Pengertian assesmen menurut jurnal Visi Ilmu Pendidikan dengan judul Assesmen

Pembelajaran Berbasis Portofolio di Sekolah assesmen menurut Asmawi Zainul dan Agus
Mulyana (2007: 7) bahwa, asesmen (penilaian) adalah memberikan nilai tentang kualitas
sesuatu. Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi lebih
diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh sesuatu proses atau
suatu hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program. Hal senada dikemukakan oleh Nana
Sudjana (1990: 3) asesmen atau penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai
kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Pengertian pengukuran menurut jurnal Education and Development dengan judul Pengaruh
Penguasaan Pengukuran Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Besaran dan
Satuan menurut Harun Rasyid (2008:9) bahwa "pengukuran adalah suatu proses pemberian
angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang,hal atau objek
tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Sedangkan menurut Arkundato 2008:1.3)
bahwa pengukuran merupakan proses mengukur suatu besaran, yaitu membandingkan nilai
besaran yang sedang kita ukur dengan besaran lain sejenis yang dipakai sebagai acuan.

Menurut jurnal pendidikan dan kebudayaan yang ditulis oleh Ida Kintamani (2015:1)
indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda
perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik. Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk
menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan sebagai tolak ukur penguasaan pembelajaran.

Menurut Sugiyono(2012:207), deskriptor atau analisis deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Deskriptor
penilaian terdiri dari, deskriptif Tangibel (X1), deskriptif reliability (X2), deskriptif
responsiveness (X3), deskriptif assurance (X4), deskriptif empathy (X5), deskriptif Kepuasan
(X6), deskriptif loyalitas pelanggan (Y).

Fungsi dan tujuan tes menurut jurnal Swarnabhumi dengan judul Survei Tingkat Kemampun
Siswa dalam Mengerjakan Tes Berbentuk Jawaban Singkat (Short Answer Test) pada Mata
Pelajaran IPS Terpadu (Geografi) Kelas VII di SMP Negeri 1 Mesuji Tahun Pelajaran
2015/2016. Fungsi dan tujuan tes menurut Nana Sudjana (2014) tujuan dan fungsi short
Answer Test adalah:
1. Menyusun soalnya relatif muda
2. Kecil kemungkinana siswa memberi jawaban dengan cara menebak
3. Menuntut siswa untuk dapat menjawab dengan singkat dan tepat
4. Hasil penilainnya cukup objektif

Fungsi dan tujuan non test menurut Jurnal Penndidikan dan Ilmu Sosial dengan judul
Penggunaan Evaluasi Non-Test dan Kesulitannya di SDN Gempol Sari. Tujuan non test
menurut (Sudijono, 2009) adalah mengevaluasi hasil belajar siswa dari segi ranah sikap
(affective domain) dan ranah keterampilan (psychomotoric domain)". Sedangkan menurut
(Hamzah B.Uno, 2013) juga menerangkan bahwa instrumen nontes pada umumnya
digunakan dalam beberapa teknik penilaian, yaitur: (a) penilaian unjuk kerja, (b) penilaian
produk, (c) penilaian proyek, (d) potofolio, dan (e) skala sikap. Sependapat dengan Widiyoko
dalam Maulia (2013) teknik evaluasi non tes biasanya digunakan untuk mengukur hasil
belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat
dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik. Dari beberapa pengertian evaluasi non tes adalah
penilaian untuk mengetahui hasil belajar dari segi ranah sikap peserta didik tersebut dengan
teknik penilaian non tes yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian produk, penilaian proyek,
potofolio, dan skala sikap.

Penilaian test dan nontest menurut Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial dengan judul Penggunaan
Evaluasi Non Test dan Hambatannya dalam Pembelajaran di SDS Sari Putra Jakarta Barat.
Penilaian tes yang digunakan misalnya seperti tes uraian atau tes subjektif dan tes objektif.
Sedangkan alat-alat penilaian non tes yang digunakan seperti observasi kepada peserta didik,
wawancara dengan peserta didik dan orang tua peserta didik, melakukan penilaian portofolio,
penilaian diri, serta penilaian antar teman. Penelian tersebut dilakukan oleh guru kelas untuk
mengetahui hasil belajar siswa yang biasanya digunakan untuk mengukur ranah afektif dan
psikomotorik pada peserta didik.
CASE METHODS
Kelompok 1 : Kompetensi Knowledge

Penyajian Kasus : Kajian jurnal internasional Physical review physics education research

Judul Jurnal : Assessment of representational competence in kinematics

Kasus : Pengembangan inventarisasi KiRC sebagai isntrumen penilaian untuk menyelidiki

pemahaman siswa dan penanganan beberapa representasi dalam kinematika.

Pemecahan kasus :
1. Pencarian data : data diperoleh dari penelitian secara langsung terhadap siswa yang
mempelajari materi kinematika disekolah
2. Pengajuan gagasan : tujuan pengembangan inventaris KiRC adalah untuk
menyediakan instrumen untuk mengukur perubahan kompetensi representasional
untuk mengacu pada berbagai bentuk konsep fisika tertentu diungkapkan,
didemonstrasikan, digambarkan,dan dikomunikasikan seperti melalui kata-kata,
gambar, grafik, dan lainnya
3. Validasi : Validitas diperiksa dengan wawancara dan dengan membandingkan KiRC
dengan tindakan terkait nilai kesukaran item, dan konsistensi.
4. Perumusan solusi : solusi dalam pemecahan kasus ini melalui perancangan kursus
pengantar mekanik berbasis kalkulus standar, dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan ganda (MC) dan beberapa pernyataan benar salah (MTF) yang melibatkan
berbagai format representasional, seperti grafik, gambar, dan ekspresi formal
(matematis). Selanjutnya, siswa akan mengungkapkan keyakinan jawaban mereka
untuk item yang dipilih.
5. Penulisan hasil kerja : dari solusi di atas, hasil dari pengembangan inventaris KiRc
dinilai dalam sampel validasi (pre- dan post-test, N 83 dan N 46).