Kegiatan P2H tertuang dalam form P2H operator yang wajib di isi sebelum dan
setelah mengoperasikan unit. P2H yang wajib dilakukan seorang operator dibagi
menjadi 4 langkah, yaitu :
1. Pemeriksaan keliling sebelum menghidupkan Engine (Walk around)
2. Pemeriksaan di atas unit dan didalam kabin
3. Pemeriksaan setelah menghidupkan engine
4. Pemeriksaan setelah selesai operasi
Dengan adanya P2H ini diharapkan unit yang dioperasikan operator selalu
dalam kondisi yang prima (berdaya guna yang tinggi) untuk pencapaian produktivitas
yang maksimal sehingga operator dapat bekerja dengan aman dan selamat.
3.1.1.3. Pemeriksaan Oil Steering, Hoist Dump dan Brake Cooling Level
Apabila tutup penambah oli dibuka, oli bisa menyemprot. Jadi
bukalah dengan pelan – pelan untuk melepaskan tekanan dari
dalam, kemudian bukalah dengan hati – hati.
a. Periksa pada gelas penduga (kaca), harus terlihat pada kaca di
antara tanda FULL dan LOW pada (2).
b. Jika level oli rendah atau tidak nampak pada window sight
gauge (2) tambahkan oli.
Gambar 3.2 Oil Steering, Hoist Dump & Brake Cooling Gauge
2 | Pengoperasian HD785-7
Gambar 3.3 Oil Brake Gauge
3.1.1.5. Pemeriksaan Oil Transmission Level
a. Setelah menghidupkan engine, putaran engine pada low idling
dan periksa level dengan sight gauge (A).
b. Jika level oli kurang tambahkan oli transmisi (1).
Level oli berubah sesuai dengan suhu oli, oleh karena itu
lakukan pemeriksaan setelah selesai pemanasan selesai. Selama
operasi atau ketika engine hidup level oli berada di atas (A). Apabila
engine dalam ka=eadaan mati, maka level oli berada pada sight
gauge (B).
Pada pemeriksaan saat engine mati, tunggulah setelah engine
dimatikan lebih kurang 20 menit untuk melihat akurasi dari sight
gauge.
4 | Pengoperasian HD785-7
Memastikan bahwa tidak terdapat material yang mudah
terbakar (dau kering, ranting ataupun kain majun) yang terkumpul
diseputaran area tersebut.
6 | Pengoperasian HD785-7
b. Tarik lever ke atas dan atur kemiringan Steering wheel sesuai
dengan yang di kehendaki. Lalu tekan lever ke bawah untuk
mengunci Steering wheel.
Rentang penyetelan :
- Depan / belakang : 80 mm / 80 mm
- Keatas : 30,3 mm / 33 mm
- Kebawah : 10,7 mm / 17 mm
8 | Pengoperasian HD785-7
h. Matikan engine
i. Periksa Fire Surpression apakah masih normal tekanannya.
j. Turun dari unit memakai metode tiga titik tumpu.
k. Periksa bagian attachment, apakah ada kerusakan, keausan, kebocoran
selama pengoperasian. Apabila ditemukan ketidak normalan, segera
laporkan ke pengawas dan beritahukan kepada operator shift
berikutnya.
l. Bersihkan unit dari kotoran yang menempel sebelum meninggalkan
unit.
3.2. Perawatan
3.2.1. Pengetahuan Dasar Perawatan Unit
Perawatan adalah suatu kegiatan service untuk mencegah timbulnya keausan
yang tidak normal sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur yang
direkomendasikan oleh pabrik.
a. Tujuan perawatan dapat disimpulkan menjadi 4 :
A. Agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai (High availability,
berdaya guna fisik yang tinggi).
B. Agar suatu alat selalu dalam keadaan prima berdaya guna mekanis
yang paling baik (Best Performance).
C. Agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat (reduce Repair Cost).
D. Untuk memperpanjang masa pakai mesin.
b. Sasaran Perawatan :
Memaksimalkan waktu operasi / produksi.
Mencegah kemungkinan terjadinya gangguan / hambatan pada saat
operasi.
Mengetahui kondisi mesin / unit yang digunakan, untuk
menyiapkan suku cadangnya.
Mengatasi gangguan / hambatan dengan cepat pada saat operasi
atau produksi.
Memanfaatkan mesin atau unit dalam keadaan layak pakai /
produksi selama mungkin.
Mencegah hal – hal yang membahayakan kesehatan dan
keselamatan.
c. Pekerjaan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pekerjaan
perawatan adalah
Pengontrolan
Penggantian
Pemeliharaan
Penyetelan
Perbaikan
Pengetesan
10 | Pengoperasian HD785-7
c. Pelumas/Oli
Fungsi pelumas adalah :
Membentuk lapisan film
Sebagai media pendingin pada sistim.
Sebagai penyekat.
Sebagai pembersih.
Sebagai pencegah anti karat.
Sebagai media pemindah tenaga.
d. Jenis – jenis Oli
Hidraulic oil (ISO VG 32 – 150 / SAE 10)
Engine oil (API : CA, CB, CC, CD, CE, CF, / SAE 10 – 50)
Gear oil (AGMA , GL- 1, GL- 8A / SAE 60 – 250)
Brake oil (SAE 10)
Automatic Transmission fluid oil
e. Kerusakan oli dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kontaminasi
Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari luar sistim oli
tersebut. Penyebabnya antara lain : debu , air dan kotoran.
Deteriotasi
Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari sistim oli tersebut.
Penyebabnya antara lain : Karena proses pembakaran atau
campuran kimia.
Oksidasi
Pengaruh rusaknya oli dari gas hasil pembakaran sehingga
masuk ke dalam oil pan yang mengakibatkan rusaknya oli.
14 | Pengoperasian HD785-7