Anda di halaman 1dari 17

ANALISA KERUSAKAN MAIN PUMP PADA SYSTEM

HYDRAULIC EXCAVATOR KOMATSU PC200-7

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Prodgram Studi


Strata I Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh:

ISBANI
D200160071

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA
2021
ANALISA KERUSAKAN MAIN PUMP PADA SYSTEM HYDRAULIC
EXCAVATOR KOMATSU PC200-7
Abstrak
Main pump excavator merupakan suatu komponen utama yang berfungsi merubah
energi mekanik menjadi energi hidrolik kemudian disalurkan ke dalam sistem
hidrolik. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui cara kerja main pump,
menganalisa kerusakan serta faktor penyebabnya, melakukan langkah perbaikan
dan merekomendasikan langkah pencegahan keruskan main pump. Prosedur
pemeriksaaan dilakukan dengan melakukan performance test yaitu operating test.
Selanjutnya dilakukan analisa hasil performance test, analisa visual terhadap inner
part yang mengalami kerusakan. Serta analisa penyebab kerusakan inner part
dilakukan setelah melakukan assembly.Hasil analisa terdapat kerusakan inner main
pump disebabkan kontaminasi oli hidrolik oleh air. Langkah perbaikan harus
dilakukan penggantian komponen inner main pump yang mengalami kerusakan.
Tindakan pencegahan dilakukan dengan mencegah terjadinya eksternal leakage,
serta menjalankan daily check dan prenventive manitenance sesuai prosedur.Hasil
analisa perhitungan pada sistem hidrolik cylinder arm seperti analisa aliran cylinder
arm tertutup sebesar 21,10 L/menit, kapasitas aliran cylinder arm terbuka sebesar
329,19 L/menit.
Kata kunci: excavator, pompa utama, perawatan
Abstract
Main pump excavator is a main component that serves to convert mechanical
energy into hydraulic energy and then channeled into the hydraulic system. This
analysis aims to find out how the main pump works, analyze the damage and the
causative factors, make repair steps and recommend measures to prevent damage
to the main pump. The examination procedure is done by performing a performance
test, namely operating test. Furthermore, the analysis of performance test results,
visual analysis of the inner part that has been damaged. As well as analysis of the
cause of inner part damage is done after assembling.The results of the analysis there
is damage to the inner main pump caused by contamination of hydraulic oil by
water. Repair steps must be performed replacement of damaged inner main pump
components. Preventive measures are taken by preventing the occurrence of
external leakage, as well as carrying out daily checks and prenventive manitenance
according to procedures.The results of calculation analysis on hydraulic cylinder
arm system such as closed cylinder arm flow analysis of 21.10 L/min, open cylinder
arm flow capacity of 329.19 L/min.
Keywords: excavator, main pump, maintenance

1. PENDAHULUAN
Tantangan dunia industri kian hari kian pesat, tidak hanya bentuk dalam persaingan
merebut pasar dalam negeri tetapi juga pasar luar negeri menjadi dambaan setiap
perusahaan guna mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya. Bertambahnya

1
jumlah industri diikuti dengan meningkatnya pengguna alat-alat industri mulai dari
paling sederhana sampai yang sangat canggih salah satunya Alat Berat.

Alat berat termasuk faktor penting dalam mengerjakan proyek-proyek


dengan skala besar. Tujuan penggunannya guna membantu pekerjaan manusia
dalam memproses material kontruksi sehingga lebih mudah mencapai target
pengejaran dalam waktu yang relatif lebih singkat. Jenis alat berat yang sering
digunakan dalam pengerjaan proyek kontruksi di antarannya dozer, excavator (alat
gali) dan alat pengangkut seperti loader.

Excavator merupakan salah satu alat berat yang paling sering digunakan
karena memiliki fleksibelitas tinggi. Excavator digunakan untuk mengangkat dan
memindahkan material, menggali menguruk dan lain-lain. Dalam dunia alat berat
pada hal ini unit excavator, proses memindah material dari satu tempat ketempat
lain membutuhkan attachment yang ada pada sebuah unit excavator. Operasi
attachment excavator sangat dipengaruhi oleh besarnya daya hyraulic

Excavator itu sendiri dari beberapa komponen utama seperti engine, main
pump, control valve, final drive, swing, center join, boom, arm dan bucket. Salah
satu sistem yang mendukung kinerja excavator adalah main pump yang berfungsi
mengalirkan oli hydrolic dari oli tank kedalam system. Dikarenakan main pump
adalah komponen vital dan system hydraulic excavator, kerusakan pada main pump
sangat berpengaruh pada performa unit. Berdasarkan hal itu penulis mengambil
tugas akhit berjudul “Analisa kerusakan Main Pump pada System Hydraulic
Excavator KOMATSU PC200-7”.

2
2. METODE

2.1 Main Pump

Gambar 1. Variable displacement pump

Main pump pada excavator termasuk dalam kategori jenis pompa positive
displacement, yaitu variable displacement pump. Sebuah cylinder block yang
didalamnya terdapat plunger yang dihubungkan kedalam shaft. Putaran engine
diteruskan ke shaft melalui coupling flange diteruskan ke shaft main pump.
Karena shaft berputar maka plunger berputar bersama-sama dengan cylinder
block. Plunger bergerak pada permukaan shoe plate sehingga plunger bergerak
3 keluar masuk dalam lubang cylinder block karena posisi swash plate
membentuk sudut kemiringan. Plunger berfungsi untuk menarik dan
mengeluarkan oli hidrolik dengan memanfaatkan kemiringan yang di bentuk
oleh swash plate.

Semakin besar sudut swash plate, akan semakin besar oli yang bisa
masuk ke ruang plunger artinya flowrate akan semakin besar pula. Selain
pengaruh dari rpm engine, maka sudut swassh bisa diatur melalui kerja regulator
pompa. Regulator dalam kerjanya dipengaruhi oleh signal external serta delivery
pressure.

3
2.2 Performance Test.

Performance Test adalah permeriksaan dan kegiatan pengujian kinerja pada


unit Excavator Komatsu PC200-7 sebelum melakukan tahap disassembly.
Performance test yang dilakukan yaitu operating speeds cylinder boom dan
operating speeds arm cylinder. Berikut adalah hasil dari performance test :

a. Operating speeds pada saat cylinder boom naik, untuk mengetahui


berapa waktu yang dibutuhkan boom dari posisi bawah sampai
posisi atas dan operating speeds cylinder boom turun, untuk
mengetahui waktu boom dari posisi atas menuju ke posisi bawah.

Gambar 2. Operating speeds cylinder boom naik

Gambar 3. Operating speeds cylinder boom turun

4
Operating Speeds Test pada boom cylinder mewakili pengujian
pada rear pump. Berikut adalah hasil performance test cylinder
boom.

Tabel 1. Hasil Performance Operating Speeds pada Boom Cylinder

Standard Actual
No Pengujian Pengujian Test Checking
(Second) (Second)
Boom Naik 3.3 - 4.7 3.7
1 Operating Speeds
Boom 2.4 - 3.7 2.8
Turun

Dari tabel 1 didapatkan waktu actual checking dalam keadaan


normal, dimana waktu untuk boom ( Naik Turun ) masih dalam
batas toleransi. Maka dapat disimpulkan bahwa rear main pump
tidak terjadi masalah.

a. Operating speeds pada Arm cylinder Test, arm in digunakan untuk


mengetahui selang waktu piston cylinder arm dari keadaan
minimal sampai keadaan maksimal dan arm out digunakan untuk
mengetahui selang waktu piston cylinder arm dari keadaan
maksimal sampai keadaan minimal.

Gambar 4. Operating Speeds cylinder arm in

5
Gambar 5. Operating Speeds cylinder arm out

Operating Speeds test pada arm cylinder mewakili pengujian pada


front pump. Berikut adalah hasil performance test cylinder arm.

Tabel 2. Hasil Performance Operating Speeds pada Arm Cylinder

Standard Actual
No Pengujiam Pengujian Test Checking
(Second) (Second)
Arm In 3.5 – 4.5 5.1
1 Operating Speeds
Arm Out 2.7 – 3.5 3.9

Dari tabel 2 didapatkan waktu yang lebih besar dari standard


dimana waktu untuk cylinder arm in (masuk) 5.1 second sedangkan
waktu untuk cylinder arm out (keluar) 3.9 second. Maka dapat
disimpulkan bahwa front main pump mengalami masalah.

2.3 Kapasitas Aliran Cylinder Arm


Dalam menentukan kapasitas aliran cylinder arm, diasumsikan
bahwa kapasitas aliran maksimum akan terjadi pada saat silinder
arm digerakan (yang terbesar)
a. Kapasitas Aliran Cylinder Arm (tertutup)
𝜋
Qarm = 4 . (dcylinder – drod)2 . Varm .

n..........................................1

6
Dimana : Qarm = kapasitas aliran maxsimum oli
yang dibutuhkan Silinder arm
(L/mnt)
dcylinder = diameter dalam cylinder arm (cm)
n = jumlah cylinder angkat (1 buah)
drod = diameter rod cylinder arm (cm)
Varm = kecepatan penekan silinder (cm/s)
b. Kapasitas Aliran Cylinder Arm (terbuka)
𝜋
Qarm = 4 . d2 . Varm . n..........................................2

Dimana : Qarm = kapasitas aliran maxsimum oli yang


dibutuhkan Silinder arm (I/mnt)
d = diameter dalam cylinder arm (cm)
n = jumlah cylinder angkat (1 buah)
Varm = kecepatan penekan silinder (cm/s)
2.4 Disassembly

Disassembly adalah kegiatan proses pembongkaran komponen-


komponen pada suatu group yang mana group itu adalah salah satu
komponen dari system yang ada di Main Pump. Disassembly perlu
dilakukan jika ada kerusakan,raparasi dan pergantian pada komponen-
komponen di system Main Pump

Terjadi goresan (scratch) pada swash plate dan support swash plate yang
mengakibatkan performa front pump tidak maksimal.

7
Goresan
(scratch)

Gambar 6. Swash Plate mengalami goresan (scratch)

Goresan
(scratch)

Gambar 7. Support swash Plate mengalami scratch (goresan)

2.5 Analisa Kerusakan Main Pump

Setelah ditemukan penyebab utama main pump menjadi low pressure, yaitu
karena terjadi goresan (scratch) pada swash plate dan support swash plate.
Selanjutnya dilakukan penyebab terjadinya goresan (scratch).

a. Kesalahan perawatan, mekanik tidak melakukan daily check pada


unit mengakibatkan adanya eksternal leak pada sistem hidrolik.

8
b. Terjadi kontaminasi oli, yaitu oli tercampur dengan air.

Dapat diketahui bahwa penyebab kerusakan main pump yaitu kesalahan


mekanik yang tidak melakukan daily check dengan benar sehingga tidak
diketahui adanya excternal leak pada sistem hidrolik yang mengakibatkan oli
hidrolik terkontaminasi oleh air dan merusak main pump.

Untuk mencegah kerusakan pada main pump maka perlu dilakukan beberapa
cara, diantaranya :

a. Melakukan bleeding untuk mencegah terjadi kontaminasi dari udara


yang terjebak dalam sistem hidrolik.
b. Menjaga kebersihan oli hidrolik dengan cara menghindari dari faktor
penyebab kontaminasi seperti masuknya udara karena kerapatan yang
rendah pada bagian-bagian pertemuan komponen yang dapat
mengakibatkan eksternal leak.
c. Menjaga kebersihan tempat assembling komponen, penyimpanan inner
part komponen dan saat perakitan.
d. Menjaga kebersihan tangki oli dengan melakukan flashing secara
berkala.
e. Memastikan strainer dan filter dalam kondisi baik untuk mencegah
terjadinya kontaminasi zat padat.
f. Melakukan daily check secara menyeluruh dengan baik dan benar.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil perhitungan Kapasitas Aliran Cylinder Arm
a. Kapaitas aliran cylinder arm (tertutup)
𝜋
Qarm = 4 . (13,5-9,5)2 . 28 1..........................................3

= 351,68 cm3/s
= 21,10 L/menit

Kapsitas pompa yang dibutuhkan :

9
Q = Qarm + (Qbocor + Qdrain) ..........................................4
Dimana :
Qbocor = jumlah kapasitas aliran yang bocor dari cylinder angkat
Qdrain = jumlah kapasitas aliran kembali ke tangki dari katup control

Diasumsikan :
Σ(Qbocor + Qdrain) = 5% . Qarm
Σ(Qbocor + Qdrain) =5% . 21,10

= 1,055 L/menit

Sehingga kapasitas pompa :


Q = 21,10 + 1,055
= 22,155 L/menit
b. Kapaitas aliran cylinder arm (terbuka)
𝜋
Qarm = 4 . 13,5 . 38 . 1..........................................5

= 5436,51 cm3/s
= 326,19 L/menit
Kapsitas pompa yang dibutuhkan :
Q = Qarm + (Qbocor + Qdrain)
Dimana :
Qbocor = jumlah kapasitas aliran yang bocor dari cylinder angkat
Qdrain = jumlah kapasitas aliran kembali ke tangki dari katup control

Diasumsikan :
Σ(Qbocor + Qdrain) = 5% . Qarm
Σ(Qbocor + Qdrain) = 5% . 326,19
= 16,3 L/menit

Sehingga kapasitas pompa :


Q = 326,19 + 16,3
= 342,49 L/menit

10
Tabel 3. Hasil Perhitungan Kapasitas Aliran Cylinder Arm

Kapasitas Aliran Cylinder Arm Hasil

Aliran kapasitas tertutup 21,10 L/menit

Aliran kapasitas terbuka 326,19 L/menit

3.2 Perbaikan komponen Main Pump


Perbaikan adalah merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi dan fungsi
dari suatu main pump. Penggantian inner part main pump dilakukan jika
kondisi komponen inner part sudah rusak, goresan (scratch) atau tidak dapat
di gunakan lagi. Setelah dilakukan perbaikan dan penggantian komponen
main pump dilanjutkan proses assembly.
a. Swash Plate
Swash plate mengalami goresan (scratch) akibat tekanan berlebih
dari piston shoe. Kerusakan pada swash palate akan mempengaruhi
performa main pump excavator tidak maksimal. Untuk itu dilakukan
penggantian komponen swash plate, karena komponen yang mengalami
goresan (scratch) tidak dapat digunakan lagi.

Goresan
(scratch)

Gambar 8. Swash plate mengalami goresan (scratch)

11
b. Support Swash Plate
Support swash plate mengalami goresan (scratch) akibat tekanan
berlebih dari swash plate. Selain itu fungsi pelumasan dari oli yang
tidak bekerja secara maksimal memperparah goresan (scratch) yang
terjadi pada half cylinder surface. Kerusakan pada support swash palate
akan mempengaruhi performa main pump excavator tidak maksimal.
Untuk itu dilakukan penggantian support swash plate, karena
komponen yang mengalami goresan (scratch) tidak dapat digunakan
lagi.

Goresan
(scratch)

Gambar 9. Support Swash Plate mengalami goresan (scratch)

3.3 Assembly
Assembly adalah kegiatan proses pemasangan (perakitan) komponen-
komponen yang sebelumnya dilakukan pembongkaran (disassembly) atau
pergantian komponen-komponen yang sudah rusak. Sebelum dilakukan
assembly komponen-komponen harus dibersihkan (cleaning).

4. PENUTUP
Berdasarkan analisa dan pembahasan Main Pump pada system hydraulic
Exacavator Komatsu PC200-7 didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
a. Hasil perfomance tets speeds pada Arm cylinder Test. Arm in speed 5.1 detik
adapun standar dari arm in speed (3.5 – 4.5) dan arm out speed 3.9 detik

12
adapun standar arm out speed (2.7 – 3.5). Terjadi masalah pada front pump,
kerusakan pada front pump yaitu antara lain swash plate dan support swash
plate mengalami scratch (goresan).
b. Didapatkan kapasitas aliran arm (tertutup) 21,10 L/menit dan kapasitas
aliran cylinder arm (terbuka) 326,19 L/menit sehingga didapatkan kapasitas
aliran pompa yang dibutuhkan 22,155 L/menit dan 342,49 L/menit.
c. Kerusakan main pump diakibatkan prosedur daily check dan maintenance
mekanik yang kurang baik sehingga terjadi kontaminasi oli, yaitu oli
tercampur dengan air yang mengakibatkan scratch (goresan) pada
komponen main pump.
d. Untuk memperbaiki kerusakan pada main pump maka dilakukan
penggantian pada komponen main pump (swash plate dan support swash
plate).
DAFTAR PUSTAKA
Giles, Ranald V. 1993. “Mekanika Fluida dan Hidaulika”.Jakarta: Erlangga.
Joseph T Shigley, Larry D Mitchell. 1994.”Perencanaan Teknik Mesin”.Jakarta:
Erlangga.
Komatsu American Corp. 2016. “Shop Manual PC200-8 SEN00084-03”. U.S.A:
Komatsu American Corp.
Sriharjo, Fauzan Naro. 2019. “Analisa Perfomansi Cylinder Arm Pada EXCAVA
200 PT. PINDAD. Tugas Akhir. Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Team PengembangVokasi. 2016. “Hydraulic System”. Surakarta:SekolahVokasi.

Vokasi, T. P. (2013). Basic Trouble Shooting. Surakarta: Sekolah

Vokasi. Vokasi, T. P. (2013). Hydraulic System. Surakarta: Sekolah Vokasi.

13

Anda mungkin juga menyukai