Anda di halaman 1dari 12

Proses Permesinan

Proses permesinan (Machining process) merupakan proses pembentukan suatu produk


dengan pemotongan dan menggunakan mesin perkakas. Umumnya, benda kerja yang di
gunakan berasal dari proses sebelumnya, seperti proses penuangan (Casting) dan proses
pembentukan (Metal Forging). Proses permesinan ini berdasarkan bentuk alat potong dapat
di bagi menjadi 2 tipe, yaitu :

1. Bermata potong tunggal (single point cutting tools)


2. Bermata potong jamak (multiple points cuttings tools)
Secara umum, gerakan pahat pada proses permesinan terdapat 2 tipe yaitu : gerak makan
(feeding movement) dan gerak potong (cutting movements). Sehingga berdasarkan proses
gerak potong dan gerak makannya, proses permesinan dapat di bagi menjadi beberapa tipe,
antara lain :

1. Proses Bubut (Turning)


2. Proses (Knurling)
3. Prose Freis (Milling)
4. Proses Gurdi (Drilling)
5. Proses Bor (Boring)
6. Proses Sekrap (Planning, Shaping)
7. Proses pembuatan kantung (Slotting)
8. Proses Gergaji atau parut (Sawing, Broaching)
9. Proses (Hobbing)
10. Proses Gerinda (Grinding)
Proses permesinan akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi di
bidang manufaktur karena benda – benda (produk) yang dihasilkan juga
beragam.(Continued)
Dasar – Dasar Proses Permesinan

Proses permesinan atau machining (Diktat Lab Sistem Manufaktur, 2005)


adalah terminologi umum yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah proses
penghilangan material. Proses permesinan dibagi menjadi dua yakni :

1. Traditional Machining : turning, milling, drilling, grinding, dll.


2. Non-traditional machining: chemical machining, ECM, EDM, EBM, LBM, machining dari
material non-metallic.

Proses machining merupakan proses yang banyak digunakan untuk proses pembentukan
produk, hal ini dikarenakan proses permesinan memiliki keunggulan-keunggulan dibanding
proses pembentukan lainnya (casting, powder metallurgy,bulk deformation) yaitu:

1. Keragaman material kerja yang dapat diproses


* Hampir semua logam dapat dipotong
* Plastik dan plastik komposit juga dapat dipotong
* Ceramic sulit untuk dipotong (keras & getas)

1. Keragaman geometri potong

* Fitur standar: lubang, slot, step dll


* Fitur non-standar: tap hole, T slot

1. Keakuratan dimensi
1. Toleransi hingga ± 0.025mm
2. Permukaan potong yang baik
1. Kekasaran permukaan hingga 0.4 mm

Jenis- Jenis Proses Permesinan beserta prinsip kerjanya


Proses permesinan (Diktat Lab Sistem Manufaktur, 2005) merupakan proses manufaktur
dimana objek dibentuk dengan cara membuang atau meghilangkan sebagian material dari
benda kerjanya. Tujuan digunakan proses permesinan ialah untuk mendapatkan akurasi
dibandingkan proses-proses yang lain seperti proses pengecoran, pembentukan dan juga
untuk memberikan bentuk bagian dalam dari suatu objek tertentu. Adapun jenis-jenis
proses permesinan yang banyak dilakukan adalah: Proses bubut (turning), proses
menyekrap (shaping dan planing), proses pembuatan lubang (drilling), proses mengefreis
(milling), proses menggerinda (grinding), proses menggergaji (sawing), dan proses
memperbesar lubang (boring)

1. Proses Bubut (Turning)


Proses bubut (turning) merupakan proses produksi yang melibatkan bermacam-macam
mesin yang pada prinsipnya adalah pengurangan diameter dari benda kerja. Proses-proses
pengerjaan pada mesin bubut secara umum dikelompokkan menjadi dua yaitu: proses
pemotongan kasar dan pemotongan halus atau semi halus. Jenis mesin ini bermacam-
macam dan merupakan mesin perkakas yang paling banyak digunakan di dunia serta paling
banyak menghasilkan berbagai bentuk komponen-komponen sesuai peralatan. Pada mesin
ini, gerakan potong dilakukan oleh benda kerja dimana benda ini dijepit dan diputar oleh
spindel sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat dengan gerakan lurus. Pahat hanya
bergerak pada sumbu XY.

2. Proses Menyekrap ( Shaping dan Planning)


Pada proses permesinan ini hanya dapat memotong menurut garis lurus dengan jenis/tipe
pemotongan yang sama dan selalu memotong hanya dalam satu arah, sehingga langkah
balik merupakan langkah terbuang (waktu terbuang). Proses menyekrap menggunakan tool
yang lebih keras dari benda kerja.

a. Shaper

Shaper adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang memilki dimensi
relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan planer. Gerak potang pada mesin shaper
dilakukan oleh pahat yang melekat pada ram, sedangkan gerak makan dilakukan oleh benda
kerja (meja).

b. Planer

Planer adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang besar dan berat.
Gerak potong dilakukan oleh benda kerja, sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat.

3. Mesin Gurdi (Drilling Machine)

Pada mesin Gurdi pahat potong yang digunakan berupa twist drill yang terdiri dari dua atau
lebih pahat potong tunggal, sehingga dikelompokkan sebagai pahat bermata potong banyak.
Gerakan memotong dan memahat dilakukan oleh pahat.

4. Mesin Freis (Milling Machine)


Pada proses Freis, prinsip dasar yang digunakan adalah terlepasnya logam (geram) oleh
gerakan pahat yang berputar. Mesin ini dapat melakukan pekerjaan seperti memotong,
membuat roda gigi, menghaluskan permukaan, dan lain-lain. Prinsip kerja dari proses milling
adalah pemotongan benda kerja dengan menggunakan pahat bermata majemuk yang dapat
menghasilkan sejumlah geram. Benda kerja diletakkan di meja kerja kemudian, dipasang
pahat potong dan disetel kedalaman potongnya. Setelah itu, benda kerja didekatkan ke
pahat potong dengan pompa berulir, untuk melakukan gerak memakan sampai dihasilkan
benda kerja yang diinginkan.

5. Mesin Gerinda (Grinding Machine)

Prinsip kerja dari menggerinda adalah menggosok, menghaluskan dengan gesekan atau
mengasah, biasanya proses grinding digunakan untuk proses finishing pada proses
pengecoran. Mesin gerinda dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:

a. Face Grinding jenis serut (reciprocating table), biasanya digunakan untuk design sindle
vertikal, untuk roda gigi, dan untuk pengerjaan permukaan datar.

b. Face Grinding jenis meja kerja putar (rotating table) yang digunakn untuk pengerjaan
luar seperti memperbaiki cxetkan dan permukaan panjang.

c. Gerinda silindris ( Cylindrical Grinding ) gerinda ini digunakan untuk mengerinda


permukaan silindris, meskipun demikian pekerjaan tirus yang sederhana dapat juga
dikerjakan. Gerakan silindris dapat dikelompokkan menurut metode penyangga meja kerja,
yaitu gerinda dengan pusat dan gerinda tanpa pusat.

6. Gergaji (Sawing)

Mesin gergaji adalah suatu mesin yang sangat sederhana dan banyak digunakan untuk
memotong logam atau non logam.

7. Mesin pembesar lubang (Broaching)

Proses Broaching pada dasarnya hampir sama dengan proses gergaji, hanya berbeda pada
bentuk pahat potongnya. Jika pada mesin gergaji pemakan atau pemotong benda kerja oleh
satu sisi pahat, tetapi pada mesin broaching pada keseluruhan dari sisi pahat potong.

Prinsip Kerja Mesin Milling dan Turning


Menurut (kalpakjan,2005) proses permesinan yang akan digunakan dalam modul II kali ini,
lebih banyak mengenai mesin miling dan mesin turning. Berikut ini merupakan prinsip kerja
dari kedua mesin tersebut

* Prinsip Kerja Mesin Milling

Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh
sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu
transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.

Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk
memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan
pemotongan.Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah
dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan
pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai
kekerasan diatas kekerasan benda kerja.

* Prinsip Kerja Mesin Turning

Menurut (kalpakjan,2005) mesin ini mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi
sebagai pengubah bentuk dan ukuran benda kerja dengan cara menyayat benda tersebut
dengan suatu penyayat. Posisi benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat
diam, bergerak ke kanan, ke kiri searah dengan sumbu mesin menyayat benda kerja.

Mesin bubut mendapatkan dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V banyak dari motor
yang dipasang dibawah dari pengendali pada ssisi kepala tetap salah satu dari 27 kecepatan,
yang diatur dalam kemajuan geometris yang logis, dapat diperoleh. Dilengkapi dengan
pencekam dan rem listrik untuk start, menghentikan atau menyentakkan benda kerja.

Ekor tetap dari pembubut dapat disetel sepanjang bangku untuk menampung panjang stok
yang berbeda. Dilengkapi dengan pusat yang dikeraskan, yang dapat digerakkan masuk dan
keluar oleh penyetel roda dan dengan ulir pengencang di dasarnya yang digunakan untuk
menyetel penyebarisan pusatnya dan pembubutan tirus. Sekrup pengarah terletak agak
dibawah dan sejajar terhadap jalur bangku, memanjang dari kepala tetap sedemikian rupa
sehingga dapat diputar balik dan dihubungkan atau dilepas dari kereta luncur selama
operasi pemotongan. Ulir pengarah hanya untuk pemotongan ulir saja dan harus dipisahkan
kalau tidak dipakai untuk mempertahankan ketepatannya. Tepat dibawah ulir pengarah
terdapat batang hantaran.

Rakitan kereta luncur mencakup peletakan majemuk, sadel, pahat dan apron. Karena
mendukung dan memandu pahat potong maka harus kaku dan dikonstruksi dengan
ketepatan tinggi. Tersedia dua hantaran tangan untuk memandu pada gerakan arah
menyilang. Engkol tangan yang atas mengendalikan peletakan majemuk, dank arena
peletakannya dilengkapi denga busur derajat penyetel putaran, maka dapat ditempatkan
dalam berbagai kedudukan sudut untuk membuat tirus pendek. Roda tangan kedua
digunakan untuk menggerakkan kereta luncur disepanjang landasan, biasanya untuk
menarik kembali keduduka semula setelah ulir pengarah membawa sepanjang pemotongan.
Bagian dari kereta luncur yang menjulur di depan dari pembubut disebut apron. Pada
permukaan apron dipasangkan berbagai roda dan tuas kendali.

Jenis – Jenis Mesin Milling dan Turning


Mesin miling dan turning, dapat terbagi menjadi beberapa jenis atau macam proses. Jenis-
jenis dari proses milling dan turning antaralain dapat dijelaskan sebagai berikut.
* Jenis-jenis Mesin Miling

Ada 4 tipe dari mesin milling secara umum, yaitu :

1. Knee and column


Terdiri atas 2 bagian yaitu vertical spindle dimana benda kerja berputar pada meja
horizontal dan horisontal spindel yang kedudukan spindelnya terpasang mendatar pada
kepala mesin.
Spindle Head adalah bagian dari mesin miling yang berfungsi sebagai tempat untuk
memasang tool holder (arbor) dan memutar cutter untuk menyayat benda kerja.

2. Bed type

Digunakan untuk mengisi kebutuhan pengerjaan benda kerja yang berat dan besar (± 90-900
kg). Bed type memiliki ciri-ciri antaralain tanpa sandle sehingga gerak meja hanya horizontal,
spindle carrier dapat digerakkan naik turun, cutter dapat dilepas dan dipasang dengan
menyetel spacer.

3. Planer type

Memiliki prinsip kerja yaitu pahat potongan tidak diam, berputar dan bermata potong
banyak

Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang besar dan berat.

4. Special type
Special type sendiri terbagi atas 2 macam yaitu climb milling atau down milling

dengan prinsip kerja yaitu pada permukaan datar, pahat potong bergerak ke bawah
menembus material benda kerja, sehingga dimulai dengan pemotongan yang besar dan
diakhiri pada ketebalan geram nol. Sedangkan pada suatu pahat vertikal gaya putaran pahat
seakan-akan mendorong benda kerja ke arah gerak meja.

* Jenis-jenis Mesin Turning

Secara garis besarnya, maka mesin turning dapat diklasifikasikan menjadi 5 macam,

yaitu : Engine Lathe, Relieving Lathe, Facing Lathe (Vertikal Boring dan Turning
Machines), Turret Lathe, Automatic Lathe.

Masing-masing jenis mesin tersebut mempunyai guna dan tujuan tertentu, misalnya untuk
engine lathe, ditujukan untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat produksi kecil (job
order), sedangkan untuk produksi yang tinggi memakai automatic lathe. Engine lathe
merupakan turning konvensional sedangkan automatic lathe sudah terotomasi.
(www.geocities.com/hari_seputro/mesin_cnc)
PROSES PERMESINAN
Logam merupakan bahan baku yang digunakan secara luas untuk membuat mesin-
mesin hingga kebutuhan rumah tangga sehingga perkembangan dalam pengolahannya
terjadi secara kontiniu. perkembangan industri pengolahan logam menjadi perhatian yang
perlu disikapi secara positif dalam kegiatan akademis. Sehingga setiap ahli Teknik Industri
perlu membekali diri dengan pengetahuan pada proses pembentukan logam, pengoperasian
mesin dan perangkat lunak sehigga para praktikan memiliki pengetahuan dengan dasar-
dasar manufaktur logam.

PROSES BUBUT (Turning)

Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin


berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut. Prinsip dasarnya
dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau
bubut rata :

1. Dengan benda kerja yang berputar


2. Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool)
3. Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak
tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.

Proses bubut permukaan adalah proses bubut yang identik dengan proses bubut rata,
tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut tirus
(taper turning) sebenarnya identik dengan proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat
membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Demikian juga proses bubut
kontur, dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman potong, sehingga mengha-silkan
bentuk yang diinginkan. Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan
pahat bermata potong tunggal, tetapi proses bubut bermata potong jamak tetap termasuk
proses bubut juga, karena pada dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri. Selain itu
proses pengaturan (setting) pahatnya tetap dilakukan satu persatu. Gambar skematis Mesin
Bubut dan bagianbagiannya dijelaskan pada gambar berikut:

PARAMETER PADA MESIN BUBUT


Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar
spindel (speed), gerak makan (feed) dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor yang lain
seperti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki pengaruh yang cukup
besar, tetapi tiga parameter di atas adalah bagian yang bisa diatur oleh operator langsung
pada Mesin Bubut.
Kecepatan putar, n (speed), selalu dihubungkan dengan sumbu utama (spindel) dan
benda kerja. Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations per minute,
rpm). Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong (cutting
speed atau v) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/keliling benda kerja. Secara
sederhana kecepatan potong dapat digambarkan sebagai keliling benda kerja dikalikan
dengan kecepatan putar atau :

Di mana :
v = kecepatan potong (m/menit)
d = diameter benda kerja (mm)
n = putaran benda kerja (putaran/menit)

Dengan demikian kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja. Selain
kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja faktor bahan benda kerja dan
bahan pahat sangat menentukan harga kecepatan potong. Pada dasarnya pada waktu
proses bubut kecepatan potong ditentukan berdasarkan bahan benda kerja dan
pahat. Harga kecepatan potong sudah tertentu, misalnya untuk benda kerja Mild Steel
dengan pahat dari HSS, kecepatan potongnya antara 20 sampai 30 m/menit.
Gerak makan, f (feed), adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja
berputar satu kali (Gambar 6.4.), sehingga satuan f adalah mm/putaran. Gerak makan
ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk
pahat, dan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan. Gerak makan
biasanya ditentukan dalam hubungannya dengan kedalaman potong a. Gerak makan
tersebut berharga sekitar 1/3 sampai 1/20 a, atau sesuai dengan kehalusan permukaan yang
dikehendaki. Gambar Gerak makan (f) dan kedalaman potong (a).
Kedalaman potong a (depth of cut), adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang
dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang
belum terpotong. Ketika pahat memotong sedalam a, maka diameter benda kerja
akan Panjang permukaan benda kerja yang dilalui pahat setiap putaran. berkurang 2a,
karena bagian permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerja
yang berputar.

PROSES FRAIS

Proses pemesinan frais (milling) adalah proses penyayatan benda kerja menggunakan
alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi
potong yang banyak yang mengitari pisau ini bisa menghasilkan proses pemesinan
lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau
melengkung. Permukaan benda kerja bisa juga berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk.
Mesin yang digunakan untuk memegang benda kerja, memutar pisau, dan penyayatannya
disebut Mesin Frais (Milling Machine).

Proses frais dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis. Klasifikasi ini berdasarkan jenis
pisau, arah penyayatan, dan posisi relatif pisau terhadap benda kerja.

1. Frais Periperal (Slab Milling)

Proses frais ini disebut juga slab milling, permukaan yang difrais dihasilkan oleh gigi pisau
yang terletak pada permukaan luar badan alat potongnya. Sumbu dari putaran pisau
biasanya pada bidang yang sejajar dengan permukaan benda kerja yang disayat.

2. Frais Muka (Face Milling)

Pada frais muka, pisau dipasang pada spindel yang memiliki sumbu putar tegak lurus
terhadap permukaan benda kerja. Permukaan hasil proses frais dihasilkan dari hasil
penyayatan oleh ujung dan selubung pisau.

3. Frais Jari (End Milling)

Pisau pada proses frais jari biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus permukaan
benda kerja. Pisau dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan permukaan menyudut.
Gigi potong pada pisau terletak pada selubung pisau dan ujung badan pisau.

PROSES GURDI

Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana di antara proses
pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau workshop proses ini dinamakan proses bor,
walaupun istilah ini sebenarnya kurang tepat. Proses gurdi dimaksudkan sebagai
proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill). Sedangkan
proses bor (boring) adalah proses meluaskan/memperbesar lubang yang bisa dilakukan
dengan batang bor (boring bar) yang tidak hanya dilakukan pada Mesin Gurdi, tetapi bisa
dengan Mesin Bubut, Mesin Frais, atau Mesin Bor.
Karakteristik proses gurdi agak berbeda dengan proses pemesinan yang lain, yaitu :

1. Beram harus keluar dari lubang yang dibuat.


2. Beram yang keluar dapat menyebabkan masalah ketika ukurannya besar dan
atau kontinyu.
3. Proses pembuatan lubang bisa sulit jika membuat lubang yang dalam.
4. Untuk pembuatan lubang dalam pada benda kerja yang besar, cairan
pendingin dimasukkan ke permukaan potong melalui tengah mata bor.

Mesin Gurdi dikelompokkan menurut konstruksi, umumnya :


1. Mesin Gurdi portable
2. Mesin Gurdi peka
• Pasangan bangku
• Pasangan lantai
1. Mesin Gurdi vertical
• Tugas ringan
• Tugas berat
• Mesin Gurdi gang (kelompok)
1. Mesin Gurdi radial
2. Mesin Gurdi turet
3. Mesin Gurdi spindel jamak
• Unit tunggal
• Jenis perpindahan
1. Mesin Gurdi produksi otomatis
• Meja pengarah
• Jenis perpindahan
1. Mesin Gurdi lubang dalam

PROSES SEKRAP
Mesin Sekrap (shaping machine) disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin ini
digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung, beralur, dll.,
pada posisi mendatar, tegak, ataupun miring. Mesin Sekrap adalah suatu mesin
perkakas dengan gerakan utama lurus bolak-balik secara vertikal maupun horizontal.
Prinsip pengerjaan pada Mesin Sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong
dalam keadaan diam (dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak lurus bolak balik atau
maju mundur melakukan penyayatan. Hasil gerakan maju mundur lengan mesin/pahat
diperoleh dari motor yang dihubungkan dengan roda bertingkat melalui sabuk (belt).
Dari roda bertingkat, putaran diteruskan ke roda gigi antara dan dihubungkan ke roda gigi
penggerak engkol yang besar. Roda gigi tersebut beralur dan dipasang engkol melalui tap.
Jika roda gigi berputar maka tap engkol berputar eksentrik menghasilkan gerakan maju
mundur lengan. Kedudukan tap dapat digeser sehingga panjang eksentrik berubah
dan berarti pula panjang langkah berubah.
Sumber: http://harisok.blogspot.com/2010/05/dasar-dasar-proses-
permesinan.html
http://r1ck.wordpress.com/2010/01/19/proses-permesinan/
http://bangdazul.blogspot.com/2011/03/proses-permesinan.html

Anda mungkin juga menyukai