Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANALISIS DAMPAK MONEY POLITIK DALAM PERSPEKTIF POLITIK

LOKAL

Oleh :

WIWIN ANDRIAN ONTA

S1B120205

ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS HALUOLEO

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas karunia, hidayah, dan nikmatNya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Sistem Politik Indonesia

Makalah ini ditulis oleh penulis yang bersumber dari Buku dan Jurnal sebagai refrensi.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada rekan rekan mahasiswa yang tealah mendukung
sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat

bagi kita semua. Makalah ini secara fisik dan substansinya diusahakan relevan dengan
pengangkatan judul makalah yang ada, Keterbatasan waktu dan kesempatan sehingga makalah
ini masih memiliki banyak kekurangan yang tentunya masih perlu perbaikan dan penyempurnaan
maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju ke arah yang
lebih baik.

Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan yang membacanya,
sehingga menambah wawasan dan pengetahuan tentang bab ini. Amin.

Kendari, Desember 2022

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………….....

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN :

A. Latar Belakang …………………………………………………………………………….


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………………
C. Tujuan ……………………………………………………………………………………...

BAB 2 PEMBAHASAN :

A. Pengertian Money
Politik…………………………………………………………………...
B. Pengaruh Money Politik Tehadap Masyarakat
……………………………………………..
C. Dampak Negatif Money Politik
…………………………………………………………….
D. Dampak Positif Money Politik …………………………………………………………….
E. Peran Intelektual Dalam Pencegahan Money Politik
……………………………………….
F. Undang-undang Dan Hukum Pidana Money Politik
……………………………………….

BAB 3 PENUTUP :

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………
B. Saran
………………………………………………………………………………………..

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengertian dari etika adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh manusia yang

memiliki nilai etis dan mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Sebagai ilmu tentang apa yang

baik dan apa yang buruk dan nilai yang berkenaan dengan akhlak sebagai manusia.

Manusia bertindak itu normal, tapi harus bertindak dengan baik. Ada juga yang

bertindak tidak baik contohnya perbuatan money politic dalam pemilu. Hingga saat ini

praktik money politics atau politik uang dalam penyelenggaraan pemilihan umum masih

menjadi musuh utama demokrasi.

Perpolitikan lokal hingga nasional mengalami perubahan. Perubahan tersebut

menjadi tantangan bagi masing-masing parpol. Misalnya masalah golongan putih

(golput) yang muncul karena tidak kepercayaan terhadap parpol yang cenderung

koruptif. Dan kini masyarakat cenderung menginginkan figur-figur baru sebagai

pemimpin. Dengan kata lain, visi misi serta latar belakang parpol pengusung tidak

diperhatikan oleh masyarakat umum.

Memperhatikan kondisi politik yang berkembang saat ini, praktik politik uang

baik saat pemilu Presiden, Gubernur, Bupati, Calon Legislatif, bahkan Kepala Desa

sering terjadi. Politik uang dikemas dalam berbagai bentuk seperti pemberian hadiah,

pembagian kupon,dan sumbangan. Politik uang sudah “melekat” dengan masyarakat.

Dan pada pemilu 17 April 2019 lalu ditemukan praktek money politics di Sulawesi barat

yang dilakukan oleh Calon Legislatif DPRD Polewali Mandar. bahwa praktik politik

uang sangat berbahaya ,dan merupakan cikal bakal tindakan pidana korupsi.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Dampak apa saja yang dapat di timbulkan Politik Uang (Mony Politik)?
2. Mengapa Politik Uang sering terjadi di kalangan masyarakat indonsia ?
3. Bagaimana cara mengatasi dampak politik uang ?
4. Apakah politik uang akan menjadi potensi terjadinya korupsi ?

C. TUJUAN
 Agar Pembaca dapat mengetahui Dampak yang di timbulkan dari Poitik
Uang(Money Politic)
 Pembaca dapat mengetahui sebab terjadinya money Politic
 Agar Pembaca dapat dapat mencegah terjadinya Money Politic

BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MONEY POLITIK


Politik Uang  adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap seseorang baik
supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia
menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan. Dalam permasalahan
masyarakat kaum intelektual mempunyai tanggung jawab dalam memberikan perubahan
dalam masalah-masalah lain misalnya dalam masalah politik. Berada dalam dunia politik
bukan tentang benar atau salah melainkan tentang menang dan kalah.
Dalam  hal ini banyak hal yang perlu kader intelektual rubah, Misalnya dalam
isu Money politik. Money politik sudah bukan hal yang baru lagi bagi para-para pelopor
politik. Money politik bahkan sudah di jadikan sebagai jalan untuk memenangkan politik
untuk partai-partai atau oknum-oknum yang curang. Money politik biasanya di berikan
sebelum dilakukannya pemungutan suara. Untuk mereka ( masyarakat ) yang kurangnya
pemahaman dengan dunia politik, akan menerima uang tersebut untuk memilih
menggunakan hak suaranya.
Namun, Money politik tidak hanya di berikan kepada mereka (masyarakat) yang
memiliki hak suara, tetapi juga di berikan kepada pemegang kekuasaan rakyat. Ini yang
menyebabkan kekuasaan sudah bukan di tangan rakyat melainkan di tangan “uang”,
sehingga kedaulatan bukan untuk rakyat melainkan untuk “pemilik uang”. Dampak
dengan adanya Money politik dapat merusak bangsa. Misalnya dalam praktek Money
politik dapat merusak sistem demokrasi di Indonesia, ini dapat menyebabkan demokrasi
yang sakit atau tidak stabil, demokrasi yang harusnya “bebas” menjadi tidak bebas hanya
karena pembelian hak suara tersebut. Kedaulatan yang seharusnya milik semua orang,
sekarang hanya menjadi pemilik uang. Selain itu, praktek Money politik disini juga dapat
merusak moral demokrasi, kenapa demikian? Karena rakyat memilih pemimpin bukan
karena asas kepemimpinan nya, bukan karena kinerja nya, bukan karena visi dan misinya,
melainkan karena uang yang di berikan untuk menambah hak suara demi kepentingan
oknum-oknum tersebut.
Sebagai kaum intelektual harus bisa menanggapi hal yang demikian, contohnya
mencegah hal-hal yang mungkin akan terjadi praktek Money politik, salah satunya;
Pertama, menolak Praktek politik yang ditawarkan oleh team sukses dari calon. Kedua,
kaum intelektual harus menjunjung tinggi asas demokrasi yang langsung, umum, bebas.
rahasia, jujur dan adil sebagai bentuk tindakan preventif dalam praktek Money politik.
Ketiga, kaum intelektual harus bisa mensosialisasikan menggunakan bahasanya kepada
khalayak atau masyarakat mengenai dampak negatif dari praktek Money politik. Sehingga
dari sini kaum intelektual dapat menjadi pelopor dalam mencegah praktek Money politik
yang merusak moral bangsa. Mengapa banyak rakyat yang terlibat dalam politik uang?
Karena keadaan masyarakat yang sekarang dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, pendidikan, dan kesehatan.
Dengan kondisi seperti ini memaksa dan menekan sebagian masyarakat untuk
segera mendapatkan uang. Money politic pun menjadi ajang para rakyat untuk berebut
uang. Dalam dunia politik masyarakat memiliki hak untuk berpartisipasi dalam politik
atau hak ikut serta dalam politik, karena kita menganut sistem demokrasi yang pada
prinsipnya dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Namun pada kenyataannya sekarang
partisipasi masyarakat sangat rendah kerena disebabkan rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang politik.
Dapat kita ketahui bahwa, politik uang kemungkinan bisa terjadi karena adanya tiga
faktor; Pertama, faktor politik. Politik uang terjadi karena calon tidak memiliki
program tetapi ingin menang. Kedua, faktor hukum, lemahnya regulasi tentang politik
uang pada pemilu dari tahun ketahun menjadi sebuah kemunduran jika dibandingkan
dengan pilkada tahun lalu. Ketiga, faktor budaya. Ada beberapa kebiasaan yang sudah
menjadi budaya di Indonesia, yakni tidak pantas jika seseorang menolak pemberian dan
terbiasa membalas pemberian. Instrumen kultural ini dimanfaatkan oleh politisi untuk
menjalankan politik uang.Untuk menjadi kaum intelektual yang sesungguhnya harus pula
melewati beberapa tantangan, yaitu tantangan kaum intelektual terhadap masyarakat.
Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat menurunkan
moral bangsa, karena Masyarakat memiliki peran penting dalam kemajuan bangsa. Kaum
intelektual memang bukan satu- satunya yang harus menyelesaikan persoalan tersebut,
namun perlu di garis bawahi bahwa kaum intelektual sering di sebut sebagai agen
perubahan.

B. PENGARUH MONEY POLITIK TERHADAP MASYARAKAT


Politik Uang pada saat ini sudah dianggap hal yang lumrah, sehingga hampir setiap
periode dalam pemilihan umum para calon selalu melakukan money politik untuk
mendapatkan suara terbanyak.
Mungkin di karenakan keterbatasan pemahaman tentang Politik kebanyakan
masyarakat menerima dengan senang hati suapan uang dari para calon tanpa memahami
dampaknya terhadap kelangsungan pemerintahan.
Money Politik atau politik uang apabila tidak di lakukan pencegahaan maka dapat
memicu terjadnya korupsi. Hal ini di karenakan para calon yang telah melakukan money
politik dan memperoleh kemenangan karena suara terbanyak akan berpikir untuk
mengembalikan pengeluaran uang terhadap rakyat karena telah melakukan Money Politik
sehingga dapat memicu teradinya Korupsi.

C. DAMPAK NEGATIF MONEY POLITIK

Dampak dengan adanya Money politik dapat merusak bangsa. Misalnya dalam
praktek Money politik dapat merusak sistem demokrasi di Indonesia, ini dapat
menyebabkan demokrasi yang sakit atau tidak stabil, demokrasi yang harusnya “bebas”
menjadi tidak bebas hanya karena pembelian hak suara tersebut. Kedaulatan yang
seharusnya milik semua orang, sekarang hanya menjadi pemilik uang. Selain itu, praktek
Money politik disini juga dapat merusak moral demokrasi, kenapa demikian? Karena
rakyat memilih pemimpin bukan karena asas kepemimpinan nya, bukan karena kinerja
nya, bukan karena visi dan misinya, melainkan karena uang yang di berikan untuk
menambah hak suara demi kepentingan oknum-oknum tersebut.

D. DAMPAK POSITIF MONEY POLITIK

Money Politik atau politik uang tentunya juga memiliki dampak positif terhadap
masyarakat. Contohnya masyarakat yang kurang mampu ekonominya tentu dengan
senang hati masyarakat yang kurang mampu akan menerimanya. Di sisi lain mereka akan
menganggap hal ini sebagai utang budi terhadap para calon dengan memberikan suaranya
untuk calon tersebut. Oleh karena itu, Politik uang bagi para calon merupakan cara yang
paling efektif untuk memenangkan suara terbanyak dalam pemilu.
Politik uang sangat berdampak positif bagi masyarakat yang kurang mampu, akan
tetapi konsekuensi yang dapat di timbulkan tidak akan sebanding dengan hal itu. Oleh
karena itu sangat penting untuk masyarakat paham terhadap pengaruh dan dampak dari
politik uang yang sering terjadi.

E. PERAN INTELEKTUAL DALAM PENCEGAHAN MONEY POLITIC

Sebagai seorang yang berintelektual kita bias mencegah terjadinya Politik Uang
dengan beberapa cara misaknya :
1. Menolak Praktek politik yang ditawarkan oleh team sukses dari calon.
2. Sebagai kaum intelektual harus menjunjung tinggi asas demokrasi yang langsung,
umum, bebas. rahasia, jujur dan adil sebagai bentuk tindakan preventif dalam praktek
Money politik.
3. Sebagai kaum intelektual harus bisa mensosialisasikan menggunakan bahasanya
kepada khalayak atau masyarakat mengenai dampak negatif dari praktek Money
politik. Sehingga dari sini kaum intelektual dapat menjadi pelopor dalam mencegah
praktek Money politik yang merusak moral bangsa.

F. UNDANG-UNDANG DAN HUKUM PIDANA MONEY POLITIK

Setelah Pilkada serentak 2015, undang-undang Pilkada direvisi melalui UU No.10


Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua UU No.1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang No.1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati dan Walikota (UU No.10 Tahun 2016) untuk penyempurnaan pelaksanaan Pilkada
serentak gelombang berikutnya termasuk pengaturan tentang politik uang. Pada UU
No.10 Tahun 2016, pengertian politik uang, dirumuskan sebagai perbuatan menjanjikan
dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi penyelenggara
Pemilihan dan/atau Pemilih. Larangan politik uang dalam Pilkada telah diatur secara tegas
dan jelas pada UU No.10 Tahun 2016, selain mengatur tentang siapa saja yang terlibat
bisa diberi sanksi dan perbuatan apa yang termasuk sebagai politik uang, juga diatur
ancaman atau sanksi yang bisa dijatuhkan berupa pembatalan pasangan calon yang
terbukti melakukan praktek politik uang.
Larangan politik uang diatur pada Pasal 73 UU No.10 Tahun 2016 yaitu: (1) Calon
dan/atau tim Kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi
lainnya untuk mempengaruhi penyelenggara Pemilihan dan/atau Pemilih; (2) Calon yang
terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan
putusan Bawaslu Provinsi dapat dikenai sanksi administrasi pembatalan sebagai pasangan
calon oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota; (3) Tim Kampanye yang terbukti
melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dikenai sanksi pidana sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; (4) Selain Calon atau Pasangan Calon,
anggota Partai Politik, tim kampanye, dan relawan, atau pihak lain juga dilarang dengan
sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menjanjikan atau memberikan uang atau
materi lainnya sebagai imbalan kepada warga negara Indonesia baik secara langsung
ataupun tidak langsung untuk: a. mempengaruhi Pemilih untuk tidak menggunakan hak
pilih, b. menggunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga mengakibatkan suara tidak
sah, dan c. mempengaruhi untuk memilih calon tertentu atau tidak memilih calon tertentu;
(5) Pemberian sanksi administrasi terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak menggugurkan sanksi pidana. Dalam penjelasan Pasal 73 ayat (1) Yang tidak
termasuk memberikan uang atau materi lainnya meliputi pemberian biaya makan minum
peserta kampanye, biaya transpor peserta kampanye, biaya pengadaan bahan kampanye
pada pertemuan terbatas dan/atau pertemuan tatap muka dan dialog, dan hadiah lainnya
berdasarkan nilai kewajaran dan kemahalan suatu daerah yang ditetapkan dengan
Peraturan KPU.
Pemberian uang atau materi pada penjelasan pasal 73 ayat (1) ini mungkin bagian
dari modal atau cost politik yang dikeluarkan pada waktu kampanye. Cost politik
merupakan harga yang harus dikeluarkan untuk berpolitik seperti konsumsi pada saat
kampanye, transportasi pada saat kampanye. Cost politik ini tentunya berbeda dengan
politik uang, di mana politik uang terjadi proses transaksi atau
Pengaturan yang terdapat pada Pasal 73 ayat (2) secara jelas telah mengatur sanksi
administrasi berupa pembatalan pasangan calon oleh KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota bagi pasangan calon yang terbukti melakukan politik uang berdasarkan
putusan Bawaslu Provinsi. Sanksi administrasi ini tidak menggugurkan sanksi pidana.
Siapa saja yang terlibat dalam politik uang seperti tim kampanye, anggota partai politik,
relawan atau pihak lain, dikenakan sanksi pidana berupa penjara dan denda sejumlah
uang.
Selain sanksi administrasi berupa pembatalan pasangan calon yang terbukti melakukan
praktek politik uang, dikenakan sanksi pidana dan pemberian sanksi tidak hanya diberikan
kepada pemberi uang atau materi tetapi sanksi juga diberikan kepada penerima uang atau
materi, jadi secara filosofis penyuap dan yang disuap dikenakan sanksi/dihukum.
Pengaturannya dalam UU No.10 Tahun 2016 Pasal 187A ayat (1) Setiap orang yang
dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menjanjikan atau memberikan
uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada warga negara Indonesia baik secara
langsung ataupun tidak langsung untuk mempengaruhi Pemilih agar tidak menggunakan
hak pilih, menggunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga suara menjadi tidak sah,
memilih calon tertentu, atau tidak memilih calon tertentu sebagaimana dimaksud pada
Pasal 73 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 bulan dan paling lama
72 bulan dan denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 milyar. Pidana
yang sama juga diterapkan kepada pemilih yang terlibat dalam politik uang atau yang
menerima uang, ini diatur dalam Pasal 187A ayat (2) Pidana yang sama diterapkan kepada
pemilih yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menerima pemberian
atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Dari hasil kajian studi faktor-faktor yang berpengaruh atau berhubungan erat
dengan terjadinya politik uang adalah pertama, tingkat pendidikan pemilih; kedua, tingkat
pendapatan pemilih (kemiskinan); ketiga, tingkat party id (kedekatan dengan parpol);
keempat, dianggap kelaziman (kultur) karena praktik yang telah berlangsung
berulangkali; kelima, pertimbangan memilih kandidat yang memberikan keuntungan
individu maupun kelompok secara langsung (pragmatisme materialistik); keenam,
kekecewaan masyarakat terhadap kinerja kandidat setelah terpilih; ketujuh, lemahnya
dialektika untuk mencari nilai-nilai ideal dalam membangun visi bersama; kedelapan,
lemahnya aturan main (Anriani, 2018).
Begitu juga dengan para calon (kontestan) atau elit politik yang masih memandang
bahwa uang memiliki kekuatan untuk dijadikan metode dalam merebut kekuasaan pada
perhelatan politik yang bernama Pilkada. Keyakinan ini yang kemudian menumbuhkan
sikap dan perilaku pragmatisme materialistik alias praktek politik uang (transasksi
material) dalam Pilkada ketimbang menawarkan program atau visi dan misi (transasksi
kebijakan). Pandangan, sikap dan prilaku seperti ini salah. Jadi tidak hanya individu dari
lapisan masyarakat, dari kontestan atau elit politik perlu ada perubahan sikap dan
perilaku. Termasuk juga penyelenggara Pilkada atau Pemilu dalam bersikap dan
berprilaku harus berpegang pada asas, landasan, prinsip dan sumpah janji penyelenggara
(berpegang pada kode etik penyelenggara).
Persoalan terakhir yang  kemudian memberi celah politik uang ialah budaya hukum.
untuk memahami adanya kesadaran tentang politik uang harus dilandasi dengan kesadaran
bersama. Pasangan calon dan masyarakat harus bisa mengubah pola pikir yang berdampak
kepada budaya sosial. Baik pasangan calon maupun masyarakat harus mengubah cara
pandang. Tidak hanya memberikan, tetapi juga mengubah pola pikir yang nanti akan
berdampak permisif. Adapun untuk mencegah terjadinya praktik politik uang, bisa
dilakukan melalui edukasi di lembaga pendidikan formal dan nonformal. di lembaga
pendidikan formal, harus ada program dan peran partai politik untuk memberikan
pendidikan politik kepada masyarakat. Kemudian Sementara itu, pendidikan non formal
merupakan program pendidikan yang

BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
Persoalan terakhir yang  kemudian memberi celah politik uang ialah budaya
hukum. untuk memahami adanya kesadaran tentang politik uang harus dilandasi dengan
kesadaran bersama. Pasangan calon dan masyarakat harus bisa mengubah pola pikir yang
berdampak kepada budaya sosial. Baik pasangan calon maupun masyarakat harus
mengubah cara pandang. Tidak hanya memberikan, tetapi juga mengubah pola pikir yang
nanti akan berdampak permisif. Adapun untuk mencegah terjadinya praktik politik uang,
bisa dilakukan melalui edukasi di lembaga pendidikan formal dan nonformal. di lembaga
pendidikan formal, harus ada program dan peran partai politik untuk memberikan
pendidikan politik kepada masyarakat. Kemudian Sementara itu, pendidikan non formal
merupakan program pendidikan yang dilakukan penyelenggara yang kini dilakukan secara
berjenjang. Saya kira bahwa praktik politik uang pada penyelenggaraan pilkada tahun
2020 dapat diminimalisasi. Bahaya politik uang akan berdampak kepada siapa saja yang
melakukan praktik kotor tersebut. Politik uang ialah kejahatan besar dalam proses
berdemokrasi.

SARAN

Saya berharap kepada Pembaca dapat mengetahui dampak dari Money Politik yang
sering terjadi di kalangan masyarakat. Sehingga dengan Makalah ini dapat mnjadi
pedoman bagi pembaca untuk melakukan pencegahan terhadap terjadinya praktik Money
Politik.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber:

https://kpu-tanjungpinangkota.com/2020/08/pengaruh-dampak-dan-cara-penyelesaian-dari-
money-politik-terhadap-partisipasi-masyarakat-dalam-pilkada-oleh-kaum-intelektual/

Anda mungkin juga menyukai