Anda di halaman 1dari 14

BAB 3

P2H DAN PERAWATAN

3.1. Pelaksanaan Pemeriksaan Harian


Pelaksanaan Pemeriksaan Harian (P2H) adalah suatu kegiatan pemeriksaan unit
yang dilakukan oleh seorang operator pada saat sebelum dan setelah operasi.
Tujuan dari P2H ini adalah :
- Untuk mengetahui kondisi unit lebih awal sebelum di operasikan.
- Untuk mencegah kerusakan yang lebih besar agar biaya perbaikan lebih hemat.
- Memberikan rasa nyaman operator saat mengoperasikan.

Kegiatan P2H tertuang dalam form P2H operator yang wajib di isi sebelum dan
setelah mengoperasikan unit. P2H yang wajib dilakukan seorang operator dibagi
menjadi 4 langkah, yaitu :
1. Pemeriksaan keliling sebelum menghidupkan Engine (Walk around)
2. Pemeriksaan di atas unit dan didalam kabin
3. Pemeriksaan setelah menghidupkan engine
4. Pemeriksaan setelah selesai operasi

Dengan adanya P2H ini diharapkan unit yang dioperasikan operator selalu
dalam kondisi yang prima (berdaya guna yang tinggi) untuk pencapaian produktivitas
yang maksimal sehingga operator dapat bekerja dengan aman dan selamat.

3.1.1. Pemeriksaan Keliling Sebelum Menghidupkan Engine


Pada saat sebelum melakukan pemeriksaan unit harus dalam posisi
rata. Pemeriksaan keliling dilakukan secara menyeluruh dimulai dari bagian
depan, kiri, belakang lalu bagian kanan unit. Pemeriksaan dilakukan secara
menyeluruh untuk mengidentifikasi kekendoran, keausan, keretakan pada
bagian – bagian komponen unit. Serta memeriksa apakah terdapat kebocoran
dari oli, air ataupun grease pada bagian – bagian komponen uni.
Untuk mencegah unit terbakar, hilangkan debu/kotoran, oli, grease
pada bagian – bagian komponen unit yang berpotensi menimbulkan
panas/bersuhu tinggi (muffler, turbocharger, dll).

3.1.1.1. Pemeriksaan Oil Engine Level


Pemeriksaan level oli engine dilakukan dengan melihat level
oli pada dipstick oil engine. Tarik terlebih dahulu distick oil engine,
lalu bersihkan. Kemudian masukkan kembali dipstick sepenuhnya
dan tarik kembali.
Level oil engine pada dipstick harus berada pada range antara
L dan H. Apabila di bawah L, artinya adalah jumlah oil engine kurang
dari standar (harus segera dilakukan penambahan). Apabila di atas
H, maka jumlah oil engine melebihi standar (harus segera dilakukan
pengurangan).

P2H Dan Perawatan | 1


3.1.1.2. Pemeriksaan Water Seperator
a. Lakukan pengecekan endapan pada bagian paling bawah (2)
buang endapan dengan membuka drain valve (3) endapan air
akan keluar melalui hose pembuangan (4).
b. Sekalipun unit dilengkapi dengan water separator yakinkan
untuk memeriksa tangki bahan bakar untuk mengeluarkan
atau membuang air endapan dalam bahan bakar.

Gambar 3.1 Water Separator

3.1.1.3. Pemeriksaan Oil Steering, Hoist Dump dan Brake Cooling Level
Apabila tutup penambah oli dibuka, oli bisa menyemprot. Jadi
bukalah dengan pelan – pelan untuk melepaskan tekanan dari
dalam, kemudian bukalah dengan hati – hati.
a. Periksa pada gelas penduga (kaca), harus terlihat pada kaca di
antara tanda FULL dan LOW pada (2).
b. Jika level oli rendah atau tidak nampak pada window sight
gauge (2) tambahkan oli.

Gambar 3.2 Oil Steering, Hoist Dump & Brake Cooling Gauge

3.1.1.4. Pemeriksaan Oil Brake Level


Check bila ada kebocoran atau kerusakan dan lakukan
pengecekan oil Brake setiap hari sebelum operasi, bila level oli
kurang (H) segera tambahkan oli.

2 | Pengoperasian HD785-7
Gambar 3.3 Oil Brake Gauge
3.1.1.5. Pemeriksaan Oil Transmission Level
a. Setelah menghidupkan engine, putaran engine pada low idling
dan periksa level dengan sight gauge (A).
b. Jika level oli kurang tambahkan oli transmisi (1).

Gambar 3.4 Oil Transmission Sight Gauge

Level oli berubah sesuai dengan suhu oli, oleh karena itu
lakukan pemeriksaan setelah selesai pemanasan selesai. Selama
operasi atau ketika engine hidup level oli berada di atas (A). Apabila
engine dalam ka=eadaan mati, maka level oli berada pada sight
gauge (B).
Pada pemeriksaan saat engine mati, tunggulah setelah engine
dimatikan lebih kurang 20 menit untuk melihat akurasi dari sight
gauge.

3.1.1.6. Pemeriksaan Fuel Level


Untuk mencegah udara masuk ke dalam engine, jangan
biarkan jumlah bahan bakar di dalam tanki habis. Serta apabila
lubang pernapasan (brether (1)) buntu, tekanan dalam tanki
menurun sehingga menyebabkan aliran terhambat. Oleh karenanya,
membersihkan secara berkala (brether) dapat meminimalisir
kondisi tersebut.
a. Periksa level minyak melalui fuel gauge (B) yang di pasang pada
fuel tank.
b. Isilah tangki fuel melalui lubang pengisian (A). Periksa jumlah
fuel yang terisi dengan fuel gauge/stik pada lubang pengisian
solar.
c. Setelah penambahan fuel, kencangkan penutupnya.

d. Periksalah water separator, buanglah endapan air yang


terkandung dalam water separator bila air sudah mencapai
ketinggian tertentu.

P2H Dan Perawatan | 3


Gambar 3.5 Fuel Tank (kiri) dan Breather (kanan)

3.1.1.7. Pemeriksaan Endapan Air Yang Berasal Dari Fuel


Putar kran di bawah tangki bahan bakar (fuel) untuk
mengalirkan air dan endapan yang terkumpul di dalam tangki
bersamaan dengan bahan bakar.

3.1.1.8. Pemeriksaan Kekencangan Mur Dan Baut Roda


a. Periksalah baut atau mur roda setiap hari.
b. Periksa kekendoran mur roda (1), jika ada yang lepas atau
kendor harus di kencangkan.
c. Kencangkan baut/mur sekali lagi setelah berjalan selama 5 – 6
jam.

3.1.1.9. Pemeriksaan Tekanan Roda


a. Periksa tekanan udara pada tiap-tiap ban, sebelum
mengoperasikan unit.
b. Pada saat yang sama pemeriksaan tekanan roda, periksa
dengan hati – hati untuk sayatan kecil atau kerusakan lainnya.
c. Periksa juga bahwa tidak ada paku atau logam pada bagian
ban yang berpotensi merusak ban.

3.1.1.10. Pemeriksaan Oil Differential


Lakukan pengecekan oli garden (differential) sebelum
mengoperasikan unit dan periksa kebocoran – kebocoraan atau
rembesan oli yang ada pada differential.

3.1.1.11. Pemeriksaan Bagian Kanan Engine


Pemeriksaan pada baian kanan engine adalah untuk
memeriksa kebocoran – kebocoran oli dari oil filter, by pass oil
filter, CRI, serta kebocoran bahan bakar dari fuel filter, pemeriksaan
level suspension, kekencangan belt altenator, AC dan Fan.

3.1.1.12. Pemeriksaan Kaca Spion


Pemeriksaan kaca spion dimaksudkan untuk memastikan
kondisi spion selalu bersih serta bertujuan untuk mengatur spion
dengan tujuan agar dapat melihat obyek di belakan dan samping
unit dari kursi Operator.
3.1.1.13. Pemeriksaan Seputaran Engine, Battery, Grill Radiator

4 | Pengoperasian HD785-7
Memastikan bahwa tidak terdapat material yang mudah
terbakar (dau kering, ranting ataupun kain majun) yang terkumpul
diseputaran area tersebut.

3.1.1.14. Pemeriksaan Keausan Dump Body, Frame, Cylinder, Linkage dan


Hose
Melakukan pemeriksaan keausan pada komponen –
komponen tersebut di atas.

3.1.1.15. Pemeriksaan Tangga Unit Dan Lampu – Lampu


Melakukan pemeriksaan kondisi tangga unit serta lampu –
lampu untuk memastikan tidak terdapat kerusakan.

3.1.2. Pemeriksaan Di Atas Alat dan Di Dalam Kabin


Naik ke unit untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya, pergunakan
Three body contact (tiga titik tumpu/ dua tangan berpegang dan satu kaki
berpijak secara bergantian).

3.1.2.1. Pemeriksaan Level Air Radiator


a. Jangan membuka penutup air radiator ketika panas, jika
memeriksa air pendingin selalu dalam keadaan engine dingin.
b. Periksa bahwa level air pendingin berada antara FULL dan
LOW pada sub tank (1) dan jika level air kurang, tambahkan
air melalui sub tank (2) pada tangki cadangan sampai tanda
FULL.
c. Jika air tidak tampak pada sub tank, tambahkan air melalui
pengisi air (3) pada bagian atas radiator lalu tambahkan air
pada sub tank.
d. Pastikan air tidak bercampur dengan oil atau cairan lainnya.
e. Setelah menambah air, kencangkan tutup dengan aman.

3.1.2.2. Pemeriksaan Dust Indicator

Gambar 3.6 Dust Indicator

a. Periksa display kuning (1) tidak menandakan 7,5 Kpa.


b. Jika garis merah menunjukkan 7,5Kpa, segera bersihkan atau
ganti elemen.
c. Setelah di lakukan pemeriksaan, pembersihan dan
penggantian, lalu tekan dust indicator (1) untuk
mengembalikan piston kuning ke posisi semula.
3.1.2.3. Pemeriksaan Battery

P2H Dan Perawatan | 5


a. Pemeriksaan battery dilakukan dengan mengecek terminal
battery dari kekendoran dan bersihkan apabila terdapat
kotoran.
b. Kumpulkan material yang mudah terbakar (daun kering,
ranting dsb) seputaran battery dan selalu diperiksa dan
bersihkan.

3.1.2.4. Pemeriksaan APAR Dan Fire Suppression


a. Pastikan APAR dalam konsisi bagus dan layak di gunakan.
b. Check lock pin, valve, hose apakah masih bisa berfungsi atau
tidak.
c. Check pressure

3.1.2.5. Penyetelan Seat Operator


Aturlah seat operator senyaman mungkin disesuaikan dengan
posisi badan dengan Steering dan pedal. Seat dapat diatur dengan
berbagai varian antara lain:
a. Penyetelan maju dan mundur.
b. Penyetelan kemiringan seat.
c. Penyetelan berat.
d. Penyetelan kemiringan sandaran.
e. Penyetelan ketinggian.
f. Penyetelan ketinggian headrest.
g. Penyetelan sudut headrest.

3.1.2.6. Pemeriksaan Penggunaan Seat Belt


a. Sebelum mengencangkan seat belt, periksa bahwa seat belt
tersebut tidak mengalami kerusakan pada pengikat atau
beltnya.
b. Atur dan pasangkan seat belt sebelum mulai jalan.
c. Selalu gunakan seat belt selama operasi
d. Jangan gunakan seat belt dengan salah satu atau seat belt
melipat.

3.1.2.7. Penyetelan Kemiringan Steering Wheel

Gambar 3.7 Lever Pengaturan Steering

a. Kemiringan Steering wheel dapat di atur ke depan dan ke


belakang, ke atas dan ke bawah.

6 | Pengoperasian HD785-7
b. Tarik lever ke atas dan atur kemiringan Steering wheel sesuai
dengan yang di kehendaki. Lalu tekan lever ke bawah untuk
mengunci Steering wheel.
Rentang penyetelan :
- Depan / belakang : 80 mm / 80 mm
- Keatas : 30,3 mm / 33 mm
- Kebawah : 10,7 mm / 17 mm

3.1.2.8. Pemeriksaan Control Dan Lever


Sebelum menghidupkan engine, pastikan terlebih dahulu
bahwa shift lever berada pada posisi Netral (N) dan parking brake
switch dalam posisi ON. Serta lever dump harus pada posisi FLOAT.
Lever retarder brake harus dalam posisi RELEASE.

3.1.2.9. Pemeriksaan Intrument Panel


Pemeriksaan Instrument Panel adalah saat setelah starting
switch diputar pada posisi ON, lalu tekan bulb check switch. Maka
semua monitor dan gauge akan menyala selama 3 detik serta lampu
buzzer dan alarm akan berbunyi selama 1 detik.

Gambar 3.8 Lokasi Bulb Check Switch

3.1.2.10. Pemeriksaan Emergency Steering


Starting switch mash di dalam posisi ON saat akan melakukan
pemeriksaan fungsi emergency steering. Tekan emergency steering
switch lalu putar steering ke kiri dank e kanan, periksa apakah roda
depan dapat digerakkan. Apabila tidak dapat digerakkan maka
emergency steering tersebut mengalamai kerusakan.

3.1.3. Pemeriksaan Setelah Menghidupkan Engine


Sebelum melakukan pemeriksaan setelah menghidupkan engine, hidupkan
engine dengan tahapan sebegai berikut :
a. Sebelum menghidupkan engine, bunyikan klakson satu kali sebagai
tanda atau isyarat agar orang di sekitar unit dapat mengetahui bahwa
unit akan akan dihidupkan.

P2H Dan Perawatan | 7


Saat menghidupkan engine di ruang yang terbatas, pastikan bahwa
ventilasi dapat bekerja dengan baik agar gas buang tidak dapat meracuni
orang di sekitar unit.
b. Putar starting swtch ke posisi START untuk menghidupkan engine.
c. Ketika engine sudah hidup, lepaskan starting switch (otomatis akan
kembali ke posisi ON.
Sebagai catatan bahwa sesaat setelah menghidupkan engine tidak boleh
menaikkan putaran engine secara mendadak dan terus menerus dan juga
tidak diperbolehkan untuk menghidupkan starting motor terus menerus lebih
dari 20 detik. Saat engine tidak mau dihidupkan, tunggu sekitar 2 menit
sebelum mencoba menghidupkan kembali.
Setelah menghidupkan engine dan sebelum memulai operasi, periksalah
hal – hal sbb :
a. Dengarkan suara engine, apakah normal atau tidak. Apabila ada ketidak
normalan, segera periksa dan laporkan ke pengawas.
b. Lihat warna asap gas buang yang keluar dari exhaust pipe. Warna asap
gas buang yang normal adalah transparan.
c. Setelah pemanasan engine, periksa monitor panel apakah normal, jika
terjadi ketidak normalan, segera perbaiki. Ketika switch AISS LOW pada
posisi AUTO dan suhu air engine di bawah standar secara otomatis
putaran engine akan naik.
d. Injak pedal accelerator perlahan dan tambahkan putaran engine tanpa
beban pada kecepatan menengah selama ± 5 menit.
e. Test transmission maju – mundur berikut pengunaan gigi – giginya
kemudian belok kanan kiri.
f. Tes keakuratan dari system Brake.
g. Tes fungsi attachment.
h. Periksa lampu – lampu, switch sebelum operasi dan pastikan dalam
kondisi normal.
i. Lakukan control terhadap kondisi unit melalui instrument panel, selama
mengoperasikan unit.
j. Biarkan engine low idle selama kurang lebih 5 menit setelah hidup.

3.1.4. Pemeriksaan Setelah Selesai Operasi


Setelah selesai operasi, jangan langsung mematikan engine. Lakukan
beberapa hal di bawah ini :
a. Parkirlah unit ditempat yang rata, aman, jauh dari bahaya banjir, pohon
kering dan tanah longsor.
b. Parkir unit pada tempat yang mudah dijangkau oleh lub-car maupun
fuel-truck.
c. Bila parkir ada unit lain perhatikan jarak yang aman parkir.
d. Pastikan parking Brake posisi ON/ applied.
e. Low idle engine selama + 5 menit
f. Periksa kembali apakah ada kebocoran pada semua sistim selama
operasi melalui instrument panel.
g. Matikan perangkat elektrik ( lampu, AC, radio ).

8 | Pengoperasian HD785-7
h. Matikan engine
i. Periksa Fire Surpression apakah masih normal tekanannya.
j. Turun dari unit memakai metode tiga titik tumpu.
k. Periksa bagian attachment, apakah ada kerusakan, keausan, kebocoran
selama pengoperasian. Apabila ditemukan ketidak normalan, segera
laporkan ke pengawas dan beritahukan kepada operator shift
berikutnya.
l. Bersihkan unit dari kotoran yang menempel sebelum meninggalkan
unit.

3.2. Perawatan
3.2.1. Pengetahuan Dasar Perawatan Unit
Perawatan adalah suatu kegiatan service untuk mencegah timbulnya keausan
yang tidak normal sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur yang
direkomendasikan oleh pabrik.
a. Tujuan perawatan dapat disimpulkan menjadi 4 :
A. Agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai (High availability,
berdaya guna fisik yang tinggi).
B. Agar suatu alat selalu dalam keadaan prima berdaya guna mekanis
yang paling baik (Best Performance).
C. Agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat (reduce Repair Cost).
D. Untuk memperpanjang masa pakai mesin.
b. Sasaran Perawatan :
 Memaksimalkan waktu operasi / produksi.
 Mencegah kemungkinan terjadinya gangguan / hambatan pada saat
operasi.
 Mengetahui kondisi mesin / unit yang digunakan, untuk
menyiapkan suku cadangnya.
 Mengatasi gangguan / hambatan dengan cepat pada saat operasi
atau produksi.
 Memanfaatkan mesin atau unit dalam keadaan layak pakai /
produksi selama mungkin.
 Mencegah hal – hal yang membahayakan kesehatan dan
keselamatan.
c. Pekerjaan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pekerjaan
perawatan adalah
 Pengontrolan
 Penggantian
 Pemeliharaan
 Penyetelan
 Perbaikan
 Pengetesan

P2H Dan Perawatan | 9


Agar dapat melakukan atau melaksanakan hal tersebut harus
mengerti dan memahami antara lain
 Periodical Service
 Nama , fungsi , lokasi dan prinsip kerja sistim yang ada pada
komponen
 Lain – lain contohnya melaksanakan P2H dengan benar
a. Kunci Perawatan (Maintenance) :
 Keterampilan dan perilaku manusia
 Kegiatan pemeliharaan
 Perencanaan yang baik
 Peralatan yang memadai dan standar
 Keselamatan kerja
 Pengadaan spare part

b. Istilah- istilah pada Perawatan :


1. PPM (Program / Perawatan Pemeriksaan Mesin)
Tujuan diadakan PPM adalah melaksanakan pemeriksaan mesin /
engine lengkap untuk mendapatkan petunjuk :
 Kondisi unit terakhir saat diperiksa.
 Rekomendasi jadwal pemeliharaan atau perbaikan dan estimasi
biaya kebutuhan suku cadang.
 Melakukan koreksi atas penyimpangan terhadap cara –cara
pengoperasian dan pemeliharaan.
2. PPU (Program / Perawatan Pemeriksaan Undercarriage)
Tujuan diadakan PPU adalah melakukan pemeriksaan dan
pengukuran bagian undercarriage untuk mengetahui :
 Tingkat prosentase keausan bagian undercarriage.
 Rekomendasi waktu kapan dilakukan penggantian.
 Melakukan koreksi atas penyimpangan terhadap cara – cara
pengoperasian dan pemeliharaan.
3. PAP (Program Analisa Pelumas)
Tujuan diadakan PAP adalah pemeriksaan dan analisa terhadap
pelumas atau oli untuk :
 Untuk mengetahui gejala – gejala kerusakan dan pencegahan
kerusakan yang mungkin akan timbul atau sedang terjadi .
 Mengurangi down time dan biaya repair, memperbaiki
sehingga tercegah kerusakan yang lebih fatal / parah.
 Melakukan koreksi atau penyimpangan terhadap cara – cara
pengoperasian dan pemeliharaan.

10 | Pengoperasian HD785-7
c. Pelumas/Oli
Fungsi pelumas adalah :
 Membentuk lapisan film
 Sebagai media pendingin pada sistim.
 Sebagai penyekat.
 Sebagai pembersih.
 Sebagai pencegah anti karat.
 Sebagai media pemindah tenaga.
d. Jenis – jenis Oli
 Hidraulic oil (ISO VG 32 – 150 / SAE 10)
 Engine oil (API : CA, CB, CC, CD, CE, CF, / SAE 10 – 50)
 Gear oil (AGMA , GL- 1, GL- 8A / SAE 60 – 250)
 Brake oil (SAE 10)
 Automatic Transmission fluid oil
e. Kerusakan oli dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
 Kontaminasi
Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari luar sistim oli
tersebut. Penyebabnya antara lain : debu , air dan kotoran.
 Deteriotasi
Peristiwa rusaknya oli karena pengaruh dari sistim oli tersebut.
Penyebabnya antara lain : Karena proses pembakaran atau
campuran kimia.
 Oksidasi
Pengaruh rusaknya oli dari gas hasil pembakaran sehingga
masuk ke dalam oil pan yang mengakibatkan rusaknya oli.

3.2.2. Mengatasi Gangguan Sederhana


Tujuannya yaitu operator dapat melakukan tindakan pencegahan agar
supaya unit tidak mengalami kerusakan lebih besar.
Hal ini diharapkan saat mengoperasikan unit, operator PT. BUMA dapat
mengidentifikasi atau menganalisa gangguan dan penyebabnya yang mungkin
timbul selama beroperasi.

Tabel 3.1 Identifikasi Gangguan Sederhana

P2H Dan Perawatan | 11


12 | Pengoperasian HD785-7
P2H Dan Perawatan | 13
3.3. Latihan Uji Materi
1. Jelaskan apa saja tujuan dari dilakukannya P2H oleh Operator!
2. Sebutkan langkah – langkah P2H!
3. Apa sajakan yang diperiksa saat Pemeriksaan Di Atas Unit ?
4. Apa sajakan yang diperiksa saat setelah menghidupkan engine?
5. Apabila warna gas buang kebiru – biruan, apakah yang indikasi terjadi?
Dan Jelaskan tidakan operator saat mengalami hal tersebut pada
unitnya!

14 | Pengoperasian HD785-7

Anda mungkin juga menyukai