Anda di halaman 1dari 5

MENGUAK TABIR HUKUM

Oleh : Prof. Dr. Achmad Ali, S.H., M.H.

BAB 1
​PENDAHULUAN

Seorang sarjana hukum Indonesia yang lulus sebelum tahun 1980-an pasti
mengetahui tentang siapa L.J. Van Apeldorn. Beliau adalah orang Belanda yang
menulis buku yang berjudul “Inleiding Tot de Studie Van het Nederlande
Recht”. Lalu diterjemahkan oleh Mr. Oetarid Sadino, dengan judul: Pengantar
Ilmu Hukum.
Perkembangan hukum dan masyarakat saat ini memaksa kalangan ilmuwan
hukum, terutama mahasiswa di Fakultas Hukum untuk senantiasa menyajikan
karya-karya terbaru di bidang hukum. Indonesia sekarang ini berada di antara
kepentingan internasional yang secara politik dan ekonomis banyak bergantung
pada negara-negara yang menganut sistem hukum Anglo-Saxon yang relevan
dengan kebutuhan negara kita dewasa ini. Karena itulah kita mampu mengatasi
kegelisahan kita terhadap kehidupan hukum kita yang menunjukan gejala
kemunduran.

A. MATERI ILMU HUKUM


​ i negara Anglo Saxon dikenal istilah Jurisprudence yang berarti ilmu
D
hukum. Selain, dikenal pula istilah Legal Theory yang tentu saja bila diartikan
menjadi ​teori hukum​.
Oleh karena itu, menurut penulis, istilah ilmu hukum dan teori hukum adalah
dua hal identik. Bagi kita di Indonesia, istilah ilmu hukum (dalam bentuk mata
kuliah Pengantar Ilmu Hukum (PIH)) digunakan untuk studi S-1, sedangkan
istilah teori hukum digunakan untuk S-2. Materi Ilmu Hukum dan teori hukum
juga hampir identik dengan materi filsafat hukum, khususnya pembahasan
tentang berbagai aliran pemikiran dalam ilmu hukum.
B. LITERATUR ILMU HUKUM
1. Literatur Asing
a. Jurisprudence, karya L.B Curzon, Penerbit M & E Handbooks, Estove,
Plymoth.
b. Introduction to Jurisprudence, karya Lord Lloyd, Penerbit Stevens &
Sons.
c. Jurisprudence, ​karya Salmond, Penerbit Sweet & Maxwell.
2. Literatur Berbahasa Indonesia
a. Ilmu Hukum, karya Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, S.H., Penerbit Alumni,
Bandung
b. Mengenal Hukum​, karya Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H, Penerbit
Liberty, Yogyakarta
c. Mengembara & Belantara Hukum, karya Achmad Ali, Penerbit
Hasanuddin University Press.

C. ISTILAH LAW DALAM BERBAGAI LITERATUR INGGRIS


​ ari berbagai ​literatur d​ an kamus, kita dapat mengetahui perbedaan arti dari
D
Istilah tersebut, antara lain dalam buku: Jurisprudence, karya l. b. curzon (1979:
23-24).
1. Perkataan.”​a law”​ pada umumnya digunakan untuk menunjukkan suatu
peraturan khusus ataupun undang-undang lainnya. contohnya: The Theft
Act 1978 adalah undang-undang dalam arti a law yang berhubungan
dengan perbuatan curang.
2. Perkataan “​the law” p​ ada umumnya digunakan untuk menunjukkan pada
“the law of the land” (hukum tanah). contohnya: di bawah penggunaan
hukum di negeri ini dia dapat dihukum; “ semua orang sama dimuka
hukum” (​Under the law of this land he ought not to be punished; “ all
men are equal before the law​).
3. Perkataan “​law”​ digunakan tanpa suatu “article” (kata depan)Juga
digunakan sebagai suatu abstrak, atau istilah konseptual di dalam konteks
yang menunjukkan pada filsafat hukum. contoh: Hukum adalah ekspresi
dari keinginan rakyat (law is the expression of people will).
D. TIGA PENDEKATAN DALAM ILMU HUKUM
1. Pendekatan Empiris atau Legal Empirical
Pendekatan ini memfokuskan kajiannya dengan memandang hukum sebagai
seperangkat realitas (​reality)​ , tindakan (​action​), dan perilaku (​behavior)​ .
Pendekatan empiris ini dipelopori oleh gerakan realisme di Amerika Serikat
maupun di Skandinavia. tokoh-tokoh realisme Amerika Serikat terutama dari
kalangan hakim agung, diantaranya: Oliver wendell Holmes , Benjamin N.
Cardozo.
Pendekatan legal empirical ini masih dibedakan lagi kedalam kajian-kajian
sebagai berikut.
1. Sosiologi hukum.
2. antropologi hukum.
3. psikologi hukum.
4. hukum dan ekonomi.
2. Pendekatan Jurisprudential atau Kajian Normatif Hukum
​ endekatan ini yang memfokuskan kajiannya dengan memandang hukum
P
sebagai suatu sistem yang utuh yang mencakup seperangkat asas hukum,
norma-norma hukum dan aturan-aturan hukum (tertulis maupun tidak tertulis).
3. Pendekatan Filosofis
​ endekatan ini yang memfokuskan kajiannya dengan memandang hukum
P
sebagai seperangkat ide yang abstrak dan ide-ide moral diantaranya kajian
tentang moral keadilan pendekatan filosofis dipelajari dalam mata kuliah filsafat
hukum logika, hukum dan teori hukum.
Berikut ini secara singkat perbandingan diantara empat jenis kajian hukum.
a. Kajian Antropologi Hukum
pakar antropologi hukum membandingkan hukum dalam masyarakat
yang berbeda, kemudian menghubungkannya dengan karakteristik lain
yang ada dalam masyarakat tersebut. Contohnya: dalam satu kasus,
mereka mungkin tertarik pada peristiwa pemerkosaan yang terdapat pada
tipe-tipe masyarakat yang sangat berbeda yang dihubungkan dengan
parameter lain, seperti banyaknya kekerasan dalam masyarakat, tingkat
pemisahan jenis kelamin selama masa anak-anak dan tingkat dimana
kaum pria mendominasi kaum wanita. Suatu pendekatan antropologi
hukum dapat juga mempertanyakan, mengapa kejahatan tertentu lebih
sering terjadi pada masyarakat tertentu
b. Kajian Sosiologi Hukum
Para pakar sosiologi hukum kebalikannya. umumnya mereka
membatasi penelitian hanya terhadap suatu masyarakat yang spesifik
serta meninjau pranata-pranata sosial yang ada di dalamnya seperti
keluarga, komunitas keagamaan, atau subkultur untuk menentukan peran
pranata-pranata tersebut dalam mengembangkan ketaatan terhadap
hukum. Contohnya: apakah perkembangan suatu ​gang (​ kelompok kecil
yang cenderung kriminal) merupakan produk dari permusuhan rasial atau
karena kesenjangan status ekonomi.
c. Kajian Filsafat Hukum
Para filsuf hukum menggunakan suatu pendekatan yang berbeda.
Umumnya, mereka berusaha untuk memahami sifat keadilan dengan
menanyakan apakah perbedaan antara bersifat hukum ​(legal) dan bersifat
moral Contohnya: Adilkah jika orang kaya yang menderita kerugian
menerima kompensasi yang lebih besar ketimbang orang miskin yang
mengalami kerugian.
d. Kajian Psikologi Hukum
Pendekatan psikologi hukum menekankan determinan-determinan
manusiawi dari hukum termasuk dari perundang-undangan dan putusan
hakim.Hal ini sama dengan kajian sosiologi hukum dan antropologi
hukum, di mana semuanya termasuk kajian empiris. hanya saja kajian
psikologi hukum fokus pendekatannya pada individu sebagai unit
analisisnya. Contohnya: Apakah seorang personel polisi akan
memutuskan untuk menangkap seorang pelanggar ketentuan lalu lintas
atau membiarkannya pergi setelah diperingati.
Perhatian utama kajian psikologi hukum lebih berfokus pada partisipan
utama dalam proses penegakan hukum yaitu, saksi mata, tersangka dan
terdakwa, korban kriminal, jaksa penuntut umum, pengacara, hakim dan
terpidana.

Anda mungkin juga menyukai