Oleh:
ISBANI
D200160071
1. PENDAHULUAN
Tantangan dunia industri kian hari kian pesat, tidak hanya bentuk dalam persaingan
merebut pasar dalam negeri tetapi juga pasar luar negeri menjadi dambaan setiap
perusahaan guna mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya. Bertambahnya
1
jumlah industri diikuti dengan meningkatnya pengguna alat-alat industri mulai dari
paling sederhana sampai yang sangat canggih salah satunya Alat Berat.
Excavator merupakan salah satu alat berat yang paling sering digunakan
karena memiliki fleksibelitas tinggi. Excavator digunakan untuk mengangkat dan
memindahkan material, menggali menguruk dan lain-lain. Dalam dunia alat berat
pada hal ini unit excavator, proses memindah material dari satu tempat ketempat
lain membutuhkan attachment yang ada pada sebuah unit excavator. Operasi
attachment excavator sangat dipengaruhi oleh besarnya daya hyraulic
Excavator itu sendiri dari beberapa komponen utama seperti engine, main
pump, control valve, final drive, swing, center join, boom, arm dan bucket. Salah
satu sistem yang mendukung kinerja excavator adalah main pump yang berfungsi
mengalirkan oli hydrolic dari oli tank kedalam system. Dikarenakan main pump
adalah komponen vital dan system hydraulic excavator, kerusakan pada main pump
sangat berpengaruh pada performa unit. Berdasarkan hal itu penulis mengambil
tugas akhit berjudul “Analisa kerusakan Main Pump pada System Hydraulic
Excavator KOMATSU PC200-7”.
2
2. METODE
Main pump pada excavator termasuk dalam kategori jenis pompa positive
displacement, yaitu variable displacement pump. Sebuah cylinder block yang
didalamnya terdapat plunger yang dihubungkan kedalam shaft. Putaran engine
diteruskan ke shaft melalui coupling flange diteruskan ke shaft main pump.
Karena shaft berputar maka plunger berputar bersama-sama dengan cylinder
block. Plunger bergerak pada permukaan shoe plate sehingga plunger bergerak
3 keluar masuk dalam lubang cylinder block karena posisi swash plate
membentuk sudut kemiringan. Plunger berfungsi untuk menarik dan
mengeluarkan oli hidrolik dengan memanfaatkan kemiringan yang di bentuk
oleh swash plate.
Semakin besar sudut swash plate, akan semakin besar oli yang bisa
masuk ke ruang plunger artinya flowrate akan semakin besar pula. Selain
pengaruh dari rpm engine, maka sudut swassh bisa diatur melalui kerja regulator
pompa. Regulator dalam kerjanya dipengaruhi oleh signal external serta delivery
pressure.
3
2.2 Performance Test.
4
Operating Speeds Test pada boom cylinder mewakili pengujian
pada rear pump. Berikut adalah hasil performance test cylinder
boom.
Standard Actual
No Pengujian Pengujian Test Checking
(Second) (Second)
Boom Naik 3.3 - 4.7 3.7
1 Operating Speeds
Boom 2.4 - 3.7 2.8
Turun
5
Gambar 5. Operating Speeds cylinder arm out
Standard Actual
No Pengujiam Pengujian Test Checking
(Second) (Second)
Arm In 3.5 – 4.5 5.1
1 Operating Speeds
Arm Out 2.7 – 3.5 3.9
n..........................................1
6
Dimana : Qarm = kapasitas aliran maxsimum oli
yang dibutuhkan Silinder arm
(L/mnt)
dcylinder = diameter dalam cylinder arm (cm)
n = jumlah cylinder angkat (1 buah)
drod = diameter rod cylinder arm (cm)
Varm = kecepatan penekan silinder (cm/s)
b. Kapasitas Aliran Cylinder Arm (terbuka)
𝜋
Qarm = 4 . d2 . Varm . n..........................................2
Terjadi goresan (scratch) pada swash plate dan support swash plate yang
mengakibatkan performa front pump tidak maksimal.
7
Goresan
(scratch)
Goresan
(scratch)
Setelah ditemukan penyebab utama main pump menjadi low pressure, yaitu
karena terjadi goresan (scratch) pada swash plate dan support swash plate.
Selanjutnya dilakukan penyebab terjadinya goresan (scratch).
8
b. Terjadi kontaminasi oli, yaitu oli tercampur dengan air.
Untuk mencegah kerusakan pada main pump maka perlu dilakukan beberapa
cara, diantaranya :
= 351,68 cm3/s
= 21,10 L/menit
9
Q = Qarm + (Qbocor + Qdrain) ..........................................4
Dimana :
Qbocor = jumlah kapasitas aliran yang bocor dari cylinder angkat
Qdrain = jumlah kapasitas aliran kembali ke tangki dari katup control
Diasumsikan :
Σ(Qbocor + Qdrain) = 5% . Qarm
Σ(Qbocor + Qdrain) =5% . 21,10
= 1,055 L/menit
= 5436,51 cm3/s
= 326,19 L/menit
Kapsitas pompa yang dibutuhkan :
Q = Qarm + (Qbocor + Qdrain)
Dimana :
Qbocor = jumlah kapasitas aliran yang bocor dari cylinder angkat
Qdrain = jumlah kapasitas aliran kembali ke tangki dari katup control
Diasumsikan :
Σ(Qbocor + Qdrain) = 5% . Qarm
Σ(Qbocor + Qdrain) = 5% . 326,19
= 16,3 L/menit
10
Tabel 3. Hasil Perhitungan Kapasitas Aliran Cylinder Arm
Goresan
(scratch)
11
b. Support Swash Plate
Support swash plate mengalami goresan (scratch) akibat tekanan
berlebih dari swash plate. Selain itu fungsi pelumasan dari oli yang
tidak bekerja secara maksimal memperparah goresan (scratch) yang
terjadi pada half cylinder surface. Kerusakan pada support swash palate
akan mempengaruhi performa main pump excavator tidak maksimal.
Untuk itu dilakukan penggantian support swash plate, karena
komponen yang mengalami goresan (scratch) tidak dapat digunakan
lagi.
Goresan
(scratch)
3.3 Assembly
Assembly adalah kegiatan proses pemasangan (perakitan) komponen-
komponen yang sebelumnya dilakukan pembongkaran (disassembly) atau
pergantian komponen-komponen yang sudah rusak. Sebelum dilakukan
assembly komponen-komponen harus dibersihkan (cleaning).
4. PENUTUP
Berdasarkan analisa dan pembahasan Main Pump pada system hydraulic
Exacavator Komatsu PC200-7 didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
a. Hasil perfomance tets speeds pada Arm cylinder Test. Arm in speed 5.1 detik
adapun standar dari arm in speed (3.5 – 4.5) dan arm out speed 3.9 detik
12
adapun standar arm out speed (2.7 – 3.5). Terjadi masalah pada front pump,
kerusakan pada front pump yaitu antara lain swash plate dan support swash
plate mengalami scratch (goresan).
b. Didapatkan kapasitas aliran arm (tertutup) 21,10 L/menit dan kapasitas
aliran cylinder arm (terbuka) 326,19 L/menit sehingga didapatkan kapasitas
aliran pompa yang dibutuhkan 22,155 L/menit dan 342,49 L/menit.
c. Kerusakan main pump diakibatkan prosedur daily check dan maintenance
mekanik yang kurang baik sehingga terjadi kontaminasi oli, yaitu oli
tercampur dengan air yang mengakibatkan scratch (goresan) pada
komponen main pump.
d. Untuk memperbaiki kerusakan pada main pump maka dilakukan
penggantian pada komponen main pump (swash plate dan support swash
plate).
DAFTAR PUSTAKA
Giles, Ranald V. 1993. “Mekanika Fluida dan Hidaulika”.Jakarta: Erlangga.
Joseph T Shigley, Larry D Mitchell. 1994.”Perencanaan Teknik Mesin”.Jakarta:
Erlangga.
Komatsu American Corp. 2016. “Shop Manual PC200-8 SEN00084-03”. U.S.A:
Komatsu American Corp.
Sriharjo, Fauzan Naro. 2019. “Analisa Perfomansi Cylinder Arm Pada EXCAVA
200 PT. PINDAD. Tugas Akhir. Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Team PengembangVokasi. 2016. “Hydraulic System”. Surakarta:SekolahVokasi.
13