steering Toyota Land Cruiser ini adalah pada roda kemudi (steering wheel),
poros utama, pipa saluran, tangki cadangan (reservoir), pompa power steering,
dimana dengan roda kemudi ini sebuah kendaraan dapat digerakkan atau
dibelokkan kekanan atau kekiri. Untuk itu roda kemudi harus mendapatkan
perawatan dan perbaikan dalam sistem power steering ini. Sehingga dengan
terhadap roda kemudi dilakukan tiap kelipatan 20.000 Km. kegiatan perawatan
menghadap ke depan.
b. Ukur gerak bebas pada roda kemudi dengan memutar kemudi dalam kedua
arah dengan posisi roda depan lurus, limit maksimum gerak bebas 30 mm.
c. Bila melebihi limit maksimum, periksa atau stel baut penyetel pada gear
box dengan cara meluruskan roda depan dalam posisi lurus. Kendorkan
baut pengunci pada baut penyetel unit kemudi. Putar baut penyetel sesuai
arah jarum jam untuk mengurangi gerak bebas, atau berlawanan jarum
jam untuk menambah gerak bebas. Setelah gerak main sudah sesuai
dan ke belakang.
b. Hidupkan mesin dan pasang spring balance pada lingkaran luar roda
kemudi kekanan dan kekiri dari posisi lurus kedepan (dengan jangkauan
Adapun cara pemeriksaannya adalah dengan melakukan tes jalan kira – kira
kecepatan 35 km/jam putar kemudi 900 dan lepaskan roda kemudi setelah 1-
2 detik. Apabila roda kemudi berputar kembali 700 atau lebih dianggap
bagus.
Poros utama adalah komponen dari sistem kemudi yang mana bertugas
sebagai penyalur gaya putar dari roda kemudi yang diteruskan ke gear box.
Adapun perawatan pada poros utama ini dilakukan sebatas pemeiksaan saja
steering. Dalam perawatan, saluran ini juga harus mendapatkan perhatian yang
rutin dan cermat. Untuk itu pemeriksaan terhadap saluran oli ini meliputi:
tangki sebagai minyak pendorong power piston melalui pipa dalam sistem
power
steering Toyota Land Cruiser. Minyak yang digunakan adalah ATF (Automatic
Transmision Fluid) Dextron atau Dextron II. Minyak power steering harus
dicek secara teratur. Pemeriksaan minyak harus dilakukan secara rutin setiap
10.000 Km.
3. Putar penuh roda kemudi kekanan dan kekiri lima atau enam kali.
kemudi kekanan dan kekiri sebanyak lima sampai enam kali (selama
15 – 20 detik).
Catatan:
habis.
maka akan terserap udara oleh fluida. Oleh karena itu, buang angin
Putar roda kemudi kekanan dan kekiri sampai tidak ada lagi gelembung –
2. Lepaskan slang balik dari tangki reservoir dan kuras minyak ke dalam
penampung.
semua fluida.
2. Pasang sisi pengukuran pada pompa dan sisi katup pada saluran tekan.
3. Keluarkan udara dari sistem dan putar roda kemudi beberapa kali
sehingga temperatur fluida naik kira – kira 500 – 600 C.
4. Hidupkan engine dan stel putaran idling 1000 rpm atau lebih.
5. Tutup penuh katup pengukur tekanan dan amati pembacaan pada
Mpa.
Catatan:
batas toleransi. Kemudian apakah terjadi keausan pada puli akibat gesekannya
dengan sabuk.
1. Cek bahwa oli dapat di alirkan melalui lubang katup dengan berat
oli tersebut.
Km, dan pemeriksaan ini dilakukan hanya penyetelan dan perbaikan bahkan
1. Pemeriksaan bantalan
1. Dengar apakah terjadi suara yang tidak normal selama bantalan bekerja.
2. Lihat dan periksa gigi sector apakah ada yang rusak atau aus.
3. Pemeriksaan poros cacing (worm shaft) dan mur bola (ball nut)
1. Periksa alur poros cacing dan mur bola terhadap keausan dan kerusakan.
2. Periksa alur ball nut telah cacat, melekuk atau kemasukan suatu benda.
Selain perawatan diatas, ada hal yang sangat penting pada sistem
power steering yaitu pemeriksaan Drive belt. Drive belt berfungsi sebagai
penggerak, maka apabila terdapat kerusakan pada drive belt ini akan
berpengaruh kepada seluruh sistem power steering. Oleh karena itu drive belt
Apabila terdapat keretakan pada sabuk tersebut, maka sabuk harus diganti.
Sabuk yang longgar tidak dapat menggerakkan power steering sebagai mana
menggunakan alat pengukur ketegangan sabuk atau sering disebut dengan Belt
Tension Gauge.
sistem ini terjadi gangguan atau kerusakan di luar dari perawatan yang sudah di
tinggi.
3. Mengganti slang aliran fluida ketika terjadinya kebocoran
3. Perbaikan
dan juga dengan sedikit perasaan untuk mengenali atau mengetahui suatu
Power steering ini erat kaitannya dengan roda depan mobil, suspensi dan
frame. Oleh karena itu, masalah yang sering dirasakan oleh pengemudi yang
Pada sub bab ini, penulis hanya menguraikan tata cara dari
Cruiser (Hardtop). Sedangkan untuk perbaikan dan kerusakan yang timbul dapat
1. Penyebabnya :
3. Tekanan ban kurang atau tidak sama dengan ban yang lain.
2. Cara mengatasinya :
2. Kemudi berat
1. Penyebab :
2. Cara mengatasinya :
1. Penyebab :
2. Cara mengatasinya :
1. Penyebabnya :
2. Cara mengatasinya :
1. Periksa dan stel ball joint serta steering linkage.
1. Penyebabnya :
2. Cara mengatasinya :
2. Overhoul
jenis pengikat dan lepaskan saluran fluida dari pompa yang terlebih dahulu
membuang fluida dari tangki cadangan. Setelah itu buka sabuk dari puli dengan
cara:
2. Buka suction connector dan katup pengontrol aliran serta pegas katup
pengontrol.
5. Lepaskan poros pompa, cam ring dan vane plate dari rumah depan pompa.
1. Oleskan fluida power steering pada katup dan cek bahwa katup
2. Cek kebocoran katup, tutup satu lubang dan berikan tekanan udara
dari arah yang berlawanan dan pastikan udara tidak keluar dari ujung.
1. Ukur celah antara rotor dan vane plate dengan feeler gauge dengan
celah maksimum 0.03 mmm, bila melebihi nilai max ganti rotor.
2. Ukur tinggi, tebal dan dan panjang vane plate. Tinggi max, 8.0 mm, tebal
3. Merakit.
3. Pasang O-ring dalam dan O-ring luar yang baru pada plat depan.
4. Pasang plats depan pada poros pompa serta pemasangan rotor pada poros
pompa.
Gambar 4.12 Urutan pemasangan plat depan, dan rotor pada poros (10)
5. Pasang pen lurus pendek pada plat depan, luruskan lubang dowel pin
6. Pasang kam ring, tepatkan lubang dan pen masukkan kam ring
7. Pasang snap ring, setelah memasang snap ring angkat rotor dan
10. Pasang rumah belakang sertakan pasang O-ring yang baru, pukul rumah
13. Setelah merakit pompa, pasang semua saluran – saluran pompa baik dari
14. Kemudian isi fluida pada tangki cadangan dengan ATF Dextron II. Dan
baut penghubung antara poros kemudi dengan steering gear box beserta baut –
baut pengikat lainnya. Urutan dalam pembongkaran steering gear box adalah :
2. Buka mur pengunci sekrup penyetel dan Buka tutup kemudi poros
3. Tahan poros sektor diposisi lurus kedepan pada waktu melepaskannya dari
kotak gigi. Jangan melepas poros sektor dari rumah gigi dengan palu atau
5. Tarik keluar poros cacing (Worm Shaft) dari rumah roda gigi.
Jangan membongkar mur bola (ball nut) dari poros cacing (worm shaft)
dan hindarkan agar (ball nut) tidak membentur ujung poros cacing.
2. Periksa poros cacing (Worm shaft) dan mur bola (Ball nut)
Celah maksimum 0.04 mm, jika perlu pasang cincin dorong yang
8. Periksa oli seal, jika perlu ganti oli seal dengan yang baru.
3. Pasang poros cacing dan mur bola pada rumah kemudi serta
Catatan: Tutup rumah kemudi ini sudah terpasang saat memasang poros cacing,
urutan pemasangannya adalah mur bola, tutup rumah kemudi dan poros
cacing.
6. Pasang sekrup penyetel dan cincin dorong pada poros sector, set mur
8. Oleskan cairan perapat pada gasket dan tutup rumah kemudi. Pasang
tutup rumah kemudi diatas gasket dan kencangkan empat baut tutup
rumah kemudi.
10. Set poros roda cacing pada posisi netral dengan cara menghitung jumlah
putaran poros dan putar kembali poros setengah dari jumlah putaran
poros tersebut.
11. Setel beban mula total dengan cara memutar secrup penyetel
benar.
Catatan : Pastikan bahwa poros roda gigi cacing berada pada posisi netral.
14. Pasang pit man arm, tepatkan tanda pada poros sector dengan tanda pada
Gambar 4.26 Tanda pada Pit Man Arm dan Poros Sector (10)
15. Pasang pit man arm pada batang pengantar (Relay rod) dan sambungan
17. Pasang saluran hisap dan saluran tekanan dari pompa power steering
1. Balancing
kestabilan dan kerataan ban, agar tidak terjadi keausan terhadap roda depan.
Tujuannya agar dalam mengendarai mobil dapat berjalan dengan baik dan
benar.
Front Wheel Alignment atau spooring adalah cara untuk menyetel sudut
ekonomis seperti :
1. Meringankan kemudi.
2. Menstabilkan kemudi.
Prosedur pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh pengemudi, tetapi hasilnya tidak
teliti dan maksimal. Untuk itu, agar memperoleh hasil yang benar bawahlah
kendaraan ke bengkel.