Anda di halaman 1dari 8

SENPIKA II (Seminar Nasional Pendidikan Matematika)

Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, 12 Oktober 2019

ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS SOAL HOTS MATEMATIKA


UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KELAS X

Muhammad Rizal1, Ahmad Rifky2, Arya Dharmawan Wijaya Kusuma3, Maulana Fatiehurrizqie
Arrasyid4, M. Zainul Arifin5, Chairil Faif Pasani6, Juhairiah7, Indah Budiarti8

1 – 8Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Lambung Magkurat


E-mail: muhammadrizal0799@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan validitas dan reliabilitas
soal HOTS matematika kelas X Sekolah Menengah Kejuruan. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian dimulai dari
mengembangkan kisi-kisi soal HOTS yang telah dibuat. Kemudian soal yang telah
dikembangkan di analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, efektivitas pengecoh.
Terdapat 2 kriteria untuk kevalidan soal, yaitu Validitas Isi yang didapat dari penilaian
oleh Teman Sejawat, Dosen, dan Guru; dan Validitas Empiris yang didapat dari hasil
uji coba soal ke subjek uji coba, yang dalam penelitian ini adalah 67 siswa dari kelas
XB dan XC di SMK ISFI Banjarmasin. Sama halnya dengan validitas empiris,
reliabilitas soal didapat dari hasil uji coba soal ke siswa sebagai subjek uji coba.
Adapun instrumen penelitian adalah angket validasi untuk penilaian Validitas Isi dari
Teman Sejawat, Dosen, dan Guru serta instrumen penilaian tes berupa 40 soal
HOTS matematika berbentuk soal pilihan ganda. Data hasil uji coba dianalisis
menggunakan software “Anates”. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dari 40
soal pilihan ganda yang dikembangkan 8 soal dinyatakan valid, dan reliabilitas soal
terkategori lemah.

Kata kunci: Validitas dan Reliabilitas, HOTS, Sekolah Menengah Kejuruan

PENDAHULUAN matematika agar dapat dipraktekkan hasil


Belajar adalah suatu perubahan belajar tersebut dalam kehidupan sehari-hari
yang relatif permanen dalam perubahan disebut pembelajaran matematika (Abdur-
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau rahman, 2003).
latihan yang diperkuat. Belajar merupakan Pembelajaran matematika pada
akibat adanya interaksi antara stimulus dan abad 21 mempunyai tujuan untuk memben-
respon (Marlina, 2018). Seseorang dianggap tuk karakteristik 4C siswa, yaitu Commu-
telah belajar sesuatu jika dia dapat menun- nication, Collaboration, Critical Thinking and
jukkan adanya perubahan perilaku dari yang Problem Solving, and Creativity and Inno-
tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa vation. Hal ini selaras dengan hasil penelitian
menjadi bisa. Kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan oleh lebih dari 250 peneliti
yang mempelajari ilmu matematika dengan dari 60 institusi dunia yang tergabung dalam
tujuan untuk membangun pengetahuan ATC21S (Assesment & Teaching of 21st

135
ISBN. 978 – 623 – 7533 – 11 – 5

Century Skills) mengelompokkan kecakapan tepat. Sedangkan sejauh mana hasil ukur itu
abad 21 dalam 4 kategori, salah satunya dapat dipercaya atau tidak dipercaya dapat
adalah cara kemampuan berpikir kreatif disebut dengan Reliabilitas.
(Arifin, 2017). Menurut Sugiono (2005), reliabilitas
Kemampuan berpikir kreatif meru- adalah serangkaian pengukuran atau
pakan kemampuan yang berhubungan serangkaian alat ukur yang mempunyai
dengan kreativitas dalam memecahkan kekonsistensian bila pengukuran yang dila-
masalah dari sisi yang berbeda, dapat kukan dengan alat ukur itu dilakukan secara
mengembangkan penyelesaian dari suatu berulang.
masalah, dan terbuka pada berbagai ide Berdasarkan hal-hal yang sudah
(Meika, 2017). Salah satu kemampuan ber- disampaikan diatas, penulis tertarik untuk
pikir kreatif yang diperlukan dalam peme- meneliti dan menganalisis instrumen peni-
cahan masalah matematis adalah kemam- laian dengan tingkatan HOTS yang berjudul
puan berpikir tingkat tinggi atau High Order “Analisis Butir Soal HOTS Matematika untuk
Thinking Skills (HOTS). Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kelas X.
High Order Thinking Skills (HOTS) Dalam pembuatan soal HOTS matematika
merupakan suatu proses berpikir siswa untuk siswa SMK kelas X, peneliti memilih
dalam level kognitif yang lebih tinggi yang materi semester 2 karena untuk mengetahui
dikembangkan agar dapat memenuhi pem- sejauh mana siswa sudah memahami materi
belajaran matematika abad 21 (Saputra, yang baru saja dipelajarinya.
2016:91). HOTS dikembangkan pada siswa
SMK kelas X untuk mengukur tingkat kognitif METODE PENELITIAN
siswa. Oleh karena itu, diperlukan adanya Jenis penelitian ini adalah penelitian
suatu alat untuk mengukur tingkatan kognitif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penel-
instrumen penilaian untuk mengukur HOTS itian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
siswa. kemampuan siswa (Arifin, 2017). Ada bebe-
Menurut Permendikbud No. 104 rapa tahapan dalam penelitian ini, yaitu
tahun 2014, Instrumen penilaian adalah alat Pengembangan kisi-kisi, Pengumpulan data,
yang digunakan untuk memenuhi tujuan dan Analisis data.
pembelajaran seperti tes dan penilaian Pengembangan kisi-kisi dimulai
sikap. Instrumen penilaian yang digunakan dengan membuat soal HOTS matematika.
kepada peserta didik berupa tes, observasi, Menurut Kemendikbud (2017) terdapat lang-
dan pemberian tugas. Dalam pengem- kah-langkah dalam penyusunan soal-soal
bangan instrumen penilaian berupa tes, ada HOTS antara lain: 1. Menganalisis Kompe-
beberapa hal yang perlu diperhatikan, dian- tensi Dasar (KD) yang dapat dibuat soal-soal
taranya validitas dan reliabilitas. HOTS; 2. Menyusun kisi-kisi soal; 3. Memilih
Validitas berasal dari kata Validity stimulus yang menarik dan kontekstual; 4.
yang artinya sejauh mana ketepatan dan Menulis butir pertanyaan yang sesuai
kecermatan suatu instumen penilaian atau- dengan kisi-kisi soal; 5. Membuat pedoman
pun pengukur tes dalam melaksanakan penskoran (rubrik) atau kunci jawaban.
fungsi ukurnya (Azwar, 1987: 173). Suatu tes Pada pembuatan soal, terdapat
dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi materi-materi yang dipilih diantaranya:
apabila alat ukur yang digunakan tersebut Koordinat Kartesius dan Koordinat Kutub;
menjalankan fungsi ukur dan hasil secara Sudut-sudut berelasi; Trigonometri; Bunga

136
SENPIKA II (Seminar Nasional Pendidikan Matematika)
Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, 12 Oktober 2019

tunggal dan Bunga majemuk. Setelah itu Teknik analisis data pada penelitian
soal-soal yang telah dibuat dilakukan uji itu menggunakan “Anates” untuk mengetahui
validitas isi. Validitas isi adalah uji yang data statistik validitas, reliabilitas, daya
digunakan untuk menilai sejauh mana pembeda, tingkat kesukaran soal, serta
ketepatan dan kecermatan soal tersebut efektivitas pengecoh memasukkan soal-soal
dikatakan soal HOTS yang dilakukan oleh tersebut, pilihan jawaban, kunci jawaban,
validator-validator, seperti Teman sejawat, serta jawaban-jawaban siswa saat uji coba
Dosen, dan Guru. Hasil akhir dari validitas isi soal.
yaitu penilaian terhadap kelayakan isi soal Korelasi Product Moment (KPM)
tersebut merupakan alat uji statistik yang digunakan
Kemudian, setelah di uji kelayakan untuk menguji hipotesis asosiatif (uji
oleh beberapa validator tersebut, selanjutnya hubungan) dua variabel bila datanya ber-
masuk tahap revisi soal. Revisi soal tersebut skala interval atau rasio. KPM dikembangkan
berupa penyesuaian KD terhadap soal yang oleh Karl Pearson (Hasan, 1999).
dibuat dan perbaikan pada karakteristik soal KPM sebagai salah satu statistik
yang belum mencapai tingkatan minimal soal inferensia adalah untuk menguji kemampuan
HOTS, yaitu C4 (Analisis). generalisasi (signifikasi) hasil penelitian.
Pada tahap akhir dari pengem- Adapun syarat untuk bisa menggunakan
bangan kisi-kisi, dilakukanlah uji coba soal KPm selain syarat menggunakan statistik
ke kelompok besar dengan subjek uji coba parameteris, juga ada persyaratan lain, yaitu
soal kepada 67 siswa Kelas XB dan XC SMK variabel independen (X) dan variabel (Y)
ISFI Banjarmasin. Teknik pengumpulan data harus berada pada skala interval atau rasio.
yang digunakan untuk uji coba soal tersebut Pengujian korelasi dilakukan
berupa angket terbuka dan tes. dengan membandingkan antara korelasi
Angket terbuka merupakan angket hitung 𝑟𝑥𝑦 dengan 𝑟 tabel. Pada korelasi
yang memberi kesempatan penuh kepada positif, apabila 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟 tabel maka dapat
siswa untuk memberikan jawaban dari disimpulkan bahwa nilai xy mempunyai
sejumlah pertanyaan yang dianggap benar, korelasi positif yang signifikan atau bisa
dan angket tersebut berupa tes tertulis. Tes disebut soal tersebut adalah valid.
tertulis pada penelitian ini menggunakan soal Purwanto (2011) menjelaskan bah-
pilihan ganda sebanyak 40 soal yang wa metode pengujian reliabilitas dibedakan
selanjutnya digunakan untuk menganalisis menjadi dua kelompok, yaitu external
data. stability dan internal consistency.

Tabel 1. Intepretasi Nilai Koefisien relasi


Nilai 𝒓𝒙𝒚 Kriteria
0,80 − 1,00 Sangat tinggi
0,60 − 0,80 Tinggi
0,40 − 0,60 Cukup
0,20 − 0,40 Rendah
0 − 0,20 Sangat Rendah

137
ISBN. 978 – 623 – 7533 – 11 – 5

Berdasarkan pembagian tersebut, metode dari seluruh siswa. Rumus yang dipakai
yang dipakai pada penelitian ini untuk dalam menentukan daya pembeda sebagai
menguji reliabilitas yaitu metode internal berikut:
consistency. Adapun jenis dari metode yang
digunakan menggunakan Alpha Cronbach. 𝑆𝐴 − 𝑆𝐵
𝐷𝑃 =
Adapun rumus yang digunakan yaitu: 𝐼𝐴
Keterangan:
𝑛 𝑠𝑖 2 𝑆𝐴 = Jumlah skor kelompok atas pada soal
𝑟11 = [ ] [1 − ]
𝑛+1 𝑠𝑡 2 yang dibuat
(Purwanto, 2011) 𝑆𝐵 = Jumlah skor kelompok bawah pada
Keterangan: soal yang dibuat
𝑛 = Jumlah butir soal 𝐼𝐴 = Jumlah skor maksimal kelompok atas
𝑠𝑖 2 = Jumlah varians skor soal Pada butir soal yang dibuat
𝑠𝑡 2 = Varians skor total
Intepretasi daya pembeda mengacu pada
2
(∑ 𝑋) pendapat Guildford dalam Jihad & Haris
∑𝑋 −
𝑠𝑖 2 = 𝑛 (2009) yang disajikan dalam tabel 3
𝑛
Tabel 3. Intepretasi Daya Pembeda
Intepretasi nilai reliabilitas mengacu pada Nilai Daya Kriteria Keterangan
pendapat Guildford dalam Jihad & Haris Pembeda
(2009) yang disajikan dalam tabel 2. ≥ 0,4 Baik Tetap
Mungkin
Tabel 2. Intepretasi Nilai Reliabilitas 0,30 − 0,39 Cukup perlu
Nilai 𝒓𝟏𝟏 Kriteria Revisi
0,80 − 1,00 Sangat tinggi Harus
0,20 − 0,29 Jelek
0,60 − 0,80 Tinggi direvisi
Harus
0,40 − 0,60 Sedang ≤ 0,19 Sangat jelek
diganti
0,20 − 0,40 Rendah
0 − 0,20 Sangat Rendah
Tingkat kesukaran (TK) soal tiap masing-
masing butir soal dihitung dengan menggu-
Menurut Arifin (2016:273), semakin nakan rumus:
tinggi koefisien daya pembeda suatu butir
soal, semakin mampu butir soal tersebut 𝑆𝐴 − 𝑆𝐵
membedakan antara siswa yang menguasai 𝑇𝐾 =
𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠
materi dengan siswa yang kurang mengua- Keterangan:
sai kemampuan materi. 𝑇𝐾 = Tingkat Kesukaran
Untuk menghitung daya pembeda, 𝑆𝐴 = Jumlah Skor kelompok atas
siswa-siswa diurutkan dalam peringkat dan 𝑆𝐵 = Jumlah Skor Kelompol Bawah
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu 𝑛 = Jumlah seluruh siswa
kelompok atas yang terdiri dari 50% siswa
yang mendapatkan skor tertinggi dari seluruh Kriteria tingkat kesukaran mengacu pada
siswa, dan kelompok bawah yang terdiri dari pendapat Sudjana dalam Jihad & Haris
50% siswa yang mendapatkan skor rendah (2008: 182) yang disajikan dalam tabel 4.

138
SENPIKA II (Seminar Nasional Pendidikan Matematika)
Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, 12 Oktober 2019

Tabel 4. Intepretasi Tingkat Kesukaran Dasar dan soal, urutan pilihan ganda yang
Nilai tingkat Kriteria seharusnya nilainya dari kecil ke besar atau
kesukaran sebaliknya, penulisan tanda titik yang benar
0 − 0,15 Sangat Sukar di akhir pertanyaan, dan mengenai Ejaan
0,16 − 0,30 Sukar Yang Disempurnakan (EYD) atau penggu-
0,31 − 0,70 Sedang naan kalimat Tanya yang benar untuk soal
0,71 − 1,00 Mudah pilihan ganda. Setelah dikoreksi oleh teman
sejawat yang lain, dilakukanlah revisi soal
Penilaian terhadap Efektivitas pengecoh, dan pembuatan lembar soal. Kemudian,
dapat diketahui dari indeks pengecoh yang dilakukan validasi oleh dosen pembimbing,
dihitung dengan rumus: ada beberapa koreksi dari dosen pembim-
bing, seperti tata letak soal di lembar soal,
𝑰𝑷 = 𝑷 × 𝟏𝟎𝟎% (𝑵 − 𝑩)(𝒏 − 𝟏) EYD, tingkat kesulitan soal dan pilihan
Keterangan: pengecohnya agar lebih disempurnakan
𝑰𝑷 = Indeks pengecoh serta kunci jawaban tidak membentuk pola
𝑷 = Jumlah siswa yang memilih pengecoh tertentu.
𝑵 = Jumlah peserta didik yang ikut tes Terakhir, peneliti berkonsultasi
𝑩 = Jumlah siswa yang menjawab benar dengan ibu guru matematika SMK ISFI kelas
X untuk menyesuaikan materi yang akan
pada setiap soal
diujikan, ternyata ada beberapa materi dari
𝒏 = Jumlah alternatif jawaban
soal yang kami buat tidak masuk materi
sehingga dilakukanlah revisi kembali pada
Adapun kriteria Indeks pengecoh bisa dilihat
beberapa soal. Berdasarkan hasil validasi isi
pada tabel 5
tersebut dengan beberapa kali revisi,
akhirnya didapat 40 soal HOTS yang akan di
Tabel 5. Intepretasi Indeks Pengecoh
uji coba ke SMK ISFI Banjarmasin kelas XB
Nilai Indeks
Kriteria dan XC.
Pengecoh
76% − 125% Sangat Baik
Validitas Empiris
51% − 75% Baik
Berdasarkan hasil analisis butir soal
26% − 50% Kurang Baik
didapatkan soal yang valid berjumlah 8 butir
0% − 25% Jelek soal (20%) dan soal yang tidak valid berjum-
> 200% Sangat jelek lah 32 soal (80%).

HASIL DAN PEMBAHASAN


20%
Validitas Isi
Awalnya soal yang dibuat ada 40 80%
soal pilihan ganda. Setelah selesai dibuat,
peneliti melakukan validasi soal oleh teman
sejawat lainnya. Ada beberapa soal yang Valid Tidak Valid
harus diperbaiki mengenai kesesuaian
antara Standar Kompetensi, dan Kompetensi Gambar 1. Distribusi Validitas
Dasar, Kesesuaian antara Kompetensi

139
ISBN. 978 – 623 – 7533 – 11 – 5

Berdasarkan data dari gambar di jika skor amatan mempunyai korelasi yang
atas maka dapat diketahui terdapat 8 butir tinggi dengan skor yang sebenarnya. Selan-
soal yang dinyatakan valid atau sebesar jutnya dinyatakan bahwa reliabilitas merupa-
20% dengan nilai korelasi (𝑟𝑥𝑦 ) lebih dari kan koefisien korelasi antara dua skor
0,304 (nilai 𝑟 tabel dengan taraf signifikansi amatan yang diperoleh dari hasil pengukuran
25%) dari soal keseluruhan yang berjumlah menggunakan tes yang paralel.
40 butir soal karena memiliki nilai 𝑟 hitung >
0, 30. Sedangkan butir soal lainnya Daya Pembeda
dinyatakan tidak valid karena mempunyai Berdasarkan hasil analisis butir soal
nilai 𝑟 hitung < 0, 30. Menurut Sugiyono, didapatkan daya pembeda yang disajikan
(2009) bahwa item yang mempunyai korelasi pada gambar 2.
positif dengan skor total serta korelasi yang
tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut 3%
memiliki validitas yang tinggi pula. Pada hasil
10% Baik
analisis diperoleh nilai korelasi untuk 8 soal
yang valid tersebut mempunyai korelasi Cukup
45%
(lebih dari 0.34, Biasanya syarat minimum 42% Jelek
untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika Sangat Jelek
nilai 𝑟 = 0,30 . Maka dapat disimpulkan
bahwa soal HOTS matematika dengan
materi Koordinat Kartesius dan Koordinat Gambar 2. Distribusi Daya Pembeda
Kutub; Sudut-Sudut Berelasi; Trigonometri;
Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk di SMK Berdasarkan gambar diatas, hasil
ISFI Banjarmasin kelas XB dan XC Semes- analisis butir soal diperoleh daya pembeda,
ter genap tergolong soal yang kurang ber- yaitu daya pembeda baik berjumlah 4 soal
kualitas dilihat dari hasil validitasnya yang (10%), soal dengan daya pembeda cukup
hanya menunjukkan 20% soal yang valid. berjumlah 17 soal (42,5%), soal dengan
daya pembeda jelek berjumlah 18 soal
Reliabilitas (45%) sedangkan soal dengan daya
Berdasarkan Hasil analisis butir pembeda jelek ada 1 soal (2,5%).
soal didapat bahwa soal tersebut memiliki Berdasarkan uraian tersebut (dapat
nilai 𝑟11 = 0,40 . Artinya nilai reliabilitas disimpulkan bahwa soal HOTS matematika
soal termasuk kategori lemah. Soal hanya yang dibuat untuk uji coba di SMK ISFI
memiliki reliabilitas yang lemah karena Banjarmasin kelas XB dan XC merupakan
masih kurangnya pengembangan Pembela- soal yang kurang baik. Daya pembeda soal
jaran dengan tingkatan HOTS di sekolah bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas
sehingga ketika dilakukan uji soal HOTS, soal berdasarkan data empiris dan analisis
hanya sedikit siswa yang mampu menye- butir. Indeks daya pembeda dapat menun-
lesaikan soal-soal tersebut yang mana hal jukkan bahwa apakah soal tersebut baik dan
tersebut berpengaruh pada kevalidan soal. diterima, harus direvisi atau harus diganti.
Hasil ini belum sesuai dengan kajian teori Dari Hasil penelitian tersebut, dapat dikata-
Allen & Yen (1979: 62) dalam penelitian kan bahwa sebagian besar soal berada
THEOREMs (The Original of Mathematcs) dalam kategori daya pembeda yang jelek.
menyatakan bahwa tes dikatakan reliabel Hal itu karena rata-rata siswa yang memper-

140
SENPIKA II (Seminar Nasional Pendidikan Matematika)
Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, 12 Oktober 2019

oleh jawaban tertinggi tidak lebih dari 50% dan 11 soal lainnya berada pada tingkat
soal dijawab dengan benar, sehingga berpe- sangat sukar (27,5%). Menurut Widana
ngruh pada jumlah soal benar pada kelom- dalam Modul: Penyusunan soal Higher
pok atas (50% siswa dengan skor tertinggi). Order Thinking Skills (2017) menjelas-
kan bahwa salah satu karakteristik dari
Tingkat Kesukaran soal HOTS adalah menggunakan
Berdasarkan hasil analisis butir soal stimulus yang menarik dan kontekstual
didapatlah tingkat kesukaran yang di repre- sehingga harus direvisi untuk memenuhi
sentatifkan pada gambar 3. kriteria soal yang baik sesuai saran
tersebut dan mengacu kembali kepada
saran ahli agar tingkat kesukaran soal
lebih berimbang.
Sedang
27.50% 22.50%
Sukar Efektvitas Pengecoh
50% Sangat Sukar Berdasarkan hasil analisis butir soal
didapatlah tingkat kesukaran yang di repre-
sentatifkan pada Tabel 6.
Gambar 3. Distribusi Tingkat Kesukaran
Berdasarkan tabel tersebut dapat
dilihat bahwa efektivitas pengecoh sebenar-
Berdasarkan gambar diatas, dapat
nya termasuk pada kategori yang berkualitas
disimpulkan bahwa hasil uji coba soal HOTS
baik, namun siswa banyak menjawab perta-
di SMK ISFI Banjarmasin kelas XB dan XC
nyaan-pertanyaan tersebut dengan salah,
pada tahun ajaran 2018/2019 merupakan
sehingga perlu adanya pembekalan lebih
bentuk soal yang sukar maka dapat diketa-
lanjut lagi terhadap materi yang diajarkan
hui bahwa 9 soal berada pada bentuk soal
dan pengembangan HOTS yang diterapkan
yang sukar karena 20 soal berada pada
di sekolah.
tingkat sukar (50%), sedangkan sisanya 9
soal berada pada tingkat sedang (22,5%),

Tabel 6. Efektivitas Pengecoh


∑ A B C D E
Sangat Baik 13 11 15 10 7
Baik 19 24 25 24 17
Kurang 6 5 0 5 9
Buruk 3 0 0 1 5
Sangat Buruk 0 0 0 0 2

PENUTUP 1) Dari 40 soal HOTS yang dibuat, hanya


Berdasarkan hasil penelitian dan 8 soal yang dinyatakan valid, dan 32
pembahasan diatas, dapat ditarik kesim- sisanya dinyatakan tidak valid.
pulan sebagai berikut: 2) Reliabilitas soal berada pada kategori
lemah

141
ISBN. 978 – 623 – 7533 – 11 – 5

3) Sebanyak 18 soal memiliki daya Negeri 2 Banyudono Tahun Pelajaran


pembeda yang jelek sehingga harus 2013/2014.
dilakukan revisi kembali soal tersebut. Jihad, Asep & Haris, Abdul. (2009). Evaluasi
4) 50% soal berada pada tingkatan yang Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
sukar. Press
5) Efektivitas pengecoh terkategori baik Kemendikbud. 2017. Modul Penyusunan
dalam penyusunan pilihan jawaban. Soal Higher Thinking Skill (HOTS).
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA
Saran dari peneliti dan pelaksana Ditjen Pendidikan Dasar dan
kedepannya agar dalam pelaksanaan uji Menengah.
coba soal lebih baik lagi, diantaranya: Marlina, Lenny. 2018. Insrumen Penilaian
1) Pihak penguji memperhatikan kembali Berbasis Lingkungan Lahan Basah
soal-soal yang disusun agar lebih Untuk Mengukur Higher Order
seimbang dalam pembagian tingkat Thinking Skills (HOTS) Siswa Kelas
kesukaran soal dan waktu pelaksa- XI MIPA di SMAN 7 Banjarmasin.
naannya lebih diperhatikan. EDU-MAT: Jurnal Pendidikan
2) Kepada pihak sekolah agar lebih Matematika, Volume 6, Nomor 2,
meningkatkan tingkat pemahaman Oktober 2018, hlm. 125 – 134
belajar dari yang terbiasa C2/C3 men- Permendikbud No. 104 Tahun 2014 Tentang
jadi minimal berpikir C4. Pedoman Penilaian kurikulum 2013:
Kemdikbud.
DAFTAR RUJUKAN Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar.
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Ruseffendi, E.T. (1998). Statistika dasar
Jakarta: Rineka Cipta. untuk Penelitian Pendidikan. Ban-
Alfendo, M.Redo & M, Sudji. 2017. Analisis dung: IKIP Bandung Press
Kualitas Butir Soal Teori Kejuruan Saputra, Hatta. 2016. Pengembangan Mutu
Kelas X Teknik Pemesinan SMK Pendidikan Menuju Era Global:
Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Vol. 5, Penguatan Mutu Pembelajaran
No. 3 dengan Penerapan HOTS (High
Arifin, Zaenal. 2017. Mengembangkan Order Thinking Skills). Bandung:
Instrumen Pengukur Critical Thinking SMILE’s Publishing
Skills Siswa Pada Pembelajaran Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Matematika Abad 21. Jurnal Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
THEOREMS. Vol.1 No. 2, Januari Bandung: Alfabeta
2017 hal. 92-100. Widana, I Wayan. 2017. Modul: Penyusunan
Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan soal Higher Order Thinking Skills.
Pengukurannya. Liberty: Yogyakarta, Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA,
1988. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
Handayani, Herika Ambar Tri. 2014. Validitas dan Menengah dan Departemen
dan Reliabilitas Soal Tengah Pendidikan dan Kebudayaan.
Semester Genap Kaitannya Dengan
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Bahasa Indonesia Kelas VIII A SMP

142

Anda mungkin juga menyukai