Anda di halaman 1dari 77

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

MODUL PRAKTIKUM
MEKANIKA TANAH

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
2
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

DAFTAR ISI

PETUNJUK DAN INFORMASI UMUM

I. Tata Tertib Praktikum


II. Sistem Penilaian
III. Satuan dan Simbol
IV. Alat Ukur di Laboratorium
V. Tugas Pendahuluan
VI. Pelaporan

MODUL PRAKTIKUM

I. Hand Boring
II. Permeabilitas
III. Analisa Saringan
IV. Analisa Hidrometer
V. Batas-batas Atterberg
VI. Berat Jenis Tanah
VII.Pemadatan Tanah
VIII. C
BR
IX. Sand Cone
X. DCP

3
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa yang akan mengikuti praktikum ( praktikan), wajib hadir 30 menit sebelumpraktikum
dimulai.
2. Mahasiswa Yang terlambat lebih dari 10 menit dilarang mengikuti praktikum
3. Mahasiswa yang 3 kali tidak hadir praktikum dianggap batal,bisa mengikuti praktikumtahun
berikutnya
4. Dilarang membawa tas dan jaket kedalam ruangan praktikum. Simpanlah tas dan jaketanda pada
meja penitipan barang.
5. Dilarang makan,minum dan merokok selama praktikum
6. Mahasiswa diwajibkan menggnakan Baju Praktek dan digunakan selama kegiatan praktikum
berlangsung
7. Pelajari terlabih dahulu petunjuk percobaan sebelum melakukan praktikum. pahami
besaran/parameter yang akan diukur dan alat ukur yang akan digunakan.
8. Setiap kelompok praktikan wajib mengisi dan menandatangani BON ALAT yang telah disediakan
untuk setiap percobaan.
9. Jangan sekali-kali menggunakan alat sebelum menbaca dan menguasai manual pengoperasian alat.
Jika hal ini diabaikan, dapat mengakibatkan kerusakan alat bahkan bisa mendatangkan kecelakaan.
UTAMAKAN KESELAMATAN KERJA. Kenakan alat pengaman yang sesuai sebelum
mengoperasikan alat.
10. Praktikan bertanggung jawab penuh terhadap peralatan yang digunakan dalam setiap percobaan.
11. Hati-hati menggunakan alat. Jika terjadi kerusakan/kehilangan alat yang ada dalam tanggung jawab
Praktikan, maka mahasiswa yang bersangkutan wajib menggantinya dengan alat yang sama
spesifikasi dan sama kualitasnya, dalam waktu paling lama 1 (satu)bulan. Jika dalam tenggang waktu
tersebut tidak dapat mengganti alat yang rusak/hilang, akan dikenakan sangsi akademik sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku.
12. Jika ada keraguan dalam mengoperasikan alat, praktikan wajib meminta bantuan kepada asisten atau
laboran yang bertugas.
13. Segera setelah selesai melakukan percobaan, semua alat harus dibersihkan dan dikembalikan ke
tempat penyimpanan alat. Setelah itu, baru dapat mengambil kembali bon alat.

4
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

14. Data percobaan menggunakan format yang telah disediakan, dibuat dalam dua rangkap. Satu
rangkap diserahkan kepada asisten/laboran setelah melakukan percobaan.
15. Setelah melakukan pengambilan data, praktikan segera melakukan perhitungan untuk
menyelesaikan isian format data yang disediakan. Pengisian data menggunakan tulisan tangan.
16. Setiap percobaan harus diasistensi sebelum melakukan percobaan berikutnya. Kartu asistensi diisi
oleh asisten dan dosen pembimbing yang ditunjuk didalam jadwal.
17. Laporan Lengkap ditulis dengan tangan, untuk setiap percobaan dapat dikerjakan dirumah paling
lama 1 (satu) minggu untuk diasistensi kembali. Setelah disetujui, diketik dengan rapih.

5
SISTEM PENILAIAN
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

Komponen penilaian terdistribusi sbb. :


1. Kehadiran 35%
2. Ketrampilan 35%
3. Ujian Praktikum 30%
Praktikan hanya dapat mengikuti Final Test apabila telah menyelesaikan seluruh laporan
praktikum, dibuktikan dengan Surat Keterangan Selesai Praktikum.

SATUAN DAN SIMBOL

1 N adalah gaya yang dikerjakan pada suatu massa sebesar 1 kilogram, yang menghasilkan
percepatan sebesar 1 meter per detik kuadrat.

1 N = 1 kg m/s2

1 kg f = 9.807 N

1 N = 101.97 gram f

1 kgf/cm2 = 98.07 kN/m2

1 bar = 100 kN/m2 = 100 kPa

1 Pa = 1 N/m2

1 kPa = 1 kN/m2 =1000 N/m2

1 menit = 60 detik

1 jam = 60 menit

6
Faktor Konversi
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Satuan dan Konversi Satuan
Besaran Simbol Dimensi
Imperial ke SI SI ke Imperial
0.3048 M foot (ft) 3.281
Panjang L L
25.4 Mm inch (in) 0.03937

0.0929 m2 ft2 10.76


Luas A L2
2 2
645.2 mm in 0.00155

0.02832 m3 ft3 35.31

Volume V 28.32 liter ft3 0.03531 L3

16.387 mm3 in3 0.06102

1.016 Mg ton 0.9842


Massa m M
0.4536 Kg pound(lb) 2.205

Kerapatan  0.01602 g/cm3 lb/ft3 62.43 ML-3

9.964 kN ton force 0.1004


Gaya F MLT-2
4.448 N lb force 0.2248

0.04788 kN/m2 lbf/ft2 20.89


Tekanan  P ML-1T-2
2
6.895 kPa lbf/in 0.145

7
ALAT UKUR DI LABORATORIUM
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

1. Dial Gaus (Dial gauges)


Digunakan untuk pengukuran panjang dengan ketelitian 0.01 mm sampai 0.002 mm
Pengukuran panjang antara lain :
a. Penurunan pada percobaan konsolidasi
b. Perubahan tinggi (perpendekan) sampel, misalnya pada percobaan Unconfined test
dan Triaxial Test
c. Pergeseran horisontal sampel misalnya pada tes geser langsung.
d. Penetrasi piston pada percobaan CBR

8
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah PELAPORAN
1. Data pengamatan diisi pada format data yang telah disediakan, dibuat dalam 2 (dua) rangkap. Satu
rangkap diserahkan kepada asisten atau laboran yang bertugas, segera setelahmalakukan pengamatan.
2. Setelah pengamatan/pengukuran selesai, kolom isian lainnya pada format data atau grafik segera
dihitung dan dibuat di laboratorium, ditulis dengan tangan. Jika ada kesulitan dalam menghitung dan
membuat grafik, konsultasikan dengan asisten atau dosen pembimbing.
3. Laporan lengkap ditulis dengan tangan, untuk setiap percobaan dapat dibuat dirumah dan diasistensi
dalam waktu paling lama 1 (satu) minggu setelah percobaan. Setiap keterlambatan asistensi, akan
mendapat pengurangan nilai. Asistensi dilakukan oleh asisten dan dosen yang telah ditentukan dalam
pembagian tugas asistensi. Jadwal asistensidapat dilihat di laboratorium.
4. Laporan yang telah disetujui oleh dosen yang bersangkutan, selanjutnya diketik dengan rapih.
Laporan akhir yang mencakup seluruh percobaan, harus masuk paling lambat 2 minggu sebelum
ujian final dilaksanakan. Setiap hari keterlambatan akan mendapatkan pengurangan nilai.
5. Format Laporan adalah sebagai berikut :
 Lembaran Pengesahan
 Daftar Isi
Laporan untuk Setiap Item Percobaan mencakup :
I. Judul Percobaan
II. Tujuan Percobaan
III. Landasan Teori
IV. Persiapan ( Benda Uji dan atau Peralatan)
V. Peralatan yang Digunakan
VI. Cara Melakukan Percobaan
VII. Pengolahan Data dan Hasil Akhir
VIII. Kesimpulan dan Saran Perbaikan

 Lembaran Pengesahan memuat tanda tangan Pembimbing Praktikum, Dosen Mata Kuliah,
dan Kepala Laboratorium.

 Jangan menyalin / menjiplak mentah-mentah kata-kata dalam penuntun praktikum tetapi


buatlah dengan kata-kata sendiri yang lebih jelas.

 Grafik dan data pengujian tidak boleh discan harus tulis tangan.

9
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

I. PENGAMBILAN SAMPEL
(HANDBORING)
A. Tujuan
a. Untuk mengambil contoh tanah terganggu dan tak terganggu
b. Untuk mengetahui indikasi variasi wn vs. kedalaman
c. Untuk mengetahui profil (struktur lapisan ) tanah
d. Untuk mengetahui letak MAT

B. Teori dasar
Pemboran tanah adalah pekerjaan paling umum dan yang paling akurat dalam survey
geoteknik lapangan. Pemboran tanah yang dimaksud adalah pembuatan lubang dalam tanah dengan
menggunakan alat bor manual ataupun alat bor mesin dengan tujuan antara lain :

i. Mengidentifikasi jenis tanah sepanjang kedalaman lubang bor atau core barel.
ii. Untuk memasukkan alat tabung pengambel contoh tanah asl pada kedalaman yang dikehendaki.
iii. Untuk memasukkan alat uji penetrasi
iv. Untuk memasukkan alat uji lainnya.
Metode-metode yang paling penting untuk melakukan penyelidikan tanah dilapangan adalah
sebagai berikut :

 Drilling (pemboran)
 Trial Pits (sumur percobaan)
 Sampling (pengambilan contoh tanah)
 Penetration (percobaan penetrasi)
 Vane Shear Test

10
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

C. Alat yang digunakan


a. Mata bor tangan (hand auger) atau bor mesin
b. Batang bor (extension rod)
c. Kepala pemutar dan stang pemutar
d. Tabung contoh dari baja berdinding tipis
e. Sepasang kunci pipa, sikat baja
f. Pita pengukur
g. Lilin ( parafin) untuk menutup tabung

D. Cara melakukan percobaan


a. Lakukan pengeboran dengan memutar mata bor sambil ditekan
b. Amati semua tanah yang dikeluarkan dari lubang bor, dan diklasifikasikan berdasarkan
kondisi visual dan dicatat
c. Pada interval kedalaman tertentu, ambil contoh tanah tak terganggu dengan menekantabung
tipis kedalam dasar lubang bor
d. Ratakan permukaan tanah dalam tabung dan tutup dengan parafin untuk menghindari
pengaruh luar, siap dibawa ke lab.
Untuk pengujian sifat fisik, dapat diambil contoh terganggu dengan menggunakan kantong
plastik.

E. Pelaporan :
a. Buat diagram sifat fisik dan kedalaman berdasarkan deskripsi visual dan hasil uji sifat fisik
b. Buat diagram profil tanah dari beberapa lubang bor yang dibuat.

11
Contoh Bor Log
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
BO RI N G L OG

KEDA- ELEVASI CON-


LOG WARNA DESKRIPSI VISUAL
LAMAN (m) TOH
0.00
cokelat Tanah permukaan (Top soil ) berupa lanau bercampur pasir halus
-0.30 muda dengan kandungan akar tumbuh-tumbuhan dan kotoran organik

0.50
cokelat lanau dengan kandungan pasir sangat halus, kondisi lepas sampai
-0.70 muda sedang

1.00
-1.10

1.50

2.00 -2.00
cokelat
lanau dengan kandungan pasir sangat halus, konsistensi sedang
muda

-2.40
2.50

3.00

-3.20
cokelat lanau dengan kandungan pasir sangat halus, konsistensi sedang
muda sampai keras
3.50
-3.60

4.00

KETERANGAN :

CONTOH ASLI TOP SOIL LANAU KERIKIL

CONTOH LEMPUNG PASIR BATUAN


PenuTnEtuRG
nAPNrGaGkUtikum Mekanika Tanah 12
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

Mata Bor Type Iwan

Pahat Kepala Pemukul Kunci tabung


II. PERCOBAAN PERMEABILITAS
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
( CONSTANT HEAD )

1. Tujuan Percobaan
Untuk menentukan nilai koefisien rembes “k” (permeability coefficient ) tanah berbutir kasar.

2. Teori Dasar
Koefisien rembes adalah suatu konstanta yang menggambarkan kemampuan suatu medium berpori
(tanah) untuk dilewati rembesan fluida (air). Umumnya aliran air melalui tanah dianggap laminar
sehingga v  i , yang memenuhi Hukum Darcy ( 1856 ) sebagai berikut:
v = ki
dimana :Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
h
i = gradien
Penuntun hidrolik
Praktikum Mekanika Tanah
L

h = tinggi head
L = panjang lintasan aliran dalam medium
v = kecepatan aliran
k = koefisien rembesan

Koefisien rembes berdimensi panjang per satuan waktu.

Nilai k untuk beberapa jenis tanah


Jenis Tanah K ( cm/detik)
Kerikil bersih 1,0 – 100
Pasir kasar 1,0 – 0,01
Pasir halus 0,01 – 0,001
Lanau 0,001 – 0,00001
Lempung < 0,00001

Penentuan k dengan metode tinggi head tetap:

Volume air yang merembes dalam waktu “t ” :

Q = A.v.t = A k i t
AIR
A = luas penampang lintang tanah

t = waktu BATU PORI


SOIL
i=h/L L h

Dengan mengukur Q, A, h, L dan t, maka


K dapat dihitung dengan rumus :
Q.L
k
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Q
A.h.t

Koefisien rembes dipengaruhi oleh temperatur. Koefisien rembes distandarkan pada temperatur
20OC sehinggga hasil pengujian pada temperatur lainnya dikoreksi dengan rumus sebagai berikut :

 o 
k 20 o c   T c  kT o c 
20 o c 
dimana :  = kekentalan air (centipoise)
kTOC = koefisien rembes pada temperatur TOC

3. Alat yang Digunakan

1. Alat ukur permeabilitas model constant head


2. Tangki dengan tinggi muka air tetap (constant level tank)
3. Stop watch
4. Termometer
5. Gelas ukur kapasitas 500 ml.

4. Persiapan Sampel

1. Atur alat tes kerembesan (permeameter), dan pasang batu pori pada dasar sel.
2. Timbang contoh tanah dan masukkan kedalam sel permeameter. Padatkan suaidengan yang
diinginkan (konsultasikan kepada dosen / asisten ).
3. Ratakan permukaan tanah dan pasang batu pori atas.
4. Pasang dan kencangkan bout-bout pengikat sel permeameter, kemudian hubungkan ke tanki tinggi
tetap.
5. Isi tanki dengan air suling, dan alirkan melalui sampel. Biarkan sampel terendam dan pastikan
semua gelembung udara keluar dari sampel dan selang air ( sampel dijenuhkan).
6. Aturlah kran dan biarkan air merembes melalui sampel sampai debit yang keluar konstan.
7. Ukurlah diameter dan tinggi sampel
8. Ukurlah tinggi head yang melalui sampel (jarak vertikal antara muka air dalam tanki dengan lubang
keluar (outlet) di bawah contoh tanah ).
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
5. Cara Melakukan Percobaan

1. Tekanlah stop watch dan tadah air yang merembes ke dalam gelas ukur pada saat yangbersamaan.
2. Catat waktu yang diperlukan untuk menadah air yang terkumpul dalam gelas ukur.
3. Ukur temperatur air dan ulangi percobaan 2 atau 3 kali dengan durasi waktu yang sama.
4. Catat semua data pengukuran dalam tabel yang telah disiapkan.
6. Perhitungan

1. Hitung koefisien rembes dengan rumus :

Q.L
k 
A.h.t

2. Hitung koefisien rembes terkoreksi dengan rumus:


 o 
k   T c k
20o c T oc
20 o c 

Tabel pengamatan dan contoh pengisian hitungan diperlihatkan pada Tabel di halaman
berikutnya.

7. Kesimpulan
Buat kesimpulan dari hasil percobaan.

8. Sumber Kesalahan
Apabila terdapat penyimpangan data atau penyimpangan terhadap teori, pelajari sumber
penyimpangan atau kesalahan tersebut dan cantumkan dalam laporan.
Gambar Alat yang Digunakan
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

Alat Uji Kerembesan


Metode Tinggi Tetap
(Constant Head)

Metode Tinggi Variabel

Alat Uji KerembesanMetode Tinggi Variable


(Falling Head)
Degree of Permealility K (cm/detik)
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
High > 10 -1

Medium 10-1 – 10-3

Low 10-3 – 10-5

Very Low 10-5 – 10-7

Practically Impermeable > 10-7

Propertis of Distilled Water ( = absolute)


Temperatur( oC Unit Weight of
Viscositas of Water Poise
) Water (gr/cm3)

4 1.00000 0.01567
16 0.99897 0.01111
17 0.99880 0.01083
18 0.99862 0.01056
19 0.99844 0.01030
20 0.99823 0.01005
21 0.99802 0.00981
22 0.99780 0.00958
23 0.99757 0.00936
24 0.99733 0.00914
25 0.99708 0.00894
26 0.99682 0.00874
27 0.99655 0.00855
28 0.99627 0.00836
29 0.99598 0.00818
30 0.99568 0.00801
III. ANALISA UKURAN BUTIRAN
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
(Grain Size Analysis)

A. Definisi Gradasi

Salah satu sifat penting dari tanah adalah ukuran butirannya. Pembagian ukuran butiran tanah
disebut gradasi. Analisa saringan adalah cara mekanis untuk menganalisa distribusi ukuran butiran
tanah berbutir kasar. Sifat-sifat tanah berbutir (granular soil sangat dipengaruhi oleh ukuran butiranya.
Slah satu metode untuk mengelompokkan jenis tanah adalah berdasarkan distribusi ukuran butirnya
(gradasinya). Analisa saringan adalah cara mekanis untuk menganalisis distribusi ukuran butiran
tanah berbutir kasr (tanah tertahan saringan N0.200).

B. Tujuan Percobaan
a. Untuk mengatahui distribusi ukuran butiran tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir), ataulasim
disebut gradasi tanah berbutir kasar
b. Untuk keperluan klasifikasi tanah.

C. Alat dan bahan yang digunakan


a. Satu set saringan
b. Alat pengguncang saringan (sieve shacker)
c. Penadah dan penutup saringan
d. Timbangan / neraca dengan ketelitian 0,1 gram
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
e. Oven
f. Cawan untuk menimbang
g. Sikat/kuas untuk membersihkan saringan.

D. Cara melakukan percobaan


Saringan secara kering :
a. Ambil contoh tanah secukupnya ( untuk pasir minimal 500 gram).
b. Contoh tanah dioven pada t 105 s/d 110 Oc, selama 24 jam
c. Pecahkan gumpalan tanah dengan menggunakan cawan porcelen dan penumbuk karet atau
porcelen, sampai butiran tanah terpisah. (Tidak ada lagi yang melekat ).
d. Pasang rangkaian saringan didalam alat pengguncang, mulai dari yang paling kasar palingatas.
e. Masukkan contoh tanah kering pada saringan paling atas
f. Tutup dan jalankan mesin pengguncang saringan selama 15 menit.
g. Timbang tanah yang tertahan pada masing-masing saringan
h. Hitung persentase butiran yang lolos pada setiap saringan.

Saringan secara basah :


a. Bila contoh tanah mengandung butiran halus yang susah dipisahkan (Misalnya mengandung fraksi
lempung ).
b. Ambil contoh tanah secukupnya ( untuk pasir minimal 500 gram).
c. Contoh tanah dioven pada t 105 s/d 110 Oc, selama 24 jam
d. Timbang dan cuci diatas saringan #200.
e. Air bekas cucian ditampung dan diendapkan untuk percobaan hidrometer
f. Yang tertahan saringan No. 200 dioven pada t 105 s/d 110 Oc, selama 24 jam.
g. Selanjutnya kerjakan point c sampai h pada saringan secara kering di atas.
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
E. Pelaporan :
a. Nyatakan % lolos saringan secara kumulatif, 2 desimal.
b. Gambarkan kurva distribusi ukuran butiran dalam skala semi-logarithma. (Sumbu mendatar adalah
ukuran butir-skala log. Sumbu tegak adalah persentasi lolos saringan.
c. Hitung Cu dan Cc
d. Tentukan jenis gradasi tanah tersebut. (baik, buruk, timpang)

Berat kering contoh

1,027.14 gr
Berat Kumulatif
Bukaan
Sieve No. tertahan tertahan % Tertahan % Lolos
(mm)
(gram) (gram)
1 1/2 " 38.1 - - - 100.00
1" 25.4 33.10 33.10 3.22 96.78
1/2 " 12.7 12.00 45.10 4.39 95.61
4 4.75 8.00 53.10 5.17 94.83
8 2.36 32.40 85.50 8.32 91.68
16 1.18 44.64 130.14 12.67 87.33
30 0.6 60.84 190.98 18.59 81.41
50 0.3 89.28 280.26 27.29 72.71
100 0.15 194.16 474.42 46.19 53.81
200 0.075 216.72 691.14 67.29 32.71
Pan 336.00 1,027.14 100.00 -
Kurva Distribusi Ukuran Butiran
100
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

Gradasi buruk

Persen lebih halus


80

60

40
Gradasi timpang (gap)Gradasi baik
20
D60
D10
0 D30
0,001 0,01 0,1 1 10 100
Diameter (mm)

F. Ukuran Efektif, Koefisien Keseragaman, Koef. Gradasi.

D10 = diameter butiran yg bersesuaian dengan 10% lebih halus (lolos ayakan) disebut
ukuran efektif (effective size). koefisien keseragaman.
D30 = diameter butiran yg bersesuaian dengan 30% lebih halus (lolos ayakan).
D60 = diameter butiran yg bersesuaian dengan 60% lebih halus (lolos ayakan)

Indikasi penyebaran (range) dari ukuran butiran dinyatakan oleh Koefisien keseragaman
( uniformly coefficient) :

D
Cu  60
D 10
Cu besar : perbedaan ukuran D60 dengan D10 besar.
Bentuk kurva antara D60 dan D10 ditandai oleh D30 dan Koefisien gradas, Cc
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
(coefficient of gradation) :

D302
Cc 
D xD
60 10

Cu > 4 (u. kerikil)


> 6 (untuk pasir) dan Cc antara 1-3, tergolong well graded
Gambar Alat Saringan dan Perlengkapanya
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

Contoh saringan

1 set saringan + pengguncang saringan

penutup dan penadah

Sikat saringan

Timbangan Ketelitian 0,1 gram


IV. ANALISA UKURAN BUTIRAN
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Metode Hidrometer ( pengendapan)

A. Tujuan Percobaan
a. Untuk mengatahui distribusi ukuran butiran tanah berbutir halus (lanau dan lempung ), ataulasim
disebut gradasi tanah berbutir halus
b. Untuk keperluan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tanah berdasarkan gradasinya

B. Dasar Teori
Analisa hydrometer adalah cara yang didasrkan atas kecepatan pengendapan untuk menganalisis
distribusi ukuran butiran tanah berbutir halus. dengan ukuran 0,075 mm sampai 0,001 mm (lolos
saringan No. 200)

Kecepatan mengendap tergantung ukuran butir, semakin besar semakin cepat. Menurut hukum
Stokes, kecepatan mengendap :

  w 2
v S D 
18
v = kecepatan mengendap, cm/det
s = berat isi partikel tanah, s.g
w = berat isi air, .g
 = kekentalan air, poise (dyne.det/cm2)D = diameter
partikel tanah,cm

18.v 18 L
Jadi : D 
 S  w  S  w t
 jarak Lwaktu t
v  Mekanika Tanah
Penuntun Praktikum
dimana

S=GS. w

L = kedalaman efektif yang diukur

t = lamanya pengendapan berlangsung

18 L
sehingga : D 
(GS 1) w t
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
atau bila t dalam menit , L dalam cm dan D dalam mm,  dalam poise maka :

30 L
D 
(GS 1)980 t

Kalau pembacaan hidrometer dalam larutan adalah Rh maka % tanah yang terlarut ( belum
mengendap) = % tanah yang ukuran butirannya lebih halus dari diameter efektif D yang diukur.
Persen tanah terlarut dihitung dengan rumus :

Untuk Hidrometer No. 151H (mengukur berat jenis larutan)

1000  G S 
P Rc  1x100 %
Ws  G S  1 

dimana Rc = Rh-x+CT
x = koreksi bahan dispersiCm = koreksi meniskus
CT= koreksi temperatur

Untuk Hidrometer No. 152H (mengukur konsentrasi larutan, gram/liter )

Rc
P .a.x.100%
Ws

Gs (1,65)
a
(Gs  1) 2.65

: P = persen dengan ukuran < D


Ws = berat total contoh tanah kering oven

yg digunakan
Gs = berat jenis butir
Rh = pembacaan hidrometer dalam larutan
Rc = pembacaan hidrometer terkoreksi
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Kedalaman efektif yang diukur, L dapat ditentukan sbagai berikut :

Meniscus Ra

L1 L

L2

L = L1+0.5(L2-Vb/Agrad)

Agrad = luas penampang silinder pengendapan

Vb = Volume hidrometer , ditentukan sbb:


Isi silinder dengan air suling, dan baca skala volume pada dindingnya , mis. V1 Masukkan hidrometer
dan baca skala volume pada dindingnya , mis. V2., makaVb = V2 – V1.

Koreksi meniscus , cm :
Pembacaan hidrometer dilakukan pada puncak meniscus sehingga perlu dikoreksi dengan kenaikan
meniscus. (cm bernilai +)

Koreksi suhu CT :
Hidrometer dikalibrasi pada suhu 20oc sehingga untuk temperatur saat pengujian bukan 20oc, perlu
dikoreksi. Bila suhu lebih besar 20oc, Ra lebih kecil dari yang seharusnya, sehingga koreksi suhunya
bernilai +, dan sebaliknya.
Koreksi Reagent (larutan dispersi) x.
Larutan Penuntun Praktikum Mekanika
dispersi menaikkan Tanah koreksinya bernila negatif. Caranya : Lakukan pembacaan
Rh, sehingga
hidrometer dalam air suling, = Rd. Lakukan pembacaan hidrometer dalam air suling yang dicampur
dengan larutan dispersi, Rr. Maka x = Rr
– Rd.
Untuk menghitung kedalaman efektif, L digunakan R = Rh+cm.

C. A
lat dan bahan yang digunakan dan bahan
a. Tabung pengendapan (hydrometer jar) kap. 1000 ml.
b. Hidrometer dengan skala konsentrasi 5 – 60 gr/liter (No. 152H ) atau skala berat jenis larutan
0.995 – 1.038 (No. 151H)
c. Cawan untuk larutan dan pengaduk (mixer)
d. Bak perendam (untuk mengatur temperatur)
e. Thermometer 0 – 50oc, keterlitian 0.1oc
f. Stop watch
g. Oven dengan pengatu suhu 110 + 5 oc
h. Gelas ukur 50 – 100 ml
i. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
j. Saringan No. 200 ( untuk tanah yang mengandung butiran kasar)
k. Bahan : Dispersion agent ( sodium hexa-metaphosphate , NaPO3 (calgon), sodium silikat(Na2SiO3)
yang disebut waterglass

D. Cara melakukan percobaan


a. Ambil contoh tanah kering oven yang lolos saringan No. 200 sebanyak 50 gram , aduksampai
merata dengan 125 ml larutan 4% NaPO3 (40 gram / liter sodium metaphosphate).
b. Untuk tanah yang diperkirakan > 80 % lolos saringan 200, tidak perlu disaring.
c. Biarkan selama 24 jam agar ikatan / kohesi antar butir dihilangkan.
d. Masukkan seluruhnya kedalam mangkuk pengaduk, tambahkan air suling sampai ½ penuh dak aduk
merata selama 15 menit.
e. Tuang seluruhnya kedalam silinder pengandapan dan tambahkan air suling hingga larutan menjadi
1000 ml. Tutup rapat mulut tabung dengan telapak tangan dan kocok dalam arah mendatar selama 1
menit.
f. Segera setelah dikocok, letakkan tabung bersamaan dengan menekan stop watch dan masukkan
Penuntun
hidrometer. BacaPraktikum Mekanika Tanah
hidrometer pada menit ke ½ , 1, dan 2 menit.
g. Angkat hidrometer, bersihkan dan pindahkan ke tabung yang berisi air saling. Kedua tabung
diletakkan dalam bak perendam untuk menjaga temperaturnya sama dan konstan.
h. Masukkan kembali hidrometer kedalam larutan dan lakukan pembacaan untuk menit ke 5,15, 30, dan
pada jam ke 1, 4 dan 24 jam. Setiap kali selasai pembacaan, lakukan langkah g diatas. Proses
memasukan dan mengangkat hidrometer masing-masing selama 10 detik.
i. Ukur suhu campuran dalam setiap interval 15 menit.
j. Kalau sampel tidak disaring saringan No. 200 pada tahap awal, tuangkan sekarang seluruhlarutan
tanah dalam silinder diatas saringan No. 200.
k. Fraksi yang tertahan dioven dan disaring dengan prosedur sama seperti pada analisasaringan.
l. Hitung diameter efektif yang diukur dan persentase butiran yang terlarut pada setiap
pembacaan.
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

Gambar Alat dan Kelengkapanya

2
1

Bak perendam berisi :


1. Tabung pengendapan
(hidrometer jar) cawan dan pengaduk (mixer)
2. Pengatur suhu

un Praktikum Mekanika Tanah 32


V. PERCOBAAN BATAS
Penuntun Praktikum MekanikaCAIR
Tanah (LL)DAN BATAS
PLASTIS (PL)

1. Tujuan Percobaan
1. Untuk menentukan kadar air pada kondisi batas cair dari contoh tanah. Batas cair (liquid limit) yaitu
kadar air batas dimana suatu jenis tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis.
2. Untuk menentukan kadar air pada kondisi batas plastis dari contoh tanah. Batas plastis (plastic limit)
yaitu kadar air batas dimana suatu jenis tanah berubah dari keadaan plastis menjadi keadaan semi
padat.
3. Untuk keperluan klasifikasi tanah.

2. Teori Dasar

Sifat konsistensi tanah untuk beberapa variasi kadar air “  “ , digambarkan oleh Atterberg(Swedia)
sbb. :

 Kadar air sangat tinggi  kondisi sangat lembek seperti cairan


 Kadar air cukup tinggi  kondisi plastis
 Kadar air rendah  kondisi semi padat
 Kadar air sangat rendah/kering  kondisi padat

Keadaan peralihan ( transisi ) dari :

 padat ke semi padat  disebut batas susut SL (shrinkage limit)


 semi padat ke plastis  disebut batas plastis PL (plastic limit)
 plastis ke cair  disebut batas cair LL (liquid limit)

33
Ketiga kondisi peralihan ini disebut Batas-batas Atterberg (Attergerg Limits )
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

padat semi padat plastis cair

 bertambah

SL PL LL

Untuk menentukan kondisi batas tersebut di atas, digunakan alat ukur sebagai berikut :

1. Untuk batas cair, dipergunakan alat ciptaan Casagrande. Pada alat ukur tersebut, batas cair ( LL )
merupakan kadar air contoh tanah pada saat massa tanah bersinggungan sepanjang 0,5 in (12,7 mm)
tepat pada 25 ketukan mangkok Casagrande.
2. Untuk batas plastis (PL), dipergunakan alat berupa pelat kaca dengan batang pembanding
berdiameter 3,2 mm. Pada alat ukur tersebut, batas plastis merupakan kadar air contoh tanah pada
saat tanah dapat digulung sampai mencapai diameter 1/8 in (3,2 mm) baru retak-retak.

Indeks plastisitas PI : PI = LL – PL

34
PENENTUAN BATAS CAIR
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

I. Alat dan Bahan yang Digunakan


1. Mangkok Casagrande
2. Alat pembuat celah (ASTM grooving Tool dan Casagrande grooving tool )
3. Pelat kaca, spatula, cawan porselin dan penumbuk
4. Ayakan standard Nomor 40
5. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
6. Oven laboratorium, dilengkapi pengatur suhu 105O + 5O C.
7. Cawan dan desicator.
8. Air suling

II. Persiapan Sampel


1. Untuk tanah yang mengandung butiran kasar (butiran yang tertahan saringan Nomor 40), keringkan
tanah di udara kemudian ambil contoh tanah kering udara dan pecah- pecahkan gumpalannya
dengan tangan atau penumbuk karet didalam mangkok porselin.
2. Ayak dengan ayakan nomor 40. Bagian yang lolos ayakan digunakan sebagai bahan uji, disiapkan
minimal +100 gram.
3. Untuk tanah yang butirannya diperkirakan semuanya lolos ayakan nomor 40, tidak perlu melakukan
langkah 1 dan 2 tadi.

III Cara Melakukan Percobaan


1. Letakkan contoh tanah + 100 gram di atas pelat kaca. Tambahkan sedikit demi sedikitair suling dan
aduk sampai merata dengan menggunakan spatula.
2. Letakkan adukan secukupnya diatas mangkok Casagrande. Ratakan permukaannya,sejajar dengan
alas dengan ketebalan maksimum + 1 cm.
3. Buat alur pembagi ditengahnya (simetri) dengan menggunakan alat pembuat alur. Saatmembuat alur,
alat pembuat alur harus tegak lurus permukaan mangkok.

35
4. Putarlah alat dengan kecepatan konstan 2 putaran per detik, sampai alur benda uji bersinggungan
sepanjang kira-kira ½ inci (1,25 cm), dan catat jumlah ketukannya.
5. Ulangi langkah 2 s/d 4 beberapa kali sampai diperoleh jumlah ketukan yang sama, untuk
meyakinkan apakah adukan sudah homogen. Jika pada 3 kali percobaan diperoleh jumlah ketukan
yang + sama, ambil contoh dari mangkok pada bagian alur, timbang dan oven untuk memeriksa
kadar airnya.
6. Kembalikan contoh keatas pelat kaca dan bersihkan mangkok Casagrande. Aduk kembali contoh
tanah dengan kadar air yang berbeda ( misalnya dengan menambah sedikit air suling).
7. Lakukan kembali langkah 2 s/d 5 minimal 3 kali dengan variasi kadar air yang berbeda, sampai
diperoleh perbedaan jumlah ketukan sebanyak 8 sampai 10 kali. Usahakan jumlah ketukan 2 variasi
di atas 25 dan 2 variasi dibawah 25 x.

8.

8mm
Celah 2mm

IV Perhitungan
1. Hitung kadar air untuk setiap variasi percobaan.
2. Buat kurva hubungan antara kadar air terhadap jumlah ketukan pada skala semilogarithma. (
Kadar air berskala linier dan jumlah ketukan berskala log.)
3. Tarik garis regresi lurus pada titik-titik pengamatan ( disebut flow line ).
4. Tentukan kadar air batas cair (LL) pada ketukan 25 kali.

40
)
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

10

20
25
30
40
50

jumlah ketukan N (skala log)

Kemiringan garis aliran (flow line) disebut indeks aliran IF


w1  w 2
IF 
N 
log 2 
N 
 1 

Persamaan garis aliran :

 = -IF log N + C
Rumus empiris :
tan 
N
LL  w NPenuntun
  Praktikum Mekanika Tanah
 25 

dimana tan= 0,121


a: N = jumlah ketukan yg dibutuhkan untuk menutup celah 0,5 in ( antara 20 – 30 kali).
WN = kadar air yg perlu untuk N ketukan di atas
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

PENENTUAN BATAS PLASTIS

I. Alat dan Bahan yang Digunakan

1. Pelat kaca.
2. Batang pembanding diameter 3,2 mm.
3. Spatula.Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
4. Oven laboratorium, dilengkapi pengatur suhu 105O + 5O C.
5. Cawan dan desicator
6. Air suling

II. Persiapan contoh


Sama dengan percobaan batas cair di atas tadi.

III. Cara Melakukan Percobaan.


a. Letakkan contoh tanah di atas pelat kaca. Tambahkan sedikit demi sedikit airsuling dan aduk sampai
merata dengan menggunakan spatula.
b. Buatlah bola-bola tanah seberat + 8 gram, kemudian digulung diatas pelat kaca dengan telapak
tangan.
c. Pada saat gulungan mencapai diameter 3,2 mm dan mulai retak/putus, segera masukkan kedalam
cawan, timbang dan oven untuk pemeriksaan kadar airnya. Gunakan minimal 2 cawan untuk
mengambil nila rata-rata.
d. Apabila kondisi pada langkah ke 3 belum tercapai, lakukan lagi langkah 1 dan 3 dengan mengubah
kadar airnya. ( tambah air atau dibiarkan kering).
IV Perhitungan
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Hitung kadar air untuk masing-masing cawan, kemudian hitung rata-ratanyasebagai kadar air batas
plastis (PL).
Hitung Indeks Plastisitas PI = LL – PL
Kesimpulan
Buat kesimpulan dari hasil percobaan.

Sumber Kesalahan
Apabila terdapat penyimpangan data atau penyimpangan terhadap teori, pelajari sumberpenyimpangan atau
kesalahan tersebut dan cantumkan dalam laporan.

Gambar Alat dan Kelengkapannya

2
1
3
4

Mangkok Batas Cair Casagrande 1

Alat batas cair


1. Mangkok Casagrande
2. Gelas ukur
3. Pelat kaca
4. Spatula
5. Cawan
Alat batas plastik
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
1. Batang pembanding
2. Cawan penumbuk
3. Pelat kaca
4. Spatula

Alat pembuat
2 celah(Grooving tools)

4
3
VI BERAT JENIS BUTIRAN TANAH
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
(SPECIFIC GRAVITY)

A. TUJUAN
1. Dapat menghitung perbandingan antara berat butir dengan berat air destilasi udara denganvolume
yang sama pada temperatur tertentu.
2. Untuk mengetahui prosedur kerja dalam menentukan berat jenis suatu contoh tanah.Untuk
memperoleh berat jenis tanah sesuai dengan standar yang telah ditentukan

B. DASAR TEORI
Berat Jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir dengan berat air.
Harga berat jenis dari butiran (bagian padat) sering dibutuhkan dalam bermacam-macam
keperluan perhitungan mekanika tanah. Harga-harga ini dapat ditentukan secara akurat di
laboratorium. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memperoleh Gravity Spesific (GS), yaitu berat jenis
benda yang terdiri dari partikel kecil yang memiliki specivic gravity lebih besar dari 1,000.
Adapun parameter yang digunakan untuk menentukan berat jenis adalah angka pori (e),
porositas (n), dan derajat kejenuhan.

Batasan-batasan nilai atau standar yang telah ditentukan dalam berat jenis untuk pasir, kerikil,
dan bahan-bahan yang berbutir kasar adalah 2,65 – 2,68, untuk lanau organik antara 2,62-2,68,
untuk lempung organik antara 2,58-2,65, untuk lempung tak organik antara 2,68- 2,75 serta untuk
tanah organik 2,50 kebawah (Hary Christiady, Mekanika Tanah 1, 1992).

Untuk mengetahui berat jenis contoh tanah dalam praktikum ini digunakan persamaan :
m  m1
Gs  2 xk
(m4  m1 )  (m3  m2 )
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

Di mana :
 Gs = Berat jenis/Gravity Spesific
 m1 = Berat piknometer kosong (gram)
 m2 = Berat piknometer + tanah (gram)
 m3 = Berat piknometer + tanah + air (gram)
 m4 = Berat piknometer + air
 k = faktor koreksi

Tabel 1. Berat Jenis Tanah

Macam tanah Berat Jenis, Gs


Krikil 2,65 - 2,68

Pasir 2,65 - 2,68

Lanau tak organic 2,62 - 2,68

Lempung organic 2,58 - 2,65

Lempung tak organic 2,68 - 2,75

Humus 1,37

Gambut 1,25 - 1,80

1) Alat dan bahan yang digunakan


 Alat
a. Picnometer
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
b. Termometer
c. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram

d. Pompa vacum ( untuk metode vakum)


e. Pemanas (untuk metode pemanasan )

 Bahan :
1. Tanah kering oven lolos saringan No.20 Tertahan 40

2. Aquades
2) Langkah kerja
a. TimbangPenuntun Praktikum
picnometer kosongMekanika Tanah

b. Isi dengan tanah kering oven kira-kira 1/3 isinya


c. Timbang picnometer + tanah
d. Isi dengan air suling sampai 2/3 isinya
e. Untuk metode vakum : Hubungkan picnometer ke pompa vakum dengan menggunakanslang.
f. Jalankan pompa vakum sampai semua udara yang tersekap dalam butir tanah keluar.
f. Setelah itu tambahkan air suling sampai penuh.
g. Tutup picnometer dan timbang ( Picnometer + tanah + air )
h. Bersihkan picnometer, dan isi dengan air suling sampai penuh.
i. Tutup dan timbang picnometer yang berisi air suling , W4
j. Lakukan percobaan 2 x dan ambil nilaI rata-ratanya.
k. Selisih hasil antara percobaan I dan II tidak boleh lebih dari 0,03. Kalau lebih, percobaanharus
diulangi.
l. Koreksi Temperatur:
W25 = Timbang pic+air suling pada t 25oc.W4 harus dikoreksi sesuai temperatur saat percobaan .
Mis. W4 ditimbang pada 28oC , koreksi temperatur k=0,9992W4 terkoreksi = W25 x K

Tabel 2.Koreksi temperatur:

To C ws g/cm3
16 0.99897
18 0.99862
20 0.99823
22 0.99780
24Penuntun Praktikum Mekanika
0.99732Tanah
26 0.99681
27 0,9995
28 0,9992
29 0,9989
30 0,9986

 CONTOH HASIL PERCOBAAN


Uraian Satuan I II
Berat piknometer kosong (m1) gram 34,574 49,627
Berat piknometer + tanah (m2) gram 45,985 70,593
Berat piknometer + tanah + air (m3) gram 89,135 159,220
Berat piknometer + air (m4) gram 82,758 147,197
Suhu (T) °C 29 29
Faktor koreksi (K) 0,9989 0,9989

 PERHITUNGAN DATA HASIL PERCOBAAN


 Berat Jenis (Gs) Tanah pada Piknometer I
Gs = 2− 1 xk
( 4− 1)−( 3− 2)
45,985 − 34,574
= x 0,9989
(82,758 −34,574) − (89,135 − 45,985)

= 11,411 x 0,9989
5,034

= 2,26

 Berat Jenis (Gs) Tanah pada Piknometer II


Gs = 2− 1 xk
( 4− 1)−( 3− 2)
70,593 − 49,627
= x 0,9989
(147,197 − 49,627) − (159,22 − 70,593)

= 20,966 x 0,9989
8,943

= 2,34
 Berat Jenis (Gs) rata-rata : 
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Gs Tanah Piknometer I+Gs Tanah Piknometer II
Gs =
2
2,26 + 2,34
=
2

= 2,30

 KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dan analisis data, Berat jenis rata-rata yang diperoleh adalah 2,30.
Hasil ini tidak sesuai dengan standar berat jenis untuk tanah lempung tak organik yaitu antara 2,68-
2,75.
LAMPIRAN
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
VII PEMADATAN TANAH
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
(Soil Compaction)

A. Tujuan Percobaan

a. Mahasiswa dapat melaksanakan pemadatan tanah dengan prosedur yang benar.


b. Mahasiswa dapat menggambarkan grafik hubungan antara bareta isi kering dan kadar airuntuk energi
pemadatan tertentu.
c. Mahasiswa dapart menentukan nilaiberat isi kering maksimum ( dry maks) dan nilai kadarair optimum
(OMC)

B. Teori dasar

Pemadatan tanah pada dasarnya merupakan usaha mempertinggi atau meningkatkan kepadatan
tanah dengan pemakaian energi dinamik untuk menjadikan tanah lebih padat dan sekaligus
mengeluarkan udara. Maksud pemadatan tanah antara lain :

 Mempertinggi kuat geser tanah.


 Mengurangi sifat mudah mampat (kompresibilitas).
 Mengurangi permeabilitas.
 Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air, dan lain-lain.
Berat volume tanah kering setelah pemadatan bergantung pada jenis tanah, kadar air, dan usaha
yang diberikan oleh alat pemadatnya. Pengujian pemadatan tanah dilaboratorium yang sering
dilakukan adalah pengujian pemadatan proctor. Pengujian pemadatan proctor terbagi atas 2 (dua)
macam, yaitu pengujian pemadatan “Standar Proctor”, dan pengujian pemadatan“Modified Proctor”.
Pengujian ini dilakukan dengan memakai sebuah tempat berbentuk silinder dan palu penumbuk.
Keduanya dibuat menurut beban dan ukuran tertentu.
Pada pengujian proctor, ada hubungan pasti antara kepadatan kering dan kadar air, di mana ada
suatu nilai kadar air tertentu untuk mencapai berat volume kering maksimumnya. Nilai kadar air ini
disebut dengan kadar air optimum.
Pelaksanaan pemadatan dilapangan umumnya dapat dilakukan melalui beberapa cara,antara
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
lain : dengan cara menggilas secara statis/dinamis.
Dalam tabel dibawah ini diberikan beberapa alternative cara pengujian dilaboratorium, dimanacara
yang dilakukan harus disebutkan dalam pelaporan.

Tabel. Variasi Pengujian Pemadatan

Percobaan Standar /Ringan Modified / Berat


Cara A B C D A B C D
Diameter cetakan (mm) 102 152 102 152 102 152 102 152
Tinggi jatuh (mm) 116 116 116 116 116 116 116 116
3
Volume cetakan (cm ) 943 2124 943 2124 943 2124 943 2124
Berat Penumbuk (kg) 2.5 2.5 2.5 2.5 4.54 4.54 4.54 4.54
Jumlah Lapisan 3 3 3 3 5 5 5 5
Jumlah tumbukan perlapis 25 56 25 56 25 56 25 56
Bahan lolos saringan (mm) 4.75 4.75 19.0 19.0 4.75 4.75 19.0 19.0

C. Alat Dan Bahan


 Alat :
1. Cetakan (Mold) untuk pengujian Standar Proctor
2. Palu penumbuk yang mempunyai berat 2,5 kg, dan tinggi jatuh 30 cm
3. Alar perata berupa plat besi dengan panjang 25 cm
4. Ayakan No. 4 (# 4,75 mm) dan ¾ (# 19 mm).
5. Oven pemanas
6. Alat pengaduk
7. Timbangan digital dengan kapasitas 11,5 kg (ketelitian 10 gram)
8. Timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram (kapasitas 2100 gr)
9. Talam
10. Sendok tanah
11. Spatula
12. Jangka sorong (caliper).
13. Ekstruder (alat pengeluar contoh tanah).
14. 5 buah Cawan kosong
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

 Bahan :
1. Contoh Tanah lolos saringan No.4 > 10 kg
2. Aquades
3. Kantong plastik

D. Persiapan Benda Uji


a) Bila contoh tanah yang diterima dari lapangan masih dalam keadaan lembab, maka dikeringkan
dengan cara dianginkan (kering udara) atau dioven dengan suhu maksimum 60o C. kemudian
pisahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan cara menumbuk dengan palukaret.
b) Tanah hasil tumbukan diayak dengan ayakan No. 4 atau ¾” .
c) Hasil ayakan ditimbang masing-masing sebanyak 2,5 kg atau 5 kg masing-masingsejumlah 6 buah,
atau sesuai petunjuk asisten.
d) Campur tanah hasil timbangan dengan air sedikit demi sedikit, kemudian diaduk sampaimerata
lalu diperam/disimpan selama 24 jam dalam kantongan yang telah diberi label. Penambahan air
diusahakan agar didapat kadar air :

- 3 benda uji dengan kadar air dibawah kadar air optimum.


- 3 benda uji dengan kadar air diatas kadar air optimum.

E. Prosedur Percobaan
a) Cetakan dalam keadaan bersih ditimbang dengan/tanpa alas (W1 gram), dan ukur tinggidan
diameter cetakan, serta volume cetakan V (cm3).
b) Cetakan, alas dan leher penyambung diberi oli secukupnya pada bagian dalamnya, untuk
memudahkan proses pengeluaran contoh tanah.
c) Ambil salah satu benda uji, masukkan sebagian kedalam cetakan yang telah diletakkan diatas
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
landasan yang kokoh, kemudian ditumbuk sebanyak 25 kali atau 56 kali, dimana hasil tumbukan
mendapatkan tinggi 1/3 atau 1/5 tinggi cetakan.
d) Toleransi ketebalan untuk masing-masing lapisan adalah ±0,5 cm, terkecuali untuk lapisdan yang
terakhir dengan toleransi + 0,5 cm. sebelum menambahkan tanah untuk pemadatan lapis berikutnya,
muka tanah hasil pemadatan harus diratakan dengan pisau perata/spatula.
e) Lepas leher penyambung dan potong kelebihan tanah dengan pisau perata (straight edge).
f) Bersihkan bagian luar dan timbang dengan/tanpa las (W2 gram).
g) Keluarkan tanah dari cetakan dengan alat pengeluar contoh (extruder).
h) Belah benda uji serta ambil tanah secukupnya pada tiga bagian (atas,tengah dan bawah)untuk
mencari kadar airnya.
i) Ulangi tahap (c s/d h) untuk keseluruhan benda uji yang disiapkan.

F. Perhitungan

Rumus-rumus yang digunakan:

 Berat isi tanah basah

 
W 2 W1 
(gram / cm3 )
wet V

 Berat isi tanah kering


 wet (gram / cm3
dry 
1 w

 Berat isi kering ZAVC


Gs w (gram / cm3
 
dry V

Dimana :
  = berat isi basah
wet Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
  = berat isi kering
dry
 = berat isi air

w

ZAVC = berat isi kering ZAVC

Gs = berat jenis tanah

V = volume cetakan

W = kadar air benda uji

W1 = berat cetakan dengan/tanpa alas
 W2 = berat cetakan dengan/tanpa alas + benda uji

 Gambarkan grafik hubungan antara berat isi kering tanah (  dry ) dan kadar aoir (W),
kemudian didapatkan nilai berat isi kering tanah maksimum ( 
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah dry maks) dan nilai kadar air optimum
(OMC) dari grafik tersebut.

 DATA PERCOBAAN DAN HASIL PERHITUNGAN


 Data Percobaan :
- Diameter cetakan (d) = 10,5 cm
- Tinggi cetakan (t) = 11,5 cm
- Berat penumbuk = 2,5 kg
- Tinggi jatuh penumbuk = 30 cm
- Jumlah pukulan tiap lapis = 25 kali
- Jumlah lapisan = 3 lapis
- Volume cetakan = ¼ π d2 t
= ¼ . 3,14 . (10,5)² . 11,5

= 995,282 cm3

 Tabel hasil perhitungan :

Simbol Satuan Sampel


Uraian Rumus
1 2 3 4 5

Berat mold +
W1 gr - 5880 5940 5980 6000 6010
tanah basah

Berat mold W2 gr - 4500 4500 4500 4500 4500

Berat tanah W 2 –W 1
W3 gr 1380 1440 1480 1500 1510
basah

Volume ¼ π d2 t 995,28 995,28 995,28 995,28 995,28


V cm3
Mold 2 2 2 2 2

gr/cm3 W3 V
Kepadatan  1,387 1,447 1,487 1,507 1,517

54
Kepadatan gr/cm3
d 1,16 1,20 1,22 1,21 1,20
keringPenuntun Praktikum Mekanika Tanah
1+w

Berat cawan
A gr - 92,088 61,787 70,928 41,026 56,394
+ tanah basah

Berat cawan
+ tanah B gr - 79,330 53,498 60,517 35,570 47,461
kering

Berat Air D gr A–B 12,758 8,289 10,411 5,456 8,933

Berat Cawan C gr - 13,401 13,275 13,235 13,481 13,477

Berat tanah
E gr B–C 65,929 40,223 47,282 22,089 33,984
kering
D
Kadar air w % E 19,351 20,608 22,019 24,700 26,286
.100%

Gambar Kurva :

55
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

Berdasarkan kurva di atas, diperoleh nilai :


- kadar air optimum (woptimum) = 22,20 %
- Berat volume kering maksimum (γdmaximum) = 1,218 gr/cm3
LAMPIRAN

56
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

57
VIII. CBR LABORATORIUM
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

A. TUJUAN
1. Untuk mendapatkan nilai daya dukung tanah dalam keadaan padat maksimum.
2. Untuk mengetahui prosedur CBR laboratorium.

B. DASAR TEORI
Harga CBR adalah perbandingan antara kekuatan bahan yang bersangkutan dengan kekuatan
bahan yang dianggap standar. Harga CBR dinyatakan dalam persen (%). CBR (California Bearing
Ratio) merupakan suatu percobaan penetrasi yang digunakan untuk menilai kekuatan tanah dasar,
dimana dari hasil percobaan tersebut dapat digambarkan suatugrafik untuk mendapatkan tebal lapisan
dari suatu perkerasan. CBR laboratorium biasanya digunakan untuk perencanaan pembangunan
jalan baru dan lapangan terbang.

C. ALAT DAN BAHAN


 Alat
1. Satu set alat CBR (mesin penetrasi).
2. Mold berbentuk silinder Ø ± 15,4 cm, tinggi ± 13 cm dan leher sambungannya
3. Alat penumbuk untuk pemadatan modified
4. Timbangan digital dengan ketilitian 0,001 gram
5. Timbangan dengan ketilitian 10 gram
6. Oven pengering
7. Talam
8. Saringan no. 4
9. Alat perata
10. Cawan
11. Kuas.

 Bahan
1. Tanah
2. Air suling

58
3. Vaselin
4. Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
Kertas filter

D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan sampel tanah yang lolos ayakan no. 4 dengan berat kira-kira 5 kg.
2. Mencampur tanah dengan air suling sampai kadar air optimum yang dikehendaki.
3. Menimbang mold dan alasnya dengan menggunakan timbangan digital ketelitiannya 10gram,
kemudian mencatat beratnya
4. Mengoleskan vaseline pada mold dan leher sambungannya
5. Memasang mold dan leher sambungannya serta memberi kertas filter
6. Sampel tanah diratakan diatas talam, lalu dibagi menjadi 5 bagian sebelum dilakukanpemadatan.

7. Memadatkan tanah dengan cara modified, yaitu dengan 5 lapisan. Jumlah tumbukanuntuk setiap
lapis adalah 56 kali tumbukan.

8. Melepaskan leher mold dan meratakan tanah yang ada pada mold dengan menggunakan alat perata.

59
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

9. Menimbang berat mold + tanah basah dengan menggunakan timbangan digital ketelitian10 gram.
10. Memasang mold + tanah basah pada mesin penetrasi.
11. Memberikan beban awal 4,5 kg, kemudian mengatur torak penetrasi pada permukaan benda uji,
serta arloji penunjuk beban dan arloji penetrasi dinolkan. Kecepatan penetrasi yang diinginkan yaitu
0,0125”, 0,025”, 0.05”, 0,075”, 0,010”, 0,15”, 0,20”, 0,30”, dan 0,40”.
12. Mengeluarkan benda uji dari cetakan dan diambil sebagian untuk diperiksa kadar airnya.

E. DATA DAN PERHITUNGAN


Rumus yang digunakan dalam perhitungan CBR laboratorium :

 V = ¼ π d2 t
B2- B1V
γ =
M2- M3
 w = x 100%
M3- M1
γ
 γd = x 100%
100 + w
Keterangan :
w = kadar air
M1 = berat cawan kosong
M2 = berat cawan + tanah basah
M3 = berat cawan + tanah kering

60
V = volume mold
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
d = diameter mold
t = tinggi mold
γ = berat isi basah
B1 = mold
B2 = berat mold + tanah basah
γd = berat isi kering
Tabel Hasil Perhitungan :

Uraian Nilai Satuan


Berat mold + tanah basah (B1) 11600 gr
Berat mold (B2) 6400 gr
Diameter mold (d) 15,4 cm
Tinggi mold (t) 13 cm
Berat tanah basah (B2 – B1) 5200 gr
Volume mold (V) 2470,61 cm3
Berat isi basah (γ) 2,104 gr/cm3
Berat isi kering (γd) 1,852 gr/cm3
Berat cawan + tanah basah (M2) 68,720 gr
Berat cawan + tanah kering (M3) 62,076 gr
Berat air (M2 – M3) 6,644 gr
Berat cawan kosong (M1) 13,252 gr
Berat tanah kering (M3 – M1) 48,824 gr
Kadar air (w) 13,608 %

Tabel Penetrasi :

Waktu ( Penurunan Pembacaan Beban atas(Lb)


Menit ) (inch) arloji Atas
¼ 0,0125 11 61.6667
½ 0,025 34 195.9959
1 0,050 74 429.6119
1½ 0,075 115 669.0683
2 0,100 152 885.1631

61
3 0,150 214 1247.268
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
4 0,200 269 1568.49
6 0,300 327 1907.233

GRAFIK CBR

2200

2000

1800

1600
1550

1400

1200
Beban (Lb)

1000
900
800

600

400

200

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Penurunan (Inch)

Dari grafik di atas, diperoleh :


- Beban untuk penurunan 0,1” = 900 Lb
- Beban untuk penurunan 0,2” = 1550 Lb

62
Penuntun
Berdasarkan Praktikum
grafik, harga CBR dapat
Mekanika dihitung sebagai berikut :
Tanah
900
Harga CBR (0,1”) = x 100
3 x 1000

= 30 %

1550
Harga CBR (0,2”) = x 100
3x1500
= 34,44 %

63
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
F. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan pengujian CBR laboratorium yang telah dilakukan, di perolehnilai CBR
untuk penurunan 0,1” sebesar 30 % dan untuk penurunan 0,2” sebesar 34,44 %.

LAMPIRAN

Mesin penetrasi Mold

64
IX. SAND CONE
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

A. TUJUAN
1. Untuk mendapatkan nilai kepadatan tanah dilapangan (γdlap), dan untuk mengetahuinilai derajat
kepadatan dilapangan (D)
2. Untuk mengetahui prosedur pengujian kepadatan tanah dilapangan.

B. DASAR TEORI
Hampir semua spesifikasi untuk pekerjaan tanah diharuskan untuk mencapai suatu kepadatan
tanah dilapangan yang berupa berat volume kering sebesar 90 % - 95 % berat volume kering
maksimum tanah tersebut. Untuk mencapai hubungan kadar air dan berat volume dan untuk
mengevaluasi tanah agar memenuhi persyaratan pemadatan, perlu diadakan pengujian kepadatan.
Kerucut pasir (sandcone) digunakan untuk mengetahui berat volume kering maksimum
dilapangan. Bila kadar organik melebihi 8 % - 10 %, maka berat volume kering maksimum pada
kepadatan akan menurun drastis. Sedangkan tanah dengan kadar organik lebih tinggi dari 10 %
adalah tidak baik untuk pekerjaan pemadatan.
Penyelesaian secara kualitatif mengenai deposit tanah berbutir sebagai berikut : Kepadatan 0 –
50 % tanah sangat lepas, 15 % - 50 % tanah lepas, 50 % - 70 % tanah menengah, 70 % - 85 % tanah
padat, dan 85 % - 100 % tanah sangat padat.

C. ALAT DAN BAHAN


 Alat :
1. Botol plastik transparan kapasitas 1 galon.
2. Corong logam dengan diameter 16,5 cm.
3. Plat dasar dengan ukuran 70,5 cm2 dengan lubang di tengah berdiameter 16,5 cm.
4. Timbangan kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1,0 gr.
5. Timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gr.
6. Sendok tanah
7. Talam
8. Mistar

65
9. Cawan 2 buah
10. Oven Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
 Bahan :
1. Sampel tanah galian
2. Aquades (Air suling)
3. Pasir Ottawa / Pasir bersih yang tidak mengandung bahan pengikat dan dapat mengalirbebas

D. LANGKAH KERJA
 Di Laboratorium :
1. Menentukan volume corong logam dan botol transparan :
- Menimbang berat corong logam + botol transparan(W1)
- Meletakkan corong logam dengan lobang diatas dan membuka kerannya.
- Botol diisi dengan air suling hingga air keluar dari keran.
- Menutup keran dan membuang air yang berlebihan yang ada dalam coronglogam.
- Menimbang corong logam + botol transparan + air (W2)
2. Menentukan berat isi pasir :
- Meletakkan botol transparan dan corong logam dengan lubang berada diatas.
- Menutup keran dan mengisi pasir ke dalam corong logam.
- Membuka keran dan menjaga supaya corong logam selalu terisi pasir minimal setengah corong,
pengisian pasir harus sampai botol transparan dan corong logam terisi penuh.
- Menutup keran dan membuang sisa pasir yang ada dalam corong logam.
- Corong logam + botol transparan + pasir ditimbang(W3)
3. Menentukan jumlah pasir yang dibutuhkan untuk mengisi corong logam hingga penuh:
- Meletakkan botol transparan + corong logam diatas talam.
- Mengisi botol transparan dengan pasir, botol transparan + corong logam + pasirditimbang.(W4)
- Menutup keran corong logam lalu membalik botol transparan diatas talamsehingga posisi corong
logam berada di bawah.

66
- Membuka keran pada corong logam dan membiarkan pasir mengisi corong logamhingga penuh dan
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
pasir kelihatan berhenti.
- Menutup keran dan botol transparan + corong logam + sisa pasir ditimbang (W5)
 Dilapangan :
1. Membersihkan tanah tempat pengujian dan meratakan permukaan tanah.
2. Meletakkan plat dasar dengan ukuran 70,5 cm dengan lubang ditengah berdiameter16,5 cm diatas
permukaan tanah yang sudah rata dan memberi tanda pada lubang plat.
3. Menggali tanah dan mengukur kedalaman galian tanah sedalam ± 8 cm denganmenggunakan
mistar. Meletakkan tanah hasil galian diatas talam.
4. Mengisi pasir kedalam botol transparan yang diperkirakan mencukupi untuk mengisilubang
sedalam ± 8 cm dan menyisakan pasir dalam botol transparan.
5. Menimbang botol transparan + corong logam + pasir ditimbang(W6).
6. Menempatkan kembali plat pada posisi semula.
7. Menutup keran lalu mengembalikan botol transparan dan corong logam diatas platyang telah
disiapkan.
8. Membuka keran dan membiarkan pasir mengalir dalam lubang sampai berhentikemudian menutup
kerannya.
9. Menimbang botol transparan + corong logam + talam(W7).
10. Menimbang tanah hasil galian + talam(W8).
11. Menimbang tanah hasil galian (W9).
12. Mengambil tanah galian secukupnya untuk memeriksa kadar airnya (W).

 Menentukan Kadar Air :


1. Menimbang cawan kosong dalam keadaan bersih kemudian mencatat beratnya
2. Memasukkan tanah hasil galian dalam cawan kosong secukupnya.
3. Menimbang cawan + tanah basah menggunakan timbangan digital lalu mencatatberatnya
4. Memasukkan tanah + cawan kedalam oven dengan suhu ± 1150 C sampai berat contohtanah menjadi
konstan (± 24 jam).
5. Menimbang berat cawan + tanah kering lalu mencatat beratnya.

67
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
E. DATA HASIL PERCOBAAN
Uraian Hasil Satuan
Berat botol + corong logam (W1) 719 gram
Berat botol + corong logam + air (W2) 5400 gram
Berat botol + corong logam + pasir (W3) 8380 gram
Berat botol + corong logam + pasir (W4) 8380 gram
Berat botol + corong logam + sisa pasir (W5) 7000 gram
Berat botol + corong logam + pasir (W6) 7000 gram
Berat botol + corong logam + sisa pasir (W7) 4020 gram
Berat tanah hasil galian + talam (W8) 2180 gram
Berat talam (W9) 480 gram
Berat cawan kosong no.55 (m1) 13,474 gram
Berat cawan kosong no.56 (n1) 13,143 gram
Berat cawan no.55 + tanah basah (m2) 72,199 gram
Berat cawan no.56 + tanah basah (n2) 68,903 gram
Berat cawan no.55 + tanah kering (m3) 63,037 gram
Berat cawan no.56 + tanah basah (n3) 61,016 gram

F. PERHITUNGAN DATA HASIL PERCOBAANRumus :


 Berat isi pasir (γP)
W3−W1
= P W2−W1

 Volume pasir / tanah dalam lubang (V)


(W6− W7)− ( W4−W5 )
V =
P
 Berat isi tanah basah (γ)
W8−W10
=
V

68
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

69
 Derajat kepadatan
Penuntun dilapangan
Praktikum (D)
Mekanika Tanah
D= d lap x 100 %
d lab

Dimana : γd lap = kepadatan tanah dilapangan


γd lab = kepadatan tanah dilaboratorium

Perhitungan :
1. Berat air dalam botol :
Berat air = W 2 – W1
= 5400 – 719
= 4681 gr
2. Berat pasir dalam botol :
Berat pasir = W 3 – W1
= 8380 – 719
= 7661 gr
3. Berat pasir dalam corong :
Berat pasir = W 4 – W5
= 8380 – 7000 = 1380 gr
4. Berat pasir dalam corong + lubang :
Berat pasir = W 6 – W7
= 7000 – 4020
= 2980 gr
5. Berat pasir dalam lubang :
Berat pasir (W10) = (W6 – W7) – (W4 – W5)
= 2980 – 1380
= 1600 gr
= 1700 gr
6. Kadar Air (wc)
 Cawan no.55
- Berat air = m2 – m3

70
= 72,199 – 63,037
= 9,162 Penuntun
gr Praktikum Mekanika Tanah

- Berat tanah kering = m3 – m1


= 63,037 – 13,474
= 49,563
- Kadar air (wc)
berat air
wc = x 100%
berat tanah kering
9,162
= x 100 %
49,563
= 18,5 %
Cawan no.56
- Berat air = n2 – n3
= 68,903 – 61,016
= 7,887 gr
- Berat tanah kering = n3 – n1
= 61,016 – 13,143
= 47,873
- Kadar air (wc)
berat air
wc = x 100%
berat tanah kering
7,887
= x 100 %
47,873
= 16,47484 %
≈ 16, 5 %
 Kadar air rata-rata :
wc cawan no.55+ wc cawan no.56
w c =
2

71
18,5+16,5
=
2 Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
= 17,5 %
7. Berat isi pasir (γp)
W3- W1W2- W1
γp =
7661
=
4681
= 1,636616
≈ 1,637 gr/cm3
8. Volume tanah/pasir dalam lubang (V)
W10
V =
γP
1600
=
1,637

= 977, 3977 cm3


≈ 977,400 cm3
9. Berat isi tanah basah (γ)
W8 - W10V
=
2180 − 480
= = 1,739 gr/cm3
977,4

10. Berat isi tanah kering (γd)


γ
γd = x 100%
100 + wc
1,739
= x 100 %
100+17,5 %

= 1,48 gr/cm3
11. Volume Air
Berat air = V x γw
(W2 – W1) = V x 1 gr/cm3
W2− W1
V =
1
5400 − 719
=
1

72
= 4681 cm3
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
12. Derajat Kepadatan (D)
Dari hasil perhitungan sebelumnya dan data hasil praktikum pemadatan laboratorium,diketahui :
- γd lap = 1,48 gr/cm3
- γd lab = 1,218 gr/cm3
Sehingga,
γd lap
D = x 100 %
γd lab
1,48
= x 100%
1,218
= 121,51 %
Tabel hasil perhitungan data :
Uraian Rumus Nilai Satuan
Berat pasir dan corong + lubang (W6 – W7) 2980 gr
Berat pasir dan corong (W4 – W5) 1380 gr
Berat pasir dan corong (W3 – W1) 7661 gr
Berat pasir dan corong (W2 – W1) 4681 gr
Berat pasir dalam lubang (W10) (W6 – W7) – (W4 – W5) 1600 gr
Berat tanah basah (W8 – W9) 1700 gr
(W3 − W1)
Berat isi pasir (γP) 1,637 gr/cm3
(W2 − W1)
Volume tanah/pasir dalam W10
977,400 cm3
lubang (V) γP
(W8- W10)
Berat isi tanah basah (γ) 1,739 gr/cm3
V
berat air
Kadar air (wc) x 100% 17,5 %
berat tanah kering

Berat tanah kering (γd) x 100 % 1,48 gr/cm3


100 + w,
d lap
Derajat kepadatan (D) x 100% 121,51 %
d lab

73
G. KESIMPULAN
Penuntun
Setelah Praktikum
melakukan Mekanika Tanah
praktikum dan melakukan analisa data, maka diperoleh nilai kepadatan
tanah dilapangan (γd lap) adalah 1,48 gr/cm3 dan derajat kepadatan tanah (D) adalah 121,51 %.

74
LAMPIRAN
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

Botol Plastik Kerucut/Corong

Talam
Plat dengan lubang ditengah

Oven pemanas
Cawan

75
DYNAMIC CONE PENETROMETER( D C P )
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

A. Maksud Percobaan

Alat ini digunakan pada perencanaan jalan raya dan konstruksi berupa timbunan
(embankment) dengan maksud dan tujuan sebagai berikut :

 Untuk mengetahui ketebalan lapisan dangkal dari tanah lunak atau kedalaman sampai batuan.
 Untuk pengukuran (dengan cepat) sifat-sifat struktur jalan yang sudah ada (existing) dengan konstruksi
lapisan perkerasan jalan raya yang materialnya lepas (tak terikat).
 Untuk menentukan daya dukung tanah dangkal secara cepat. Pada perencanan perkerasan jalan, baik jalan
raya maupun jalan inspeksi (pada tanggul saluran irigasi).

B. RingkasanTeori
Pendugaan dinamis atau dikenal dengan DCP (dynamic cone penetrometer) dikembangkan oleh
TRRL (Transportast and Road Research Laboratory), Crowthorne Berkshire, inggris.
Alat DCP ini dapat mengukur sedalam 80 cm secara terus menerus, jika suatu pelebaran jalan
telah ditentukan atau maksimum 120 cm, dimana batas-batas lapisan perkerasan yang mempunyai
kekuatan berbeda sudah diidentifikasi dan ketebalan lapisanya telah diketahui.
Korelasi antara pengukuran dengan DCP dan CBR telah ditetapkan menurut : Van Vuuren 1969,
Kleyn and Van Heerden 1983 dan Smith and Pratt 1983, agar supaya hasilnya dapat
diinterpretasikan dan dibandingkan dengan spesifikasi CBR untuk desain lapis perkerasan jalan

C. Peralatan
a) Mistar ukur, biasanya dipakai yang berukuran 100 cm
b) Batang penetrasi, yang mempunyai diameter 16 mm
c) Konus, dengan diameter 20 mm dan sudur kemiringan 60 mm
d) Landasan penumbuk
e) Stang pelurus palu penumbuk, dengan berat 8,0 kg dengan tinggi jatuh 575 mm
f) Kunci pas

76
Penuntun Praktikum Mekanika Tanah
D. Prosedur Pengujian
a) Merakit alat, kelengkapan alat dirakit terlebih dahulu, karena pada umumnya peralatan disimpan dalam
keadaan terurai untuk memudahkan transportasi.
b) Persiapan Pengoperasian, letakkan alat yang sudah dirakit pada titik percobaan yang sudah ditentukan,
batang harus dalam posisi vertical (tegak lurus selama dioprasikan). Palu dipasang pada batang atas, alat siap
dioprasikan untuk pembacaan pertama.

E. Pelaksanaan
Umumnya pengujian dilakukan hanya beberapa menit dan kerena itu alat ini memberikan suatu
metode yang sangat efesian dari perolehan informasi yang mana secara normal akan memerlukan sumuruji.
a) Pertama dilakukan pembacaan nol alat (elevasi ayau kedalaman tanah, setelah dibersihkan dari kotoran atau
rerumputan).
b) Jumlah pukulan dihitung pada seyiap pembacaan kedalaman penetrasi 10 mm. akan tetapi kebanyakan
dilakukan pembacaan kedalaman penetrasi setiap 5 – 10 pukulan untuk tanah berbutir kasar atau berbutir
halus (kondisi normal).
c) Untuk atau pada lapisan Subase dan subgrade yang tidak terlalu keras, pembacaan penetrasi dilakukan setiap
1 – 2 pukulan.
d) Setelah pengujian selesai, alat Dcp digeser atau dipindahkan dan diikat dengan hati-hati agar alat dapat awet
(tidak rusak).

Gambar Alat DCP

77

Anda mungkin juga menyukai