Anda di halaman 1dari 3

Nama : I KOMANG KARTIKA

Kelas : C MANAJEMEN PAGI


Nim/No : 1802612010086/10
MATA KULIAH : PENGANTAR HUKUM BISNIS

1. Suatu paten yang telah habis masa berlakunya tidak dapat diperpanjang lagi sesuai
dengan Pasal 22  Undang-undang NO 13 tahun 2016 (“UU Paten”) sebagai berikut :
 
 Paten diberikan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak Tanggal
Penerimaan.(1)
 Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diperpanjang.
 Tanggal mulai dan berakhirnya jangka waktu Paten dicatat dan diumumkan
melalui media elektronik dan/atau media non-elektronik.
 Jika masa perlindungan hak paten telah berakhir, maka suatu invensi akan
menjadi public domain  (milik umum) sehingga pihak lain dapat memproduksi dan
menjualnya secara bebas. Aturan mengenai masa berlaku hak paten dimaksudkan agar
tidak ada pihak yang secara terus menerus dapat mengontrol seluruh industri sehingga
dikhawatirkan dapat merugikan masyarakat dan sistem perdagangan.

2. Menurut, UU NO 1 tahun 2004 tentang pembendaharaan negara;


 Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (“APBN”) atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah. 
 Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (“APBD”) atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
 Sementara, yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah.
Menurut Pasal 50 Undang-Undang NO 1 Tahun 2004 berbunyi:
Pihak mana pun dilarang melakukan penyitaan terhadap:
 uang atau surat berharga milik negara/daerah baik yang berada pada instansi
Pemerintah maupun pada pihak ketiga
 uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada negara/daerah
 barang bergerak milik negara/daerah baik yang berada pada instansi Pemerintah
maupun pada pihak ketiga
 barang tidak bergerak dan hak kebendaan lainnya milik negara/daerah
 barang milik pihak ketiga yang dikuasai oleh negara/daerah yang diperlukan
untuk penyelenggaraan tugas pemerintahan.

3. Mengenai benda bergerak, dalam kitab undang-undang hukum perdata (KUHPer)


diatur dalam Pasal 509 – Pasal 518 KUHPer.
 Menurut Prof. Subekti, S.H. dalam bukunya Pokok-Pokok Hukum Perdata (hal.
61-62), suatu benda dihitung termasuk golongan benda yang bergerak karena sifatnya
atau karena ditentukan oleh undang-undang. Suatu benda yang bergerak karena
sifatnya ialah benda yang tidak tergabung dengan tanah atau dimaksudkan untuk
mengikuti tanah atau bangunan, jadi misalnya barang perabot rumah tangga.
Tergolong benda yang bergerak karena penetapan undang-undang  ialah
misalnya vruchtgebruik dari suatu benda yang bergerak, lijfrenten, surat-surat sero
dari suatu perseroan perdagangan, surat-surat obligasi negara, dan sebagainya.
Mengenai hak cipta, Pasal 3 ayat (1) undang-undang No. 19 tahun 2002 tentang hak
cipta menyatakan bahwa hak cipta dianggap sebagai benda bergerak. Dengan
demikian melihat pada penjelasan Subekti serta pengaturan dalam UU Hak Cipta,
menjadi jelas bahwa hak cipta merupakan benda bergerak, yaitu benda bergerak
karena penetapan undang-undang.
4. Menurut Pasal 18 ayat (1) UU KPKPU berbunyi:
 
Dalam hal harta pailit tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan, maka
Pengadilan atas usul Hakim Pengawas dan setelah mendengar panitia kreditor
sementara jika ada, serta setelah memanggil dengan sah atau mendengar Debitor,
dapat memutuskan pencabutan putusan pernyataan pailit.
 Bahwa Pasal 18 UU KPKPU memang mengatur bahwa apabila ada usul Hakim
Pengawas, maka dapat diputuskan pencabutan putusan pernyataan pailit, namun selain
mengajukan permohonan pernyataan pailit yang disertai bukti baru dari Debitor yang
membuktikan bahwa ada cukup harta untuk membayar biaya kepailitan, UU KPKPU
juga mengatur bahwa atas putusan pencabutan pernyataan pailit dapat diajukan kasasi
dan/atau peninjauan kembali. Sehingga apabila Anda sebagai Kreditor, maka Anda
dapat mengajukan kasasi dan/atau peninjauan kembali atas putusan pencabutan
pernyataan pailit tersebut.

5. Hak Cipta adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur
penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak
cipta merupakan “hak untuk menyalin suatu ciptaan”. Hak cipta dapat juga
memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah atas
suatu ciptaan. Pada umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang
terbatas. Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau
“ciptaan”. Ciptaan tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis
lainnya,film, karya-karya koreografis (tari, balet, dan sebagainya), komposisi musik,
rekaman suara, lukisan, gambar, patung, foto, perangkat lunak komputer,siaran radio
dan televisi, dan (dalam yurisdiksi tertentu) desain industri. (UU Nomor 28 Tahun
2014)

Hak paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi, yg untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.;
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. (Menurut UU
No.15 Tahun 2001)

Anda mungkin juga menyukai