Anda di halaman 1dari 4

RESENSI BUKU

MENGUAK TABIR HUKUM


Untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengantar Ilmu hukum
Dosen pengampu: H. Burhanuddin, S.Ag.,M.H.

Karya Prof. Dr. Achmad Ali, S.H.,M.H.

Nama: Deni Raihan H


NIM: 1193010038

JURUSAN HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2019-2020
RESENSI BUKU MENGUAK TABIR HUKUM

Karya: Prof. Dr. Achmad Ali, S.H., M.H.

Judul Buku : MENGUAK TABIR HUKUM

Penulis : Prof. Dr. Achmad Ali, S.H., M.H.

Penerbit :KENCANA

Tahun terbit : 2015 (edisi kedua)

Tebal Buku : 371 Halaman

Buku ini membahas mengenai materi seputar dasar-dasar ilmu hukum. Buku ini juga
dapat digunakan sebagai buku ajar baik untuk dosen maupun mahasiswa dalam mempelajari
mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum, teori-teori Hukum, hal-hal pokok tentang Hukum dan masih
banyak lagi. Untuk kalangan umum yang tidak mempelajari hukum, buku ini bisa dijadikan
sebagai referensi untuk menambah ilmu dan wawasan mengenai Hukum. Buku ini menyajikan
hal-hal yang mendasar mengenai hukum dengan penyajian yang sistematis, penjelasan yang
mudah dipahami dan dimengerti. Buku ini juga dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan dari
para ahli hukum sehingga sesuai dengan perkembangan-perkembangan hukum dari masa ke
masa.

Pada bab pertama, buku ini menjelaskan tentang pendahuluan pendahuluan dalam
mempelajari ilmu hukum seperti materi ilmu hukum literatur ilmu hukum yang mencakup
literatur bahasa asing dan bahasa Indonesia dan juga istilah Law dalam berbagai literatur bahasa
asing. Buku ini juga membahas tentang 3 pendekatan dalam ilmu hukum seperti pendekatan
jurisprudential atau kajian normatif ilmu hukum, pendekatan empiris atau legal empirica dan
pendekatan filosofis. Dalam buku ini juga terdapat empat jenis kajian hukum diantaranya; kajian
antropologi hukum, sosiologi hukum, filsafat hukum dan antropologi hukum.

Pada bab kedua, menjelaskan tentang apa itu hukum. Seperti yang kita ketahui, sangat
sulit untuk mendefinisikan hukum. Kesulitan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya kesulitan dari sifat intern hukum dan kesulitan dari segi kata-kata. Pada bagian ini
juga dijelaskan tentang sulitnya membuat definisi hukum yang mencakup semua aspek hukum
dan diterima oleh orang banyak, karena setiap ahli hukum mmiliki pemahaman yang berbeda-
beda dalam memahami dan mendefinisikan hukum. Setelah mengetahui sulitnya dalam
mendefinisikan hukum, beberapa pakar mengemukakan way out untuk keluar dari kesulitan itu.
Seperti terdapat pada buku Curzon (1979: 24-28) seperti “For a large class of statement-tough
not all in which we employ the word ‘meaning’ it can be defined thus: the meaning of word is its
use the languange.”. Dalam mendefinisikan hukum, pada buku ini dibagi menjadi dua jenis
yaitu, definisi hukum yang bersifat nondogmatik, yang tidak memandang hukum sekedar
seperangkat kaidah atau aturan belaka. Kedua, yaitu definisi hukum yng bersifat sangat dogmatik
normatif, antara lain dikemukakan oleh kaum positivis. Bagi kaum positivis, hukum merupakan
perintah Negara yang bersaksi. Hukum hanyalah produk dari sebuah Negara, yaitu hukum
positif. Dalam buku ini juga membahas mengenai pandangan islam tentang hukum. Islam
memandang hukum lebih kepada aspek fikih yang tentunya bersumber dari Al-Qur’an, Hadits
dan juga Ijma’.

Pada bab ketiga, menjelaskan mengenai hukum sebagai kaidah. Kaidah pada umumnya
menurut N.E. Algara et al. (1983:323) yang mengemukakan “Kaidah (atau norma) berasal dari
bahasa latin: norma siku-siku.” Yang memiliki dua fungsi yaitu sebagai alat pembantu untuk
mengonstruksi sudut 90derajat; dan alat yang dapat digunakan untuk memastikan sebuah sudut
sampai benar-benar 90 derajat. Kaidah-kaidah tersebut memiliki jenis-jenis seperti Kaidah
Kesusialaan, Kaidah Agama, Kaidah Kesopanan dan kaidah hukum. Hukum sebagai Kaidah
Sosial memiliki dua alternatif yaitu, pertama ada kemungkinan besar bersifat imperatif yaitu
secara apriori wajib ditaati. Kedua ada kemungkinan bersifat fakultatif yaitu tidak secara apriori
mengikat atau wajib ditaati. Proses lahirnya Kaidah Hukum ada yang dituangkan dalam wujud
tertulis, da nada juga yang dituangkan dalam bentuk tidak tertulis. Jika kita memandang hukum
sebagai kaidah, maka tidak boleh tidak, kita harus mengakui sanksi sebagai salah satu unsur
esensialnya. Menurut penulis sanksi mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1) sanksi
merupakan reaksi, akibat, atau konsekuensi dari pelanggaran atau penyimpangan kaidah social,
2) Sanksi merupakan kekuasaan atau alat kekuasaan untuk memaksakan ditaatinya kaidah social
tertentu, 3) Khusus mengenai sanksi hukum, pada garis besarnya dapat dibedakan atas; sanksi
privat dan sanksi public.

Pada bab keepat, Hukum sebagai kenyataan dalam Masyarakat mecakup hukum dan
kultur, hukum dan ketertiban, hukum dan politik serta hukum dan ekonomi. Pada bab ini
dijelaskan lebih rinci pada subab-subabnya.

Pada bab kelima, membahas mengenai tujuan hukum dalam berbagai aspek ajaran.
Diantaranya pada aspek ajaran konvensional dan ajaran modern. Ajaran konvesional meliputi
ajaran etis dengan tujuan keadilannya, ajaran ultilistis dengan tujuan kemanfaatannya dan ajaran
yuridis dogmatik dengan kepastian hukumnya. Ajaran Modern meliputi ajaran prioritas baku
dengan kata lain tujuan hukum berdasarkan keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum, serta
Ajaran priorias yang kasuistis. Pada bab ini juga membahas mengenai tujuan hukum di daerah
timur.

Pada bab keenam, membahas mengenai funsi hukum. Fungsi hukum menurut Joseph
Raz, memiliki jenis-jenisnya yaitu, 1) fungsi langsung, fugsi langsung bersifat primer dan fungsi
langsung bersifat sekunder. 2) fungsi tidak langsung yakni yang memperkuat ataupun juga
memperlemah kecendrungan untuk menghargai nilai-nilai tertentu. Sedangkan menurut penulis
hukum memiliki 5 fungsi, diantaranya Hukum sebagai a tool of social control, fungsi hukum
sebagai a tool of social engineering, fungsi hukum sebagai simbol, fungsi hukum sebagai a
Political instrument dan fungsi hukum sebagai integrator.

Pada bab ketujuh, buku ini membahas mengenai berbagai sumber sumber hukum,
ditinjau melalui berbagai aspek. Ada sumber hukum materil menurut para pakar hkum seperti
menurut Sudikno Mertokusumo (1986: 63) sumber hukum materiel adalah tempat dimana
materiel itu diambil. Ada juga sumber hukum formal seperti undang-undang, kebiasaan, traktat,
yurisprudensi, doktrin dan hukum agama.

Anda mungkin juga menyukai