Penelitian Dasar - Fundamental

Bidang Ilmu: Teknik Arsitektur (426)

Bidang Fokus Riset: Kebencanaan
Tema Riset: Mitigasi berkelanjutan terhadap Bencana Alam
Topik Riset: Smart Assessment on Existing Public Facilities
Nama: Rita Laksmitasari Rahayu
Prodi: Arsitektur

Judul Riset: Model Asesmen Elemen Arsitektural Tahan Gempa pada Bangunan Gedung
Rumah Sakit di Selatan Jawa Barat

Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Eurasia,
Lempeng Indo Australia, dan Lempeng Pasifik. Lempeng-lempeng ini berada di sepanjang sisi
barat Pulau Sumatra dan menyambung di sepanjang sisi selatan Pulau Jawa, dan terus menuju
sisi Timur Indonesia. Pada kondisi ketiga lempeng ini bergerak atau bergeser hingga
menumbuk, menujam, dan terjun dari satu lempeng dengan lempeng lain ke dalam mantel di
bawahnya dengan gerakan konvergen, pergerakan lempeng-lempeng ini dinamakan subduksi
atau penujaman (Scawthorn, 2001).

Zona subduksi adalah zona kejadian gempa bumi yang terjadi di sekitar pertemuan antar
lempeng. Zona subduksi yang dirasakan pada permukaan bumi berupa guncangan dengan
kekuatan tertentu. Kekuatan gempa minimal magnitude 5 SR dan kedalaman kurang dari 100
km atau skala III MMI sampai VI MMI melanda Indonesia lebih dari 200 kali selama 2 tahun
terakhir (BMKG, 2021). Penduduk Indonesia menderita kerugian harta benda, infrastruktur,
bangunan gedung bahkan korban jiwa akibat bencana gempa bumi.

Pulau Jawa merupakan pulau terpadat di Indonesia. Pulau Jawa bagian selatan memiliki tingkat
risiko gempa yang tinggi karena terdapat tiga lempeng tektonik utama dunia. Lima provinsi di
Pulau Jawa letak astronomisnya termasuk pada sisi selatan Pulau Jawa yaitu Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Dari kelima provinsi tersebut, Jawa
Barat adalah provinsi yang memiliki jumlah penduduk terbanyak, yaitu 49.935 juta jiwa pada
tahun 2020 dan diprediksi 52.785 juta jiwa pada tahun 2025 (BPS, 2021).
Beberapa gempa bumi besar terjadi di Selatan Jawa Barat, (BMKG, 2021) seperti di daerah:
(1) Sukabumi pada 28 Juli 2020 (5,4 SR), (2) Tasikmalaya pada 29 April 2017 (5,5 SR), (3)
Tasikmalaya, pada 2 September 2009 (7,3 SR). Data korban mininggal sebanyak 81 orang dan
korban luka-luka lebih dari 1200 orang, (4) Ciamis pada17 Juli 2006 (6,8 SR), korban luka
lebih dari 2400 orang.

Bangunan vital tahan gempa mempengaruhi keberlangsungan kehidupan masyarakat pada

masa bencana. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan berupa bangunan vital yang
harus tahan gempa. Rumah sakit harus tetap beroperasi dengan baik untuk melayani
masyarakat pada kondisi sebelum terjadi gempa bumi, pada saat gempa bumi, dan setelah
gempa bumi terjadi. Rumah sakit tidak hanya sebagai pusat darurat yang penting tetapi juga
sebagai fasilitas pemulihan, kohesi sosial dan stabilitas ekonomi (Radovic, 2012). Ketika
terjadi bencana, rumah sakit merupakan salah satu unit pertama yang layanan efisien dan tepat
waktu dapat menjadi penting dan menentukan dalam mengurangi kematian dan
menyelamatkan yang terluka (Heidaranlu, 2017).

Kondisi kerusakan elemen arsitektural membahayakan keselamatan jiwa pasien dan tenaga
kesehatan, seperti penutup langit langit jatuh tetapi sebagian jatuh dan sebagian masih
menggantung. Penutup dan rangka langit langit jatuh di berbagai instalasi di dalam bangunan
gedung, sehingga membahayakan jiwa pasien, tenaga kesehatan, dan pengunjung. Kondisi lain
pada bangunan gedung RS adalah kerusakan bukaan dinding yang menghambat evakuasi
penyelamatan diri seperti beberapa plesteran dinding lepas dan hujan debu. Kondisi bukaan
pada dinding rentan ambruk sehingga sulit dilewati sebagai akses evakuasi.

Kondisi Rumah Sakit Umum terdampak gempa bumi (Sumber: berbagai sumber)
Rumah Sakit Umum harus laik fungsi, maka penjaminan mutu harus benar benar memastikan
ketahanan bangunan, terutama Rumah Sakit di Selatan Jawa Barat sebagai wilayah berisiko
gempa. Batasan obyek penelitian: Unit dengan mobilitas pasien terbatas, seperti Unit
Perinatologi, ICU/NICU/PICU.

PERTANYAAN & TUJUAN PENELITIAN

pertanyaan penelitian

Bagaimana Bagaimana pengaruh elemen Bagaimana tingkat

kerusakan elemen struktural terhadap tingkat kerusakan akibat Bagaimana
arsitektural pada kerusakan elemen arsitektural gempa pada model asesmen
bangunan Rumah pada bangunan Rumah Sakit komponen arsitektural komponen
Sakit di selatan di selatan Jawa Barat? bangunan Rumah arsitektur tahan
Jawa Barat? Sakit di selatan Jawa gempa
Barat?

• Mendapatkan pengaruh Hasil pemodelan untuk Mengembangka

Mengidentifikasi elemen struktural terhadap mendapatkan tingkat n model
tingkat kerusakan kerusakan struktural. kerusakan komponen asesmen
elemen arsitektural • Mendapatkan pengaruh arsitektural akibat ketahanan
pada bangunan RS kerusakan struktural gempa bumi pada komponen
bertingkat akibat terhadap elemen bangunan RS arsitektural
gempa bumi arsitektural. bertingkat pada bangunan RS
• Mendapatkan pengaruh bangunan kasus studi bertingkat
elemen arsitektural di selatan Jawa Barat
terhadap tingkat kerusakan

tujuan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Data Jumlah Gempa Bumi di Indonesia (2009-April 2019) merupakan data dari Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), data diperoleh melalui situs internet
https://cdn.bmkg.go.id/Web/Gempa-Signifikan-dan-Merusak-Per-Tahun-1821-2017.pdf dan
http://repogempa.bmkg.go.id/repo_new/repository.php?id=101&session_id=2hDY75yt
FEMA 154: Rapid Visual Screening of Building for Potential Seismic Hazards: A Handbook.
California: Applied Technology Council.
Heidaranlu, E., Khankeh. H., Ebadi, A., dan Ardalan, A. (2017): An Evaluation of Non-
Structural Vulnerabilities of Hospitals Involved in the 2012 East Azerbaijan Earthquake.
Trauma, 22(2): e28590.
Radovic, V., Vitale, K., Tchounwou, P. B. (2012): Health Facilities Safety in Natural Disasters:
Experiences and Challenges from South East Europe, International Journal of Environmental
Research and Public Health, 9, 1677-1686.
Scawthorn, C., Ed. Chen Wai-Fah (2001): Structural Engineering Handbook: Chapter 5
Earthquake Engineering, CRC Press LLC, Boca Raton, Florida.