
k lewat
=> sama seperti ketika menghidupkan lampu

◼ Sumber arus adalah “battery” yang ada pada swith (berada pada switch/sentral
lokal yang melayani). => dihubungkan oleh Subscriber Loop (pasangan kawat
tembaga).

◼ Ketika arus mengalir, sentral mengembalikan sebuah sinyal “dial tone”.

◼ User tahu bahwa ia bisa memulai untuk memutar nomor yang akan dituju.
Call Setup

◼ Jika pelanggan pemanggil dan yang dipanggil berada dalam


daerah lokal yang sama, hanya 6 atau 7 digit yang butuh di-dial.
◼ 6 atau 7 digit ini menyatakan nomor telphon dari pelanggan
yang dipanggil.
◼ Tipe pensinyalan (signaling) ini, “the dialing of the digits”,
disebut “address signaling”.
◼ Digit-digit memicu rangkaian-rangkain kontrol pada switch lokal,
mengijinkan sebuah connectivity akan di-set up.
◼ Sebuah sambungan (connection) dilakukan ke saluran
pelanggan yang dipanggil.
Call Set-Up
◼ Switch mengirimkan sebuah sinyal bunyi tertentu (special
ringing signal) melalui loop tersebut ke pelanggan yang
dipanggil
di il

◼ telephon pelanggan yang dipanggil berbunyi, bunyi “audible” ini


di
disebut
b t “alerting”
“ l ti ” => bentuk
b t k lain
l i dari
d i pensinyalan
i l

◼ Pelanggan yang dipanggil menjadi Off-Hook,

◼ Sebuah connectivity diaktivasi dan masuk ke phase 2


(I f ti Exchange).
(Information E h )
Information Exchange
◼ Phase pertukaran informasi

◼ Ketika panggilan selesai setiap


pelanggan meletakkan telephone
headset dikembalikan ke “rumah
telephone”-nya, memutuskan rangkaian
dari setiap loop pelanggan => masuk
ke phase 3.
Call Takedowm
◼ Proses dari terminasi panggilan.

◼ Rangkaian dari switch yang


menghubungkan diputuskan dan
dibebaskan untuk pengguna yang lain.

◼ Kedua “subscriber loop” menjadi “iddle”.


Catatan pada Contoh
Panggilan Telephon
◼ Jika seorang pelanggan lain mencoba untuk
memanggil salah satu pelanggan yang
sedang bercakap-cakap (pada phase 2 dan
3), pelanggan ini akan dikirimkan sebuah
“busy- back” oleh sentral (switch yang
melayani).
=> familiar dengan sebutan “busy signal”

◼ Pengembalian “busy-back” adalah sebuah


bentuk lain dari pensinyalan yang disebut
“call-progress signaling”.
Catatan pada Contoh
Panggilan Telphon
◼ Bagi pelanggan yang berharap untuk melakukan pembicaraan
dengan pelanggan lain di luar daerah lokalnya, call setup sama
ti sebelumnya, kecuali
seperti k li panggilan akan
k dihubungkan ke k
sebuah “outgoing trunk”.
◼ Trunk adalah sebuah lintasan transmisi yang
menginterkoneksikan switch-switch.

◼ Ingat !!!
◼ Subscriber loop menghubungkan end-users ke switch layanan lokal,
trunk menghubungkan sentral (exchanges atau switchs)

◼ Definisi Trunk oleh IEEE:


◼ “a transmission path between exchanges or central office”

◼ d f
Kata Transmisi pada definisi (
IEEE mengacu ke satu (atau
beberapa) media transmisi. (kabel pasangan kawat, kabel fiber
optik, radio gelombang mikro, dan komunikasi satelit)
Ilustrasi Subscriber Loops dan
Trunks
2.2 Penomoran dan Perutean Telephon
(Telephone Numbering and Routing)
◼ Setiap pelanggan telephon di dunia diidentifikasi oleh sebuah
nomor, yang menyatakan lokasi fisik => telephone number
◼ Terdiri dari 6 atau 7 nomor, contoh
234 - 5678

Switch yang melayani Saluran pelanggan


(Serving Switch or Exchange) (Subscriber Line)

◼ Ada beberapa nomor dari tiga nomor pertama yang di-blok yang
dimaksudkan untuk penggunaan tertentu.
◼ Aturan penomoran mengikuti aturan tertentu (NANP = North
American Numbering Plan)
◼ U t k Sambungan Interlokal
Untuk I t l k l (Long-Distance),
Di t ) butuh tiga
ti nomor
tambahan => di Amerika bagian utara mengikuti NPA
(Numbering Plan Area) => disebut NPA codes (untuk Amerika)
Contoh Panggilan Telephone antar
Sentral (Kantor Sentral Berbeda)
2.3 Penggunaan Switch-Switch Tandem
Untuk Konektifitas Daerah Lokal
◼ Merupakan satu metode ekonomis yang penting untuk sebuah
perusahaan telephon
◼ “tandem switch” = “traffic concentrator”
◼ Direct switch memiliki “break point” 20 erlangs
◼ Untuk sebuah konektifitas (connectivity) di bawah 20 erlangs untuk jam
sibuk (busy hour / BH), trafik harus dirutekan melau tandem (exchange).
◼ Untuk intensitas trafik melebihi nilai tersebut => “direct route”.
Pengantar ke Jam Sibuk / Busy Hour dan
Derajat Layanan (Grade of Service)
◼ PSTN sangat tidak efisien. (Mengacu ke jumlah sirkit dan keuntungan
yang diterima per sirkit).
◼ PSTN akan mendekati efisiensi 100%, jika semua sirkit telah digunakan
pada keseluruhan waktu.
◼ Faktanya, PSTN mendekati penggunaan kapasitas total untuk hanya
beberapa jam selama jam kerja.
◼ Contoh, setelah jam 10 malam dan sebelum jam 7 pagi, penggunaan
kapasitas menjadi 2% atau 3%.
◼ Jaringan didimensikan untuk memenuhi periode permintaan
penggunaan maksimum => periode ini disebut Jam Sibuk (Busy Hour).
◼ Biasanya ada dua periode Busy Hour, di mana permintaan trafik pada
PSTN maksimum, yaitu pagi dan sore
Pengantar ke Jam Sibuk / Busy Hour dan
Derajat Layanan (Grade of Service)
◼ Biasanya ada dua periode Busy Hour (BH), di mana permintaan
trafik pada PSTN maksimum, yaitu pagi dan sore

◼ Ada paling tidak 4 definisi dari busy hour, salah satunya:


◼ “That uninterrupted period of 60 minutes during the day when the
traffic offered is maximum.”
Pengantar ke Jam Sibuk (Busy Hour) dan
Derajat Layanan (Grade of Service)
◼ Intensitas trafik BH digunakan untuk mendimensikan
jumlah trunk dan ukuran switch yang dibutuhkan.
◼ Pada kehidupan sehari-hari, kita sering mencoba
untuk menelepon nomor tujuan dan mendengar
suara yang menyatakan bahwa semua sirkit sedang
sibuk dan disuruh mencoba lagi kemudian =>
l
Mengalami “bl k ”
“blockage”.
◼ Ada 2 penyebab yang mungkin:
◼ Kapasitas switch yang tidak cukup
◼ Trunk yang tidak cukup untuk digunakan pada BH
Pengantar ke Jam Sibuk (Busy Hour) dan
Derajat Layanan (Grade of Service)
◼ Jaringan didimensikan untuk beban trafik yang diharapkan
selama BH.
◼ Ukuran (sizing) berdasarkan pada probabilitas, (dalam desimal
atau persentase). => disebut derajat layanan (grade of service
/GoS)
◼ Definisi GoS oleh IEEE:
◼ “the proportion of total calls, usually during the busy hour, that
cannot be completed immediately or served within a prescribed
time.”
◼ Grade of Service = blocking probability
◼ Sasaran “blocking probability” biasanya dinyatakan sebagai
B=0.01 atau 1% => berarti selama BH, 1 dari 100 panggilan
akan mengalami blockage.
2.4 Simplex, Half-Duplex, and
Full Duplex
◼ Kesemuanya adalah istilah-istilah operasional
◼ Simplex
S l
◼ Operasi satu arah, tidak ada kanal untuk menjawab kembali
yang disediakan
◼ Contoh: TV & Radio Broadcasting
◼ Half Duplex
◼ M k layanan
Merupakan l d arahh
dua
◼ Didefinisikan sebagai transmisi melaui sebuah sirkit yang
mampu mengirim pada arah manapun (transmit & receive),
tetapi hanya pada satu arah pada satu waktu
waktu.
◼ Full Duplex atau Duplex
◼ Transmisi independent dua arah secara simultan pada
sebuah sirkit pada kedua arah.
2.5 One-Way and Two-Way
Circuits
◼ Trunk dapat dikonfigurasikan for operasi “one-way” atau “two-way”
atau “hybrid” (one-way mendominasi dan two-way untuk overflow).
◼ Operasi Two-Way:

◼ Trunk manapun dapat dipilih pada arah manapun


◼ Ada “fair probability” bahwa trunk yang sama dapat dipilih dari sisi sirkit
yang manapun => “double seizure” => sangat tidak diharapkan
◼ Salah satu cara menghindari “double seizure”: menggunakan penomoran
trunk normal (dari atas ke bawah) pada satu sisi sirkit dan menggunakan
penomoran trunk terbalik (reverse trunk numbering) dari bawah ke atas
untuk sirkit sisi lain (Exchange B).
2.5 One-Way and Two-Way
Circuits
◼ Operasi One-Way:

◼ Kelompok trunk bagian atas ditugaskan untuk arah dari A ke B


◼ K l
Kelompokk trunk
t k bagian
b i bawah
b h ditugaskan
dit k untukt k arahh sebaliknya
b lik d i
dari
exchange B ke A
◼ Tidak ada kemungkinan Double Seizure
2.5 One-Way and Two-Way
Circuits
◼ Operasi Pengaturan Hybrid:

◼ Kelompok trunk paling atas membawa trafik dari exchange A ke exchange


B secara eksklusif
eksklusif.
◼ Kelompok trunk paling bawah membawa trafik pada arah berlawanan.
◼ Sedikit, kelompok trunk yang di tengah mengandung sirkit two-way.
◼ way terlebih
Switch diprogram untuk memilih dari sirkit one-way terlebih dahulu,
dahulu
sampai semua sirkit ini menjadi “busy”
◼ Kemudian, switch-switch bisa menugaskan dari pool sirkit two-way
2.6 Network Topologies
◼ Definisi Topology oleh IEEE:
the interconnection patterns of nodes on a
“the
network”
◼ Jaringan telekomunikasi terdiri dari
sekelompok node-node atau pusat-pusat
switching (switching centers) yang
diinterkoneksikan
◼ Ada beberapa cara berbeda kita dapat
menginterkoneksikan switch-switch pada
sebuah jaringan telekomunikasi
2.6 Network Topologies
◼ Full-mesh network

◼ S ti switch
Setiap it h pada
d sebuah
b h jjaringan
i dih b k
dihubungkan
ke semua switch-switch atau node-node yang
lain pada sebuah jaringan.
◼ Merupakan jaringan yang sangat “survivable”,
sebab adanya rute-rute alternatif yang banyak
2.6 Network Topologies
◼ Star Network

◼ Merupakan
M k jaringan
j i yang paling
li kurang
k
“survivable”
◼ Merupakan pola “nodal”
nodal yang sangat ekonomis
untuk menginstal dan mengatur.
2.6 Network Topologies
◼ Multiple Star Network

◼ Kita memiliki kebebasan untuk memodifikasi jaringan seperti


ini dengan menambahkan rute langsung.
◼ Biasanya kita mengaplikasikan aturan 20-erlangs pada situasi
seperti ini (modifikasi jaringan)
2.6 Network Topologies
◼ Hierarchical Network
◼ Digunakan oleh PSTN di dunia
◼ Merupakan rekomendasi dari CCITT
(International Consultative
Committee for Telephone and
Telegraph) untuk aplikasi
internasional
◼ Ada tren untuk meninggalkan
struktur hirarki ini, paling tidak
reduksi dari jumlah level yang ada.
◼ Bisa juga dibangun, rute-rute “high-
usage (HU)” tanpa melihat tingkatan
pada hirarki => sama seperti “direct
route”
2.6.1 Aturan-aturan dari Jaringan-
Jaringan Hirarki Konvensional
• Pada Hierarchical
Network, Backbone
merepresentasikan
rute akhir (final
route) yang mana
tidak ada overflow
diijinkan.
• Overflow
didefinisikan sebagai
bagian dari trafik
yang ditawarkan
yang tidak dapat
dibawa oleh sebuah
switch melalui
sebuah kelompok
trunk yang dipilih.
2.6.1 Aturan-aturan dari Jaringan-
Jaringan Hirarki Konvensional
◼ Tipe trafik tersebut, yang mengalami kongesti,
kita
apa sebut sebutBlockage
sebagai
yang kita sebagai .
◼ Istilah overflow juga ada pada buffer (digital
memory).
◼ Pada kasus “hierarchical network”, overflow
dapat dirutekan melalui rute berbeda.
◼ Sistem perutean hirarki menghasilkan desain
switch yang disederhanakan.
2.6.2 Tren untuk meninggalkan
struktur hirarki
◼ Ada beberapa pemicu untuk meninggalkan struktur
dan perutean hirarki yang berdasar pada transmisi
dan switching:
◼ Komunikasi satelit => mengijinkan rute langsung
◼ Transmisi fiber optik
◼ Switch SPC (Stored Program Control) => dynamic routing
◼ CCITT Signaling System No. 7 => optimum routing berbasis
pada real-time information

◼ Beberapa dokumen dari CCITT juga menganjurkan


untuk menggunakan “direct route”
2.7 Variasi-variasi pada Aliran
Trafik
◼ Perlu dikenali variasi jam sibuk dari
setiap daerah atau negara adalah
berbeda.
◼ Penting untuk proses merencanakan
suatu jaringan berskala besar.
3. Quality of Service (QoS)
◼ Quality of Service berarti
“ howhappy
“how happythe
thetelephone
telephonecompany
company(or
(orother
othercommon
commoncarrier)
carrier)
is keeping the customers ”

◼ Transmission Engineer menyebut QoS Customer


Satisfaction, yang mana secara umum diukur dengan
seberapa baik customer dapat mendengar pelanggan
yang memanggil => dinyatakan dengan “loudness
rating” dalam decibels (dB)
◼ D i pandangan
Dari d j i
jaringan d switching,
dan it hi k
pengukuran
QoS adalah persentase dari panggilan yang hilang
(akibat blockage atau kongesti) selama Busy Hour
3. Quality of Service (QoS)
◼ Elemen-elemen lain yang mencakup QoS:
◼ Can connectivity be achieved?
◼ Delay before receiving dial tone (dial tone delay)
◼ Post dial(ing) delay (time from the completion of dialing the
b k off the
last digit of a number to the first ring-back h called
ll d
telephone). This is the primary measure of signaling quality
◼ Availability of service tones [e.g. busy tone, telephone out of
order, time out, and all trunks busy (ATB)]
◼ Responsiveness to servicing the requests.
◼ Responsiveness and courtesy of operators.
◼ Time to installation of a new telephone, and, by some, the
additional services offered by the telephone company.
4. Standarisasi pada
Telekomunikasi
◼ Standarisasi adalah vital dalam telekomunikasi.
◼ Dua badan standar internasional:
◼ ITU (International Telecommunication Union) berbasis di Geneva, Switzerland
◼ Telah direorganisasi sejak 1 Januari 1993:
◼ CCITT (International Consultative Committee for Telephone and Telegraph) menjadi
ITU-T (ITU-Telecommunication Standardization Sector)
◼ CCIR (International Consultative Committee for Radio) menjadi ITU-R (ITU-
Radiocommunication Sector)
◼ ISO (International Standardization Organization)
◼ Menerbitkan sejumlah standar yang penting untuk komunikasi data

◼ Badan standarisasi regional:


◼ ETSI (the European Telecommunication Standardization Institute)
◼ Menghasilkan standar pada seluler, GSM
◼ Sebelum 1990 bernama CEPT (Conference European Post and Telegraph)

◼ Organisasi standarisasi nasional:


◼ ANSI (Ameican National Standards Institute) => berbasis di New York
◼ EIA (Electronics Industries Association) dan TIA (Telecommunication Industry
Association) => berbasis di Washington DC
◼ IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers) => menghasilkan seri 802 untuk
enterprise network
◼ ATSC (Advanced Television Systems Committee) => menghasilkan CATV (Cable
Television) standards
◼ The Alliance for Telecommunication Industry Solutions
Catatan: semua gambar dan materi
diambil dari buku:
Roger L. Freeman, “Fundamentals of
Te lecommunications”,2nd Edition,
Wiley- IEEE Press, 2005.

Anda mungkin juga menyukai