Anda di halaman 1dari 2

Cinta Rasul

Tiada kata yang pantas untuk diucapkan kecuali memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya kepada kita, Sehingga
kita masih dapat menikmati anugrah terindah nya berupa kesehatan dan kebahagiaan.

Shalawat serta salam tak hentinya kita curahkan dan sampaikan kepada junjungan kita Nabi
kita Nabi Besar Kita Nabi Muhammad SAW  beserta keluarga, para sahabat, dan semoga
tercurah juga kepada kita selaku umatnya. Allahumma Amin…..

Apa kabar ade-ade semua, baik ? Alhamdulillah…


Nah ade-ade sekalian semua, perkenankan pada kesempatan ini saya menyampaikan sebuah
tausiyah yang berjudul “Tanda Cinta Kepada Rasul”.

Sebelum saya melanjutkan tausiyah saya, saya mau tanya dulu ya…

Siapa di antara ade-ade yang cinta Rasul? Alhamdu..lillah…

Hadirin semua, berbahagialah kita yang cinta kepada rasul, karena rasulullah saw bersabda
dalam hadistnya yang berbunyi :

“Barangsiapa yang mencintaiku (kata rasul) maka dia akan bersamaku di surga” Insya…
Allah..

Tapi, nih ada tapinya nih ade-ade , apa coba bukti kita mencintai rasul? Apa cuma ngaku-
ngaku saja?
Ade-ade ku sekalian, ada beberapa tanda kita cinta kepada rasul, apa itu?

Yang pertama,

“Barangsiapa yang mencintai sesuatu pasti dia akan sering menyebut namanya.”
Persis ketika kita sedang jatuh cinta.
Terkadang kita pun selalu ingat wajahnya bahkan menyebut-nyebut namanya, iya tidak?
Aku mau makan ku ingat kamu, aku mau tidur juga ku ingat kamu, bahkan mau kebelakang
pun juga ingat kamu, betul apa betul…?

Sama halnya bila kita mengaku cinta kepada rasul, maka kita harus selalu mengingat dan
menyebut namanya dalam setiap waktu. Dengan cara apa? Yaitu dengan cara membaca
shalawat untuk beliau.

Di suatu kisah, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, ada seorang yang kaya raya dan
termasuk ahli sholawat. Ketika menjelang sakaratul maut, wajahnya tampak murung,
kemudian menjadi hitam ketika ajal nyaris merenggut nyawanya. Saat nyawanya akan
berpisah, dia berkata, “Ya Rasulullah telah kuhabiskan hidupku untuk mencintaimu dan
membaca salawat untukmu…” belum usai  kalimat itu diucapkan, turunlah seekor burung
dari langit dan menyapukan sebelah sayapnya ke wajahnya. Seketika, wajahnya berubah
menjadi putih, bersih, bercahaya, dan menebarkan wangi-wangian dan ia pun mengakhiri
hidupnya dengan penuh ketenangan dengan membaca 2 kalimat syahadat. Subhanallah…

Yang kedua, tanda cinta kepada rasul adalah :


selalu berperilaku seperti Rasulullah SAW. Karena setiap perilakunya adalah teladan bagi
kita. Allah berfirman dalma surat Al-Ahzab ayat 21.

‫ان يرْ جُوا هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬


َ َ َ ‫ان لَ ُك ْم فِ ْي َرس ُْو ِل ِ اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َك‬ َ ‫لَقَ ْد َك‬
‫َو ْاليَ ْو َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا‬
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi
orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan sering menyebut 
Allah”

Dalam Tafsirnya:

Rasulullah adalah teladan bagi manusia dalam segala hal, termasuk di medan perang.
Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu dalam semua
ucapan dan perilakunya, baik pada masa damai maupun perang. Namun, keteladan itu hanya
berlaku bagi orang yang hanya mengharap rahmat Allah, tidak berharap dunia, dan berharap
hari Kiamat sebagai hari pembalasan; dan berlaku pula bagi orang yang banyak mengingat
Allah karena dengan begitu seseorang bisa kuat meneladani beliau.

For example, rasul nyuruh salat berjamaah, kita lakukan dengan berjamaah; bahkan karena
rasul tak pernah absen salat tahajud, maka kita pun berusaha shalat tahajud. Memaksakan diri
bangun di malam hari, di saat orang lain tidur penuh mimpi. Tapi karena kecintaan kita
kepada rasul, semua itu kita laksanakan dengan ringan tanpa merasa berat sedikit pun. Karena
itulah yang diperintahkan sang kekasih kita, baginda Rasulullah SAW.
Nah demikianlah tadi dua tanda orang yang mengaku dirinya cinta kepada rasul. Semoga kita
senantiasa istiqomah membacakan salawat utuk baginda rasulullah saw dan berperilaku
sesuai perintahnya.

Demikian yang dapat saya sampaikan.


Kalau ada jarum yang patah jangan di simpan di laci,
Kalau ada kata-kata saya yang salah jangan di simpan di hati, apalagi dialporkan polisi

Pergi ke sawah bawa rambutan


Pulangnya kecebur selokan
Rasulullah jadi panutan
Pasti kan dapat kebahagiaan

Wa ‘ala timamikum, was tima’ikum, akulullakum syukron jazilah.


Wassalamu’alaikum waraohmatullohi wabarokatuh…

Anda mungkin juga menyukai