Anda di halaman 1dari 6

KETEGUHAN BENTENG TAQDIR

Muhammad Nashihuddin
Takhasus Tasawuf Wa Thoriqotuhu, Ma'had Aly Alfithrah
email: muhammadnashihuddin37@gmail.com

Abstrak.
Dalam proses memperolehi penyerahan secara menyeluruh kepada ALLAH SWT
terlebih dahulu akal dan nafsu perlu ditundukkan kepada kekuatan takdir. Akal mesti
mengakui kelemahannya di dalam membuka simpulan takdir. Nafsu mesti menerima
hakikat kelemahan akal dalam perkara tersebut dan ikut tunduk bersama-samanya.
Bila nafsu dan akal sudah tunduk barulah hati boleh beriman dengan sebenarnya
kepada takdir. Beriman kepada takdir seharusnya melahirkan penyerahan secara
berpengetahuan bukan menyerah kepada kejahilan. Orang yang jahil tentang hukum
dan perjalanan takdir tidak dapat berserah diri dengan sebenarnya kepada ALLAH
SWT karena disebalik kejahilannya itulah nafsu akan menggunakan akal untuk
menimbulkan keraguan terhadap ALLAH SWR Rohani orang yang jahil dengan
hakikat takdir itu masih terikat dengan sifat-sifat kemanusiaan biasa. Dia masih
melihat bahwa makhluk boleh mendatangkan kesan kepada kehidupannya. Tindakan
orang lain dan kejadian-kejadian sering mengacau jiwanya. Keadaan yang demikian
menyebabkan dia tidak dapat bertahan untuk terus berserah diri kepada Tuhan.
Sekiranya dia memahami tentang hukum dan peraturan Tuhan dalam perkara takdir
tentu dia dapat bertahan dengan iman.

Kata kunci: Keteguhan benteng taqdir,.

I. PENDAHULUAN Qur'an surat An nisa' ayat:79 sudah


Pada zaman akhir seperti ini banyak termaktub:
seseorang yang mendahulukan ego nya ‫ابك من‬11‫ا اص‬11‫ وم‬،‫نة فمن هللا‬11‫ابك من حس‬11‫ا اص‬11‫م‬
terdahulu, ketika orang tersebut mempunyai ‫سيئة فمن نفسك‬
keinginan yang kuat untuk sesuatu yang Dari ayat di atas bisa disimpulan
ingin di capainya, dia berusaha sekuat tenaga bahwasannya kebagusan apa saja yang
dengan menggunakan kekuatannya sendiri, datang kepada kita itu adalah dari ALLAH
dan dia tidak tahu bahwa apa apa yang sudah SWT, dan kejelekan(bencana) yang datang
ada di alam ini sudah diatur oleh ALLAH kepada kita itu semata mata dari diri kita
SWT, dengan keogisan seorang tersebut, dia sendiri.
mengkesampingkan ALLAH SWT, sesuatu II. TINJAUAN PUSTAKA
yang seorang tersebut inginkan itu menurut
dia sudah baik, tetapi ketika ALLAH SWT Manusia terhijab daripada
sudah berkehendak apa apa yang seorang memandang kepada takdir karena paham
tersebut inginkan tidak sesuai dengan sebab musabab. Keinginan seseorang
keinginan ALLAH SWT, maka ALLAH menjadi alat sebab musabab yang paling
SWT akan memasukkan orang tersebut ke berkesan menghijab pandangan hati daripada
dalam suatu yang sudah ditentukan oleh melihat kepada takdir. Keinginan, cita-cita,
ALLAH SWT, dan apa apa yang sudah di angan-angan, semangat, akal fikiran dan
taqdirkan oleh ALLAH SWT itu sudah usaha menutupi hati daripada melihat kepada
menjadi yang terbaik, bahkan di dalam Al kekuasaan, aturan dan urusan Tuhan. Hijab

1
keinginan itu jika disimpulkan ia boleh Pengartian yang demikian melahirkan
dilihat sebagai hijab nafsu dan hijab akal. kecenderungan untuk menyerah bulat-bulat
Nafsu yang melahirkan keinginan, cita-cita, kepada ALLAH SWT Sikap menyerah tanpa
angan-angan dan semangat. Akal menjadi persediaan kerohanian boleh
tentera nafsu, menimbang, merancang dan menggoncangkan iman. Agar orang yang
mengadakan usaha dalam menjayakan apa sedang meninggi semangatnya tidak terkeliru
yang dicetuskan oleh nafsu. Jika nafsu memilih jalan, dia diberi pengartian
inginkan sesuatu yang baik, akal bergerak mengenai kedudukan asbab dan tajrid.
kepada kebaikan itu. Jika nafsu inginkan Pemahaman tentang makam asbab dan tajrid
sesuatu yang buruk, akal itu juga yang membuat seseorang mendidik jiwanya agar
bergerak kepada keburukan. Dalam banyak menyerah kepada ALLAH SWT dengan cara
perkara akal tunduk kepada arahan nafsu, yang betul dan selamat bukan menyerah
bukan menjadi penasehat nafsu. Oleh sebab dengan cara yang melulu.
itulah di dalam menundukkan nafsu tidak Hikmat ke tiga ini pula mengajak kita
boleh meminta pertolongan akal. merenung kepada kekuatan benteng takdir
yang memagar segala sesuatu. Ketika
III. HASIL PENELITIAN DAN membincangkan tentang ahli tajrid, kita
PEMBAHASAN dapati ahli tajrid melihat kepada kekuasaan
Didalam kitab yang di karang oleh seorang Tuhan yang meletakkan keberkahan kepada
sufi yang bernama Asyaikh Ibnu Athoillah sesuatu sebab dan menetapkannya dalam
Assakandari di jelaskan: melahirkan akibat Ini bermakna semua
‫سوابق الهمم ال تحرق أسوار األقدار‬ kejadian dan segala hukum mengenai sesuatu
"Kekuatan semangat(azam, cita-cita, ikhtiar) perkara berada di dalam penkehendakan
tidak berupaya untuk memecahkan benteng ALLAH SWT DIA yang menguasai,
taqdir" mengatur dan mengurus setiap makhluk-Nya.
Maqolah tersebut termaktub didalam kitab Al Urusan ketuhanan yang menguasai, mengatur
Hikam pada hikmah yang ke 3, sebelum ke dan mengurus atau suasana penkehendakan
pembahasan pada maqolah diatas, kita flash ALLAH SWT itu dinamakan takdir. Tidak
back kepada maqolah sebelumnya yakni ada sesuatu yang tidak dikuasai, diatur dan
hikmah ke 1 dan hikmah ke 2, kalam Hikmat diurus oleh AL.LAH SWT Oleh itu tidak ada
yang pertama menyentuh tentang hakikat sesuatu yang tidak termasuk di dalam takdir.
amal yang membawa kepada pengartian Manusia terhijab daripada memandang
tentang amal zahir dan amal batin. Ia kepada takdir karena paham sebab musabab.
mengajak kita memerhatikan amal batin Keinginan seseorang menjadi alat sebab
(suasana hati) berhubung dengan amal zahir musabab yang paling berkesan menghijab
yang kita lakukan. Sebagai manusia biasa pandangan hati daripada melihat kepada
hati kita cenderung untuk menaruh harapan takdir. Keinginan, cita-cita, angan-angan,
dan meletakkan pergantungan kepada semangat, akal fikiran dan usaha menutupi
keberkahan amal zahir. Hikmat kedua hati daripada melihat kepada kekuasaan,
memperjelaskan mengenainya dengan aturan dan urusan Tuhan. Hijab keinginan itu
membuka pandangan kita kepada suasana jika disimpulkan ia boleh dilihat sebagai
asbab dan tajrid. Bersandar kepada amal hijab nafsu dan hijab akal. Nafsu yang
terjadi karena seseorang itu melihat kepada melahirkan keinginan, cita-cita, angan-angan
keberkahan sebab dalam melahirkan akibat. dan semangat. Akal menjadi tentera nafsu,
Apabila terlepas daripada paham sebab menimbang, merancang dan mengadakan
musabab barulah seseorang itu masuk kepada usaha dalam menjayakan apa yang
suasana tajrid. dicetuskan oleh nafsu. Jika nafsu inginkan
Dua Hikmat tersebut telah memberi sesuatu yang baik, akal bergerak kepada
pendidikan yang halus kepada jiwa. kebaikan itu. Jika nafsu inginkan sesuatu
Seseorang itu mendapat kefahaman bahwa yang buruk, akal itu juga yang bergerak
bersandar kepada amal bukanlah jalannya. kepada keburukan. Dalam banyak perkara
2
akal tunduk kepada arahan nafsu, bukan seolah-olah ALLAH SWT hanya
menjadi penasehat nafsu. Oleh sebab itulah menentukan yang asas saja sementara yang
di dalam menundukkan nafsu tidak boleh halus-halus ditentukan-Nya kemudian yaitu
meminta pertolongan akal Dalam proses seolah-olah Dia Melihat dan Mengkaji
memperolehi penyerahan secara menyeluruh perkara yang berbangkit barulah Dia
kepada ALLAH SWT terlebih dahulu akal membuat keputusan. Kita merasakan apabila
dan nafsu perlu ditundukkan kepada kita berjuang dengan semangat yang gigih
kekuatan takdir. Akal mesti mengakui untuk mengubah perkara dasar yang telah
kelemahannya di dalam membuka simpulan ALLAH SWT tetapkan dan Dia Melihat
takdir. Nafsu mesti menerima hakikat kegigihan kita itu dan bersimpati
kelemahan akal dalam perkara tersebut dan dengan kita lalu Dia pun membuat ketentuan
ikut tunduk bersama-samanya. Bila nafsu dan baru supaya terlaksana takdir baru yang
akal sudah tunduk barulah hati boleh beriman sesuai dengan perjuangan kita. Kita
dengan sebenarnya kepada takdir Beriman merasakan kehendak dan kehendak kita
kepada takdir seharusnya melahirkan berada di hadapan sementara Kehendak dan
penyerahan secara berpengetahuan bukan Kehendak Allah s.w.t mengikut di belakang.
menyerah kepada kejahilan. Orang yang jahil Anggapan dan perasaan yang demikian boleh
tentang hukum dan perjalanan takdir tidak membawa kepada kesesatan dan
dapat berserah diri dengan sebenarnya kedurhakaan yang besar karena kita
kepada ALLAH SWT karena disebalik meletakkan diri kita pada taraf Tuhan dan
kejahilannya itulah nafsu akan menggunakan Tuhan pula kita letakkan pada taraf hamba
akal untuk menimbulkan keraguan terhadap yang menurut telunjuk kita. Bagi
ALLAH SWT Rohani orang yang jahil menjauhkan diri daripada kesesatan dan
dengan hakikat takdir itu masih terikat kedurhakaan yang besar itu kita perlu sangat
dengan sifat-sifat kemanusiaan biasa. Dia memahami soal sunnatullah atau ketentuan
masih melihat bahwa makhluk boleh ALLAH SWT Segala kejadian berlaku
mendatangkan kesan kepada kehidupannya. menurut ketentuan dan penkehendakan
Tindakan orang lain dan kejadian-kejadian ALLAH SWT Tidak ada yang berlaku secara
sering mengacau jiwanya. Keadaan yang kebetulan. Ilmu ALLAH SWT meliputi yang
demikian menyebabkan dia tidak dapat awal dan yang akhir, yang azali dan yang
bertahan untuk terus berserah diri kepada abadi. Apa yang dizahirkan dan apa yang
Tuhan. Sekiranya dia memahami tentang terjadi telah ada pada Ilmu-Nya.
hukum dan peraturan Tuhan dalam perkara ‫ ُك ْم اِاَّل فِ ْي‬11‫ض َواَل فِ ْٓي اَ ْنفُ ِس‬ ِ ْ‫ ْيبَ ٍة فِى ااْل َر‬11‫ص‬ ِ ‫اب ِم ْن ُّم‬ َ َ‫ٓا ا‬11‫َم‬
َ 11‫ص‬
takdir tentu dia dapat bertahan dengan iman. ۖ‫ك َعلَى هّٰللا ِ يَ ِس ْي ٌر‬ ٰ
َ ِ‫ب ِّم ْن قَب ِْل اَ ْن نَّب َْراَهَا ۗاِ َّن ذل‬ ٰ
ٍ ‫ِكت‬
Ada suatu hadist yang menceritakan tentang Tidak ada sesuatu kesusahan (atau bala
taqdir: bencana) yang ditimpakan di bumi, dan tidak
‫ا هلل و‬1‫ؤمن ب‬1‫و ان ت‬1‫ ما اإلمان ه‬،‫ يا رسول هللا‬،‫إن سائال قال‬ juga yang menimpa diri kamu, melainkan
‫يره‬11‫ و كتبه و رسله واليوم األخيدر و تؤمن بالقدر خ‬1‫مالئكته‬ telah sedia ada di dalam Kitab
‫وشره حلوه و مره من هللا تعالى‬ (pengetahuan Kami) sebelum Kami
"Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah menjadikannya; sesungguhnya yang
s.a.w, “Wahai Rasulullah, apakah iman?” demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Ayat
Jawab Kanjeng Nabi, “Engkau beriman 22 : Surah al-Hadiid)
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab- ‫ك َوهُ َو َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْى ٍء قَ ِدي ٌر‬ ُ ‫تَ ٰبَ َركَ ٱلَّ ِذى بِيَ ِد ِه ْٱل ُم ْل‬
kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan Hari "Maha Berkat (serta Maha Tinggilah
Kemudian. Juga engkau beriman dengan kelebihan) Tuhan yang menguasai
Qadar baiknya, buruknya, manisnya dan pemerintahan (dunia dan akhirat); dan
pahitnya adalah dari ALLAH SWT" memanglah Ia Maha Kuasa atas tiap-tiap
Pandangan kita sering keliru dalam sesuatu;"( Ayat 1 : Surah al-Mulk )
memandang kepada takdir yang berlaku. Kita ‫والذي قدر فهدى‬
dikelirukan oleh istilah-istilah yang biasa kita "Dan Yang telah mengatur (keadaan
dengar Kita cenderung untuk merasakan makhluk-makhluk-Nya) serta memberikan
3
hidayah petunjuk (ke jalan keselamatannya seseorang menyadari makamnya sama ada
dan kesempurnaannya)" ( Ayat 3 : Surah al- asbab atau tajrid maka dia hanya perlu
A'laa) bartindak sesuai dengan makamnya. Ahli
‫ض ُعيُونًا فَ ْٱلتَقَى ْٱل َمٓا ُء َعلَ ٰ ٓى َأ ْم ٍر قَ ْد قُ ِد َر‬
َ ْ‫َوفَجَّرْ نَا ٱَأْلر‬ asbab perlu berusaha dengan gigih menurut
"Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata keadaan hukum sebab-akibat. Apa juga hasil
air-mata air (di sana sini), lalu bertemulaih yang muncul dari usahanya diterimanya
air (langit dan bumi) itu untuk (melakukan) dengan senang hati karena dia tahu hasil itu
satu perkara yang telah ditetapkan." ( Ayat juga adalah takdir yang dikehendak oleh
12 : Surah al-Qamar ) ALLAH SWT Jika hasilnya baik dia akan
Segala perkara, tidak kira apa istilah yang bersyukur karena dia tahu bahwa kebaikan
digunakan, adalah termasuk dalam ketentuan itu datangnya dari ALLAH SWT Jika tidak
ALLAH SWT apa yang kita istilahkan ada ketentuan baik untuknya niscaya tidak
sebagai perjuangan, ikhtiar, doa, mungkin dia mendapat kebaikan. Jika hasil
kekeramatan, mukjizat dan lain-lain yang buruk pula sampai kepadanya dia akan
semuanya adalah ketentuan ALLAH SWT bersabar karena dia tahu apa yang datang
pagar takdir mengelilingi segala-galanya dan kepadanya itu adalah menurut ketentuan
tidak ada sebesar zarah pun yang mampu ALLAH bukan tunduk kepada usaha dan
menembusi benteng takdir yang maha teguh. ikhtiarnya. Walaupun hasil yang tidak sesuai
Tidak terjadi perjuangan dan ikhtiar dengan seleranya datang kepadanya tetapi
melainkan perjuangan dan ikhtiar tersebut usaha baik yang dilakukannya tetap diberi
telah ada dalam pagar takdir. Tidak berdoa pahala dan keberkahan oleh ALLAH SWT
orang yang berdoa melainkan halnya berdoa sekiranya dia bersabar dan rela dengan apa
itu adalah takdir untuknya yang sesuai juga takdir yang sampai kepadanya itu.
dengan ketentuan ALLAH SWT untuknya. Ahli tajrid pula hendaklah rido dengan
Perkara yang didoakan juga tidak lari suasana kehidupannya dan tetap yakin
daripada ketentuan ALLAH SWT tidak dengan jaminan ALLAH SWT Dia tidak
berlaku kekeramatan dan mukjizat melainkan harus kecewa jika terjadi kekurangan pada
kekeramatan dan mukjizat itu adalah takdir rezekinya atau kesusahan menimpanya.
yang tidak menyimpang daripada Suasana kehidupannya adalah takdir yang
penkehendakan ALLAH SWT Tidak sesuai dengan apa yang ALLAH SWT
menghirup satu nafas atau berdenyut satu tentukan. Rezeki yang sampai kepadanya
nadi melainkan ianya adalah takdir yang adalah juga ketentuan ALLAH SWT. Jika
menzahirkan urusan ALLAH SWT pada terjadi kekurangan atau kesusahan maka ia
azali. juga masih lagi di dalam pagar takdir yang
‫إنا هلل و إن اليه راحعون‬ ditentukan oleh ALLAH SWT. Begitu juga
"Kami datang dari Allah dan kepada ALLAH jika terjadi keberkahan dan kekeramatan
kami kembali" pada dirinya dia harus melihat itu sebagai
Segala perkara datangnya dari ALLAH SWT takdir yang menjadi bagiannya.
atau Dia yang mengadakan ketentuan tanpa Persoalan takdir berkait rapat dengan
campurtangan siapa pun. Segala perkara persoalan hakikat. Hakikat membawa
kembali kepada-Nya karena Dialah yang pandangan daripada yang banyak kepada
mempastikan hukum ketentuan-Nya yang satu. Perhatikan kepada sebiji benih
terlaksana tanpa siapa pun mampu menyekat kacang. Setelah ditanam benih yang kecil itu
urusan-Nya. akan tumbuh dengan sempurna,
Apabila sudah difahami bahwa usaha, ikhtiar, mengeluarkan beberapa banyak buah kacang.
menyerah diri dan segala-galanya adalah Buah kacang tersebut dijadikan pula benih
takdir yang menurut ketentuan ALLAH untuk menumbuhkan pokok-pokok kacang
SWT, maka seseorang itu tidak lagi merasa yang lain. Begitulah seterusnya sehingga
bingung sama ada mau berikhtiar atau kacang yang bermulai dari satu biji benih
menyerah diri. Ikhtiar dan berserah diri menjadi jutaan juta kacang. Kacang yang
sama-sama berada di dalam pagar takdir. Jika sejuta tidak ada bedanya dengan kacang yang
4
pertama. Benih kacang yang pertama itu Suasana penkehendakan ALLAH SWT atau
bukan saja berkemampuan untuk menjadi hakikat itu menguasai roh yang berkaitan
sebatang pokok kacang, malah ia mampu dengannya. Roh bekerja mempamerkan
mengeluarkan semua generasi kacang segala maklumat yang ada dengan hakikat
sehingga hari kiamat. Ia hanya boleh yang menguasainya. Kerja roh adalah
mengeluarkan kacang, tidak benda lain. menjalankan urusan ALLAH SWT yaitu
Kajian akal boleh mengakui bahwa semua menyatakan hakikat yang ada pada sisi
kacang mempunyai zat yang sama, yaituzat ALLAH SWT.
kacang. Zat kacang pada benih pertama ‫قل الروح من أمر ربي‬
serupa dengan zat kacang pada yang ke satu Dan katakan: “ Roh itu dari perkara urusan
juta malah ia adalah zat yang sama atau yang Tuhanku”. ( Ayat 85 : Surah Al-Israa‟ )
satu. Zat kacang yang satu itulah „bergerak‟ Penkehendakan ALLAH SWT menguasai
pada semua kacang, mempastikan yang roh dan mengheret roh kepada
kacang akan menjadi kacang, tidak menjadi mempamerkan ketentuan-Nya yang berada
benda lain. Walaupun diakui kewujudan zat pada azali. ALLAH SWT telah menentukan
kacang yang mengawal pertumbuhan kacang hakikat sesuatu sejak azali lagi. Tidak ada
namun, zat kacang itu tidak mungkin ditemui perubahan pada ketentuan ALLAH SWT.
pada mana-mana kacang. Ia tidak berupa dan Segala sesuatu dikawal oleh hakikat yang
tidak mendiami mana-mana kacang, tetapi ia pada sisi ALLAH SWT Unta tidak boleh
tidak berpisah dengan mana-mana kacang. meminta menjadi kambing. Beruk tidak
Tanpanya tidak mungkin ada kewujudan boleh meminta menjadi manusia. Manusia
kacang. Zat kacang ini dinamakan “Hakikat tidak boleh meminta menjadi malaikat.
Kacang”. Ia adalah suasana ketuhanan yang Segala ketentuan telah diputuskan oleh
menkehendak dan mengawal seluruh ALLAH SWT.
pertumbuhan kacang dari permulaian hingga
kesudahan, sampai ke hari kiamat. Hakikat V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kacang inilah suasana penkehendakan Hikmat ke tiga ini pula mengajak kita
ALLAH SWT yang Dia telah tentukan untuk merenung kepada kekuatan benteng takdir
semua kejadian kacang. Apa saja yang yang memagar segala sesuatu. Ketika
dikuasai oleh Hakikat Kacang tidak ada membincangkan tentang ahli tajrid, kita
pilihan kecuali menjadi kacang. dapati ahli tajrid melihat kepada kekuasaan
Suasana penkehendakan ALLAH SWT yang Tuhan yang meletakkan keberkahan kepada
menkehendak dan mengawal kewujudan sesuatu sebab dan menetapkannya dalam
keturunan manusia pula dinamakan “Hakikat melahirkan akibat Ini bermakna semua
Manusia” atau “Hakikat Insan”. ALLAH kejadian dan segala hukum mengenai sesuatu
SWT telah menciptakan manusia yang perkara berada di dalam penkehendakan
pertama, yaitu Adam a.s menurut Hakikat ALLAH SWT DIA yang menguasai,
Insan yang ada pada sisi-Nya. Pada kejadian mengatur dan mengurus setiap makhluk-Nya.
Adam a.s itu telah disimpankan bakat dan Urusan ketuhanan yang menguasai, mengatur
keupayaan untuk melahirkan semua dan mengurus atau suasana penkehendakan
keturunan manusia sehingga hari kiamat. ALLAH SWT itu dinamakan takdir. Tidak
Manusia akan tetap melahirkan manusia ada sesuatu yang tidak dikuasai, diatur dan
karena hakikat yang menguasainya adalah diurus oleh AL.LAH SWT Oleh itu tidak ada
Hakikat Manusia. sesuatu yang tidak termasuk di dalam takdir.
Pada Hakikat Manusia itu ada hakikat yang Sekian pembahasan yang di
menguasai satu individu manusia dan kemukakan oleh penulis selebih nya penulis
hubungkaitnya dengan segala kejadian alam memohon maaf sebesar besarnya apabila ada
yang lain. Seorang manusia yang kesalahan kata, penulis juga manusia biasa
berhakikatkan “Hakikat Nabi” pasti menjadi yang mempunyai kesalahan, dan tidak selalu
nabi. Seorang manusia yang berhakikatkan benar, oleh sebab itu penulis meminta saran
“Hakikat Wali” pasti akan menjadi wali. dan kritikan untuk tulisan diatas, supaya bisa
5
menjadikan semangat dan memperbaiki apa
yang kurang, semoga kita semua
mendapatkan barokah dari mushonnif
Assyaikh Athoillah Assakandari dan juga
para guru-guru, Aamiin...

DAFTAR PUSTAKA
Al hikam Ibnu Athoillah Assakandary.

Anda mungkin juga menyukai