Anda di halaman 1dari 6

KETEGUHAN BENTENG TAQDIR

Muhammad Nashihuddin
Takhasus Tasawuf Wa Thoriqotuhu, Ma'had Aly Alfithrah
email: muhammadnashihuddin37@gmail.com

Abstrak.
Dalam proses memperolehi penyerahan secara menyeluruh kepada ALLAH SWT
terlebih dahulu akal dan nafsu perlu ditundukkan kepada kekuatan takdir. Akal
mesti mengakui kelemahannya di dalam membuka simpulan takdir. Nafsu mesti
menerima hakikat kelemahan akal dalam perkara tersebut dan ikut tunduk bersama
-samanya. Bila nafsu dan akal sudah tunduk barulah hati boleh beriman dengan
sebenarnya kepada takdir. Beriman kepada takdir seharusnya melahirkan
penyerahan secara berpengetahuan bukan menyerah kepada kejahilan. Orang yang
jahil tentang hukum dan perjalanan takdir tidak dapat berserah diri dengan
sebenarnya kepada ALLAH SWT karena disebalik kejahilannya itulah nafsu akan
menggunakan akal untuk menimbulkan keraguan terhadap ALLAH SWR Rohani
orang yang jahil dengan hakikat takdir itu masih terikat dengan sifat-sifat
kemanusiaan biasa. Dia masih melihat bahwa makhluk boleh mendatangkan kesan
kepada kehidupannya. Tindakan orang lain dan kejadian-kejadian sering mengacau
jiwanya. Keadaan yang demikian menyebabkan dia tidak dapat bertahan untuk
terus berserah diri kepada Tuhan. Sekiranya dia memahami tentang hukum dan
peraturan Tuhan dalam perkara takdir tentu dia dapat bertahan dengan iman.

Kata kunci: Keteguhan benteng taqdir,.

I. PENDAHULUAN ALLAH SWT itu sudah menjadi yang


Pada zaman akhir seperti ini terbaik, bahkan di dalam Al Qur'an surat
banyak seseorang yang mendahulukan An nisa' ayat:79 sudah termaktub:
ego nya terdahulu, ketika orang tersebut ‫ وﻣﺎ اﺻﺎﺑﻚ‬،‫ﻣﺎ اﺻﺎﺑﻚ ﻣﻦ ﺣﺴﻨﺔ ﻓﻤﻦ ﷲ‬
mempunyai keinginan yang kuat untuk ‫ﻣﻦ ﺳﻴﺌﺔ ﻓﻤﻦ ﻧﻔﺴﻚ‬
sesuatu yang ingin di capainya, dia Dari ayat di atas bisa disimpulan
berusaha sekuat tenaga dengan bahwasannya kebagusan apa saja yang
menggunakan kekuatannya sendiri, dan datang kepada kita itu adalah dari ALLAH
dia tidak tahu bahwa apa apa yang sudah SWT, dan kejelekan(bencana) yang
ada di alam ini sudah diatur oleh ALLAH datang kepada kita itu semata mata dari
SWT, dengan keogisan seorang tersebut, diri kita sendiri.
dia mengkesampingkan ALLAH SWT, II. TINJAUAN PUSTAKA
sesuatu yang seorang tersebut inginkan
itu menurut dia sudah baik, tetapi ketika Manusia terhijab daripada
ALLAH SWT sudah berkehendak apa apa memandang kepada takdir karena
yang seorang tersebut inginkan tidak paham sebab musabab. Keinginan
sesuai dengan keinginan ALLAH SWT, seseorang menjadi alat sebab musabab
maka ALLAH SWT akan memasukkan yang paling berkesan menghijab
orang tersebut ke dalam suatu yang pandangan hati daripada melihat kepada
sudah ditentukan oleh ALLAH SWT, dan takdir. Keinginan, cita-cita, angan-angan,
apa apa yang sudah di taqdirkan oleh semangat, akal fikiran dan usaha

1
menutupi hati daripada melihat kepada sebab musabab barulah seseorang itu
kekuasaan, aturan dan urusan Tuhan. masuk kepada suasana tajrid.
Hijab keinginan itu jika disimpulkan ia Dua Hikmat tersebut telah memberi
boleh dilihat sebagai hijab nafsu dan pendidikan yang halus kepada jiwa.
hijab akal. Nafsu yang melahirkan Seseorang itu mendapat kefahaman
keinginan, cita-cita, angan-angan dan bahwa bersandar kepada amal bukanlah
semangat. Akal menjadi tentera nafsu, jalannya. Pengartian yang demikian
menimbang, merancang dan melahirkan kecenderungan untuk
mengadakan usaha dalam menjayakan menyerah bulat-bulat kepada ALLAH
apa yang dicetuskan oleh nafsu. Jika SWT Sikap menyerah tanpa persediaan
nafsu inginkan sesuatu yang baik, akal kerohanian boleh menggoncangkan iman.
bergerak kepada kebaikan itu. Jika nafsu Agar orang yang sedang meninggi
inginkan sesuatu yang buruk, akal itu semangatnya tidak terkeliru memilih
juga yang bergerak kepada keburukan. jalan, dia diberi pengartian mengenai
Dalam banyak perkara akal tunduk kedudukan asbab dan tajrid.
kepada arahan nafsu, bukan menjadi Pemahaman tentang makam asbab dan
penasehat nafsu. Oleh sebab itulah di tajrid membuat seseorang mendidik
dalam menundukkan nafsu tidak boleh jiwanya agar menyerah kepada ALLAH
meminta pertolongan akal. SWT dengan cara yang betul dan
selamat bukan menyerah dengan cara
III. HASIL PENELITIAN DAN yang melulu.
PEMBAHASAN Hikmat ke tiga ini pula mengajak kita
Didalam kitab yang di karang oleh merenung kepada kekuatan benteng
seorang sufi yang bernama Asyaikh Ibnu takdir yang memagar segala sesuatu.
Athoillah Assakandari di jelaskan: Ketika membincangkan tentang ahli
‫ﺳﻮاﺑﻖ اﻟﻬﻤﻢ ﻻ ﺗﺤﺮق أﺳﻮار اﻷﻗﺪار‬ tajrid, kita dapati ahli tajrid melihat
"Kekuatan semangat(azam, cita-cita, kepada kekuasaan Tuhan yang
ikhtiar) tidak berupaya untuk meletakkan keberkahan kepada sesuatu
memecahkan benteng taqdir" sebab dan menetapkannya dalam
Maqolah tersebut termaktub didalam melahirkan akibat Ini bermakna semua
kitab Al Hikam pada hikmah yang ke 3, kejadian dan segala hukum mengenai
sebelum ke pembahasan pada maqolah sesuatu perkara berada di dalam
diatas, kita flash back kepada maqolah penkehendakan ALLAH SWT DIA yang
sebelumnya yakni hikmah ke 1 dan menguasai, mengatur dan mengurus
hikmah ke 2, kalam Hikmat yang setiap makhluk-Nya. Urusan ketuhanan
pertama menyentuh tentang hakikat yang menguasai, mengatur dan
amal yang membawa kepada pengartian mengurus atau suasana penkehendakan
tentang amal zahir dan amal batin. Ia ALLAH SWT itu dinamakan takdir. Tidak
mengajak kita memerhatikan amal batin ada sesuatu yang tidak dikuasai, diatur
(suasana hati) berhubung dengan amal dan diurus oleh AL.LAH SWT Oleh itu
zahir yang kita lakukan. Sebagai manusia tidak ada sesuatu yang tidak termasuk di
biasa hati kita cenderung untuk menaruh dalam takdir.
harapan dan meletakkan pergantungan Manusia terhijab daripada memandang
kepada keberkahan amal zahir. Hikmat kepada takdir karena paham sebab
kedua memperjelaskan mengenainya musabab. Keinginan seseorang menjadi
dengan membuka pandangan kita alat sebab musabab yang paling
kepada suasana asbab dan tajrid. berkesan menghijab pandangan hati
Bersandar kepada amal terjadi karena daripada melihat kepada takdir.
seseorang itu melihat kepada Keinginan, cita-cita, angan-angan,
keberkahan sebab dalam melahirkan semangat, akal fikiran dan usaha
akibat. Apabila terlepas daripada paham menutupi hati daripada melihat kepada
2
kekuasaan, aturan dan urusan Tuhan. bertahan dengan iman.
Hijab keinginan itu jika disimpulkan ia Ada suatu hadist yang menceritakan
boleh dilihat sebagai hijab nafsu dan tentang taqdir:
hijab akal. Nafsu yang melahirkan ‫ ﻣﺎ اﻹﻣﺎن ﻫﻮ ان ﺗﺆﻣﻦ ﺑﺎ‬،‫ ﻳﺎ رﺳﻮل ﷲ‬،‫إن ﺳﺎﺋﻼ ﻗﺎل‬
keinginan, cita-cita, angan-angan dan ‫ﻟﻠﻪ و ﻣﻼﺋﻜﺘﻪ و ﻛﺘﺒﻪ و رﺳﻠﻪ واﻟﻴﻮم اﻷﺧﻴﺪر و ﺗﺆﻣﻦ ﺑ‬
semangat. Akal menjadi tentera nafsu, ‫ﺎﻟﻘﺪر ﺧﻴﺮه وﺷﺮه ﺣﻠﻮه و ﻣﺮه ﻣﻦ ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
menimbang, merancang dan "Seorang lelaki bertanya kepada
mengadakan usaha dalam menjayakan Rasulullah s.a.w, “Wahai Rasulullah,
apa yang dicetuskan oleh nafsu. Jika apakah iman?”
nafsu inginkan sesuatu yang baik, akal Jawab Kanjeng Nabi, “Engkau beriman
bergerak kepada kebaikan itu. Jika nafsu kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
inginkan sesuatu yang buruk, akal itu Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan Hari
juga yang bergerak kepada keburukan. Kemudian. Juga engkau beriman dengan
Dalam banyak perkara akal tunduk Qadar baiknya, buruknya, manisnya dan
kepada arahan nafsu, bukan menjadi pahitnya adalah dari ALLAH SWT"
penasehat nafsu. Oleh sebab itulah di Pandangan kita sering keliru dalam
dalam menundukkan nafsu tidak boleh memandang kepada takdir yang berlaku.
meminta pertolongan akal Dalam proses Kita dikelirukan oleh istilah-istilah yang
memperolehi penyerahan secara biasa kita dengar Kita cenderung untuk
menyeluruh kepada ALLAH SWT terlebih merasakan seolah-olah ALLAH SWT
dahulu akal dan nafsu perlu ditundukkan hanya menentukan yang asas saja
kepada kekuatan takdir. Akal mesti sementara yang halus-halus ditentukan-
mengakui kelemahannya di dalam Nya kemudian yaitu seolah-olah Dia
membuka simpulan takdir. Nafsu mesti Melihat dan Mengkaji perkara yang
menerima hakikat kelemahan akal dalam berbangkit barulah Dia membuat
perkara tersebut dan ikut tunduk keputusan. Kita merasakan apabila kita
bersama-samanya. Bila nafsu dan akal berjuang dengan semangat yang gigih
sudah tunduk barulah hati boleh beriman untuk mengubah perkara dasar yang
dengan sebenarnya kepada takdir telah ALLAH SWT tetapkan dan Dia
Beriman kepada takdir seharusnya Melihat kegigihan kita itu dan bersimpati
melahirkan penyerahan secara dengan kita lalu Dia pun membuat
berpengetahuan bukan menyerah kepada ketentuan baru supaya terlaksana takdir
kejahilan. Orang yang jahil tentang baru yang sesuai dengan perjuangan kita.
hukum dan perjalanan takdir tidak dapat Kita merasakan kehendak dan kehendak
berserah diri dengan sebenarnya kepada kita berada di hadapan sementara
ALLAH SWT karena disebalik Kehendak dan Kehendak Allah s.w.t
kejahilannya itulah nafsu akan mengikut di belakang. Anggapan dan
menggunakan akal untuk menimbulkan perasaan yang demikian boleh
keraguan terhadap ALLAH SWT Rohani membawa kepada kesesatan dan
orang yang jahil dengan hakikat takdir itu kedurhakaan yang besar karena kita
masih terikat dengan sifat-sifat meletakkan diri kita pada taraf Tuhan
kemanusiaan biasa. Dia masih melihat dan Tuhan pula kita letakkan pada taraf
bahwa makhluk boleh mendatangkan hamba yang menurut telunjuk kita. Bagi
kesan kepada kehidupannya. Tindakan menjauhkan diri daripada kesesatan dan
orang lain dan kejadian-kejadian sering kedurhakaan yang besar itu kita perlu
mengacau jiwanya. Keadaan yang sangat memahami soal sunnatullah atau
demikian menyebabkan dia tidak dapat ketentuan ALLAH SWT Segala kejadian
bertahan untuk terus berserah diri berlaku menurut ketentuan dan
kepada Tuhan. Sekiranya dia memahami penkehendakan ALLAH SWT Tidak ada
tentang hukum dan peraturan Tuhan yang berlaku secara kebetulan. Ilmu
dalam perkara takdir tentu dia dapat ALLAH SWT meliputi yang awal dan yang
3
akhir, yang azali dan yang abadi. Apa melainkan kekeramatan dan mukjizat itu
yang dizahirkan dan apa yang terjadi adalah takdir yang tidak menyimpang
telah ada pada Ilmu-Nya. daripada penkehendakan ALLAH SWT
‫ﻢ ِاَّﻟﺎ‬ ْ ‫ﺴُﻜ‬ِ ‫ﻲ َاْﻧُﻔ‬ ْٓ ‫ض َوَﻟﺎ ِﻓ‬ ِ ‫ﺼْﻴَﺒٍﺔ ِﻓﻰ اْﻟَﺎْر‬ ِ ‫ﻦ ُّﻣ‬ْ ‫ب ِﻣ‬ َ ‫ﺻﺎ‬ َ ‫َﻣٓﺎ َا‬ Tidak menghirup satu nafas atau
ٌۖ‫ﺴْﻴﺮ‬ ِ ‫ﻋَﻠﻰ اﻟّٰﻠِﻪ َﻳ‬ َ ‫ﻚ‬ َ ‫ن ٰذِﻟ‬َّ ‫ﻫﺎ ِۗا‬ َ ‫ن َّﻧْﺒَﺮَا‬
ْ ‫ﻞ َا‬
ِ ‫ﻦ َﻗْﺒ‬
ْ ‫ﺐ ِّﻣ‬ٍ ‫ﻲ ِﻛٰﺘ‬ ْ ‫ِﻓ‬ berdenyut satu nadi melainkan ianya
Tidak ada sesuatu kesusahan (atau bala adalah takdir yang menzahirkan urusan
bencana) yang ditimpakan di bumi, dan ALLAH SWT pada azali.
tidak juga yang menimpa diri kamu, ‫إﻧﺎ ﻟﻠﻪ و إن اﻟﻴﻪ راﺣﻌﻮن‬
melainkan telah sedia ada di dalam Kitab "Kami datang dari Allah dan kepada
(pengetahuan Kami) sebelum Kami ALLAH kami kembali"
menjadikannya; sesungguhnya yang Segala perkara datangnya dari ALLAH
demikian itu adalah mudah bagi Allah. SWT atau Dia yang mengadakan
(Ayat 22 : Surah al-Hadiid) ketentuan tanpa campurtangan siapa
ٌ‫ﻰٍء َﻗِﺪﻳﺮ‬ ْ ‫ﺷ‬َ ‫ﻞ‬ ِّ ‫ﻰ ُﻛ‬ ٰ ‫ﻋَﻠ‬َ ‫ﻫَﻮ‬ ُ ‫ﻚ َو‬
ُ ‫ك ٱَّﻟِﺬى ِﺑَﻴِﺪِه ٱْﻟُﻤْﻠ‬ َ ‫َﺗَٰﺒَﺮ‬ pun. Segala perkara kembali kepada-Nya
"Maha Berkat (serta Maha Tinggilah karena Dialah yang mempastikan hukum
kelebihan) Tuhan yang menguasai ketentuan-Nya terlaksana tanpa siapa
pemerintahan (dunia dan akhirat); dan pun mampu menyekat urusan-Nya.
memanglah Ia Maha Kuasa atas tiap-tiap Apabila sudah difahami bahwa usaha,
sesuatu;"( Ayat 1 : Surah al-Mulk ) ikhtiar, menyerah diri dan segala-galanya
‫واﻟﺬي ﻗﺪر ﻓﻬﺪى‬ adalah takdir yang menurut ketentuan
"Dan Yang telah mengatur (keadaan ALLAH SWT, maka seseorang itu tidak
makhluk-makhluk-Nya) serta lagi merasa bingung sama ada mau
memberikan hidayah petunjuk (ke jalan berikhtiar atau menyerah diri. Ikhtiar dan
keselamatannya dan kesempurnaannya)" berserah diri sama-sama berada di
( Ayat 3 : Surah al-A'laa) dalam pagar takdir. Jika seseorang
َ‫ﻰ َأْﻣٍﺮ َﻗْﺪ ُﻗِﺪر‬ ٰٓ ‫ﻋَﻠ‬ َ ‫ﻋُﻴﻮًﻧﺎ َﻓﭑْﻟَﺘَﻘﻰ ٱْﻟَﻤٓﺎُء‬ ُ ‫ض‬ َ ‫ﺠْﺮَﻧﺎ ٱْﻟَﺄْر‬ َّ ‫َوَﻓ‬ menyadari makamnya sama ada asbab
"Dan Kami jadikan bumi memancarkan atau tajrid maka dia hanya perlu
mata air-mata air (di sana sini), lalu bartindak sesuai dengan makamnya. Ahli
bertemulaih air (langit dan bumi) itu asbab perlu berusaha dengan gigih
untuk (melakukan) satu perkara yang menurut keadaan hukum sebab-akibat.
telah ditetapkan." ( Ayat 12 : Surah al- Apa juga hasil yang muncul dari
Qamar ) usahanya diterimanya dengan senang
Segala perkara, tidak kira apa istilah yang hati karena dia tahu hasil itu juga adalah
digunakan, adalah termasuk dalam takdir yang dikehendak oleh ALLAH SWT
ketentuan ALLAH SWT apa yang kita Jika hasilnya baik dia akan bersyukur
istilahkan sebagai perjuangan, ikhtiar, karena dia tahu bahwa kebaikan itu
doa, kekeramatan, mukjizat dan lain-lain datangnya dari ALLAH SWT Jika tidak
semuanya adalah ketentuan ALLAH SWT ada ketentuan baik untuknya niscaya
pagar takdir mengelilingi segala-galanya tidak mungkin dia mendapat kebaikan.
dan tidak ada sebesar zarah pun yang Jika hasil yang buruk pula sampai
mampu menembusi benteng takdir yang kepadanya dia akan bersabar karena dia
maha teguh. Tidak terjadi perjuangan tahu apa yang datang kepadanya itu
dan ikhtiar melainkan perjuangan dan adalah menurut ketentuan ALLAH bukan
ikhtiar tersebut telah ada dalam pagar tunduk kepada usaha dan ikhtiarnya.
takdir. Tidak berdoa orang yang berdoa Walaupun hasil yang tidak sesuai dengan
melainkan halnya berdoa itu adalah seleranya datang kepadanya tetapi
takdir untuknya yang sesuai dengan usaha baik yang dilakukannya tetap
ketentuan ALLAH SWT untuknya. diberi pahala dan keberkahan oleh
Perkara yang didoakan juga tidak lari ALLAH SWT sekiranya dia bersabar dan
daripada ketentuan ALLAH SWT tidak rela dengan apa juga takdir yang sampai
berlaku kekeramatan dan mukjizat kepadanya itu.
4
Ahli tajrid pula hendaklah rido dengan mana kacang. Ia tidak berupa dan tidak
suasana kehidupannya dan tetap yakin mendiami mana-mana kacang, tetapi ia
dengan jaminan ALLAH SWT Dia tidak tidak berpisah dengan mana-mana
harus kecewa jika terjadi kekurangan kacang. Tanpanya tidak mungkin ada
pada rezekinya atau kesusahan kewujudan kacang. Zat kacang ini
menimpanya. Suasana kehidupannya dinamakan “Hakikat Kacang”. Ia adalah
adalah takdir yang sesuai dengan apa suasana ketuhanan yang menkehendak
yang ALLAH SWT tentukan. Rezeki yang dan mengawal seluruh pertumbuhan
sampai kepadanya adalah juga kacang dari permulaian hingga
ketentuan ALLAH SWT. Jika terjadi kesudahan, sampai ke hari kiamat.
kekurangan atau kesusahan maka ia Hakikat Kacang inilah suasana
juga masih lagi di dalam pagar takdir penkehendakan ALLAH SWT yang Dia
yang ditentukan oleh ALLAH SWT. Begitu telah tentukan untuk semua kejadian
juga jika terjadi keberkahan dan kacang. Apa saja yang dikuasai oleh
kekeramatan pada dirinya dia harus Hakikat Kacang tidak ada pilihan kecuali
melihat itu sebagai takdir yang menjadi menjadi kacang.
bagiannya. Suasana penkehendakan ALLAH SWT
Persoalan takdir berkait rapat dengan yang menkehendak dan mengawal
persoalan hakikat. Hakikat membawa kewujudan keturunan manusia pula
pandangan daripada yang banyak dinamakan “Hakikat Manusia” atau
kepada yang satu. Perhatikan kepada “Hakikat Insan”. ALLAH SWT telah
sebiji benih kacang. Setelah ditanam menciptakan manusia yang pertama,
benih yang kecil itu akan tumbuh dengan yaitu Adam a.s menurut Hakikat Insan
sempurna, mengeluarkan beberapa yang ada pada sisi-Nya. Pada kejadian
banyak buah kacang. Buah kacang Adam a.s itu telah disimpankan bakat
tersebut dijadikan pula benih untuk dan keupayaan untuk melahirkan semua
menumbuhkan pokok-pokok kacang keturunan manusia sehingga hari kiamat.
yang lain. Begitulah seterusnya sehingga Manusia akan tetap melahirkan manusia
kacang yang bermulai dari satu biji benih karena hakikat yang menguasainya
menjadi jutaan juta kacang. Kacang yang adalah Hakikat Manusia.
sejuta tidak ada bedanya dengan kacang Pada Hakikat Manusia itu ada hakikat
yang pertama. Benih kacang yang yang menguasai satu individu manusia
pertama itu bukan saja berkemampuan dan hubungkaitnya dengan segala
untuk menjadi sebatang pokok kacang, kejadian alam yang lain. Seorang
malah ia mampu mengeluarkan semua manusia yang berhakikatkan “Hakikat
generasi kacang sehingga hari kiamat. Ia Nabi” pasti menjadi nabi. Seorang
hanya boleh mengeluarkan kacang, tidak manusia yang berhakikatkan “Hakikat
benda lain. Wali” pasti akan menjadi wali. Suasana
Kajian akal boleh mengakui bahwa penkehendakan ALLAH SWT atau
semua kacang mempunyai zat yang hakikat itu menguasai roh yang berkaitan
sama, yaituzat kacang. Zat kacang pada dengannya. Roh bekerja mempamerkan
benih pertama serupa dengan zat segala maklumat yang ada dengan
kacang pada yang ke satu juta malah ia hakikat yang menguasainya. Kerja roh
adalah zat yang sama atau yang satu. adalah menjalankan urusan ALLAH SWT
Zat kacang yang satu itulah „bergerak‟ yaitu menyatakan hakikat yang ada pada
pada semua kacang, mempastikan yang sisi ALLAH SWT.
kacang akan menjadi kacang, tidak ‫ﻗﻞ اﻟﺮوح ﻣﻦ أﻣﺮ رﺑﻲ‬
menjadi benda lain. Walaupun diakui Dan katakan: “ Roh itu dari perkara
kewujudan zat kacang yang mengawal urusan Tuhanku”. ( Ayat 85 : Surah Al-
pertumbuhan kacang namun, zat kacang Israa‟ )
itu tidak mungkin ditemui pada mana- Penkehendakan ALLAH SWT menguasai
5
roh dan mengheret roh kepada
mempamerkan ketentuan-Nya yang DAFTAR PUSTAKA
berada pada azali. ALLAH SWT telah Al hikam Ibnu Athoillah Assakandary.
menentukan hakikat sesuatu sejak azali
lagi. Tidak ada perubahan pada
ketentuan ALLAH SWT. Segala sesuatu
dikawal oleh hakikat yang pada sisi
ALLAH SWT Unta tidak boleh meminta
menjadi kambing. Beruk tidak boleh
meminta menjadi manusia. Manusia
tidak boleh meminta menjadi malaikat.
Segala ketentuan telah diputuskan oleh
ALLAH SWT.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


Hikmat ke tiga ini pula mengajak
kita merenung kepada kekuatan benteng
takdir yang memagar segala sesuatu.
Ketika membincangkan tentang ahli
tajrid, kita dapati ahli tajrid melihat
kepada kekuasaan Tuhan yang
meletakkan keberkahan kepada sesuatu
sebab dan menetapkannya dalam
melahirkan akibat Ini bermakna semua
kejadian dan segala hukum mengenai
sesuatu perkara berada di dalam
penkehendakan ALLAH SWT DIA yang
menguasai, mengatur dan mengurus
setiap makhluk-Nya. Urusan ketuhanan
yang menguasai, mengatur dan
mengurus atau suasana penkehendakan
ALLAH SWT itu dinamakan takdir. Tidak
ada sesuatu yang tidak dikuasai, diatur
dan diurus oleh AL.LAH SWT Oleh itu
tidak ada sesuatu yang tidak termasuk di
dalam takdir.
Sekian pembahasan yang di
kemukakan oleh penulis selebih nya
penulis memohon maaf sebesar
besarnya apabila ada kesalahan kata,
penulis juga manusia biasa yang
mempunyai kesalahan, dan tidak selalu
benar, oleh sebab itu penulis meminta
saran dan kritikan untuk tulisan diatas,
supaya bisa menjadikan semangat dan
memperbaiki apa yang kurang, semoga
kita semua mendapatkan barokah dari
mushonnif Assyaikh Athoillah
Assakandari dan juga para guru-guru,
Aamiin...

Anda mungkin juga menyukai