Anda di halaman 1dari 40

PEMELIHARAAN

TURBIN UAP

DAFTAR ISI
1. Pemeliharaan Periodik Turbin Dan Kegiatannya .. 2
1.1. Jenis Pemeliharaan Periodik .. 2
1.2. Pekerjaan Yang Dilakukan Pada Si, Me dan Se .................................
2.

Pemeliharaan Dalam Keadaan Beroperasi


(In Service Maintenance) .. 10
2.1. Pemeliharaan Rutin .. 10
2.2. Peralatan Stand by ... 10
2.3. Pengaman Turbin .. 10
2.4. Turbin Supervisory 11

3.

Pemeliharaan Dalam Keadaan Tidak Beroperasi


(Outage Maintenance) ................................................................................... 12
3.1. Skedul Inspection .. 12
3.2. Pemeliharaan Rotor Turbin .. 14
3.3. Pemeliharaan Stator Turbin . 16
3.4. Pemeliharaan Bantalan 20
3.5. Pemeliharaan Labyrinth (Gland Seal) 24
3.6. Penyetelan Clearance Rotor Stator 25
3.7. Penyebarisan Poros ............................................................................. 27
3.8. Pemeliharaan Sistem Governor ........................................................... 30
3.8.1. Katup Uap Utama, Katup Pengatur
(Governor Valve) dan Intercept Valve ...................................... 30
3.8.2. Sistem Kontrol Governor dan Proteksi
Putaran Lebih (Over speed) ..................................................... 34
3.8.3. Penyetelan Katup . 35
3.8.4. Pengujian Pada Peralatan Proteksi .. 35
3.9. Isolasi 36

4. Perhatian Kerja Pada Pemeliharaan Turbin .................................................. 37

BAB I
PEMELIHARAAN TURBIN.

Pemeliharaan Turbin Uap


Turbin uap merupakan komponen utama di dalam suatu Pusat Listrik Tenaga Uap
yang perlu dipelihara dengan baik, karena pemeliharaan merupakan salah satu
faktor yang menentukan keandalan, safety, efisiensi dan life time. Karena itu
masalah pemeliharaan harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh baik segi
pengorganisasiannya, perencanaanya maupun pelaksanaannya.
Akan lebih baik apabila telah dimiliki buku pedoman standard untuk pemeliharaan
turbin uap, sehingga didalam merencanakan, pemeliharaan dapat digunakan untuk
mempersiapkan tenaga kerja, peralatan, spare parts/material serta waktu yang
diperlukan.
Karena sifat turbin uap yang sangat utama, maka pada umumnya turin uap
dipelihara secara periodik atau Time Based Maintenance ( Pemeliharaan
berdasarkan jam operasi ) sehingga setelah turbin uap yang bersangkutan menjalani
jangka waktu operas] tertentu harus dilakukan pemeriksaan, perbaikan atau
penggantian pada komponen-komponennya.
Untuk lebih meningkatkan keandalan dan safety, Time Based Maintenance tersebut
diatas akan di tunjang oleh Condition Based Maintenance (Pemeliharaan
berdasarkan kondisi) dengan cara memonitor kondisi turbin uap secara terus
menerus dan melakukan koreksi/perbaikan apabila diperlukan.
1Pemeliharaan Periodik Turbin Dan Kegiatannya
1.1. Jenis Pemeliharaan Periodik
Pada umumnya ada tiga jenis pemeliharaan periodik yang diberlakukan
pada turbin uap yaitu :

Simple Inspection (Si)


Mean Inspection (Me)
Serious Inspection (Se)

Simple Inspection (Si) atau Simplified Scale Periodik Check dilakukan setiap
satu tahun operasi ( 8000 jam operasi)

Mean Inspection (Me) atau Medium Scale Periodik Check dilakukan setiap
dua tahun operasi
( t 16.000 jam operasi )
Serious Inspection (Se) atau Full Scale Periodic Check atau Overhoul
dilakukan setiap empat tahun aperasi ( 32.000 jam operasi)
Mean Inspection merupakan pekerjaan yang sama dengan Simple
Inspection ditambah beberapa pekerjaan lain yang diperlukan, demikian
juga Serious Inspection akan serupa dengan Mean Inspection ditambah
beberapa pekerjaan lain yang diperlukan.
Siklus Inspection tersebut diatas apabila dihitung dari saat dimulainya
operasi turbin uap akan berurutan sebagai beirkut :
8.000

Start

8.000

Se

8.000

Si

8.000

Me

8.000

Si

8.000 Jam

Se

Pada tahun pertama operasi langsung dilakukan Serious Inspection atau


untuk tahun pertama ini lazim disebut Firs Year Inspection)
First year Inspection ini sangat penting untuk dilakukan karena sangat
diperlukan untuk mengamati kemungkinaan kerusakan yang terjadi dan
dapat digunakan untuk meng claim kontraktor/pabrik pembuat turbin uap
yang bersangkutan.
Pada umunmya First Year Inspection dilakukan oleh kontraktor/pabrik
pembuat.
1.2. Pekerjaan Yang Dilakukan Pada Si, Me dan Se
Setiap turbin uap akan memiliki karakter yang berbeda-beda dan peralatan
yang berbeda-beda pula, sehingga pekerjaan-pekerjaan yang harus di
lakukan serta periode pemeliharaannya dan saat pelaksanaannya akan
berlainan juga, akan tetapi pada garis besarnya perneliharaan jenis Si, Me
dan Se turbin uap adalah seperti pada tabel berikut ini.

BAB II
Pemeliharaan Dalam Keadaan Beroperasi (In Service Maintenance)
Pemeliharan dalam keadaan beroperasi adalah pekerjaan yang dilakukan tanpa
mengganggu jalannya operasi turbin. Pada umumnya, pekerjaan yang dilakukan
adalah pekerjaan kecil-kecil saja seperti pembersihan, pengukuran, pengamatan
dan sebagainya pada turbin maupun peralatan bantunya.
2.1. Pemliharaan Rutin
Beberapa pemeliharaan rutin yang dapat dilakukan saat turbin beroperasi
diantaranya :
Pertambahan grease pada bagian- bagian yang perlu diberi grease.
Menambah minyak pelumas ke dalam tangki.
Membersihkan minyak pelumas melalui instlasi pemurni minyak pelumas
Membuang air dan lumpur melalui drain tangki minyak pelumas dan
memeriksa kondisi
minyak pelumas
Mengencangkan baut-baut yang longgar
Menutup atau mengurangi kebocoran pada seal katup-katup.
2.2. Peralatan Stand by
Beberapa peralatan bantu untuk mengoperasikan turbin uap memiliki unit
cadangan/stand by, contohnya Vacum Pump, Condensate Extraction Pump
dan Lubricating oil tank ventilator, apabila peralatan bantu tersebut memiliki
unit cadangan, maka unit cadangan dapat dipelihara seperti dalam keadaan
Stop.
2.4. Pengaman Turbin
Pemelharaan lengkap dari pengaman turbin beserta sistemnya dilakukan
padaa saat turbin tidak beroperasi, akan tetapi untuk melihat unjuk kerja
dari peralatan pengaman tersebut, banyak pabrik turbin membuat peralatan
pengaman yang dapat diuji pada saat turbin beroperasi dengan cara
pengujian simulasi.
Karena pengujian saat beroperasi ini amat riskan yang dapat menyebabkan
tripnya turbin apabila tidak dilakukan dengan benar, maka pelaksanaanya
harus sangat hati-hati dan dengan melihat buku petunjuk/manual pabrik
turbin yang bersangkutan.

2.4. Turbin Supervisory


Pengamatan terhadap pengukuran yang diperoleh dari peralatan turbin
supervisory harus dicatat diamati dan dievaluasi dengan teliti untuk dapat
melihat gejala kerusakan yang terjadi dan tidak boleh melampau batas yang
diijinkan.
Peralatan turbine supervisory adalah alat-alat untuk mengukur :

Eccentricity

Vibration

Bearing Temperature .

Speed

Rotor Position

Thrust Bearing Wearing


Amati juga :

Tekanan uap perapat


Tekanan minyak pelumas
Temperatur minyak pelumas
Kerja control valve

2.5. Kebersihan
Kebersihan, besar pengaruhnya terhadap safety dari operasi turbin uap,
oleh karenanya kebersihan yang bisa dilaksanakan ketika turbin uap
beroperasi tidak boleh dilupakan.
Bocoran minyak pelumas yang belum bisa dihentikan selarna turbin uap
beroparasi, apabila tidak terlalu besar (misalnya hanya berapa tetesan pada
tempat yang tidak berbahaya) dapat ditanggulangi sementara dengan
secara rutin membersihkan bagian yang terkena tumpahan minyak tersebut.
Tidak dibenarkan untuk membuang bekas lap dan kotoran lain disembarang
tempat, juga sama sekali tidak diijinkan untuk menyimpan kalengkaleng/wadah lainnya yang berisi minyak/benda mudah terbakar
disembarang tempat.

BAB III
Pemeliharaan Dalam Keadaan Tidak Beroperasi (Outage Maintenance).
Pemeliharaan dalam keadaan tidak beroperasi dapat dilakukan pada saat
Periodic Inspection (Si, Me,Se) dengan jenis pelayanan seperti pada Tabel 1.
Pada kondisi tertentu, misalnya pada waktu terjadi suatu kerusakan baik pada
komponen boiler maupun pada komponen turbin, dapat dilakukan pemeliharaan
tak terjadual. Pemeliharaan tak terjadual ini tentu saja tidak boleh melampaui
lama waktu yang diperlukan oleh kegiatan utama dan hanya dilakukan pada
peralatan yang pada pengamatan sebelumnya menunjukkan adanya kelainan
atau indikasi tertentu yang diragukan.
3.1. Skedul Inspection
Mean Inspection dan Serious Inspection merupakan pekerjaan berat dan
banyak item yang harus diselesaikan, yang harus memiliki skedul yang baik
sehingga urutan satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya dapat
dilaksanakan tanpa adanya waktu yang terbuang dan pada akhimya skedul
yang baik akan mempercepat penyelesaian pekerjaan dan mengurangi
biaya Inspection.
Contoh skedul Inspection dapat dilihat pada Tabel 1 a.

Tabel 1a : Skedul Pemeliharaan

3.2. Pemeliharaan Rotor Turbin


Pada Simple Inspection pemeliharaan rotor turbin dilakukan tanpa
mengangkat upper cating. Pemeliharaannya berupa pemeriksaan pada
sudu tingkat akhir dengan jalan melihatnya dari bagian atas kondensor
setelah manhole disisi turbine exhaust dibuka.
Pemeriksaan yang dilakukan diarnaranya adalah :

Kemungkinan adanya kerak yang menempel pada sudu akhir, ambil


sample untuk di analisa
Kemungkinan terjadinya keretakan
Kemungkinan terjadinya gesekan
Kerusakan akibat benda asing
Korosi dan erosi

Pada Mean Inspection dan Serious Inspection, seluruh bagian rotor


diperiksa dan diperbaiki. Pemeriksaan rotor dilalakukan dengan cara
membuka upper casing,- melepas kopling, membuka bantalan dan lain-lain
komponen yang menghalanginya sehingga rotor dapat diangkat dan
ditopang pada bangku/dudukan khusus yang disediakan untuk itu.
Mengangkat rotor harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena sangat
sempitnya clearance antara rotor dengan stator.
Laksanakan pemeriksaan dan perbaikan yang diperlukan pada bagianbagian sudu. Kerak yang berupa silika akan melekat dengan kuat pada
sudu-sudu turbin. Kerak ini dapat dikikis atau dilepas dengan menggunakan
sand blast. Melepas silika dengan cara diskrap atau dikikir sangat tidak
dianjurkan karena akan mengakibatkan rusaknya sudu.
Setelah dibersihkan, bagian-bagian sudu dan rotor seluruhnya diperiksa dari
kemungkinan adanya keretakan dengan menggunakan NDT.
Bila ditemukan keretakan yang besar, perlu dipertimbangkan dan dievaluasi
apakah turbin tersebut layak untuk dioperasikan kembali atau tidak.
Keretakan kecil pada daun sudu, dapat diatasi dengan menggerinda bagian
yang retak tersebut dengan sedemikian rupa agar keretakannya tidak
bertambah besar (Lihat gambar 1)

Gambar 1 : Mengatasi Keretakan Sudu Turbin

Bagian daun sudu yang bengkok dapat dikembalikan ke profil aslinya


dengan cara diketuk atau dibengkokkan dengan tang. Pekerjaan ini harus
dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak menyebabkan rusaknya sudu
tersebut.
Lakukan juga pengukuran defleksi poros disepanjang rotor turbin karena
rotor yang melengkung selain mengakibatkan timbulnya vibrasi tinggi juga
akan menyebabkan terjadinya gesekan antara rotor dengan stator. Semua
10

hasil pemeriksaan baik yang brupa kerusakan maupun hasil pengukuran


harus dicatat dengan teliti dan dibuat gambar/fato apabila diperlukan.
Apabila ditemukan keausan yang merata diujung sudu, keausan ini pada
umumnya masih dapat ditolerir akan tetapi harus dibuat catatan untuk
kemungkinan dilakukan penggantian sudu (reblading) pada pemeliharaan
yang akan datang}.
Bagian journal (tempat duduknya journal bearing) harus diperiksa dengan
teliti apabila ditemukan adanya goresan yang tidak terlalu parah, dapat
dikoreksi dengan cara diamplas. Goresan yang dalam perlu mendapat
perhatian yang sangat serious, dan cara perbaikannya mungkin harus
dikonsultasikan dengan pabrik pembuat turbin tersebut.
Periksa juga kondisi kedudukan balance weight dan kencangkan bautbautnya. Apakah ada sejumlah sudu yang dipotong (misalnya karena rusak)
maka akan mengakibatkan rotor turbin menjadi tidak balans, dan untuk itu
perlu dilakukan rebalancing.

3.3. Pemeliharaan Stator Turbin.


Setelah baut-baut pengikat antara upper casing dengan lower casing
dilepas, opper casing diangkat dan diletakkan diiantai de.ngan posisi dibalik
(bagian celung menghadap keatas).
Mengangkat upper casing harus selalu dalam posisi datar dan selalu
diawasi agar tidak terjadi persinggungan atau benturan antara stator
dengan rotor. Untuk itu dapat digunakan guide bar dan guide column lihat
Gambar 3.
Angkat rotor dan lakukan pekerjaan pemeliharaan rotor (lihat gambar.2).
lepaskan diaphragma (blade ring) baik dari upper casing maupun lower
casing dan lakukan pemeriksaan serta perbaikannya, yaitu :

Periksa adanya kerak-kerak yanga menempel pada sudu tetap,


bersihkan dengan sand blast apabila diperlukan.
Bersihkan kerak dan kotoran lainnya dengan menggunakan sikat
kuningan dan sand blast bila perlu
Laksanakan pemeriksaan pada permukaan flanges upper casing dan
lower casing menggunakan batu asah paling halus.
Bersihkan ulir-ulir pada baut dan mur.,
Periksa bekas bocoran uap melalui celah pada flanges antara upper
casing dengan lower casing
11

Periksa akibat korosi dan erosi pada labyrinth dan sudu-sudu.


Periksa dan perbaiki kerusakan pada sudu tetap (seperti pada sudu
putar)
Keretakan-keretakan disetiap bagian stator, termasuk pada baut-baut,
diperiksa dengan cara NDT menggunakan dye penetrant atau ultrasonic
test.

Setelah selesai perbaikan atau penggantian. komponen stator, diapragma


dipasang kembali pada upper casing maupun lower casing, dan setelah
rotor turbin terpasang dengan balk, dilakukan pengukuran /penyetelan
clearance, selanjutnya upper casing dipasang. Sebelum memasang rotor
dan upper casing periksa agar tidak ada benda asing tertinggal di dalam
casing.
Sama halnya seperti pada saat mengangkat upper casing, pada waktu
memasang kembalinya pun harus dilakukan dengan teliti sehingga tidak
terjadi benturan antara rotor dengan stator. Agar dikemudian hari tidak
terlalu sulit sewaktu melepas baut-baut, sebelum dipasang ulir baut harus
dilumasi dengan anti seize compound yang tahan temperatur tinggi.
Kekuatan ikatan baut baik baut casing, baut diapragma (blade ring) dan
lain-lain harus dilakukan dengan tepat.
Biasanya pabrik pembuat turbin memberikan daftar besarnya momen
pengikatan baut-baut tersebut dan cara pelaksanaannya. Untuk baut-baut
berukuran besar, setelah disediakan lobang disepanjang sumbunya.

12

Gambar 2 : Mengangkat dan Menurunkan Upper Casing Dengan Bantuan


Guide Column

13

Melalui lubang ini dimasukkan batang pemanas ( Heating Rod) ataupun


udara panas hasil pemanasan dengan Oxy Acetylene Torch sehingga baut
memuai sampai ukuran tertentu lalu mur-nya dikencangkan sampai
kekuatan momen sesuai tabel yang diberikan oleh pabrik (lihat Gambar 4
dan contoh Tabel 2). Untuk baut berukuran kecil, tidak dilakukan
pemanasan akan tetapi mur langsung dikencangkan sampai mulur
(rnemanjang) sesuai ukuran yang ditentukan.
Urutan pemasangan baut-baut antara lower casing dan upper casing
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi defleksi pada flanges.
Salah atau ujung casing turbin (sisi tekanan lebih rendah) bertumpu pada
14

pondasi dengan diikat baut. Ujung ini adalah ujung titik tetap (fixed point).
Periksa baut-bautnya dari kemungkinan longgar atau rusak. Ujung lain dari
casing tersebut harus dapat bergerak bebas. Ujung inil didudukkan diatas
bedplate yang memiliki alur. Sliding shoe yang berada pada casing harus
dapat bergerak bebas didalam alur tersebut sejajar dengan sumbu rotor.
Lakukan pemeriksaan pada alur dan sliding shoe dan bagian lain jangan
sampai ada benda yang menghalangi gerakan pemuaian casing pada saat
turbin beroperasi.
3.4. Pemeliharaan Bantalan
Turbin uap memiliki dua jenis bantalan yaitu bantalan journal aksial (Journal
Bearing Gambar 4). Dan bantalan aksial (Thrust Bearing Gambar 5).
Perneriksaan dan pemeliharaan pada bantalan-bantalan ini dilakukan baik
pada Simple Inspection, Mean Inspection maupun Serious Inspection. Untuk
pemeriksaan bantalan journal, bantalan tersebut dikeluarkan dari
housingnya. Karena pada Simple Inspection tidak dilakukan pengangkatan
rotor, maka untuk sementara, yaitu ketika bantalan journal dikeluarkan dari
posisinya, rotor harus ditopang oleh shaft raising gear
Alat ini diperlukan agar tidak terjadi benturan antara rotor dengan casing.
Bearing housing dan bearing sebelah atas dibuka terlebth dahulu, kemudian
rotor diangkat (setelah upper casing dibuka) atau rotor ditopang oleh shaft
raising gear, disusul dengan membuka bearing sebelah bawah.
Sebelum bearing dibersihkan, catat kondisinya, misalnya jenis kotoran yang
melekat pada bearing dan adanya kerak pada lobang laluan minyak.
Bersihkan seluruh bagian bearing dengan cleaner/solvent yang tidak
menimbulkan karat, bila perlu bersihkan punggung bantalan dengan batu
asah halus, dilap dengan kain yang tidak berbulu dan dihembus dengan
udara kering serta bersih.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan diantaranya :

Pengukuran clearance
Bekas kontak/gesekan antara journal dengan bearing
Goresan-goresan pada permukaan babbit (White Metal).
Babbit yang terkelupas
Keretakan (gunakan dye penetrant)
Cacat cathodic.

15

Apabila pemeriksaan dan perbaikan sudah dilakukan maka bantalan journal


siap untuk dipasang kembali. Apabila dalam pemasangan diperlukan martil,
gunakanlah martil karet atau batang bronze lunak yang ujungnya
dibulatkan.
Pemeriksaan dan pemeliharaan yang sama seperti pada journal bearing
dilakukan juga pada thrust bearing (bantalan aksial). Ukur juga ketebalan
babbit dan yakinkan bahwa semua pads dapat bergerak bebas sehingga
selalu dapat bersinggungan secara merata terhadap collar.

Gambar 4 : Journal Bearing

16

Gambar 5 : Thrust Bearing

17

Gambar 6 : Shaft Raising Gear

3.5. Pemeliharaan Labyrinth (Gland Seal)


Contoh Labyrinth diperlihatkan pada Gambar 7.
Pada Simple Inspection, labyrinth tidak dibuka karena tidak dilakukan
pemeriksaan/ pemeliharaan. Pemeriksaan/pemeliharaan dilakukan hanya
pada sistim uap perapat, terutama valve pengatur tekanan uapnya. Valve
tersebut dibuka, dibersihkan dan dilakukan test kebocoran. Bila bocor, harus
dilakukan pekerjaan lapping atau diganti bila perlu.

Pada Mean Inspection dan Serious Inspection, selain dilakukan


pemeriksaan/pemeliharaan seperti pada Simple Inspection, juga dilakukan
pemeriksaan/perbaikan pada labyrinth nya. Pekerjaan ini dilakukan sesudah
upper casing dibuka.
Setelah labyrinth dibuka dan dibersihkan, lakukan pemeriksaan dan
perbaikan pada sirip-sirip labyrinth dan periksa clearancenya terhadap
poros. Clearance yang terlalu besar mengharuskan labyrinth diganti baru.
Seringkali penekan labyrinth patah atau lemah sehingga perlu penggantian.
3.6. Penyetelan Clearance Rotor Stator
Jarak celah atau clearance antara rotor turbin dengan stator, terutama pada
sisi tekanan tinggi sangat sempit dan kemungkinan akan terjadi gesekan
antara rotor dengan stator apabila celah ini tidak disetel dengan baik. Jarak
clearance baik arah aksial maupun arah radial disetiap tingkat sudu telah
ditetapkan oleh pabrik pembuatnya. Penyetelan yang dilakukan harus
dalam batas-batas yang ditetapkan oleh pabrik tersebut.
Langkah pertama dari penyetelan ini adalah memposisikan rotor / casing
terutama dengan mengukur kearah kiri dan kanan. Penyetelan dapat
dilakukan dengan mengatur dudukan bantalan journal. Selanjutnya ukur dan
stel clearance ujung sudu terhadap stator atau daapragma baik arah radial
maupun arah aksial dengan jalan menyetel kedudukan bantalan journal,
bantalan aksial dan diapragma disetel kembali apabila diperlukan.
Pengukuran dapat dilakukan mengunakan fuller, dial gauge, kawat timah
dan alat ukur lainnya.
Tentu saja bagian paling kritis dalam penyetelan clearance adalah dibagian
turbin sisi tekanan tinggi, sedangkan di sisi tekanan rendah clearancenya

18

cukup besar sehingga tidak kritis, akan tetapi tetap harus mengikuti batasbatas yang ditentukan oleh pabrik pembuat turbin yang bersangkutan.

Gambar 7 : Clearance Antara Rotor Dengan Stator


3.7. Penyebarisan Poros
Dalam kenyataannya, posisi-posisi turbin dalam keadaan diam dan dingin,
tidak Iurus sama sekali, sehingga posisi satu poros dengan poros lainnya
tidak akan lurus/sebaris, misalnya poros turbin dengan poros generator,
atau poros turbin tekanan tinggi dengan poros turbin tekanan rendah.
Ketidak sebarisan ini diakibatkan oleh melengkungnya poros akibat
dibebani rotor. Besarnya kelengkungan akan tergantung dari berat rotor dan
kekakuan poros.
Dengan demikian satu poros dengan poros lainnya sengaja tidak dibuat
sebaris, akan tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga ada ketidak sebarisan
yang besarnya sudah ditentukan oleh pabrik pembuat. Diharapkan pada
saat turbin berputar dan panas, posisi poros akan menjadi sebaris baik arah
aksial maupun radial.
Contoh penentuan ketidak sebarisan dari berbagai tipe unit TurbinGenerator dapat dilihat pada Gambar 9 sampai dengan Gambar 9.

19

Dalam pelaksanaan penyebarisan pada turbin generator tertentu harus


selalu di ikuti ketentuan yang ditetapkan oleh pabrik pembuat.

Gambar 8 : Penyebarisan Turbin Satu Silinder

20

Gambar 9 : Penyebarisan Turbin Tiga Silinder

Gambar 10 : Penyebarisan Turbin Empat Silinder

3.8. Pemeliharaan Sistem Governor


4.8.1. Katup Uap Utama, Katup Pengatur (Governor Valve) dan
Intercept Valve.
Kerusakan yang terjadi pada katup-katup uap umumnya sama yaitu
terjadinya erosi atau aus atau retak pada seat dan disk, adanya
21

kerak/deposit pada batang katup, batang katup bengkok, bocor


melalui perapat dan macet atau sulit digerakkan.
Langkah-langkah pemeliharaan dilakukan sebagai berikut (lihat
Gambar 11, 12 dan 13)

Buka penutup saringan dan lepaskan saringannya


Periksa kemungkinan adanya benda asing yang masuk kedalam
saringan dan bersihkan.
Buka komponen katup seperti spring, spindle, disk, seat dan
sebagainya, bersihkan dan lakukan pemeriksaan. Kompnen yang
mengalami kerusakan seabiknya di ganti.
Lakukan pemeriksaan keratakan pada komponen utama seperti
spindle, disk dan seat.
Pada saat memasang kembali dan menutup penutup saringan,
gunakan anti seize compound dan kunci momen untuk
mengencangkan baut dengan kekuatan sesuai petunjuk pabrik

22

Gambar 11 : Katup Uap Utama

Gambar 12 : Susunan Katup Governor Didalam Steam Chest

Cairan Pembersih
Gunakan cairan yang efektif untuk membersihkan, tapi tidak
berbahaya.

23

Cairan yang mudah terbakar atau membahayakan kesehatan


sebaiknya tidak digunakan. Gunakan wadah-wadah khusus baik
untuk tempat cairan pembersih maupun untuk pekerjaan
pembersihan. Apabila tangki minyak pelumas dikosongkan untuk
dibersihkan, gunakan pernbersih yang aman dan berikan ventilasi
yang baik (misalnya menggunakan kipas).
Saat petugas berada dalam tangki, selalu ada petugas lain yang
mengawasi diluar tangki.
Masker
Pada pekerjaan pembongkaran dan pemasangan isolasi, gunakan
masker yang baik karena pada umumnya isolasi terbuat dari serat
asbes yang sangat halus dan berbahaya bila terhisap.
Demikian juga saat melaksanakan Sand Blasting

24

Gambar 13 : Intercept Valve


3.8.2.

Sistim Kontrol Governor dan Proteksi Putaran Lebih (Over


speed)
Setelah komponen sistem kontrol governor dan Proteksi Putaran
Lebih (Overspeed Governor) dibongkar lakukan pembersihan
terutama pada orifice, saringan minyak dan pipa minyak. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan kerusakan yang pada umumnya terjadi
keausan atau goresan pada piston dan bushing, spring menjadi
lemah serta kerusakan pada pilot valve.
Catatan :

Sebelum shut down dalam rangka Inspection sebaiknya


dilakukan test overspeed aktual. Catat pada speed
(putaran) berapa turbin trip.
Setting putaran trip yang dilakukan saat inspection,
disesuaikan dengan yang ditetapkan pabrik, pada
umumnya 110 -111 % dari putaran kerja normal.

Gambar 14 : Overspeed Governor Untuk Proteksi Putaran Lebih


25

3.8.3. Penyetelan Katup


Setelah dilakukan pemeriksaan dan perbaikan pada katup uap
utama, katup pengatur dan Intercept valve, langkah
selanjutnya adalah melakukan penyetelan (setting) pada
katup-katup tersebut. Penyetelan pembukaan dan penutupan
katup didasarkan pada tekanan minyak kontrol (minyak
hidroulik atau muiyak pelumas) yang telah ditetapkan.
Cantoh data setting data katup-katup tersebut seperti Tabel 3 dan
Gambar I7.

Gambar 15 : Grafik Tekanan Minyak Kontrol vs Kenaikan Servomotor

3.8.4. Pengujian Pada Peralatan Proteksi

26

Setelah pekerjaan Inspection selesai dilaksanakan perlu diadakan


pengujian pada peralatan proteksi untuk menjamin agar turbin dapat
dioperasikan dengan aman.
Pengujian dilakukan pada :
Overspeed Trip
Low Bearing Oil Pressure Trip
Thrust Bearing Wearing Trip
Low Vacum Trip
Semua peralatan sistem proteksi tersebut akan bekerja untuk
menutup katup uap utama dengan cepat apabila sistem proteksi
bekerja.
Contoh harga-harga yang dicapai pada saat sistem proteksi bekerja
adalah sebagai berikut :
Overspeed Trip bekerja bila putaran turbin mencapai 111 % dari
putaran nominalnya., atau 3330 rpm untuk turbin yang beroperasi
pada 3000 rpm.
Low Bearing Oil Pressure Trip pada 0,6-0,65 Kg/ CmZ
Thrust Bearing Wearing Trip terjadi bila tekanan minyak ke thrust
bearing turun mencapai 5,6 - 5,65 Kg/Cm z
Low Vacum Trip pada 450 - 550 mm 1-lg.

3.9. Isolasi
Isolasi turbin yang menyelubungi seluruh bagian turbin berfungsi untuk :

Menjaga agar beda temperatur casing dibagian dalam dan dibagian luar
tidak terlalu jauh berbeda yang akan menyebabkan defleksi.
Mencegah agar tidak ada panas terbuang secara tidak berlebihan ke
udara luar, yang akan menurunkan efisiensi.
Keselamatan kerja

Pada saat dilakukan pembukaan upper casing dan pipa-pipa uap, seringkali
sebagian isolasi menjadi rusak dan harus diperbaiki atau diganti.
Sebaiknya penggantian isolasi menggunakan bahan yang sama seperti
yang sudah terpasang, namun apabila tidak tersedia agar diganti dengan
material lain yang spesifikasi sama, terutama dari segi :

Ketahanan terhadap temperatur tinggi


Daya hantar panas
Kemudahan dalam pemasangan

27

Sifat menyerap minyak


Berat persatuan volume
Pengaruh terhadap kesehatan manusia, dan sebagainya.

BAB IV
PEMERIKSAAN BAGIAN BAGIAN TURBIN

28

29

30

31

32

BAB V
Keselamatan Kerja Kerja Pada Pemeliharaan Turbin
Keselamatan kerja pada umumnya sama setiap pekerjaan Inspection PLTU.
Mengenai keselamatan kerja selengkapnya dapat dilihat pada topik "
Keselamatan Kerja"
Didalam uraian ini akan diberikan contoh aspek keselamatan kerja yang perlu
mendapat perhatian lebih pada pelaksanaan Inspection Turbin , yaitu :

Tagging.
Tagging selain dipasang pada tombol-tombol motor yang terpasang di panel
Control Room, juga harus di back-up dengan memberi tagging atau bahkan
mencabut breaker pada motor yang bersangkutan. (Misalnya pada motor
turning gear maupun motor pompa minyak pelumas).

Akses
Akses tempat kerja harus rapi.
Barang-barang yang sedang dikerjakan tidak boleh bertebaran tidak teratur.
Baut-baut kecil sebaiknya dimasukkan kedalam kotak, sedangkan baut besar
di jejerkan dilantai dengan dialasi lembaran karet atau kayu.
Apabila ada bagian lantai yang dibuka, maka disekeliling bagian yang dibuka
tersebut harus diberi pita pengaman atau pagar sementara.

Lifting Crane
Lifting Crane untuk mengangkat rotor turbin, casing dan sebagainya harus
diperiksa dan diuji sebelum pekerjaan Inspection dimulai.
Bagian-bagian yang diperiksa / diperhaiki,hila perlu, diantaranya :

Sling baja : Periksa dari kemungkinan ada yang putus, bila ada
kawat bajanya yang putus, sebaiknya diganti saja. Berikan gemuk sesuai
rekomendasi.
Brake (Rem), harus dapat bekerja dengan baik
Limit Switch, terutam untuk batas pengangkatan/ naik.
33

Motor-motor penggerak naik-turun maupun kiri - kanan


Roda gigi, dan yang lainnya '

Dalam melaksanakan operasi Lifting Cranea harus, dilakukan oleh operator


yang berpengalaman.
Lampiran 01. Contoh Blangko SPK
SURAT PERINTAH KERJA
NO. SPK
:
TANGGAL :

PT ( PERSERO )
................................

1.
2.
3.
4.

UNIT :

NAMA PERALATAN :........................................................................................................................................................................................


NAMA PEERJAAN : .......................................................................................................................................................................................
DATA / KELAINAN / KERUSAKAN / CATATAN : (lihat hal. Sebelah)
PETUNJUK PELAKSANAAN ( LANGKAH PELAKSANAAN )

1.
2.
3.
4.
5.
DIKERJAKAN SETELAH PENGAMANAN OPERASI DI TANDA TANGANI
MATERIAL / SPARE PART (Lihat RPB)
BKS UNTUK PEKERJAAN BORONGAN (Lihat RPP)

DIBUAT OLEH
(......................... ...)
Ass. Enj. Kasie ..

PENGAMAN OPERASI

TANGGAL

BULAN

TAHUN

JAM :
TAGGING : YA / TIDAK

( )
Ass. Enj. Prod.

1) SIAP UJI
TGL

3) LAPORAN PEKERJAAN
BULAN

TAHUN

1.
2.
3.
4.

JAM
2) UJI COBA
SUDAH

Kepala Teknisi .. ..

5.

BELUM

6. Daftar TUG 9 terlampir

TGL :
CATATAN :
( )
Ka. Op.
NO

NO

NAMA

GOL

NAMA BARANG

HB/HK

TENAGA KERJA
JAM

RUPIAH (BULAT)

PEMAKAIAN MATERIAL
HB/HK
JAM
RUPIAH (BULAT)

KETERANGAN

TUG / ASAL / KETERANGAN

SPK DITUTUP Tgl. .

TANGGAL

Enj, Kasie .

Ass. Enj./ Kasie

34

Lampiran 02. Contoh Blangko SPK

SURAT PERINTAH KERJA ( SPK )

Alasan diperlukannya pemeliharaan :


Pemeliharaan besar, sesuai skedul.
PEKERJAAN DIBERIKAN KEPADA :
PERINTAH PERBAIKAN PADA

Rencana Selesai
Tgl. :
2008

13 DESEMBER

Rencana ( m x d )
60 md
PEKERJAAN YANG DISELESAIKAN :

BAG. PEMELIHARAAN
PERBAIKAN SELESAI
DENGAN BAIK :
Tanggal :
Pelaksana :

Realisasi ( . . . . . . . . . . . . . . . . . )
DISELESAIKAN TANGGAL
DISETUJUI KEP. PEMELIHARAAN :

MASUK ARSIP TGL :

35

BON PEMAKAIAN

1. Untuk T.U.K.G.

PT (Persero)

Cab./Sekt./Bkj.

Pekerjaan : Pas.Baru/Perluas./Perbaik./Perub./Pemel./Pembongk.

No. P.P.

NAMA / ALAMAT
Banyaknya

Satuan

Perkiraan Pembebanan :
Setuju :

Kepala Gudang :

Nama Barang / Spare Part

No. Norm./ Part

Kode Perkiraan : 1023 . . .

Tanggal :

Pemeriksa :

Penerima :

Jumlah Uang

Banyaknya sehari
tiap barang :

Lampiran 03. Contoh Bon Pemakaian

TUG. 10

BON PENGEMBALIAN

2. Untuk TUG.

PT (Persero)

Cab./Sekt./Bkj.

Pekerjaan : Pas.Baru/Perluas./Perbaik./Perub./Pemel./Pembongk.

No. P.P.

NAMA / ALAMAT
Banyaknya

Satuan

Perkiraan Pembebanan :
Setuju :

Kepala Gudang :

Nama Barang / Spare Part

No. Norm./ Part

Kode Perkiraan : 1023 . . .

Tanggal :

Pemeriksa :

Penerima :

Jumlah Uang

Banyaknya sehari
tiap barang :

Lampiran 04. Contoh Bon Pengembalian


36

Lampiran 05.
KODE PERKIRAAN 2119 - FUNGSI PLTU
01.

Instalasi dan Mesin :

Perlengkapan Penyaluran Bahan Bakar Batubara :

Conveyor Belt

Conveyor Roller

Conveyor Drive Motor

Magnetic Separator

Scraper Conveyor

Mobile Equipment

Alat-alat Ukur

Alat-alat Pengaman

Alat-alat Pengatur

Perlengkapan Penyaluran Bahan Bakar Minyak :

Valve

Alat-alat Ukur

Alat-alat Pengaman

Ketel Uap :

21193

31193

2119300
3119300
2119300
3119300
2119300
3119300
2119300
3119300
2119300
3119300
2119300
3119300
2119300
3119300
2119300
3119300
2119300
3119300
2119300
3119300
2119301
3119301
2119301
3119301
2119301
3119301
2119301
3119301
211931 311931

37

Fuel Burner Gun


Valve
Pipa-pipa Ketel

211931 311931
211931 311931
211931 311931

Air dan Gas Fan


Air Heater Bearing dan Roller
Electric Drive Motor

211931 311931
211931 311931
211931 311931

Alat-alat Ukur
Alat-alat Pengaman
Alat-alat Pengatur

211931 311931
211931 311931
211931 311931

Conveyor Belt
Conveyor Roller
Drive Motor
Scraper Conveyor
Electrostatic Precipitator
Slide Valve
Alat-alat Ukur
Alat-alat Pengaman
Alat-alat Pengatur

Turbin Uap :

211931 311931
211931 311931
211931 311931

Perlengkapan Penyaluran Abu :

Pulverizer Throat Ring


Pulverizer Rollers
Pulverizer Disk

Bearing
Valve
Labyrinth
Bolt and Nut
Heat Exchanger Tube
Vacuum Pump
Alat-alat Ukur
Alat-alat Pengaman
Alat-alat Pengatur

Generator :

Bearing
Automatic Voltage Regulator
Diode

Electrodes

211932 311932
211932
211932
211932
211932
211932
211932
211932
211932
211932

311932
311932
311932
311932
311932
311932
311932
311932
311932

211933 311933
211933
211933
211933
211933
211933
211933
211933
211933
211933

311933
311933
311933
311933
311933
311933
311933
311933
311933

211933 311933
211933 311933
211933 311933
211933 311933
38

Alat-alat Ukur
Alat-alat Pengaman
Alat-alat Pengatur

211934 311934
211934 311934
211934 311934

211935 311935

Condensat Pump Component


Boiler Feed Pump Component
Valve
Water Treatment Plant Component
Desalination Plant Component
Alat-alat Ukur
Alat-alat Pengaman
Alat-alat Pengatur

211935
211935
211935
211935
211935
211935
211935
211935

Instalasi Air Pendingin :

02.

211934 311934

Instalasi Uap dan Instalasi Penyediaan Air :

211933 311933
211933 311933
211933 311933

Perlengkapan Ruang Kontrol :

H2 Plant Module
Alat-alat Ukur
Alat-alat Pengaman

311935
311935
311935
311935
311935
311935
311935
311935

211936 311936

Cooling Water Pump Component


Valve
Hypochlorite Module
Alat-alat Ukur
Alat-alat Pengaman

211936
211936
211936
211936
211936

Perlengkapan Penyaluran Tenaga Listrik :

311936
311936
311936
311936
311936

21197
31197

Pemutus Tenaga
Pemisah
Trafo Ukur
Synchronizer
Alat-alat Ukur
Alat-alat Pengaman
Arrester

211970
211970
211970
211970
211970
211970
211970

311970
311970
311970
311970
311970
311970
311970

39

40

Anda mungkin juga menyukai