Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Fisiologi

Pemeriksaan Luas Lapang Pandang (Perimetri)

Disusun Oleh: B2

Riama Sihombing (102012185)

Imanuel Sutopo (102013047)

Joceline Valencia (102013072)

Ghereetha (102013158)

Gabriella Cahyani Harefa (102013165)

William Teng (102013193)

Ni Putu Christiani (102013232)

Victor Morando Nainggolan (102013392)

Yesika Claudia Mofu (102013435)

Mohamed Ikmal bin A Wahab (102013517)

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Kristen Krida Wacana

2013/2014
I. Tujuan percobaan:

- Mengetahui luas pandang mata pada seseorang (OP)

II. Alat-alat yang digunakan:

1. Perimetri

2. Lidi berwarna-warni

II. Langkah-langkah percobaan:

1; Suruh pasien simulasi duduk membelakangi cahaya menghadap ke arah perimetri


2; Tutup mata kiri pasien simulasi dengan sapu tangan
3; Letakkan dagu pasien simulasi di tempat sandaran dagu yang dapat diatur tingginya, sehingga
tepi bawah mata kanannya terletak setinggi bagian atas batang vertikal sandaran dagu
4; Siapkan formulir
5; Suruh pasien simulasi memusatkan penglihatannya pada titik fiksasi di tengah perimeter.
Selama pemeriksaan, penglihatan pasien simulasi harus tetap dipusatkan pada titik fiksasi
tersebut
6; Gunakan benda yang dapat digeser (lidi yang ada bulatan berwarna-warni) pada busur
perimeter untuk pemeriksaan luas lapang pandang. Pilih bulatan berwarna putih dengan
diameter sedang (±5mm)pada benda tersebut
7; Gerakkan perlahan-lahan bulatan putih itu menyusuri busur dari tepi kiri pasien simulasi ke
tengah. Tepat pada saat pasien simulasi melihat bulatan putih tersebut pergeseran benda
dihentikan
8; Baca tempat penghentian itu pada busur dan catat pada formulir dengan tepat
9; Ulangi tindakan no.7 dan no.8 pada sisi busur yang berlawanan tanpa mengubah posisi busur
10; Ulangi tindakan no.7,8,9 setelah busur tiap kali diputar 30º sesuai arah jarum jam dari
pemeriksa, sampai posisi busur vertikal
11; Kembalikan busur pada posisi horizontal seperti semula. Pada proses ini tidak perlu dilakukan
pencatatan lagi.

IV. Landasan Teori:

IV.1. Nervus Opticus


Pada manusia, terdapat 12jenis saraf yang keluar dari Basis cranii, semua saraf tersebut
diberikan penamaan secara angka Romawi. Dua belas saraf itu adalah N.Olfaktorius, N.Opticus,
N.Oculomotorius, N.Trochlearis, N.Trigeminus, N.Abducens, N.Facialis, N.Vestibulochoclearis,
N.Glossopharingeus, N.Vagus, N.Accessorius, N.Hypoglossus. Semua saraf ini memiliki
spesialisasinya tersendiri terhadap tubuh manusia. Salah satu saraf yang mempersarafi mata
manusia adalah N.Opticus. N.Opticus begutu unik karena nervus ini mengikutsertakan neuron
jaras penglihatan ke-3 bahkan ke-4, berbeda dengan nervi craniales lainnya dan N.Opticus ini
juga merupakan tonjolan dari Diencephalon dan bukan merupakan saraf perifer sejati.1

Gambar 1: Nervus Opticus2


Traktus visual bermula di retina yang mengandung tiga neuron proyeksi pertama beserta
interneuron (sel horizontal, sel amakrin). Sebanyak 40sel batang menyampaikan ssinyalnya
menuju satu sel bipolar batang.

Dari sini, informasi tersebut disampaikan secara tidak langsung melalui sel amakrin menuju sel
ganglion. Dengan demikian, terdapat intraretinal dari keempat neuron bagi sel batang. Akson sel
ganglion berjalan didalam N.Opticus menuju Chiasma Opticum, tempat serabut-serabut dari pars
nasalis.2 Retina menyilang ke sisi yang berlawanan, serabut dari pars temporalis tidak menyilang.
Setelah chiasma, terdapat tractus opticus yang mengandung serabut serabut pembawa informasi
visual dari lapang pandang kontralateral. Bagian utama dari serabut ini (Radix lateralis)
bersinaps di corpus geniculatum laterale (CGL), bebeapa serabut (Radix Mediale) bercabang
sebellum corpus geniculatum dan terproyeksi ke dalam area optica GRATIOLET muncul dari
corpus geniculatum laterale dan terproyeksi ke dalam regio di sekitar Sulcus calcarinus menuju
area Brodmann 17 dan 18 Cortex Cerebri (Area Striata). 2 Sulcus Calcarinus itu berada dibagian
posterior dan medial dari Lobul Occipitalis (Area Visual Primer).3

IV.2. Perimetri

Perimetri adalah suatu alat yang digunakan seorang dokter mata untuk pemeriksaan luas
lapang pandangan pada manusia.4
V. Laporan Praktikum:

Pada praktikum Fisiologi Blok 6 kali ini, menggunakan alat perimeter untuk mengertahui luas
lapang pandang pada pasien simulasi. Percobaan ini dilakukan terhadap mata kanan dan kiri
yang mempunyai retina temporal dan nasal. Percobaan dilaksanakan secara runtut sesuai dengan
langkah kerja yang tersedia. Pada percobaan Perimetri ini, yang menjadi Pasien Simulasi adalah
Imanuel Sutopo. Berikut lampiran formulir data perimetri yang tersedia:

Percobaan perimetri ini didapatkan hasil sebagai berikut:

Mata Kiri Mata Kanan


Putih Putih Merah Biru Hijau Kuning
T 180º 83º N 180º 60º 50º 47º 58º 57º
N 0º 48º T 0º 78º 53º 70º 60º 52º
T 210º 83º N 210º 47º 41º 41º 46º 57º
N 30º 48º T 30º 50º 37º 45º 50º 49º
T 240º 80º N 240º 48º 40º 48º 45º 55º
N 60º 48º T 60º 40º 30º 40º 37º 43º
D 270º 61º D 270º 46º 48º 48º 55º 54º
U 90º 42º U 90º 32º 36º 35º 30º 34º
N 30º 48º T 300º 30º 38º 44º 30º 40º
T 120º 70º N 120º 60º 45º 52º 48º 58º
N 330º 65º T 330º 46º 34º 41º 40º 38º
T 150º 53º N 150º 50º 67º 55º 50º 45º

AVERAGE 60.75º AVERAGE 48.9º 43.25º 47.167º 45.75º 48.5º


Penghitungan Luas Lapang Pandang Pasien Simulasi:

NO Lapang Pandang Angka


1 Temporal 59.2º
2 Down dan Temporal 114.8º
3 Down 55.6º
4 Down dan Nasall 106.5º
5 Nasal 50.9º
6 Up dan Nasal 88.6º
7 Up 37.7º
8 Up dan Temporal 96.9º
SUM: 610.2º

VI. Lampiran
Kesimpulan

Berdasarkan data obyektif diatas, didapati bahwa warna Putih baik pada mata kiri maupun kanan
merupakan warna yang memiliki luas pandangan yang paling luas bila dibandingkan dengan
warna lain yang diujikan pada PO percobaan ini.

Daftar Pustaka

1; Paulsen F., Waschke J [editor]. Sobotta: Atlas anatomi manusia ed.23 jilid 3:
kepala, leher dan neuroanatomi. Jakarta:EGC, 2012.h.291+298-99
2; Diunduh dari http://www.google.com [Sumber gambar: netterimages.com]
pada 13 April 2014
3; Salim D., Sumbayak E.M., Winata H., Sumadikarya I.K., Satriabudi M.I.,
Wibawani N., dkk. Bahan kuliah blok 6 Neuroscience [Bab: Telencephalon
dan Diencephalon]. Jakarta:UKRIDA, 2014.h.8
4; Bastiansyah, Eko. Panduan lengkap membaca hasil tes kesehatan. Jakarta:
Penebar Plus, 2008.h.92

Anda mungkin juga menyukai