Anda di halaman 1dari 4

Bekal Ramadhan untuk anak kita

Umi Khaulah

Alhamdulillah wa syukrulillah, atas izin Allah, insyaaallah sebentar lagi kita


akan bertemu kembali dengan sebuah karunia agung, kesempatan berharga
yaitu Ramadhan, bulan yang bertabur ampunan. Semoga Allah curahkan
taufik kepada kita semua dalam memberikan pendidikan terbaik bagi
generasi di bulan baik dan mulia ini.

Shalawat dan salam kepada baginda nabi, semoga Allah swt mudahkan kita
dalam menapaki setiap Sunnah dan meneladani akhlaknya yang mulia.
Sehingga nanti kita dan anak-anak kita bisa bertemu dengannya di telaga
kautsar.

Kehadiran Ramadhan bagi orang-orang beriman sudah semestinya menjadi


kebahagiaan dan kegembiraan yang membuncah. Bagi para pendidik
generasi momen ini tidak boleh di biarkan terbuang sia-sia. Ini adalah
kesempatan berharga untuk mengokohkan pondasi iman di hati anak-anak
kita. Karena hanya dengan iman, haus dan laparnya berpuasa bisa dijalani
tanpa keluhan, dan rengekan. Hanya dengan iman dan ihtisab shalat tarawih
dan bersahur menjadi momen indah lagi syahdu.

Namun bagaimanakah caranya mempersiapkan iman dan ihtisab di dalam


jiwa anak-anak kita?

Para pendidik generasi, ayah bunda yang dirahmati Allah swt, sebelum
memasuki bulan Ramadhan, sempatkan duduk bersama keluarga.
Membicarakan perihal penting kedatangan tamu istimewa. Dan apa saja
yang perlu kita siapkan untuk menyambut tamu mulia tersebut.
Ada beberapa bekal yang perlu di persiapkan untuk anak-anak kita dalam
menyambut Ramadhan.

Pertama:
Menjadikan kehadiran Ramadhan merupakan kebahagiaan, keseruan,
keceriaan serta suka cita di hati anak-anak.

Katakanlah, “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu


mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”
Qs. Yunus 58

Dialog ringan yang bisa di sampaikan:


Anak-anak saleh dan saleha, bagaimana perasaan kalian jika ada yang
memeberikan kalian hadiah yang sangat istimewa dan berharga? Tentu
kalian sangat bahagia bukan!
Nah, Allah yang maha pengasih memberikan kepada kita sebuah karunia
yang besar, berupa kesempatan bertemu dengan bulan Ramadhan. Di bulan
ini Allah lipat gandakan pahala, serta Allah berikan ampunan disetiap
malam-malamnya kepada siapa yang DIA kehendaki. (dialog bunda bisa di
perkaya dengan keilmuan yang benar tentang fadilah Ramadhan). Kita
sangat beruntung bisa bertemu kembali dengan Ramadhan, karena dalam
setahun ini sudah banyak orang yang meninggal dunia tidak bisa bertemu
dengan Ramadhan tahun ini. Maka perbanyaklah bersyukur dan nikmati
ibadah Ramadhan kali ini dengan sepenuh hati.

Pada Ramadhan Ada serunya berbagi, ada serunya berlomba-lomba dalam


kebaikan. Dan banyak lagi, dan kita juga harus hati-hati karena bulan
Ramadhan ini sangat terbatas dan datangnya hanya setahun sekali.
Kedua: Bekal Iman
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan ihtisab (mengharap
pahala dari Allah), maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR.
Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).

Yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini
akan kewajiban puasa. Sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah
mengharap pahala dari Allah Ta’ala. (Lihat Fathul Bari, 4: 115).

Contoh dialog: bunda bisa menceritakan tentang kisah pertama kali


disyariatkan puasa. Bisa juga bunda mentadabburi ayat tentang puasa.
Yang tujuan dari kisah dan tadabbur itu menjelaskan kepada anak bahwa
syariat puasa Ramadhan adalah benar datangnya dari Allah subhanahu
wataala. Ayah bunda bisa menambahkan hikmah besar dari syariat puasa,
baik dari sisi sosial maupun kesehatan.

Ketiga: Bekal Ihtisab (tulus dan ikhlas penuh pengharapan kepada


Allah).

Kalau seseorang mendasari puasanya karena dasar iman, mengharap


pahala dan ridho, maka tentu hatinya semakin tenang, lapang dan bahagia.
Ia pun akan bersyukur atas nikmat puasa Ramadhan yang ia dapati tahun
ini. Hatinya tentu tidak merasa berat dan susah ketika menjalani puasa.
Sehingga ia pun terlihat berhati ceria dan berakhlak yang baik. Lihat
kitab Ramadhan karya Dr. Muhammad bin Ibrahim Al Hamad, hal. 18.

Seperti apa yang sudah di jelaskan di atas, Selain itu dengan kesungguhan
pengharapan kepada Allah atas semua kebaikan di bulan ini, kita juga tidak
akan menyia-nyiakan waktu dalam melewati bulan mulia ini. Semua
hidangan kebaikan yang Allah sediakan, akan bersungguh-bersungguh kita
kerjakan. Ketika kita tau keberkahan sahur niscaya kita tidak ingin
melewatkannya walau sekalipun. Ketika kita tau keutamaan berdoa di waktu
berbuka kitapun tidak mau kehilangan kesempatan kebaikan itu meski
sekecil apapun.

Ihtisab juga menjadikan kita berhati-hati dari semua hal yang bisa merugikan
pahala puasa kita. Menjaga kita dari hal-hal yang menjadikan Allah
murka,dan mengurangi bahkan menghapus semua pahala puasa kita.

Dialog iman:
Nak, setidaknya kita bisa mengukur apakah puasa yang kita kerjakan
apakah sudah dengan iman dan ihtisab? Jika kita masih terasa berat,
berbukanya rewel, sahurnya bawel, adabnya masih kurang, bisa jadi ada
yang salah dengan puasa kita. Mari kita sama-sama berazam menjadi lebih
baik lagi dalam menjalakan Ramadhan tahun ini ya nak..

Semoga Ramadhan kita tahun ini bisa lebih baik, serta tidak terlewatkan
jamuan kebaikan, pahala serta ampunan Allah walau sekecil apapun.

ya Allah sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan dalam keimanan, dan


bantulah kami dalam mendidik anak-anak kami agar mereka menjadi
hambaMu yang berbakti. Wallahu a’lam bisshowab.

Anda mungkin juga menyukai