1
ABSTRAK
Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida
melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Pompa yang digunakan jenis pompa
sentrifugral multistage. Umumnya kerusakan yang terjadi pada pompa ini
diakibatkan oleh High Vibrasion , nilai vibrasi yang sangat tinggi mengakibatkan
banyak indikasi kerusakan. kerusakan ini berpengaruh dalam sistem kinerja
pompa yang mengakibatkan Loosenes ( kelonggaran ) pada bearing yang ditandai
dengan frekuensi dominan 1x rpm diikuti dengan harmonik 1x. Kenaikan tingkat
getaran mesin atau keparahan dari mesin digunakan standar untuk mengevaluasi
kerusakan berdasarkan kelas dan tipe mesin. Oleh karena itu setelah dilakukan
pengukuran vibrasi dengan sebuat alat , nilai yang di dapatkan di pada saat
pengukuran dapat dilihat pada STANDAR ISO 10816 yang di pakai pada pompa
ini. Predictive Maintenance dilakukan untuk meningkatkan peforma pompa
supaya tidak terjadi kerusakan di komponen-komponen lainnya.
2
ABSTRACT
Pump is a type of fluid machine that serves to move fluid through a pipe from one
place to another. The pump used is a multistage type centrifugal pump. Generally
the damage that occurs in this pump is caused by High Vibrasion, a very high
vibration value resulting in many indications of damage. This damage affects the
pump performance system which results in Loosenes (looseness) on the bearing
which is characterized by the dominant frequency of 1x rpm followed by
harmonics 1x. The increase in engine vibration level or the severity of the engine
is used standard to evaluate damage based on class and engine type. Therefore
after measuring vibrations with a device, the value obtained at the time of
measurement can be seen in the STANDARD ISO 10816 used at this pump.
Predictive Maintenance is done to increase the performance of the pump so that
no damage occurs to other components.
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................1
ABSTRAK...............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................6
PENDAHULUAN...................................................................................................6
1.4 Hipotesis.............................................................................................................7
2.2.1 Boiler.....................................................................................................12
2.2.3 Generator...............................................................................................13
2.2.4 Kondensor..............................................................................................14
2.3 Pompa...............................................................................................................14
4
2.3.1 Pompa Sentrifugal.................................................................................15
2.4 Vibrasi..............................................................................................................20
BAB III 33
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
sebagainya. Salah satunya di PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap ) UP PJB
GRESIK ini menggunakan pompa Service Water Pump untuk Sealing pompa-
pompa yang ada di unit , seperti Screen Wash Pump ,Boiler Feed Pump dan
Booster Pump.
Pada pompa ini terdapat banyak masalah yang terjadi , misalnya saja
unbalance , misaligment , aus , korosi , kavitasi , loosenes ( kelonggaran ) ,
vibrasi dan lain-lain. Sehingga dalam pengoperasiannya perlu dilakukan tindakan
maintenance.
Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kegagalan yang
dapat diterapkan untuk perawatan suatu pompa , salah satu metode tersebut adalah
metode analisa vibrasi. Melalui analisa vibrasi kita dapat menentukan kondisi
pompa , apakah dalam kondisi baik , loosenes , misaligment atau terjadi kerusakan
lain pada pompa tersebut. Sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan tanpa
harus melakukan pembongkaran secara menyeluruh untuk mengetahui kerusakan
pompa.
Pada penulisan proyek akhir ini terdapat batasan masalah yang akan
membantu menyelesaikan masalah ini. Batasan masalah yang diambil antara lain :
7
1. Pompa yang dipilih merupakan jenis pompa sentrifugal multistage
2. Proyek akhir ini hanya menganalisa kegagalan operasi yang diakibatkan
high vibrasion pada pompa service water pump no.1 PLTU UP PJB
Gresik.
3. Tidak ada perbandingan performa pompa.
1.4 Hipotesis
Adapun beberapa tujuan dari penulisan proyek akhir ini antara lain :
1. Untuk mengetahui peforma yang dialami pompa pada saat ada kenaikan
nilai vibrasi.
2. Untuk mendeteksi indikasi-indikasi kerusakan yang diakibatkan naiknya
nilai vibrasi pada pompa.
Adapun manfaat dalam penulisan proyek akhir ini adalah sebagai berikut :
8
2. Dapat digunakan sebagai informasi dalam peningkatan peforma pompa
pada service water pump.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Proses konversi energi pada PLTU ( sumber : PLN Corporate
University )
PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga thermal yang bnayak digunakan ,
karena effisiensinya tingga sehingga menghasilkan yang ekonomis. PLTU
merupakan mesin konversi energi yang mengubah energi kimia dalam bahan
bakar menjadi energi listrik.
10
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahanpan yaitu :
1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
2. Energi panas ( uap ) diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap
putaran.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
11
6–1 : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur
kerjanya menjadi panas lanjut ( superheated vapour). Langkah ini terjadi
di superheater boiler denga proses isobar.
1–2 : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun.
Langkah ini adalah ekspansi isentropis dan terjadi didalam turbin.
2–3 : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air
kondensat. Langkah ini isobar isothermis. Dan terjadi didalam kondensor.
2.2.1 Boiler
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
mengubah ir menjadi uap dengan temperatur tertentu. Proses perubahan air
menjadi uap terjadi dengan memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa
dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran
dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar
dan udara dari luar.
12
Gambar 2.2 Boiler Power Plant
13
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Turbin Uap
( sumber : PT.PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan )
Uap yang telah yang telah melakukan kerja di turbin , tekanan , dan
temperaturnya turun hingga kondisi menjadi uap basah. Uap keluar ini kemudian
dialirkan kedalam kondnsor untuk di dinginkan agar menjadi air kondensat ,
sedangkan uap kering yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator.
2.2.3 Generator
Generator merupakan suatu komponen yang menghasilkan tenaga listrik
yang berasal dari energi mekanik. Generator berfungsi untuk mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik.
14
Gambar 2.4 Generator
2.2.4 Kondensor
Kondensor ini peralatan yang mengubah uap menjadi air. Proses
perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu ruangan
yang berisi pipa-pipa ( tube ). Uap yang mengalir diluar pipa-pipa ( shell side )
sedangkan air sebagai pendingin mengalir didalam pipa ( tube side ). Kondensor
seperti ini disebut kondensor tipe surface 9 permukaan ). Kebutuhan air pendingin
di kondensor sangat besar , sehingga dalam perencanaan biasanya sudah
diperhitungkan.
2.3 Pompa
Pada umumnya , pompa yang banyak digunakan terbagi menjadi 3 jenis ,
pompa sentrifugal , rotari ( rotary ) , dan torak ( resiprocating ). Istilah ini hanya
berlaku pada mekanisme fluidanya , bukan pada desain pompa itu sendiri.
Selanjutnya dari kelas tersebut dapat masing-masing dibedakan berdasarkan
jenisnya. Misalnya jenis ikat , difuser ,ataupun jenis aliran propeler untuk kelas
sentrifugal. Jenis roda gigi , skrup , cam , baling-baling untuk kelas rotari. Jenis
diafragma , piston untuk kelas torak.
15
Pompa memiliki dua kegunaan utama yaitu :
16
2.3.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Note : Semua bentuk energi yang ada pada sistem pengaliran cairan disebut
dengan istilah head atau meter air (tinggi air).
Cairan proses memasuki nosel sisi masuk menuju titik tengah impeller
yang berputar. Ketika berputar, impeller akan memutar cairan yang ada dan
mendorongnya keluar antara dua siripnya, serta menciptakan percepatan
sentrifugal. Ketika cairan meninggalkan titik tengah impeller, terciptakan daerah
bertekanan rendah sehingga cairan di belakangnya mengalir ke arah sisi masuk.
Karena sirip impeller berbentuk kurva, cairan akan terdorong kea rah tangensial
dan radial oleh gaya sentrifugal. Gaya ini terjadi di dalam pompa seperti halnya
yang dialami air dalam ember yang diputar diujung seutas tali. Gambar berikut ini
melukiskan penampang samping suatu pompa sentrifugal yang menunjukkan
pergerakan cairan.
17
Gambar 2.6 Lintasan pompa sentrifugal
Intinya adalah bahwa energi yang diciptakan oleh gaya sentrifugal adalah energi
kinetik. Jumlah energi yang diberikan ke cairan sebanding dengan kecepatan pada
pinggiran luar impeller. Semakin cepat impeller berputar atau semakin besar
diameter impeller maka semakin besar kecepatan cairan pada pinggiran luar
impeller dan semakin besar energi diberikan kepada cairan.
Energi kinetik cairan yang keluar dari impeller tertahan dengan penciptaan
tahanan terhadap aliran. Tahanan pertama diciptakan oleh rumah pompa (volute)
yang menangkap cairan dan memperlambatnya. Pada nosel keluar, cairan makin
diperlambat dan kecepatannya diubah menjadi tekanan sesuai prinsip Bernoulli. (
sumber : PT.PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan )
18
Gambar 2.7 Komponen utama Pompa sentrifugal
2. Baering ( Bantalan )
19
2.3.5 Komponen Bergerak ( Rotating Components )
1. Impeller
2. Poros ( Shaft )
20
2.3.6 Pompa Sentrifugal Multistage
Pompa ini menggunakan beberapa impeller yang dipasang secara berderet
( seri ) pada satu poros. Prinsip kerja dari pompa multistage yaitu air terhisap oleh
impeller. Air yang masuk Impeller ikut berputar dan terdorong oleh sudu-sudu
impeller dan membentuk gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal tersebut membuat air
menjauhi lingkaran dan menuju difuser dengan kecepatan tinggi. Pada difuser
energi kecepatan berubah menjadi energi tekanan. Air yang meninggalkan titik
tengah impeller menimbulkan kevakuman pada tengah impeller sehingga dapat
menghisap air. Prinsip kerja pada impeller kedua sama dengan impeler pertama.
Pada impeller terakhir , air keluar pada sisi discharge. Head total pompa ini
merupakan jumlah dari head yang dihasilkan oleh masing-masing impeller
sehingga lebih tinggi dari pompa single stage. Pemasangan diffuser pada rumah
pompa banyak tingkat lebih menguntungkan daripada dengan rumah volute ,
karena aliran dari satu tingkat ketingkat berikutnya lebih mudah dilakukan.
2.4 Vibrasi
21
suatu getaran dapat dinyatakan dengan rumus sederhana : Frekuensi = 1 /
periode Frekuensi dari getaran tersebut biasanya dinyatakan sebagai
jumlah siklus getaran yang terjadi tiap menit ( CPM = Cycles per Minute).
Sebagai contoh sebuah mesin bergetar 60 kali ( siklus dalam 1 menit maka
frekuensi getaran mesin tersebut adalah 60 CPM.
2. Perpindahan getaran (vibration displacement) Jarak yang ditempuh dari
suatu puncak ke puncak yang lainnya disebut dengan perpindahan dari
puncak ke puncak atau yang disebut dengan peak to peak displacement.
Perpindahan tersebut pada umunya dnyatakan dalam satuan micron ( μm )
atau mils. 1 μm = 0,001 mm I mils = 0,001 inch`
3. Kecepatan getaran (vibration velocity) Kerena getaran merupakan suatu
gerakan, maka getaran tersebut pasti mempunyai kecepatan. Kecepatan
getaran ini biasanya dalam satuan mm/det (peak). Karena kecepatan ini
selalu berubah secara sinusoida, maka seringkali digunakan pula satuan
mm/sec (rms). Nilai peak = 1,414 x nilai rms. Kadang-kadang digunakan
juga satuan inch/sec (peak) atau inc/sec ( rms ) 1 inch = 25,4 mm.
putaran pompa(RPM )
Frekuensi Pompa(Hz)=
60( s)
22
Jenis kerusakan pada pompa pada umumnya antara lain :
1. Unbalance
2. Misalignment
23
3. Loosenes
Tidak rapat (mechanical looseness) terjadi pada frekuensi dua kali putaran,
penyebabnya terjadi karena perubahan keseimbangan dan alignment. Biasanya
terjadi pada arah axial dan kejadiannya sering bersamaan dengan unbalance dan
misalignment. Karakteristik loosness dapat diketahui pada spektrum dengan
adanya beberapa amplitudo tinggi khususnya pada 1x RPM, 1,5x RPM, dan
harmonik. Looseness biasanya disebabkan oleh structural looseness dari tumpuan
mesin, pondasi, baut yang kendor, dan deteriorated grouting.
24
Preventive maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan
jadwal yang sudah dibuat sebelumnya (base on time), pemeliharaan ini dilakukan
secara berkala untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dari peralatan kilang.
Preventive maintenance meliputi :
Inspeksi yang terjadwal (Scheduled Inspections).
Pelumasan yang terjadwal (Scheduled Lubrications).
Pembersihan yang terjadwal (Scheduled Cleaning).
Perbaikan yang terjadwal (Scheduled Repairing).
2.5.2 Predictive Maintenance
Predictive Maintenance dilakukan berdasarkan kondisi aktual peralatan
(base on condition). Jika hasil pemantauan menunjukkan gejala kerusakan maka
tindakan perbaikan harus segera dilakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih
parah.
25.3 Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan apabila
suatu peralatan mengalami kerusakan yang tidak diprediksi sebelumnya. Hal ini
sangat tidak diharapkan karena akan mengganggu proses operasi.
2.5.4 Over Haul
Over Haul adalah berdasarkan kondisi operasi pompa. Jika pompa sudah
banyak mengalami penurunan efisiensi, maka pompa harus segera dilakukan
overhaul. Selain itu over haul juga pemeliharaan berdasarkan life time dan
running haur.
25
Laju aliran yang masuk ke dalam pompa adalah sama dengan laju aliran
yang keluar dari pompa, sehingga dapat dirumuskan :
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2 ......................................................................... (3.1)
Dimana :
Q1 = kapasitas atau debit aliran yang masuk pompa (m3/s)
Q2 = kapasitas atau debit aliran yang keluar pompa (m3/s)
A1 = luas penampang bagian dalam pipa masuk pompa (m2)
A2 = luas penampang bagian dalam pipa keluar pompa (m2)
V1 = kecepatan aliran fluida pipa masuk pompa (m/s)
V2 = kecepatan aliran fluida pipa keluar pompa (m/s)
26
Untuk menghitung kerugian gesek yang terjadi di dalam pipa dipakai
persamaan Darcy-Weisbach yaitu :
2
f .L.v
hf = ................................................................................... (3.3)
2. g . d
dimana :
hf = Kerugian akibat gesekan sepanjang pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
d = Diameter pipa (m)
v = Kecepatan aliran (m/s)
g = Kecepatan gravitasi (m/s2)
f = Faktor gesek
Faktor gesek ini bisa dilihat pada diagram moody atau bisa juga dihitung dengan
rumus :
64
f=
ℜ
dimana Re = Bilangan Reynold
atau untuk jenis aliran turblen dapat digunakan formula Darcy :
0.005
f =0.02+ ..................................................................... (3.4)
D
27
n = Jumlah elbow, valve, reducer, dan lain-lain
k = Koefisien kerugian
v = Kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Harga k dapat dilihat di tabel sesuai dengan yang dibutuhkan
Dimana :
H = Head total pompa (m)
ha = Head statis total (m)
Head ini adalah perbedaan tinggi antar muka air di sisi keluar
dan muka air di sisi isap.
Tanda (+) dipakai apabila muka air sisi keluar lebih tinggi
daripada sisi isap.
∆hp = Perbedaan tekanan statis antara bagian keluar pompa dengan
bagian sebelum masuk pompa (Kg/m2).
P 2−P1
=
γ
hl = Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, di sisi suction
dan discharge. (m)
Vo2 = Kecepatan aliran rata – rata pada bagian keluar pompa (m/s)
28
G = Gaya gravitasi (9,81 m/s2)
6. Daya Poros
Daya poros yang diperlukan untuk mengerakan sebuah pompa adalah
sama dengan daya air ditambah kerugian daya di dalam pompa. Daya ini dapat
dinyatakan sebagai berikut :
ρ xQ x H
WHP= .................................................................... (3.7)
75
Dimana :
H = tinggi tekan (m)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
Q = kapasitas aliran (m3/s)
29
8. Efisiensi Pompa
Efisiensi pompa sentrifugal merupakan perbandingan antara daya output
dengan daya input. Hubungan efisiensi pompa dapat dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut :
WHP
η pompa= x 100 % .................................................... (3.9)
BHP
Dimana :
BHP = daya kuda rem (watt)
η pompa = efisiensi pompa (%)
WHP = Water horse power
30
Gambar 3.8 Instalasi pompa dengan posisi pompa di atas permukaan
cairan isap
b. Pompa menghisap cairan dari tangki terbuka, posisi pompa di bawah
permukaan cairan yang dihisap :
31
Gambar 3.11 Instalasi pompa dengan posisi pompa di atas rangki isap
tertutup
Bersarnya NPSH yang tersedia untuk empat sistem di atas dapat
dirumuskan sebagai berikut :
NPSH A = [ Pa−P v
γ ]
± hs −hls ………………………. (3.10)
Dimana :
NPSHA= NPSH yang tersedia (m)
Pa = Tekanan atmosfir (kgf/m2)
Pv = Tekanan uap jenuh (kgf/m2)
hs = Head isap statis (m)
(+) untuk kondisi pompa di bawah permukaan cairan
yang dihisap
(-) untuk kondisi pompa di atas permukaan cairan yang
dihisap
hls = Kerugian head di dalam pipa isap (m)
= Berat Jenis cairan (kg/m3)
32
2.7 Penerapan STANDAR ISO 10816
kenaikan tingkat getaran mesin dapat dilihat atau keparahan dari mesin
berputar digunakan standar untuk mengevaluasi kerusakan berdasarkan kelas dan
tipe mesin , salah satu standar pengukuran getaran yaitu melalui trend
pengukuran. Ketika tingkat getaran mesin bertambah melampaui sinyal baseline
maka perlu dilakukan penanganan khusus pada mesin. Data yang didapatkan
melalui pengukuran pada saat mesin beroperasi dengan stabil, sehingga data
baseline berfungsi sebagai pembanding data pengukuran untuk menentukan
kondisi mesin. sedangkan untuk mengetahui tingkat kerusakan atau keparahan
mesin yang berputar digunakan standar untuk mengevaluasi kerusaka menurut
kelas dan tipe mesin. Salah satu standar pengukuran vibrasi yaitu Internasional
Organisation for Standarisation ( ISO ).
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
34
MULAI
Pengumpulan data
kesimpulan
SELESAI
35
3.4 Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan oleh peneliti antara lain :
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Misalnya pada buku ,
literatur , jurnal. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan cara
berkunjung ke perputakaan , ataupun pusat arsip.
36
3.6 Analisa dan Kesimpulan
Tahap ini merupakan langkah terakhir dari penelitian yang merupakan
analisa dari data serta kesimpulan yang merupakan ringkasan dari hasil penelitian
secara menyeluruh yang memberikan jawaban terhadap tujuan yang telah
ditetapkan pada halaman awal.
37
DAFTAR PUSTAKA
Ganong Zainal abidin , I wayan Sujana , Teknik Mesin Inst Teknologi Nasioanal
Malang , Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017
Kunto Aji , Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret , 2007 , DETEKSI KERUSAN
BATANTALAN GELINDING PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN ANALISA
SINYAL GETARAN.
38