MODUL PRAKTIKUM
MEKANIKA TANAH
DAFTAR ISI
MODUL PRAKTIKUM
I. Hand Boring
II. Permeabilitas
III. Analisa Saringan
IV. Analisa Hidrometer
V. Batas-batas Atterberg
VI. Berat Jenis Tanah
VII.Pemadatan Tanah
VIII. C
BR
IX. Sand Cone
X. DCP
3
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
1. Mahasiswa yang akan mengikuti praktikum ( praktikan), wajib hadir 30 menit sebelumpraktikum
dimulai.
2. Mahasiswa Yang terlambat lebih dari 10 menit dilarang mengikuti praktikum
3. Mahasiswa yang 3 kali tidak hadir praktikum dianggap batal,bisa mengikuti praktikumtahun
berikutnya
4. Dilarang membawa tas dan jaket kedalam ruangan praktikum. Simpanlah tas dan jaketanda pada
meja penitipan barang.
5. Dilarang makan,minum dan merokok selama praktikum
6. Mahasiswa diwajibkan menggnakan Baju Praktek dan digunakan selama kegiatan praktikum
berlangsung
7. Pelajari terlabih dahulu petunjuk percobaan sebelum melakukan praktikum. pahami
besaran/parameter yang akan diukur dan alat ukur yang akan digunakan.
8. Setiap kelompok praktikan wajib mengisi dan menandatangani BON ALAT yang telah disediakan
untuk setiap percobaan.
9. Jangan sekali-kali menggunakan alat sebelum menbaca dan menguasai manual pengoperasian alat.
Jika hal ini diabaikan, dapat mengakibatkan kerusakan alat bahkan bisa mendatangkan kecelakaan.
UTAMAKAN KESELAMATAN KERJA. Kenakan alat pengaman yang sesuai sebelum
mengoperasikan alat.
10. Praktikan bertanggung jawab penuh terhadap peralatan yang digunakan dalam setiap percobaan.
11. Hati-hati menggunakan alat. Jika terjadi kerusakan/kehilangan alat yang ada dalam tanggung jawab
Praktikan, maka mahasiswa yang bersangkutan wajib menggantinya dengan alat yang sama
spesifikasi dan sama kualitasnya, dalam waktu paling lama 1 (satu)bulan. Jika dalam tenggang waktu
tersebut tidak dapat mengganti alat yang rusak/hilang, akan dikenakan sangsi akademik sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku.
12. Jika ada keraguan dalam mengoperasikan alat, praktikan wajib meminta bantuan kepada asisten atau
laboran yang bertugas.
13. Segera setelah selesai melakukan percobaan, semua alat harus dibersihkan dan dikembalikan ke
tempat penyimpanan alat. Setelah itu, baru dapat mengambil kembali bon alat.
4
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
14. Data percobaan menggunakan format yang telah disediakan, dibuat dalam dua rangkap. Satu
rangkap diserahkan kepada asisten/laboran setelah melakukan percobaan.
15. Setelah melakukan pengambilan data, praktikan segera melakukan perhitungan untuk
menyelesaikan isian format data yang disediakan. Pengisian data menggunakan tulisan tangan.
16. Setiap percobaan harus diasistensi sebelum melakukan percobaan berikutnya. Kartu asistensi diisi
oleh asisten dan dosen pembimbing yang ditunjuk didalam jadwal.
17. Laporan Lengkap ditulis dengan tangan, untuk setiap percobaan dapat dikerjakan dirumah paling
lama 1 (satu) minggu untuk diasistensi kembali. Setelah disetujui, diketik dengan rapih.
5
SISTEM PENILAIAN
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
1 N adalah gaya yang dikerjakan pada suatu massa sebesar 1 kilogram, yang menghasilkan
percepatan sebesar 1 meter per detik kuadrat.
1 N = 1 kg m/s2
1 kg f = 9.807 N
1 N = 101.97 gram f
1 Pa = 1 N/m2
1 menit = 60 detik
1 jam = 60 menit
6
Faktor Konversi
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Satuan dan Konversi Satuan
Besaran Simbol Dimensi
Imperial ke SI SI ke Imperial
0.3048 M foot (ft) 3.281
Panjang L L
25.4 Mm inch (in) 0.03937
7
ALAT UKUR DI LABORATORIUM
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
8
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah PELAPORAN
1. Data pengamatan diisi pada format data yang telah disediakan, dibuat dalam 2 (dua) rangkap. Satu
rangkap diserahkan kepada asisten atau laboran yang bertugas, segera setelahmalakukan pengamatan.
2. Setelah pengamatan/pengukuran selesai, kolom isian lainnya pada format data atau grafik segera
dihitung dan dibuat di laboratorium, ditulis dengan tangan. Jika ada kesulitan dalam menghitung dan
membuat grafik, konsultasikan dengan asisten atau dosen pembimbing.
3. Laporan lengkap ditulis dengan tangan, untuk setiap percobaan dapat dibuat dirumah dan diasistensi
dalam waktu paling lama 1 (satu) minggu setelah percobaan. Setiap keterlambatan asistensi, akan
mendapat pengurangan nilai. Asistensi dilakukan oleh asisten dan dosen yang telah ditentukan dalam
pembagian tugas asistensi. Jadwal asistensidapat dilihat di laboratorium.
4. Laporan yang telah disetujui oleh dosen yang bersangkutan, selanjutnya diketik dengan rapih.
Laporan akhir yang mencakup seluruh percobaan, harus masuk paling lambat 2 minggu sebelum
ujian final dilaksanakan. Setiap hari keterlambatan akan mendapatkan pengurangan nilai.
5. Format Laporan adalah sebagai berikut :
Lembaran Pengesahan
Daftar Isi
Laporan untuk Setiap Item Percobaan mencakup :
I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Landasan Teori
IV. Persiapan ( Benda Uji dan atau Peralatan)
V. Peralatan yang Digunakan
VI. Cara Melakukan Percobaan
VII. Pengolahan Data dan Hasil Akhir
VIII. Kesimpulan dan Saran Perbaikan
Lembaran Pengesahan memuat tanda tangan Pembimbing Praktikum, Dosen Mata Kuliah,
dan Kepala Laboratorium.
Grafik dan data pengujian tidak boleh discan harus tulis tangan.
9
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
I. PENGAMBILAN SAMPEL
(HANDBORING)
A. Tujuan
a. Untuk mengambil contoh tanah terganggu dan tak terganggu
b. Untuk mengetahui indikasi variasi wn vs. kedalaman
c. Untuk mengetahui profil (struktur lapisan ) tanah
d. Untuk mengetahui letak MAT
B. Teori dasar
Pemboran tanah adalah pekerjaan paling umum dan yang paling akurat dalam survey
geoteknik lapangan. Pemboran tanah yang dimaksud adalah pembuatan lubang dalam tanah dengan
menggunakan alat bor manual ataupun alat bor mesin dengan tujuan antara lain :
i. Mengidentifikasi jenis tanah sepanjang kedalaman lubang bor atau core barel.
ii. Untuk memasukkan alat tabung pengambel contoh tanah asl pada kedalaman yang dikehendaki.
iii. Untuk memasukkan alat uji penetrasi
iv. Untuk memasukkan alat uji lainnya.
Metode-metode yang paling penting untuk melakukan penyelidikan tanah dilapangan adalah
sebagai berikut :
Drilling (pemboran)
Trial Pits (sumur percobaan)
Sampling (pengambilan contoh tanah)
Penetration (percobaan penetrasi)
Vane Shear Test
10
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
E. Pelaporan :
a. Buat diagram sifat fisik dan kedalaman berdasarkan deskripsi visual dan hasil uji sifat fisik
b. Buat diagram profil tanah dari beberapa lubang bor yang dibuat.
11
Contoh Bor Log
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
BO RI N G L OG
0.50
cokelat lanau dengan kandungan pasir sangat halus, kondisi lepas sampai
-0.70 muda sedang
1.00
-1.10
1.50
2.00 -2.00
cokelat
lanau dengan kandungan pasir sangat halus, konsistensi sedang
muda
-2.40
2.50
3.00
-3.20
cokelat lanau dengan kandungan pasir sangat halus, konsistensi sedang
muda sampai keras
3.50
-3.60
4.00
KETERANGAN :
1. Tujuan Percobaan
Untuk menentukan nilai koefisien rembes “k” (permeability coefficient ) tanah berbutir kasar.
2. Teori Dasar
Koefisien rembes adalah suatu konstanta yang menggambarkan kemampuan suatu medium berpori
(tanah) untuk dilewati rembesan fluida (air). Umumnya aliran air melalui tanah dianggap laminar
sehingga v i , yang memenuhi Hukum Darcy ( 1856 ) sebagai berikut:
v = ki
dimana :Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
h
i = gradien
Penuntun hidrolik
Praktikum Mekanika Tanah
L
h = tinggi head
L = panjang lintasan aliran dalam medium
v = kecepatan aliran
k = koefisien rembesan
Q = A.v.t = A k i t
AIR
A = luas penampang lintang tanah
Koefisien rembes dipengaruhi oleh temperatur. Koefisien rembes distandarkan pada temperatur
20OC sehinggga hasil pengujian pada temperatur lainnya dikoreksi dengan rumus sebagai berikut :
o
k 20 o c T c kT o c
20 o c
dimana : = kekentalan air (centipoise)
kTOC = koefisien rembes pada temperatur TOC
4. Persiapan Sampel
1. Atur alat tes kerembesan (permeameter), dan pasang batu pori pada dasar sel.
2. Timbang contoh tanah dan masukkan kedalam sel permeameter. Padatkan suaidengan yang
diinginkan (konsultasikan kepada dosen / asisten ).
3. Ratakan permukaan tanah dan pasang batu pori atas.
4. Pasang dan kencangkan bout-bout pengikat sel permeameter, kemudian hubungkan ke tanki tinggi
tetap.
5. Isi tanki dengan air suling, dan alirkan melalui sampel. Biarkan sampel terendam dan pastikan
semua gelembung udara keluar dari sampel dan selang air ( sampel dijenuhkan).
6. Aturlah kran dan biarkan air merembes melalui sampel sampai debit yang keluar konstan.
7. Ukurlah diameter dan tinggi sampel
8. Ukurlah tinggi head yang melalui sampel (jarak vertikal antara muka air dalam tanki dengan lubang
keluar (outlet) di bawah contoh tanah ).
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
5. Cara Melakukan Percobaan
1. Tekanlah stop watch dan tadah air yang merembes ke dalam gelas ukur pada saat yangbersamaan.
2. Catat waktu yang diperlukan untuk menadah air yang terkumpul dalam gelas ukur.
3. Ukur temperatur air dan ulangi percobaan 2 atau 3 kali dengan durasi waktu yang sama.
4. Catat semua data pengukuran dalam tabel yang telah disiapkan.
6. Perhitungan
Q.L
k
A.h.t
7. Kesimpulan
Buat kesimpulan dari hasil percobaan.
8. Sumber Kesalahan
Apabila terdapat penyimpangan data atau penyimpangan terhadap teori, pelajari sumber
penyimpangan atau kesalahan tersebut dan cantumkan dalam laporan.
Gambar Alat yang Digunakan
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
4 1.00000 0.01567
16 0.99897 0.01111
17 0.99880 0.01083
18 0.99862 0.01056
19 0.99844 0.01030
20 0.99823 0.01005
21 0.99802 0.00981
22 0.99780 0.00958
23 0.99757 0.00936
24 0.99733 0.00914
25 0.99708 0.00894
26 0.99682 0.00874
27 0.99655 0.00855
28 0.99627 0.00836
29 0.99598 0.00818
30 0.99568 0.00801
III. ANALISA UKURAN BUTIRAN
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
(Grain Size Analysis)
A. Definisi Gradasi
Salah satu sifat penting dari tanah adalah ukuran butirannya. Pembagian ukuran butiran tanah
disebut gradasi. Analisa saringan adalah cara mekanis untuk menganalisa distribusi ukuran butiran
tanah berbutir kasar. Sifat-sifat tanah berbutir (granular soil sangat dipengaruhi oleh ukuran butiranya.
Slah satu metode untuk mengelompokkan jenis tanah adalah berdasarkan distribusi ukuran butirnya
(gradasinya). Analisa saringan adalah cara mekanis untuk menganalisis distribusi ukuran butiran
tanah berbutir kasr (tanah tertahan saringan N0.200).
B. Tujuan Percobaan
a. Untuk mengatahui distribusi ukuran butiran tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir), ataulasim
disebut gradasi tanah berbutir kasar
b. Untuk keperluan klasifikasi tanah.
1,027.14 gr
Berat Kumulatif
Bukaan
Sieve No. tertahan tertahan % Tertahan % Lolos
(mm)
(gram) (gram)
1 1/2 " 38.1 - - - 100.00
1" 25.4 33.10 33.10 3.22 96.78
1/2 " 12.7 12.00 45.10 4.39 95.61
4 4.75 8.00 53.10 5.17 94.83
8 2.36 32.40 85.50 8.32 91.68
16 1.18 44.64 130.14 12.67 87.33
30 0.6 60.84 190.98 18.59 81.41
50 0.3 89.28 280.26 27.29 72.71
100 0.15 194.16 474.42 46.19 53.81
200 0.075 216.72 691.14 67.29 32.71
Pan 336.00 1,027.14 100.00 -
Kurva Distribusi Ukuran Butiran
100
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Gradasi buruk
60
40
Gradasi timpang (gap)Gradasi baik
20
D60
D10
0 D30
0,001 0,01 0,1 1 10 100
Diameter (mm)
D10 = diameter butiran yg bersesuaian dengan 10% lebih halus (lolos ayakan) disebut
ukuran efektif (effective size). koefisien keseragaman.
D30 = diameter butiran yg bersesuaian dengan 30% lebih halus (lolos ayakan).
D60 = diameter butiran yg bersesuaian dengan 60% lebih halus (lolos ayakan)
Indikasi penyebaran (range) dari ukuran butiran dinyatakan oleh Koefisien keseragaman
( uniformly coefficient) :
D
Cu 60
D 10
Cu besar : perbedaan ukuran D60 dengan D10 besar.
Bentuk kurva antara D60 dan D10 ditandai oleh D30 dan Koefisien gradas, Cc
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
(coefficient of gradation) :
D302
Cc
D xD
60 10
Contoh saringan
Sikat saringan
A. Tujuan Percobaan
a. Untuk mengatahui distribusi ukuran butiran tanah berbutir halus (lanau dan lempung ), ataulasim
disebut gradasi tanah berbutir halus
b. Untuk keperluan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tanah berdasarkan gradasinya
B. Dasar Teori
Analisa hydrometer adalah cara yang didasrkan atas kecepatan pengendapan untuk menganalisis
distribusi ukuran butiran tanah berbutir halus. dengan ukuran 0,075 mm sampai 0,001 mm (lolos
saringan No. 200)
Kecepatan mengendap tergantung ukuran butir, semakin besar semakin cepat. Menurut hukum
Stokes, kecepatan mengendap :
w 2
v S D
18
v = kecepatan mengendap, cm/det
s = berat isi partikel tanah, s.g
w = berat isi air, .g
= kekentalan air, poise (dyne.det/cm2)D = diameter
partikel tanah,cm
18.v 18 L
Jadi : D
S w S w t
jarak Lwaktu t
v Mekanika Tanah
Penuntun Praktikum
dimana
S=GS. w
18 L
sehingga : D
(GS 1) w t
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
atau bila t dalam menit , L dalam cm dan D dalam mm, dalam poise maka :
30 L
D
(GS 1)980 t
Kalau pembacaan hidrometer dalam larutan adalah Rh maka % tanah yang terlarut ( belum
mengendap) = % tanah yang ukuran butirannya lebih halus dari diameter efektif D yang diukur.
Persen tanah terlarut dihitung dengan rumus :
1000 G S
P Rc 1x100 %
Ws G S 1
dimana Rc = Rh-x+CT
x = koreksi bahan dispersiCm = koreksi meniskus
CT= koreksi temperatur
Rc
P .a.x.100%
Ws
Gs (1,65)
a
(Gs 1) 2.65
yg digunakan
Gs = berat jenis butir
Rh = pembacaan hidrometer dalam larutan
Rc = pembacaan hidrometer terkoreksi
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Kedalaman efektif yang diukur, L dapat ditentukan sbagai berikut :
Meniscus Ra
L1 L
L2
L = L1+0.5(L2-Vb/Agrad)
Koreksi meniscus , cm :
Pembacaan hidrometer dilakukan pada puncak meniscus sehingga perlu dikoreksi dengan kenaikan
meniscus. (cm bernilai +)
Koreksi suhu CT :
Hidrometer dikalibrasi pada suhu 20oc sehingga untuk temperatur saat pengujian bukan 20oc, perlu
dikoreksi. Bila suhu lebih besar 20oc, Ra lebih kecil dari yang seharusnya, sehingga koreksi suhunya
bernilai +, dan sebaliknya.
Koreksi Reagent (larutan dispersi) x.
Larutan Penuntun Praktikum Mekanika
dispersi menaikkan Tanah koreksinya bernila negatif. Caranya : Lakukan pembacaan
Rh, sehingga
hidrometer dalam air suling, = Rd. Lakukan pembacaan hidrometer dalam air suling yang dicampur
dengan larutan dispersi, Rr. Maka x = Rr
– Rd.
Untuk menghitung kedalaman efektif, L digunakan R = Rh+cm.
C. A
lat dan bahan yang digunakan dan bahan
a. Tabung pengendapan (hydrometer jar) kap. 1000 ml.
b. Hidrometer dengan skala konsentrasi 5 – 60 gr/liter (No. 152H ) atau skala berat jenis larutan
0.995 – 1.038 (No. 151H)
c. Cawan untuk larutan dan pengaduk (mixer)
d. Bak perendam (untuk mengatur temperatur)
e. Thermometer 0 – 50oc, keterlitian 0.1oc
f. Stop watch
g. Oven dengan pengatu suhu 110 + 5 oc
h. Gelas ukur 50 – 100 ml
i. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
j. Saringan No. 200 ( untuk tanah yang mengandung butiran kasar)
k. Bahan : Dispersion agent ( sodium hexa-metaphosphate , NaPO3 (calgon), sodium silikat(Na2SiO3)
yang disebut waterglass
2
1
1. Tujuan Percobaan
1. Untuk menentukan kadar air pada kondisi batas cair dari contoh tanah. Batas cair (liquid limit) yaitu
kadar air batas dimana suatu jenis tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis.
2. Untuk menentukan kadar air pada kondisi batas plastis dari contoh tanah. Batas plastis (plastic limit)
yaitu kadar air batas dimana suatu jenis tanah berubah dari keadaan plastis menjadi keadaan semi
padat.
3. Untuk keperluan klasifikasi tanah.
2. Teori Dasar
Sifat konsistensi tanah untuk beberapa variasi kadar air “ “ , digambarkan oleh Atterberg(Swedia)
sbb. :
33
Ketiga kondisi peralihan ini disebut Batas-batas Atterberg (Attergerg Limits )
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
bertambah
SL PL LL
Untuk menentukan kondisi batas tersebut di atas, digunakan alat ukur sebagai berikut :
1. Untuk batas cair, dipergunakan alat ciptaan Casagrande. Pada alat ukur tersebut, batas cair ( LL )
merupakan kadar air contoh tanah pada saat massa tanah bersinggungan sepanjang 0,5 in (12,7 mm)
tepat pada 25 ketukan mangkok Casagrande.
2. Untuk batas plastis (PL), dipergunakan alat berupa pelat kaca dengan batang pembanding
berdiameter 3,2 mm. Pada alat ukur tersebut, batas plastis merupakan kadar air contoh tanah pada
saat tanah dapat digulung sampai mencapai diameter 1/8 in (3,2 mm) baru retak-retak.
Indeks plastisitas PI : PI = LL – PL
34
PENENTUAN BATAS CAIR
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
35
4. Putarlah alat dengan kecepatan konstan 2 putaran per detik, sampai alur benda uji bersinggungan
sepanjang kira-kira ½ inci (1,25 cm), dan catat jumlah ketukannya.
5. Ulangi langkah 2 s/d 4 beberapa kali sampai diperoleh jumlah ketukan yang sama, untuk
meyakinkan apakah adukan sudah homogen. Jika pada 3 kali percobaan diperoleh jumlah ketukan
yang + sama, ambil contoh dari mangkok pada bagian alur, timbang dan oven untuk memeriksa
kadar airnya.
6. Kembalikan contoh keatas pelat kaca dan bersihkan mangkok Casagrande. Aduk kembali contoh
tanah dengan kadar air yang berbeda ( misalnya dengan menambah sedikit air suling).
7. Lakukan kembali langkah 2 s/d 5 minimal 3 kali dengan variasi kadar air yang berbeda, sampai
diperoleh perbedaan jumlah ketukan sebanyak 8 sampai 10 kali. Usahakan jumlah ketukan 2 variasi
di atas 25 dan 2 variasi dibawah 25 x.
8.
8mm
Celah 2mm
IV Perhitungan
1. Hitung kadar air untuk setiap variasi percobaan.
2. Buat kurva hubungan antara kadar air terhadap jumlah ketukan pada skala semilogarithma. (
Kadar air berskala linier dan jumlah ketukan berskala log.)
3. Tarik garis regresi lurus pada titik-titik pengamatan ( disebut flow line ).
4. Tentukan kadar air batas cair (LL) pada ketukan 25 kali.
40
)
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
10
20
25
30
40
50
= -IF log N + C
Rumus empiris :
tan
N
LL w NPenuntun
Praktikum Mekanika Tanah
25
1. Pelat kaca.
2. Batang pembanding diameter 3,2 mm.
3. Spatula.Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
4. Oven laboratorium, dilengkapi pengatur suhu 105O + 5O C.
5. Cawan dan desicator
6. Air suling
Sumber Kesalahan
Apabila terdapat penyimpangan data atau penyimpangan terhadap teori, pelajari sumberpenyimpangan atau
kesalahan tersebut dan cantumkan dalam laporan.
2
1
3
4
Alat pembuat
2 celah(Grooving tools)
4
3
VI BERAT JENIS BUTIRAN TANAH
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
(SPECIFIC GRAVITY)
A. TUJUAN
1. Dapat menghitung perbandingan antara berat butir dengan berat air destilasi udara denganvolume
yang sama pada temperatur tertentu.
2. Untuk mengetahui prosedur kerja dalam menentukan berat jenis suatu contoh tanah.Untuk
memperoleh berat jenis tanah sesuai dengan standar yang telah ditentukan
B. DASAR TEORI
Berat Jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir dengan berat air.
Harga berat jenis dari butiran (bagian padat) sering dibutuhkan dalam bermacam-macam
keperluan perhitungan mekanika tanah. Harga-harga ini dapat ditentukan secara akurat di
laboratorium. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memperoleh Gravity Spesific (GS), yaitu berat jenis
benda yang terdiri dari partikel kecil yang memiliki specivic gravity lebih besar dari 1,000.
Adapun parameter yang digunakan untuk menentukan berat jenis adalah angka pori (e),
porositas (n), dan derajat kejenuhan.
Batasan-batasan nilai atau standar yang telah ditentukan dalam berat jenis untuk pasir, kerikil,
dan bahan-bahan yang berbutir kasar adalah 2,65 – 2,68, untuk lanau organik antara 2,62-2,68,
untuk lempung organik antara 2,58-2,65, untuk lempung tak organik antara 2,68- 2,75 serta untuk
tanah organik 2,50 kebawah (Hary Christiady, Mekanika Tanah 1, 1992).
Untuk mengetahui berat jenis contoh tanah dalam praktikum ini digunakan persamaan :
m m1
Gs 2 xk
(m4 m1 ) (m3 m2 )
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Di mana :
Gs = Berat jenis/Gravity Spesific
m1 = Berat piknometer kosong (gram)
m2 = Berat piknometer + tanah (gram)
m3 = Berat piknometer + tanah + air (gram)
m4 = Berat piknometer + air
k = faktor koreksi
Humus 1,37
Bahan :
1. Tanah kering oven lolos saringan No.20 Tertahan 40
2. Aquades
2) Langkah kerja
a. TimbangPenuntun Praktikum
picnometer kosongMekanika Tanah
To C ws g/cm3
16 0.99897
18 0.99862
20 0.99823
22 0.99780
24Penuntun Praktikum Mekanika
0.99732Tanah
26 0.99681
27 0,9995
28 0,9992
29 0,9989
30 0,9986
= 11,411 x 0,9989
5,034
= 2,26
= 20,966 x 0,9989
8,943
= 2,34
Berat Jenis (Gs) rata-rata :
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Gs Tanah Piknometer I+Gs Tanah Piknometer II
Gs =
2
2,26 + 2,34
=
2
= 2,30
KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dan analisis data, Berat jenis rata-rata yang diperoleh adalah 2,30.
Hasil ini tidak sesuai dengan standar berat jenis untuk tanah lempung tak organik yaitu antara 2,68-
2,75.
LAMPIRAN
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
VII PEMADATAN TANAH
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
(Soil Compaction)
A. Tujuan Percobaan
B. Teori dasar
Pemadatan tanah pada dasarnya merupakan usaha mempertinggi atau meningkatkan kepadatan
tanah dengan pemakaian energi dinamik untuk menjadikan tanah lebih padat dan sekaligus
mengeluarkan udara. Maksud pemadatan tanah antara lain :
Bahan :
1. Contoh Tanah lolos saringan No.4 > 10 kg
2. Aquades
3. Kantong plastik
E. Prosedur Percobaan
a) Cetakan dalam keadaan bersih ditimbang dengan/tanpa alas (W1 gram), dan ukur tinggidan
diameter cetakan, serta volume cetakan V (cm3).
b) Cetakan, alas dan leher penyambung diberi oli secukupnya pada bagian dalamnya, untuk
memudahkan proses pengeluaran contoh tanah.
c) Ambil salah satu benda uji, masukkan sebagian kedalam cetakan yang telah diletakkan diatas
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
landasan yang kokoh, kemudian ditumbuk sebanyak 25 kali atau 56 kali, dimana hasil tumbukan
mendapatkan tinggi 1/3 atau 1/5 tinggi cetakan.
d) Toleransi ketebalan untuk masing-masing lapisan adalah ±0,5 cm, terkecuali untuk lapisdan yang
terakhir dengan toleransi + 0,5 cm. sebelum menambahkan tanah untuk pemadatan lapis berikutnya,
muka tanah hasil pemadatan harus diratakan dengan pisau perata/spatula.
e) Lepas leher penyambung dan potong kelebihan tanah dengan pisau perata (straight edge).
f) Bersihkan bagian luar dan timbang dengan/tanpa las (W2 gram).
g) Keluarkan tanah dari cetakan dengan alat pengeluar contoh (extruder).
h) Belah benda uji serta ambil tanah secukupnya pada tiga bagian (atas,tengah dan bawah)untuk
mencari kadar airnya.
i) Ulangi tahap (c s/d h) untuk keseluruhan benda uji yang disiapkan.
F. Perhitungan
W 2 W1
(gram / cm3 )
wet V
Dimana :
= berat isi basah
wet Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
= berat isi kering
dry
= berat isi air
w
ZAVC = berat isi kering ZAVC
Gs = berat jenis tanah
V = volume cetakan
W = kadar air benda uji
W1 = berat cetakan dengan/tanpa alas
W2 = berat cetakan dengan/tanpa alas + benda uji
Gambarkan grafik hubungan antara berat isi kering tanah ( dry ) dan kadar aoir (W),
kemudian didapatkan nilai berat isi kering tanah maksimum (
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah dry maks) dan nilai kadar air optimum
(OMC) dari grafik tersebut.
= 995,282 cm3
Berat mold +
W1 gr - 5880 5940 5980 6000 6010
tanah basah
Berat tanah W 2 –W 1
W3 gr 1380 1440 1480 1500 1510
basah
gr/cm3 W3 V
Kepadatan 1,387 1,447 1,487 1,507 1,517
54
Kepadatan gr/cm3
d 1,16 1,20 1,22 1,21 1,20
keringPenuntun Praktikum Mekanika Tanah
1+w
Berat cawan
A gr - 92,088 61,787 70,928 41,026 56,394
+ tanah basah
Berat cawan
+ tanah B gr - 79,330 53,498 60,517 35,570 47,461
kering
Berat tanah
E gr B–C 65,929 40,223 47,282 22,089 33,984
kering
D
Kadar air w % E 19,351 20,608 22,019 24,700 26,286
.100%
Gambar Kurva :
55
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
56
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
57
VIII. CBR LABORATORIUM
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
A. TUJUAN
1. Untuk mendapatkan nilai daya dukung tanah dalam keadaan padat maksimum.
2. Untuk mengetahui prosedur CBR laboratorium.
B. DASAR TEORI
Harga CBR adalah perbandingan antara kekuatan bahan yang bersangkutan dengan kekuatan
bahan yang dianggap standar. Harga CBR dinyatakan dalam persen (%). CBR (California Bearing
Ratio) merupakan suatu percobaan penetrasi yang digunakan untuk menilai kekuatan tanah dasar,
dimana dari hasil percobaan tersebut dapat digambarkan suatugrafik untuk mendapatkan tebal lapisan
dari suatu perkerasan. CBR laboratorium biasanya digunakan untuk perencanaan pembangunan
jalan baru dan lapangan terbang.
Bahan
1. Tanah
2. Air suling
58
3. Vaselin
4. Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Kertas filter
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan sampel tanah yang lolos ayakan no. 4 dengan berat kira-kira 5 kg.
2. Mencampur tanah dengan air suling sampai kadar air optimum yang dikehendaki.
3. Menimbang mold dan alasnya dengan menggunakan timbangan digital ketelitiannya 10gram,
kemudian mencatat beratnya
4. Mengoleskan vaseline pada mold dan leher sambungannya
5. Memasang mold dan leher sambungannya serta memberi kertas filter
6. Sampel tanah diratakan diatas talam, lalu dibagi menjadi 5 bagian sebelum dilakukanpemadatan.
7. Memadatkan tanah dengan cara modified, yaitu dengan 5 lapisan. Jumlah tumbukanuntuk setiap
lapis adalah 56 kali tumbukan.
8. Melepaskan leher mold dan meratakan tanah yang ada pada mold dengan menggunakan alat perata.
59
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
9. Menimbang berat mold + tanah basah dengan menggunakan timbangan digital ketelitian10 gram.
10. Memasang mold + tanah basah pada mesin penetrasi.
11. Memberikan beban awal 4,5 kg, kemudian mengatur torak penetrasi pada permukaan benda uji,
serta arloji penunjuk beban dan arloji penetrasi dinolkan. Kecepatan penetrasi yang diinginkan yaitu
0,0125”, 0,025”, 0.05”, 0,075”, 0,010”, 0,15”, 0,20”, 0,30”, dan 0,40”.
12. Mengeluarkan benda uji dari cetakan dan diambil sebagian untuk diperiksa kadar airnya.
V = ¼ π d2 t
B2- B1V
γ =
M2- M3
w = x 100%
M3- M1
γ
γd = x 100%
100 + w
Keterangan :
w = kadar air
M1 = berat cawan kosong
M2 = berat cawan + tanah basah
M3 = berat cawan + tanah kering
60
V = volume mold
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
d = diameter mold
t = tinggi mold
γ = berat isi basah
B1 = mold
B2 = berat mold + tanah basah
γd = berat isi kering
Tabel Hasil Perhitungan :
Tabel Penetrasi :
61
3 0,150 214 1247.268
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
4 0,200 269 1568.49
6 0,300 327 1907.233
GRAFIK CBR
2200
2000
1800
1600
1550
1400
1200
Beban (Lb)
1000
900
800
600
400
200
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Penurunan (Inch)
62
Penuntun
Berdasarkan Praktikum
grafik, harga CBR dapat
Mekanika dihitung sebagai berikut :
Tanah
900
Harga CBR (0,1”) = x 100
3 x 1000
= 30 %
1550
Harga CBR (0,2”) = x 100
3x1500
= 34,44 %
63
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
F. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan pengujian CBR laboratorium yang telah dilakukan, di perolehnilai CBR
untuk penurunan 0,1” sebesar 30 % dan untuk penurunan 0,2” sebesar 34,44 %.
LAMPIRAN
64
IX. SAND CONE
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
A. TUJUAN
1. Untuk mendapatkan nilai kepadatan tanah dilapangan (γdlap), dan untuk mengetahuinilai derajat
kepadatan dilapangan (D)
2. Untuk mengetahui prosedur pengujian kepadatan tanah dilapangan.
B. DASAR TEORI
Hampir semua spesifikasi untuk pekerjaan tanah diharuskan untuk mencapai suatu kepadatan
tanah dilapangan yang berupa berat volume kering sebesar 90 % - 95 % berat volume kering
maksimum tanah tersebut. Untuk mencapai hubungan kadar air dan berat volume dan untuk
mengevaluasi tanah agar memenuhi persyaratan pemadatan, perlu diadakan pengujian kepadatan.
Kerucut pasir (sandcone) digunakan untuk mengetahui berat volume kering maksimum
dilapangan. Bila kadar organik melebihi 8 % - 10 %, maka berat volume kering maksimum pada
kepadatan akan menurun drastis. Sedangkan tanah dengan kadar organik lebih tinggi dari 10 %
adalah tidak baik untuk pekerjaan pemadatan.
Penyelesaian secara kualitatif mengenai deposit tanah berbutir sebagai berikut : Kepadatan 0 –
50 % tanah sangat lepas, 15 % - 50 % tanah lepas, 50 % - 70 % tanah menengah, 70 % - 85 % tanah
padat, dan 85 % - 100 % tanah sangat padat.
65
9. Cawan 2 buah
10. Oven Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Bahan :
1. Sampel tanah galian
2. Aquades (Air suling)
3. Pasir Ottawa / Pasir bersih yang tidak mengandung bahan pengikat dan dapat mengalirbebas
D. LANGKAH KERJA
Di Laboratorium :
1. Menentukan volume corong logam dan botol transparan :
- Menimbang berat corong logam + botol transparan(W1)
- Meletakkan corong logam dengan lobang diatas dan membuka kerannya.
- Botol diisi dengan air suling hingga air keluar dari keran.
- Menutup keran dan membuang air yang berlebihan yang ada dalam coronglogam.
- Menimbang corong logam + botol transparan + air (W2)
2. Menentukan berat isi pasir :
- Meletakkan botol transparan dan corong logam dengan lubang berada diatas.
- Menutup keran dan mengisi pasir ke dalam corong logam.
- Membuka keran dan menjaga supaya corong logam selalu terisi pasir minimal setengah corong,
pengisian pasir harus sampai botol transparan dan corong logam terisi penuh.
- Menutup keran dan membuang sisa pasir yang ada dalam corong logam.
- Corong logam + botol transparan + pasir ditimbang(W3)
3. Menentukan jumlah pasir yang dibutuhkan untuk mengisi corong logam hingga penuh:
- Meletakkan botol transparan + corong logam diatas talam.
- Mengisi botol transparan dengan pasir, botol transparan + corong logam + pasirditimbang.(W4)
- Menutup keran corong logam lalu membalik botol transparan diatas talamsehingga posisi corong
logam berada di bawah.
66
- Membuka keran pada corong logam dan membiarkan pasir mengisi corong logamhingga penuh dan
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
pasir kelihatan berhenti.
- Menutup keran dan botol transparan + corong logam + sisa pasir ditimbang (W5)
Dilapangan :
1. Membersihkan tanah tempat pengujian dan meratakan permukaan tanah.
2. Meletakkan plat dasar dengan ukuran 70,5 cm dengan lubang ditengah berdiameter16,5 cm diatas
permukaan tanah yang sudah rata dan memberi tanda pada lubang plat.
3. Menggali tanah dan mengukur kedalaman galian tanah sedalam ± 8 cm denganmenggunakan
mistar. Meletakkan tanah hasil galian diatas talam.
4. Mengisi pasir kedalam botol transparan yang diperkirakan mencukupi untuk mengisilubang
sedalam ± 8 cm dan menyisakan pasir dalam botol transparan.
5. Menimbang botol transparan + corong logam + pasir ditimbang(W6).
6. Menempatkan kembali plat pada posisi semula.
7. Menutup keran lalu mengembalikan botol transparan dan corong logam diatas platyang telah
disiapkan.
8. Membuka keran dan membiarkan pasir mengalir dalam lubang sampai berhentikemudian menutup
kerannya.
9. Menimbang botol transparan + corong logam + talam(W7).
10. Menimbang tanah hasil galian + talam(W8).
11. Menimbang tanah hasil galian (W9).
12. Mengambil tanah galian secukupnya untuk memeriksa kadar airnya (W).
67
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
E. DATA HASIL PERCOBAAN
Uraian Hasil Satuan
Berat botol + corong logam (W1) 719 gram
Berat botol + corong logam + air (W2) 5400 gram
Berat botol + corong logam + pasir (W3) 8380 gram
Berat botol + corong logam + pasir (W4) 8380 gram
Berat botol + corong logam + sisa pasir (W5) 7000 gram
Berat botol + corong logam + pasir (W6) 7000 gram
Berat botol + corong logam + sisa pasir (W7) 4020 gram
Berat tanah hasil galian + talam (W8) 2180 gram
Berat talam (W9) 480 gram
Berat cawan kosong no.55 (m1) 13,474 gram
Berat cawan kosong no.56 (n1) 13,143 gram
Berat cawan no.55 + tanah basah (m2) 72,199 gram
Berat cawan no.56 + tanah basah (n2) 68,903 gram
Berat cawan no.55 + tanah kering (m3) 63,037 gram
Berat cawan no.56 + tanah basah (n3) 61,016 gram
68
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
69
Derajat kepadatan
Penuntun dilapangan
Praktikum (D)
Mekanika Tanah
D= d lap x 100 %
d lab
Perhitungan :
1. Berat air dalam botol :
Berat air = W 2 – W1
= 5400 – 719
= 4681 gr
2. Berat pasir dalam botol :
Berat pasir = W 3 – W1
= 8380 – 719
= 7661 gr
3. Berat pasir dalam corong :
Berat pasir = W 4 – W5
= 8380 – 7000 = 1380 gr
4. Berat pasir dalam corong + lubang :
Berat pasir = W 6 – W7
= 7000 – 4020
= 2980 gr
5. Berat pasir dalam lubang :
Berat pasir (W10) = (W6 – W7) – (W4 – W5)
= 2980 – 1380
= 1600 gr
= 1700 gr
6. Kadar Air (wc)
Cawan no.55
- Berat air = m2 – m3
70
= 72,199 – 63,037
= 9,162 Penuntun
gr Praktikum Mekanika Tanah
71
18,5+16,5
=
2 Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
= 17,5 %
7. Berat isi pasir (γp)
W3- W1W2- W1
γp =
7661
=
4681
= 1,636616
≈ 1,637 gr/cm3
8. Volume tanah/pasir dalam lubang (V)
W10
V =
γP
1600
=
1,637
= 1,48 gr/cm3
11. Volume Air
Berat air = V x γw
(W2 – W1) = V x 1 gr/cm3
W2− W1
V =
1
5400 − 719
=
1
72
= 4681 cm3
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
12. Derajat Kepadatan (D)
Dari hasil perhitungan sebelumnya dan data hasil praktikum pemadatan laboratorium,diketahui :
- γd lap = 1,48 gr/cm3
- γd lab = 1,218 gr/cm3
Sehingga,
γd lap
D = x 100 %
γd lab
1,48
= x 100%
1,218
= 121,51 %
Tabel hasil perhitungan data :
Uraian Rumus Nilai Satuan
Berat pasir dan corong + lubang (W6 – W7) 2980 gr
Berat pasir dan corong (W4 – W5) 1380 gr
Berat pasir dan corong (W3 – W1) 7661 gr
Berat pasir dan corong (W2 – W1) 4681 gr
Berat pasir dalam lubang (W10) (W6 – W7) – (W4 – W5) 1600 gr
Berat tanah basah (W8 – W9) 1700 gr
(W3 − W1)
Berat isi pasir (γP) 1,637 gr/cm3
(W2 − W1)
Volume tanah/pasir dalam W10
977,400 cm3
lubang (V) γP
(W8- W10)
Berat isi tanah basah (γ) 1,739 gr/cm3
V
berat air
Kadar air (wc) x 100% 17,5 %
berat tanah kering
73
G. KESIMPULAN
Penuntun
Setelah Praktikum
melakukan Mekanika Tanah
praktikum dan melakukan analisa data, maka diperoleh nilai kepadatan
tanah dilapangan (γd lap) adalah 1,48 gr/cm3 dan derajat kepadatan tanah (D) adalah 121,51 %.
74
LAMPIRAN
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Talam
Plat dengan lubang ditengah
Oven pemanas
Cawan
75
DYNAMIC CONE PENETROMETER( D C P )
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
A. Maksud Percobaan
Alat ini digunakan pada perencanaan jalan raya dan konstruksi berupa timbunan
(embankment) dengan maksud dan tujuan sebagai berikut :
Untuk mengetahui ketebalan lapisan dangkal dari tanah lunak atau kedalaman sampai batuan.
Untuk pengukuran (dengan cepat) sifat-sifat struktur jalan yang sudah ada (existing) dengan konstruksi
lapisan perkerasan jalan raya yang materialnya lepas (tak terikat).
Untuk menentukan daya dukung tanah dangkal secara cepat. Pada perencanan perkerasan jalan, baik jalan
raya maupun jalan inspeksi (pada tanggul saluran irigasi).
B. RingkasanTeori
Pendugaan dinamis atau dikenal dengan DCP (dynamic cone penetrometer) dikembangkan oleh
TRRL (Transportast and Road Research Laboratory), Crowthorne Berkshire, inggris.
Alat DCP ini dapat mengukur sedalam 80 cm secara terus menerus, jika suatu pelebaran jalan
telah ditentukan atau maksimum 120 cm, dimana batas-batas lapisan perkerasan yang mempunyai
kekuatan berbeda sudah diidentifikasi dan ketebalan lapisanya telah diketahui.
Korelasi antara pengukuran dengan DCP dan CBR telah ditetapkan menurut : Van Vuuren 1969,
Kleyn and Van Heerden 1983 dan Smith and Pratt 1983, agar supaya hasilnya dapat
diinterpretasikan dan dibandingkan dengan spesifikasi CBR untuk desain lapis perkerasan jalan
C. Peralatan
a) Mistar ukur, biasanya dipakai yang berukuran 100 cm
b) Batang penetrasi, yang mempunyai diameter 16 mm
c) Konus, dengan diameter 20 mm dan sudur kemiringan 60 mm
d) Landasan penumbuk
e) Stang pelurus palu penumbuk, dengan berat 8,0 kg dengan tinggi jatuh 575 mm
f) Kunci pas
76
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
D. Prosedur Pengujian
a) Merakit alat, kelengkapan alat dirakit terlebih dahulu, karena pada umumnya peralatan disimpan dalam
keadaan terurai untuk memudahkan transportasi.
b) Persiapan Pengoperasian, letakkan alat yang sudah dirakit pada titik percobaan yang sudah ditentukan,
batang harus dalam posisi vertical (tegak lurus selama dioprasikan). Palu dipasang pada batang atas, alat siap
dioprasikan untuk pembacaan pertama.
E. Pelaksanaan
Umumnya pengujian dilakukan hanya beberapa menit dan kerena itu alat ini memberikan suatu
metode yang sangat efesian dari perolehan informasi yang mana secara normal akan memerlukan sumuruji.
a) Pertama dilakukan pembacaan nol alat (elevasi ayau kedalaman tanah, setelah dibersihkan dari kotoran atau
rerumputan).
b) Jumlah pukulan dihitung pada seyiap pembacaan kedalaman penetrasi 10 mm. akan tetapi kebanyakan
dilakukan pembacaan kedalaman penetrasi setiap 5 – 10 pukulan untuk tanah berbutir kasar atau berbutir
halus (kondisi normal).
c) Untuk atau pada lapisan Subase dan subgrade yang tidak terlalu keras, pembacaan penetrasi dilakukan setiap
1 – 2 pukulan.
d) Setelah pengujian selesai, alat Dcp digeser atau dipindahkan dan diikat dengan hati-hati agar alat dapat awet
(tidak rusak).
77