Anda di halaman 1dari 17

STRATEGI BISNIS INTERNASIONAL

(PT. Samsung Electronics)

Oleh :
ANGELLIVIA
912220015

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS BUNDA MULIA
JAKARTA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

Samsung merupakan perusahaan yang bergerak dibidang elektronik, baik


itu televisi, kamera, ponsel dan masih banyak lagi barang-barang elektronik yang
bermerek Samsung. Dalam menghadapi teknologi yang berkembang, Samsung
diharuskan untuk membuat motivasi-motivasi yang baru dan berbeda dari para
pesaing, salah satunya dalam hal gadget. Di Indonesia sendiri sudah banyak jenis
serta merek ponsel yang dikenal masyarakat. Untuk itu, Samsung harus mampu
memperkenalkan diversifikasi produknya agar tidak kalah dalam bersaing.

Oleh karena itu diperlukan analisis strategi manajemen guna untuk


melihat pasar Samsung sekarang ini dan tindakan apa yang digunakan oleh
perusahaan Samsung itu sendiri dalam mengatasi berbagai macam ancaman yang
muncul dengan menggunakan peluang-peluang yang ada serta strategi-strategi
apa yang digunakan perusahaan Samsung dalam menjalankan perusahaannya di
masa ini.

Meski Samsung saat ini telah berada diposisi pasar tinggi di Indonesia,
namun bukan berarti mereka tidak lagi perlu membuat formulasi strategi. Hal ini
dikarenakan munculnya begitu banyak pesaing yang kini telah mampu
menyaingi Samsung baik dalam hal penawaran harga yang lebih murah, maupun
fasilitas-fasilitas lainnya yang mampu menarik pelanggan. Jika Samsung tidak
mengupayakan strategi baru untuk mempertahankan konsumennya, maka tidak
mengherankan jika lama kelamaan jumlah pemakai Samsung akan menurun.
Oleh karena itu Samsung memiliki strategi-strategi bagus dan membangun yang
dapat dipelajari.
BAB 2

PROFIL PERUSAHAAN

I. Profil Perusahaan Samsung

Samsung Electronics Co, Ltd adalah perusahaan elektronik multinasional


asal Korea Selatan yang berkantor pusat di Suwon, Korea Selatan. Perusahaan
ini adalah anak perusahaan unggulan dari Samsung Group dan telah menjadi
perusahaan teknologi informasi terbesar di dunia berdasarkan pendapatannya.

Sejak tahun 2009, Samsung Electronics memiliki pabrik perakitan dan


jaringan penjualan di 88 negara dan mempekerjakan sekitar 370.000 orang.
Samsung yang dulunya pernah dikenal sebagai produsen komponen: seperti
baterai lithium-ion, semikonduktor, chip, memori flash dan perangkat hard drive
untuk klien, seperti Apple, Sony, HTC dan Nokia mulai perlahan meninggalkan
bisnisnya dengan memulai untuk menciptakan produk baru.

Pada tahun 2010 Samsung menjadi salah satu vendor terbesar dalam
pasar telepon dan ponsel smartphone, termasuk produk-produk Samsung Galaxy.
Samsung telah menjadi pembuat panel LCD sejak tahun 2002, menjadi produsen
TV dan ponsel terbesar sejak 2011 dan menggeser posisi Apple Inc sebagai
perusahaan teknologi terbesar di dunia.

Dalam sejarah berdirinya perusahaan ini, Samsung Electronics


memproduksi peralatan elektronik dan listrik Termasuk televisi, kalkulator,
lemari es, AC dan mesin cuci pada awal berdirinya di tahun 1969. Pada tahun
1970, Samsung Group mendirikan anak perusahaan lain yaitu Samsung-NEC
dan juga bekerja sama dengan NEC Corporation asal Jepang untuk memproduksi
peralatan rumah tangga dan perangkat audiovisual.

Pada tahun 1974, kelompok ini berkembang menjadi bisnis


semikonduktor dengan mengakuisisi Korea Semi konduktor yang merupakan
salah satu pembuat chip pertama di dalam negeri pada saat itu. Pada 1981,
Samsung Electric Industries telah memproduksi lebih dari 10 juta unit TV
hitam-putih. Pada bulan Februari tahun 1983, pendiri Samsung Lee Byung-
chull, membuat pengumuman bahwa Samsung akan menjadi penjual DRAM
(dynamic random access memory). Satu tahun kemudian, Samsung menjadi
perusahaan ketiga di dunia yang mengembangkan DRAM 64kb. Pada tahun
1988, Samsung Electric Industries bergabung dengan Samsung Semi
Konduktor & Komunikasi dan membentuk Samsung Electronics.

II. Sejarah Perusahaan Samsung

Pada tahun 1938, Lee Byung-chul (1910–1987), anak dari keluarga


pemilik tanah luas di Uiryeong, pindah ke Daegu dan mendirikan Samsung
Sanghoe (삼성상회, 三星商會). Samsung pun mulai berbisnis sebagai sebuah
perusahaan perdagangan dengan empat orang pegawai di Su-dong (kini Ingyo-
dong). Perusahaan ini awalnya memperdagangkan ikan kering, mie, serta bahan
makanan yang ditanam di daerah sekitar. Perusahaan ini pun berkembang baik
dan kemudian Lee memindahkan kantor pusat perusahaannya ke Seoul pada
tahun 1947. Saat Perang Korea pecah, Lee terpaksa meninggalkan Seoul. Ia pun
mendirikan sebuah pabrik gula di Busan dengan nama Cheil Jedang. Pada tahun
1954, Lee mendirikan Cheil Mojik dan membangun pabrik di Chimsan-dong,
Daegu. Pabrik tersebut merupakan pabrik wol terbesar di Korea Selatan.

Samsung kemudian berekspansi ke sejumlah sektor. Lee berupaya


menjadikan Samsung sebagai pemimpin di berbagai macam industri. Samsung
pun berekspansi ke sektor asuransi, sekuritas, dan ritel.

Pada tahun 1947, Cho Hong-jai, pendiri Hyosung Group, bersama pendiri
Samsung, Lee Byung-chull berinvestasi pada sebuah perusahaan baru yang
diberi nama Samsung Mulsan Gongsa, atau Samsung Trading Corporation.
Perusahaan tersebut kini berkembang menjadi Samsung C&T Corporation.
Setelah beberapa tahun, Cho dan Lee berpisah karena memiliki gaya manajemen
yang berbeda. Samsung Group pun dipisah menjadi Samsung Group, Hyosung
Group, Hankook Tire, dan sejumlah perusahaan lain.

Pada akhir dekade 1960-an, Samsung Group masuk ke industri


elektronik. Perusahaan ini pun membentuk sejumlah divisi yang terkait dengan
elektronik, seperti Samsung Electronics Devices, Samsung Electro-Mechanics,
Samsung Corning, dan Samsung Semiconductor & Telecommunications, serta
membuat pabriknya di Suwon. Produk elektronik pertama Samsung adalah
televisi hitam putih.
Pada tahun 1980, Samsung mengakuisisi Hanguk Jeonja Tongsin asal
Gumi dan resmi masuk ke industri perangkat keras telekomunikasi. Produk
pertamanya adalah switchboard. Pabriknya kemudian dikembangkan menjadi
pusat produksi telepon, LCD dan faksimili, yang lalu menjadi pusat produksi
ponsel Samsung. Perusahaan ini telah memproduksi lebih dari 800 juta unit
ponsel hingga saat ini. Samsung kemudian menggabungkan semua aktivitas
bisnis yang terkait dengan elektronik ke Samsung Electronics pada dekade 1980-
an.

Setelah Lee meninggal pada tahun 1987, Samsung Group dibagi menjadi
lima grup bisnis, yakni Samsung Group, Shinsegae Group, CJ Group, Hansol
Group, dan JoongAng Group. Shinsegae (toko diskon dan toserba) awalnya
merupakan bagian dari Samsung Group, dan resmi dipisah dari Samsung Group
pada dekade 1990-an, bersama dengan CJ Group (makanan/bahan
kimia/hiburan/logistik), Hansol Group (kertas/telekomunikasi), dan JoongAng
Group (media). Saat ini, semua grup tersebut bersifat independen dan bukan
merupakan bagian ataupun terkait dengan Samsung Group. Salah satu
perwakilan Hansol Group menyatakan bahwa, "Hanya orang yang tidak mengerti
hukum yang dapat mempercayai hal yang aneh", dan menambahkan, "Saat
Hansol dipisah dari Samsung Group pada tahun 1991, Hansol memutus semua
jaminan pembayaran dan hubungan kepemilikan saham dengan Samsung." Salah
satu sumber dari Hansol Group pun menegaskan bahwa, "Hansol, Shinsegae, dan
CJ telah dikelola oleh manajemen tersendiri sejak resmi dipisah dari Samsung
Group". Salah satu direktur eksekutif Shinsegae juga menyatakan bahwa,
"Shinsegae tidak memiliki jaminan pembayaran yang terkait dengan Samsung
Group".
BAB 3

PROSES MANAJEMEN PERUSAHAAN

I. Proses Manajemen Perusahaan Samsung

Manajemen merupakan proses pengendalian atau pengelolaan suatu perusahaan


untuk mencapai tujuan. Proses manajemen memuat serangkaian tindakan yang dilakukan
oleh sekelompok orang yang dipimpin manajer, agar dapat meraih tujuan perusahaan.

Dalam proses tersebut, terdapat 4 proses manajemen dalam perusahaan yang


dapat mengantarkan perusahaan tersebut mencapai tujuannya, yaitu:

1. Planning (Perencanaan)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Leading (Pemimpinan)
4. Controlling (Pengendalian)

1. Planning (Perencanaan)
Dalam membangun sebuah perusahaan, fungsi dari perencanaan sangatlah
penting, karena menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan di masa yang akan datang dan untuk menentukan strategi
dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
Perencanaan Perusahaan Samsung meliputi beberapa strategi, sebagai berikut:
a. Samsung mempertahankan basis riset yang didasarkan pada kebutuhan konsumen.
Samsung akan mencari hal apa saja uang dibutuhkan konsumen, kemudian
mengembangkan produk tersebut.
b. Samsung menjaga dan mengembangkan ekosistem bisnis lain yang terkait, seperti
penyedialayanan operator dan juga pengembang konten dan aplikasi.
c. Samsung tidak pernah menutup mata terhadap perkembangan teknologi, meskipun
saat ini Android tengah merajai OS smartphone., Samsung juga melakukan
tahapan dalam membentuk strategi internasional.
d. Samsung terus menjalin kerja sama dengan retail partner untuk mendistribusikan
produk ke penjuru Indonesia, termasuk bekerja sama dengan PT Erafone Artha
Retailindo yang telah mengoperasikan 29 outlet Samsung Experiental Store.

Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan perusahaan Samsung.

II. Formulate Strategies


a. Multinasional Strategy

Dimana strategy yang dilakukan dengan cara produk yang dihasilkan


disesuaikan dengan dengan preferensi orang lokal. Sehingga produk tersebut dapat
mudah diterima dimasyarakat. Dari hal ini terlihat jelas bahwa Samsung, melakukan
produksi ditiap tiapnegara berbeda, khususnya India. Samsung memproduksi
samrtphone Tizen Zi. Dan jugasamsung memasarkan produknya untuk S6 dengan
desain ironman, hal tersebut menandakan bahwa samsung memahami apa yang
diinginkan oleh konsumen. Ketika pada bulan Mei booming film ironman, dan
samsung pun menggunakan kesempatan tersebutungtuk memasarkan produknya
dengan desain iron man. Juga di Arab, ketika mumculiphone 5s untuk edisi gold,
samsung juga berusaha mengukti keinginan pasar dengan memberikan desain untuk
smartphone S4 edisi gold.

b. Focus Strategy

Dimana perusahaan samsung memproduksi barangnya tidak hanya melakukan


diferensiasi produk selain elektronik, Samsung juga memiliki beberapa badan usaha
seperti hotel, pabrik biokimia, pabrik pembuatan ram, dan lcd serta masih banyak lagi.
Juga selain dalam emdefinisikannya untuk diferensiasi produk. Samsung juga
melakukan segmentasi pasar, dimana segmen Samsung tidak hanya kalangan atas
tetapi semua kalangan. Samsung di Indonesia sendiri memproduksi smartphone
dengan harga mulai dari1 juta hingga sampai 10 juta keatas. Selain itu samsung juga
memberikan promo cashback, ataupun trade in itu mempermudah melakuka
penjualan.

2. Organizing (Pengorganisasian)

Organizing (Pengorganisasian) merupakan proses yang menyangkut


bagaimana strategi dan taknik yang telah dirumuskan dalam perencanaan
didesain dalam sebuah struktur organisasi yang lingkungan organisasi yang
kondusif dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja
secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Pengorganisasian yang
dilakukan oleh perusahaan Samsung yaitu, Samsung berkomitmen untuk mematuhi
hukum dan peraturan setempat serta menerapkan kode etik global yang ketat kepada
semua karyawan. Samsung yakin bahwa manajemen etis bukan hanya alat untuk
menanggapi perubahan cepat dalam lingkungan bisnis global, tetapi juga sarana untuk
membangun kepercayaan dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk
pelanggan, pemegang saham, karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat setempat.
Dengan tujuan untuk menjadi salah satu perusahaan paling etis di dunia, Samsung
terus melatih karyawannya dan mengoperasikan sistem pemantauan, sekaligus
mempraktikkan manajemen perusahaan yang adil dan transparan.

3. Leading (Pemimpinan)
Kepemimpinan dan komunikasi yang kuat saat menetapkan tujuan.
Kepemimpinan dapat dilihat dalam berbagai cara, termasuk mengetahui saat
karyawan membutuhkan dorongan tambahan dan pujian untuk menangani konflik
antara anggota tim secara adil dan tegas. Perusahaan Samsung juga menerapkan
proses kepemimpinan tersebut.
Samsung Group mengumumkan perombakan eksekutif tahunan tingkat
presiden pada 1 Desember2021. Ini adalah perubahan personil pertama yang
dilakukan oleh vice chairman Lee Jae-yong (Jay Y. Lee) sejak ia mengambil alih
chaebol terbesar di Korea ini.
Ada banyak yang memperkirakan bahwa ia akan menerapkan perubahan
mendasar melalui ritual tahunan untuk reshuffle manajer tingkat atas. Namun dia
memilih untuk mendorong pergeseran generasi secara bertahap, sementara masih
memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan dari para CEO yang ada. Seperti
misalnya kemarin mengangkat Koh Dong-jin (DJ Koh) sebagai pimpinan Samsung
Mobile yang baru, namun masih mempertahankan Shin Jong-kyun (JK Shin) sebagai
CEO divisi IT & Mobile Communications (IM).

Dalam hal ini, kata kunci Jay Y. Lee dalam manajemen dapat dilihat sebagai
"manajemen kerja." Sangat mungkin bahwa gaya manajemennya yang "praktikal"
akan terungkap secara bertahap di seluruh anak perusahaan dari Samsung Group.

Dia menjual unit bisnis yang kurang kompetitif untuk lebih fokus pada unit
bisnis utama. Dia menjual pesawat jet pribadinya untuk lebih memilih menggunakan
pesawat terbang komersial untuk bepergian, dan juga lebih sering duduk di kursi
ekonomi daripada kursi dengan kelas yang lebih tinggi yang tersedia. Dia juga tidak
terlalu berminat dalam mengumpulkan properti real estate, walaupun mungkin dia
lebih kaya dari konglomerat lainnya di Korea.

Jay Y. Lee juga tidak suka bergantung pada perusahaan lain untuk maju dan
membuat pertumbuhan bisnis baru. Dia menghidupkan kembali sistem operasi mobile
bada yang dikembangkan oleh perusahaannya menjadi Tizen yang lebih terbuka, dan
terus mendorong penggunaan OS Tizen di semua perangkat pintar termasuk
smartphone. Dia sendiri juga yang berkeliling dunia untuk mengumpulkan dukungan
perusahaan teknologi dan operator telekomunikasi saat pertama kali Tizen
diperkenalkan. Termasuk juga menguji sendiri perangkat Tizen yang akan
diluncurkan seperti Samsung Z3, walaupun itu hanya untuk segmen low-end.

Selain Tizen, beberapa solusi layanan software buatan sendiri seperti Samsung
KNOX dan Samsung Pay juga mulai diakui dunia dan digunakan oleh lebih banyak
konsumen.

Dia juga mendorong divisi semikonduktor untuk bisa membuat kustomisasi


SoC sendiri untuk Exynos agar bisa melepaskan diri dari Qualcomm, serta
melebarkan sayap Samsung SDI menjadi salah satu penyedia komponen mobil listrik
terbesar.

Gaya manajemen seperti ini telah membawa perubahan halus di seluruh


sumber daya manusia yang ada di Samsung, termasuk juga budaya perusahaan.
Kepemimpinan Jay Y. Lee dengan gaya manajemen yang praktikal sekarang mulai
melebarkan sayap, yang bertujuan untuk mengembangkan Samsung menjadi "first
mover" dengan memanfaatkan filosofi Manajemen Baru yang telah dicanangkan oleh
chairman Lee Kun-hee sebelum dia jatuh sakit.
4. Controlling (Pengendalian)

Controlling (Pengendalian) adalah suatu proses yang menjamin bahwa


sumber-sumber diperoleh dan digunakan dengan efektif dan efisien dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.

Fungsi manajemen ini bertujuan untuk melakukan kontrol atau evaluasi


terhadap kinerja organisasi. Poin ini juga berguna untuk memastikan bahwa apa yang
sudah direncanakan, disusun, dan dijalankan dapat berjalan sesuai dengan aturan main
atau prosedur yang telah dibuat.

Selain itu, fungsi manajemen ini akan bisa memonitor kemungkinan


ditemukannya penyimpangan dalam praktik pelaksanaannya, sehingga bisa segera
terdeteksi lebih dini untuk dapat dilakukan upaya pencegahan dan perbaikan. Berikut
proses pengendalian yang diterapkan perusahaan Samsung.

a. Pemograman

Pada proses ini tahap dimana perusahaan menentukan program-program yang


akan dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan untuk
setiap program perusahaan yang telah ditentukan.

 Sistem Manajemen Kesinambungan Samsung


Hal ini bertujuan untuk menciptakan nilai ekonomi dengan memaksimalkan
keuntungan dan nilai pemegang saham, tetapi Samsung juga harus bertanggung jawab
untuk menciptakan nilai sosial sebagai masyarakat global. Dalam sistem manajemen
kesinambungan Samsung ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan yaitu
socialimpact, value chain, dan core values. Nilai yang akan diperoleh oleh Samsung
jika mereka tetap mempertahankan dan mengatur kesinambungannya adalah nilai
ekonomi dan juga nilai sosial. Nilai ekonomi yang diperoleh yaitu memaksimumkan
keuntungan perusahaan dan inovasi pada produk maupun jasa. Sedangkan nilai sosial
yang diperoleh yaitu dapat berkontribusi pada sustainable society (UNSDGs).Tujuan
penciptaan nilai ekonomi untuk membawa teknologi dan produk yang inovatif untuk
membuahkan keuntungan perusahaan. Perusahaan Samsung berusaha keras untuk
dapat menanamkan inovasi ke dalam serat budaya perusahaan serta menciptakan
sinergi melalui sumber daya eksternal. Sebagai masyarakat perusahaan global,
Samsung menciptakan nilai-nilai sosial yang sejajar dengan UN Sustainable Goals
(SDG),khususnya Samsung menegaskan tujuan yang sangat relevan dengan perilaku
bisnis.
b. Operasi dan Akuntansi

Pada operasi dan akuntansi dilakukan pencatatan mengenai berbagai sumber


daya yang digunakan oleh perusahaan Samsung pada setiap proses maupun tahapan
pembuatan produk serta penerimaan maupun pendapatan yang dihasilkan perusahaan.
Agar perusahaan tetap berkesinambungan maka pendekatan utama harus dilakukan
terhadap:

 Lingkungan
 Ekonomi
 Masyarakat

Masyarakat Adapun beberapa elemen yang terlibat dalam pendekatan utama


terhadap kesinambungan perusahaan yaitu:

 LSM untuk membangun kemitraan yang sukses.


 Karyawan untuk meningkatkan nilai dengan pendidikan dan inovasi.
 Pelanggan untuk mengembangkan produk ramah lingkungan dan
meningkatkan kepuasan pelanggan.
 Pemerintah untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan aktivitas
ekonomi yang sehat.
 Pemangku Kepentingan untuk perdagangan adil dan kepatuhan.
 Masyarakat global untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah
global.
 Komunikasi local untuk Kontribusi sosial yang efektif untuk
manajemen reputasi dankeberlanjutan bisnis.
 Mitra bisnis untuk meningkatkan daya saing melalui kemitraan yang
paling menguntukankan.
BAB 4

COMPETITVE FORCES

I. Pengertian Competitive Forces

Porter’s five forces adalah metode yang digunakan untuk mengetahui


kekuatan industri berdasarkan faktor-faktor eksternal perusahaan. Teori tersebut
muncul didasari oleh adanya pandangan Industrial Organization yang merupakan
sebuah pandangan manajemen bahwa perusahaan sangat memperhatikan faktor
eksternal untuk mendapatkan keunggulan bersaing..

Porter’s five forces sebagai alat untuk menganalisis kondisi persaingan


industri digambarkan sebagai berikut:

Porter’s five forces tentang perusahaan Samsung mencakup lanskap


kompetitif perusahaan serta faktor-faktor yang mempengaruhi sektornya. Analisis
berfokus pada pengukuran posisi perusahaan berdasarkan kekuatan seperti ancaman
pendatang baru, ancaman pengganti, kekuatan tawar pembeli, kekuatan tawar
pemasok dan persaingan kompetitif.

Porter’s five forces Samsung membantu menganalisis posisinya saat ini di


pasar berdasarkan berbagai faktor internal dan eksternal seperti pesaing, pelanggan,
pemasok (vendor dan mitra), kekuatan finansial, cakupan masa depan & solusi
alternatif.

Analisis Porter’s five forces perusahaan Samsung sebagai berikut:

1. Threat of New Entrants (Ancaman pendatang baru)


Threat of New Entrants dalam Analisis Porter’s five forces Samsung dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Samsung adalah salah satu perusahaan elektronik konsumen terkemuka di
dunia. Industri teknologi sangat kompetitif dan membutuhkan inovasi terus-menerus
bagi perusahaan untuk mempertahankan dirinya dalam bisnis ini. Inovasi-inovasi ini
membutuhkan investasi modal yang tinggi yang tidak mungkin dilakukan oleh
perusahaan kecil. Jika pemain terkemuka memasuki domain ini, mereka mungkin
kesulitan karena mereka tidak memiliki pengetahuan teknis bagaimana
mempertahankan bisnis ini. Selain itu, masuk ke bisnis ini membutuhkan nilai merek
yang tinggi dan kepercayaan di antara pelanggan, yang mungkin sulit bagi pemain
baru. Tanpa investasi yang tinggi, memasukkan alat premium ke pasar seperti
Samsung akan membutuhkan investasi besar yang sekali lagi sangat sulit diperoleh
untuk pemain yang lebih kecil. Pelanggan juga memiliki loyalitas merek yang tinggi
untuk Samsung dalam hal peralatan rumah tangga. Oleh karena itu, tidak mudah
untuk menarik Samsung atau pelanggan merek lain untuk membeli produk yang lebih
baru. Samsung juga menikmati skala ekonomi, yang tidak akan dimiliki oleh
perusahaan baru. Biaya peralihan juga sangat tinggi di pasar ini yang selanjutnya
mencegah pelanggan untuk mengalihkan loyalitas mereka. Ancaman pendatang baru
akan rendah untuk Samsung.

1. Threat of Substitutes (Ancaman pengganti)


Berikut ancaman produk substitusi dari analisis Porter's five forces terhadap
Samsung:

Ancaman pengganti harus rendah untuk Samsung. Jika kami mencoba mencari
pengganti, tidak mungkin untuk mengganti tingkat kemampuan yang disediakan oleh
ponsel dalam satu paket. Pergantian individu dimungkinkan, seperti televisi untuk
menonton film, kamera mandiri untuk foto atau perekaman video, telepon rumah atau
internet untuk menelepon, komputer untuk tugas lain, dan sebagainya. Namun,
menggabungkan semua fungsi ini dalam satu paket, apalagi dalam faktor bentuk yang
kecil dan portabel, tampaknya tidak mungkin dilakukan dalam waktu dekat. Sejauh
peralatan rumah tangga pergi, semua produk, baik itu TV, mesin cuci, microwave, AC
atau lemari es, tidak ada yang menerima pengganti yang signifikan. Perangkat apa
pun tidak dapat menandingi kenyamanan dan pengalaman yang disediakan oleh
peralatan ini. Selain itu, Samsung memiliki banyak paten yang membatasi perusahaan
lain untuk memproduksi produk pengganti.
2. Bargaining Power of Customers (Kekuatan tawar pelanggan)

Dalam Analisis Porter's five forces Samsung kekuatan tawar-menawar


pelanggan dapat dijelaskan sebagai:

Daya tawar pelanggan dapat diatur ke moderat. Untuk perangkat dengan biaya
peralihan rendah seperti ponsel, daya tawarnya tinggi. Karena Samsung adalah
perusahaan bisnis ke konsumen, tidak ada satu klien pun yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap pendapatan Samsung. Akibatnya, daya tawar individu klien
terbatas. Di sisi lain, pelanggan memiliki banyak daya tawar kolektif karena mereka
memiliki banyak alternatif dalam hal merek dan barang yang tersedia di pasar untuk
dipilih. Selain itu, pembeli dan konsumen sekarang memiliki akses ke informasi yang
tepat dan angka perbandingan untuk membuat pilihan yang tepat daripada hanya
mengandalkan nilai merek. Untuk produk yang memiliki switching cost yang tinggi,
seperti lemari es, AC, Microwave, dll., daya tawar pelanggan rendah. Ini karena
investasi yang tinggi diperlukan untuk membeli produk semacam itu, dan ada pilihan
bermerek yang terbatas dalam kategori ini. Dengan demikian, pelanggan lebih
memilih untuk menggunakan merek yang terkenal.

3. Bargaining Power of Suppliers (Kekuatan Tawar Pemasok)

Berikut ini adalah kekuatan tawar menawar pemasok dalam analisis Porter's
five forces terhadap Samsung:

Daya tawar pemasok dalam kasus Samsung rendah. Samsung memiliki banyak
vendor untuk dipilih. Samsung bekerja dengan berbagai pemasok dari seluruh dunia,
termasuk Amerika Serikat, Taiwan, Cina, Korea Selatan, Hongkong, dan Jepang.
Banyak vendor mengandalkan Samsung untuk sebagian besar pendapatan mereka.
Dengan demikian, mereka tidak dapat mengambil risiko mengecewakan Samsung.
Selain itu, karena biaya peralihan Samsung untuk pemasoknya rendah, sebagian besar
kebal terhadap pemasok mana pun yang berhenti menyediakan bahan baku atau jika
harganya terlalu tinggi. Jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan seperti Apple,
Samsung, dan LG yang merupakan konsumen dari penyedia ini, jumlah pemasok
komponen listrik tertentu cukup besar. Selain itu, Samsung memproduksi chip,
prosesor, dan layar sehingga dapat bekerja sebagai pemasok untuk banyak produknya.
Ini mengurangi ketergantungannya pada pemasok eksternal lainnya.

4. Competitive Rivalry (Persaingan yang kompetitif)

Dampak pesaing utama dalam analisis Porter's five forces Samsung adalah
sebagai berikut:

Banyak pesaing teknologi dapat bersaing langsung dengan perangkat keras


dan perangkat lunak Samsung. Perusahaan seperti Apple dan Google memproduksi
perangkat keras kelas atas, sedangkan Mi dan OnePlus memberikan kemampuan yang
setara dengan biaya yang lebih rendah di pasar ponsel. Pelanggan juga memiliki
pilihan untuk mencoba perangkat yang berbeda karena biaya peralihan rendah, dan
dengan demikian loyalitas merek jarang terlihat di pasar ponsel. Di bagian depan
peralatan rumah tangga, perusahaan seperti Whirlpool, Voltas, dll., memberikan
persaingan yang tinggi karena mereka menjual produk yang hampir serupa dengan
kisaran harga yang sama. Mereka memiliki banyak uang untuk dibelanjakan pada
R&D dan selalu menghasilkan barang-barang baru dan inventif. Mereka juga dapat
menggunakan uang ini untuk melakukan banyak promosi untuk barang-barang
mereka. Masa pakai peralatan ini tinggi dan dengan demikian, mendapatkan
pelanggan dari pesaing itu sulit. Tidak ada pasar yang diikuti Samsung, dan tidak ada
perusahaan lain yang memasukinya.

Sebagai kesimpulan, analisis Porter's five forces Samsung di atas menyoroti


berbagai elemen yang memengaruhi lingkungan persaingannya. Pemahaman ini
membantu untuk mengevaluasi berbagai faktor bisnis eksternal untuk setiap
perusahaan.
Daftar Pustaka

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Samsung

https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/14/070000769/4-proses-manajemen-dalam-
perusahaan

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5682/3/T1_212010031_Full%20text.pdf

https://www.samsung.com/id/about-us/company-info/

https://www.harmony.co.id/blog/pengertian-manajemen-dan-fungsinya#:~:text=Fungsi
%20Kepemimpinan%20(Leading)&text=Fungsi%20kepemimpinan%20merupakan
%20serangkaian%20proses,dalam%20mencapai%20sasaran%20perusahaan%20tersebut

https://www.tizenindonesia.org/2015/12/gaya-kepemimpinan-chairman-baru-samsung.html?
m=1

https://id.scribd.com/document/376641355/Sistem-Pengendalian-Manajemn-Perusahaan-
Samsung

https://www.mbaskool.com/five-forces-analysis/companies/18268-samsung.html

Anda mungkin juga menyukai