(Teori Investasi)
Ida Ayu Dinda Priyanka Maharani
1990811015
PENDAHULUAN
60%
Sumber Dana : tidak cukup memilih investasi
-modal sendiri hanya untuk keuntungan.
-pinjaman Investor tidak hanya
mengharapkan keuntungan
namun, meminimalisir risiko.
Kebijakan Pemilihan asset dan
Investasi pembentukan portofolio
Penentuan Evaluasi sekuritas.
keuntungan dan Tujuannya untuk mencari
kombinasi portofolio yang
toleransi risiko
efisien
Manajemen
Investasi
Tujuan Strategi Pengukuran dan evaluasi
Investasi Portofolio kinerja portofolio
Pengukuran risiko portofolio harus Risiko portofolio dinyatakan dengan ukuran penyebaran distribusi yang
mempertimbangkan korelasi antara dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan nilai yang
tingkat keuntungan dari saham–saham menyimpang dari nilai yang diharapkan. Ukuran ini disebut sebagai
yang membentuk portofolio tersebut deviasi standar yang dinyatakan sebagai variance.
STEP 2
Teori Portofolio Markowitz disebut juga
sebagai Mean-Varian Model, yang
menekankan pada usaha memaksimalkan
ekspektasi return (mean) dan meminimumkan
ketidakpastian/risiko (varian) untuk memilih
dan menyusun portofolio optimal
Oleh karena itu, terdapat suatu model yang CAPM adalah teori penilaian risiko dan
dapat digunakan untuk mengestimasi return
return asset yang didasarkan pada risiko
suatu saham sekuritas yaitu Capital Asset
Pricing Model (CAPM).
sistematis. Risiko sistematis yaitu risiko
yang sensitif terhadap perubahan return
pasar.
Contoh Pemilihan Portofolio
Pengamatan dilakukan terhadap harga saham bulanan pada ketiga perusahaan tersebut, yaitu PT. Bentoel Internasional
Investama Tbk., PT. Gudang Garam Tbk. dan PT. HM Sampoerna Tbk. Adapun data yang dipergunakan adalah data harga
penutupan saham bulanan (close) selama periode Maret 2016– Maret 2019. Langkah-langkah penyelesaian pembentukan
portofolio dengan metode Portofolio Markowitz adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama adalah dengan menghitung return (tingkat keuntungan) saham bulanan masing-masing sekuritas.
2. Setelah mengetahui return (tingkat keuntungan) saham bulanan, selanjutunya mencari expected return (tingkat keuntungan yang
diharapkan) dari masing-masing sekuritas.
3. Lalu menghitung risiko (standar deviasi dan varians) dari masing-masing sekuritas untuk mengetahui risiko dari masing-masing
sekuritas.
4. Sebelum melakukan pembentukan portofolio, sebaiknya menghitung koefisien korelasi terlebih dulu agar dapat diketahui hubungan
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
5. Setelah mengetahui keeratan hubungan antar variabel, langkah selanjutnya adalah menghitung expected return (tingkat
keuntungan) dari portofolio.
6. Kemudian yang terakhir adalah menghitung risiko (standar deviasi) dari portofolio yang telah dibentuk.
Perhitungan Return, Expected Return dan Risiko
Investasi tiap Sekuritas
Tabel 1
Return (Tingkat Keuntungan Saham) periode Maret 2016– Maret 2019
Pada tabel 1 diketahui tingkat keuntungan saham (return) selama periode 2016– Maret 2019 pada
sekuritas GGRM menghasilkan return -0,43915. Artinya bahwa PT. Gudang Garam Tbk. mengalami
kerugian selama periode Maret 2016– Maret 2019. Sedangkan tingkat keuntungan saham (return)
tertinggi diperoleh PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. sebesar 4,53%.
Sekuritas Return
RMBA 1,63123
GGRM -0,43915
HMSP 0.41331
Perhitungan Return, Expected Return dan Risiko
Investasi tiap Sekuritas
Tabel 2
Expected Return E (Ri) tiap perusahaan
Hasil perhitungan pada tabel 2 menunjukkan bahwa PT. Gudang Garam
Tbk. menghasilkan expected return terendah sebesar -1,22%. Sedangkan
PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. tetap menghasilkan
expected return tertinggi sebesar 4,53%.
varians
RMBA GGRM HMSP
0,02206759 0,007393656 0,008758593
Standar deviasi
0,148551641 0,08598637 0,093587357
Perhitungan Return, Expected Return dan Risiko
Investasi tiap Sekuritas
Proporsi dana
E (Rp) SD
RMBA GGRM HMSP
70 15 15 3,161 10,54
30 10 60 1,927 7,29
45 10 45 2,435 7,87
50 20 30 2,366 8,24
20 60 20 0,404 7,09
Berdasarkan hasil dari perhitungan Expected Return Portofolio (tingkat keuntungan
yang diharapkan dari tiap portofolio) dan Standar Deviasi (Risiko dari portofolio) dapat
diketahui bahwa:
a. Proporsi dana pada Portofolio pertama dengan kombinasi 70% RMBA – 15%
GGRM – 15% HMSP diperoleh hasil expected return portofolio sebesar 3,161%
dan standar deviasi portofolio sebesar 10,54%.
b. Proporsi dana pada Portofolio kedua dengan kombinasi 30% RMBA – 10% GGRM
– 60% HMSP diperoleh expected return portofolio sebesar 1,927% dan standar
deviasi portofolio sebesar 7,29%.
c. Proporsi dana pada Portofolio ketiga dengan kombinasi 45% RMBA – 10% GGRM
– 45% HMSP diperoleh expected return portofolio sebesar 2,435% dan standar
deviasi portofolio sebesar 7,87%.
d. Proporsi dana pada Portofolio keempat dengan kombinasi 50% RMBA – 20%
GGRM – 30% HMSP diperoleh expected return portofolio sebesar 2,366% dan
standar deviasi portofolio sebesar 8,24%.
e. Proporsi dana pada Portofolio kelima dengan kombinasi 20% RMBA – 60% GGRM
– 20% HMSP diperoleh expected return portofolio sebesar 0,404% dan standar
deviasi portofolio sebesar 7,09%.
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan analisa yang
dilakukan mengenai analisis pembentukan portofolio
pada tiga perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yaitu PT. Bentoel Internasional Investama
Tbk., PT. Gudang Garam Tbk., dan PT. HM Sampoerna
Tbk. selama periode Maret 2016 sampai dengan Maret
2019 (3 tahun) dengan menggunakan Model Markowitz,
dapat dilihat bahwa pembentukan portofolio dari ketiga
sekuritas perusahaan tersebut sudah cukup efisien
karena hasil dari perhitungan tingkat keuntungan yang
diharapkan (expected return) dari masing-masing
portofolio tersebut memiliki nilai positif serta dengan
tingkat risiko yang seimbang dengan tingkat
keuntungan yang diharapkannya.
Berdasarkan dari hasil perhitungan kelima
portofolio dengan proporsi dana yang berbeda, maka
yang lebih baik untuk dipilih salah satunya oleh investor
sebagai portofolio yang efisien yaitu:
Portofolio B dengan kombinasi dana 30%
RMBA–10% GGRM–60% HMSP. Portofolio B lebih baik
dibandingkan dengan portofolio E, karena dengan tingkat
risiko yang hampir sama, portofolio B mampu
memberikan keuntungan yang jauh lebih besar
dibandingkan potofolio E. Dimana portofolio B memiliki
tingkat risiko 7,29 mampu memberikan keuntungan
1,927, sedangkan portofolio E memiliki tingkat risiko 7,09
hanya mampu memberikan keuntungan 0,404. Jadi,
dengan asumsi investor adalah orang yang rasional,
maka investor tersebut akan memilih portofolio B