Anda di halaman 1dari 31

Perawatan Dan Perbaikan Power Steering

1. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Perawatan pencegahan (preventive maintenance) adalah perawatan yang

dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap

kriteria lain yang diuraikan, dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan

bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima.

Perawatan pencegahan yang dilakukan pada komponen-komponen power

steering Toyota Land Cruiser ini adalah pada roda kemudi (steering wheel),

poros utama, pipa saluran, tangki cadangan (reservoir), pompa power steering,

power steering gear box.

1. Perawatan pada roda kemudi (Steering wheel)

Roda kemudi mempunyai peranan penting didalam sistem power steering,

dimana dengan roda kemudi ini sebuah kendaraan dapat digerakkan atau

dibelokkan kekanan atau kekiri. Untuk itu roda kemudi harus mendapatkan

perawatan dan perbaikan dalam sistem power steering ini. Sehingga dengan

adanya perawatan tersebut, si pengemudi mendapatkan keselamatan dan

kenyamanan dalam mengendarai kendaraan roda empat. Adapun pemeriksaan

terhadap roda kemudi dilakukan tiap kelipatan 20.000 Km. kegiatan perawatan

ini dilakukan sebatas pemeriksaan saja, tetapi jika terdapat kerusakan-kerusakan

terhadap komponen perlu dilakukan penggantian.


Beberapa hal pemeriksaan untuk roda kemudi Toyota Land Cruiser :

1. Pemeriksaan gerak bebas kemudi (free play)

a. Saat engine berputar (hydrolik bekerja), set roda depan lurus

menghadap ke depan.

b. Ukur gerak bebas pada roda kemudi dengan memutar kemudi dalam kedua

arah dengan posisi roda depan lurus, limit maksimum gerak bebas 30 mm.

Gambar 4.1 Gerak Bebas Roda Kemudi (10)

c. Bila melebihi limit maksimum, periksa atau stel baut penyetel pada gear

box dengan cara meluruskan roda depan dalam posisi lurus. Kendorkan

baut pengunci pada baut penyetel unit kemudi. Putar baut penyetel sesuai

arah jarum jam untuk mengurangi gerak bebas, atau berlawanan jarum

jam untuk menambah gerak bebas. Setelah gerak main sudah sesuai

spesifikasi kencangkan baut pengunci.

d. Periksa juga kekendoran roda kemudi dengan menggerakkan ke depan

dan ke belakang.

2. Pemeriksaan stationary steering effort


a. Tempatkan kendaraan pada permukaan yang rata, putar kemudi

pada posisi lurus kedepan.

b. Hidupkan mesin dan pasang spring balance pada lingkaran luar roda

kemudi kemudian ukur kekuatan yang diperlukan untuk memutar roda

kemudi kekanan dan kekiri dari posisi lurus kedepan (dengan jangkauan

1,5 putaran). Adapun harga steering effort yang diizinkan 4 kg.

Gambar 4.2 Stationary Steering Effort (10)

3. Pemeriksaan kembali roda kemudi ke posisi tengah

Adapun cara pemeriksaannya adalah dengan melakukan tes jalan kira – kira

kecepatan 35 km/jam putar kemudi 900 dan lepaskan roda kemudi setelah 1-

2 detik. Apabila roda kemudi berputar kembali 700 atau lebih dianggap

bagus.

Gambar 4.3 Pemeriksaan roda kemudi (10)


2. Poros utama (Steering shaft)

Poros utama adalah komponen dari sistem kemudi yang mana bertugas

sebagai penyalur gaya putar dari roda kemudi yang diteruskan ke gear box.

Adapun perawatan pada poros utama ini dilakukan sebatas pemeiksaan saja

tetapi jika terdapat beberapa kerusakan komponen, lakukanlah penggantian.

1. Pemeriksaan baut dan mur jika perlu.

2. Pemeriksaan poros utama jika terjadi ketidak lurusan.

3. Pipa saluran oli

Saluran oli merupakan instalasi – instalasi pipa untuk sistem power

steering. Dalam perawatan, saluran ini juga harus mendapatkan perhatian yang

rutin dan cermat. Untuk itu pemeriksaan terhadap saluran oli ini meliputi:

1. Pemeriksaan baut – baut dan mur sambungan.

2. Pemeriksaan instalasi pipa jika terjadi kebocoran yang menyebabkan

sistem power steering tidak bekerja dengan optimal.

3. Pemeriksaan saluran oli dari ketersumbatan dikarenakan

terjadi pengendapan oli di dinding pipa saluran.

4. Tangki cadangan (Reservoir tank)

Oli reservoir merupakan fluida cadangan yang disimpan dalam

tangki sebagai minyak pendorong power piston melalui pipa dalam sistem

power
steering Toyota Land Cruiser. Minyak yang digunakan adalah ATF (Automatic

Transmision Fluid) Dextron atau Dextron II. Minyak power steering harus

dicek secara teratur. Pemeriksaan minyak harus dilakukan secara rutin setiap

10.000 Km.

Pemeriksaan untuk minyak power steering ini meliputi:

1. Pemeriksaan jumlah minyak power steering.

Gambar 4.4 Pemeriksaan jumlah minyak (8)

1. Parkir kendaraan pada lantai yang rata dan keras, lalu

hidupkan engine, dan putar roda kemudi beberapa kali agar

temperature fluid-nya mencapai 500 – 600 C.

2. Dengan engine dalam keadaan hidup, putar penuh

roda kemudi kekanan dan kekiri beberapa kali.

3. Periksa minyak pada tangki cadangan apakah timbul

berbusa atau berubah warna menjadi agak putih. Periksa

perbedaan dari jumlah minyak pada waktu engine mati dan

pada saat engine hidup. Apabila perubahan jumlah minyak

5 mm atau lebih, lakukan buang angin (Air bleeding).

Adapun cara melakukannya adalah :


1. Angkat bagian depan kendaraan, tahan pakai rigid rack, sehingga

kedua roda depan lepas dari lantai.

2. Putar puli pompa minyak secara manual beberapa kali.

3. Putar penuh roda kemudi kekanan dan kekiri lima atau enam kali.

4. Lepaskan high tension cable, Catatan: Hati – hati jangan menempatkan

high tension cable dengan delivery pipe.

5. Sambil menghidupkan stater motor beberapa kali, putar roda

kemudi kekanan dan kekiri sebanyak lima sampai enam kali (selama

15 – 20 detik).

Catatan:

 Selama membuang angin, tambahkan minyak agar jumlah minyak tidak

habis.

 Apabila membuang angin dilakukan dalam keadaan engine hidup,

maka akan terserap udara oleh fluida. Oleh karena itu, buang angin

harus dilakukan tanpa menghidupkan engine.

 Hubungkan high tension cable. Hidupkan engine (idling).

 Putar roda kemudi kekanan dan kekiri sampai tidak ada lagi gelembung –

gelembung udara didalam tangki cadangan fluida power steering.

 Pastikan fluida tidak mengental dan jumlahnya mencapai posisi yang

telah ditentukan pada level gauge.

1. Penggantian fluida power steering


1. Angkat roda depan dengan menggunakan dongkrak dan kemudian topang

dengan rigid rack.

2. Lepaskan slang balik dari tangki reservoir dan kuras minyak ke dalam

penampung.

3. Sambil menghidupkan starter motor beberapa kali untuk membuang

semua fluida.

4. Pasang kembali slang balik dengan benar, dan kemudian

kencangkan slang balik dengan clip.

5. Isi tangki reservoir dengan fluida yang baru sesuai spesifikasi

sampai diatas posisi lower dari filter.

3. Pemeriksaan tekanan fluida

Gambar 4.5 Pemeriksaan Tekanan Fluida (7)

1. Lepaskan hubungan pipa tekanan dari rumah roda gigi.

2. Pasang sisi pengukuran pada pompa dan sisi katup pada saluran tekan.

3. Keluarkan udara dari sistem dan putar roda kemudi beberapa kali
sehingga temperatur fluida naik kira – kira 500 – 600 C.
4. Hidupkan engine dan stel putaran idling 1000 rpm atau lebih.
5. Tutup penuh katup pengukur tekanan dan amati pembacaan pada

alat pengukur, nilai tekanannya berada pada nilai standar 7, 3 – 8, 0

Mpa.

Catatan:

1. Jangan menutup katup lebih dari 10 detik.

2. Jangan biarkan temperatur fluida menjadi terlalu tinggi.

6. Jika tekanan rendah, perbaiki atau ganti pompa

7. Periksa apakah tekanan hidroliknya dalam nilai standar sewaktu kondisi

tanpa beban dibuat dengan cara membuka penuh katup pengukur

tekanan dari pressure gauge.

8. Apabila tidak sesuai dengan nilai standar, kemungkinan

penyebabnya adalah saluran fluida atau steering gear box. Oleh

karena itu periksa komponen dan perbaiki jika perlu.

5. Pompa power steering

Pompa merupakan suatu sistem power steering pada Toyota Land

Cruiser yang harus mendapatkan perawatan yang dilaksanakan setiap 20.000

Km. Perawatannya meliputi :

1. Pemeriksaan puli dari keausan dan kerusakan.


Lihat dan dengarkan putaran dari puli, apakah putarannya masih dalam batas –

batas toleransi. Kemudian apakah terjadi keausan pada puli akibat gesekannya

dengan sabuk.

2. Pemeriksaan katup pengontrol aliran dan pegas katup

1. Cek bahwa oli dapat di alirkan melalui lubang katup dengan berat

oli tersebut.

2. Lihat dan periksa panjang pegas katup.

6. Power steering gear box

Pemeriksaan untuk steering gear box dilakukan setiap kelipatan 20.000

Km, dan pemeriksaan ini dilakukan hanya penyetelan dan perbaikan bahkan

penggantian jika dianggap perlu.

Pemeriksaan steering gear box :

1. Pemeriksaan bantalan

1. Dengar apakah terjadi suara yang tidak normal selama bantalan bekerja.

2. Periksa keausan dari bantalan.

2. Pemeriksaan poros sector dan gear sector.

1. Periksa permukaan poros dari kerusakan dan keausan.

2. Lihat dan periksa gigi sector apakah ada yang rusak atau aus.
3. Pemeriksaan poros cacing (worm shaft) dan mur bola (ball nut)

1. Periksa alur poros cacing dan mur bola terhadap keausan dan kerusakan.

2. Periksa alur ball nut telah cacat, melekuk atau kemasukan suatu benda.

3. Periksa bahwa mur bola dapat berputar turun terhadap poros,

oleh beratnya sendiri.

Gambar 4.6 Pemeriksaan Poros Cacing dan Mur Bola (3)

4. Pemeriksaan sil oli (Oli seal)

Periksa oli seal apakah karetnya rusak atau sudah aus.

Catatan: pemeriksaan untuk poin diatas dilakukan dengan cara

membongkar sistem gear box. Itupun dilakukan jika perlu.

Selain perawatan diatas, ada hal yang sangat penting pada sistem

power steering yaitu pemeriksaan Drive belt. Drive belt berfungsi sebagai

penggerak, maka apabila terdapat kerusakan pada drive belt ini akan

berpengaruh kepada seluruh sistem power steering. Oleh karena itu drive belt

harus selalu rutin diperiksa setiap 10.000 Km.


Pengoperasiannya meliputi :

1. Pemeriksaan permukaan sabuk.

Apabila terdapat keretakan pada sabuk tersebut, maka sabuk harus diganti.

2. Pemeriksaan ketegangan sabuk.

Sabuk yang longgar tidak dapat menggerakkan power steering sebagai mana

mestinya, oleh karena itu tegangan harus diperiksa dengan standar

menggunakan alat pengukur ketegangan sabuk atau sering disebut dengan Belt

Tension Gauge.

4.2 Perawatan Tak Terencana

Pada dasarnya perawatan ini di lakukan untuk rencana yang tidak di

tentukan sebelumnya. Pada power steering, perawatan ini di lakukan di saat

sistem ini terjadi gangguan atau kerusakan di luar dari perawatan yang sudah di

rencanakan sebelumnya, di mana gangguan-gangguan atau kerusakan pada

power steering dapat di atasi dengan perbaikan ringan saja. Termasuk di

dalamnya perawatan darurat (emergency maintenance). Perawatan tak terencana

ini dilakukan adalah :

1. Perawatan/penggantian yang di lakukan ketika

terjadinya kebocoran pada seal oli pada pompa di

sebabkan temperature fluida yang cukup tinggi.

2. Perawatan/penggantian seal oli pada steering gear box

yang di sebabkan oleh temperature fluida yang cukup

tinggi.
3. Mengganti slang aliran fluida ketika terjadinya kebocoran

yang di sebabkan karena robek atau terkena benda lain.


4. Mengganti/melakukan buang angin pada fluida jika

adanya udara pada fluida.

3. Perbaikan

Kegiatan perbaiakan dapat dilakukan apabila seseorang

menggunakan panca indranya seperti pendengaran, penglihatan, perabaan,

dan juga dengan sedikit perasaan untuk mengenali atau mengetahui suatu

kerusakan dengan menemukan gejala kerusakan tersebut.

Power steering ini erat kaitannya dengan roda depan mobil, suspensi dan

frame. Oleh karena itu, masalah yang sering dirasakan oleh pengemudi yang

dianggap kesulitan timbul di sistem kemudi.

Pada sub bab ini, penulis hanya menguraikan tata cara dari

pembongkaran dan pemasangan kembali sistem power steering Toyota Land

Cruiser (Hardtop). Sedangkan untuk perbaikan dan kerusakan yang timbul dapat

disesuaikan dengan bagian-bagian yang mengalami kerusakan apakah diperbaiki

(diganti), distel atau masih layak pakai.

1. Gangguan – gangguan sistem kemudi power steering

1. Pengendalian kemudi kurang stabil.

1. Penyebabnya :

1. Pemasangan gear box kurang tepat.


2. Ball joint kendor.

3. Tekanan ban kurang atau tidak sama dengan ban yang lain.

4. Batang penghubung longgar.

2. Cara mengatasinya :

1. Stel Pemasangan gear box

2. Kencangkan kembali atau ganti balljoint.

3. Cek tekanan ban.

4. Stel atau ganti bagian batang penghubung yang aus.

2. Kemudi berat

1. Penyebab :

1. Tali kipas kendor.

2. Kehabisan oli fluida power steering atau pembentukan elmulisifikasi

fluida power steering terlalu banyak.

3. Tekanan ban kurang.

4. Pelumasan sambungan kurang.

5. Ball joint lengan bawah aus.

6. Steering column rusak.

2. Cara mengatasinya :

1. Stel ketegangan tali kipas sesuai standarnya

2. Ganti fluida power steering.

3. Tambah tekanan ban dan cek kembali tekanan ban


4. Lumasi sambungan kemudi.

5. Ganti ball joint lengan bawah.

6. Periksa steering column.

3. Putaran kemudi tidak berputar kembali dengan baik.

1. Penyebab :

1. Tekanan ban kurang.

2. Pelumas kurang pada ball joint / tie-rod.

3. Front wheel alignment (FWA) atau spooring salah.

4. Tie-rod end rusak.

2. Cara mengatasinya :

1. Cek tekanan ban.

2. Tambah pelumasan pada ball joint / tie-rod.

3. Periksa Front wheel Alignment.

4. Ganti tie-rod dengan yang baru.

4. Timbulnya suara gemetar

1. Penyebabnya :

1. Pemasangan ball joint dan steering linkage kendor.

2. Tie-rod end rusak.

2. Cara mengatasinya :
1. Periksa dan stel ball joint serta steering linkage.

2. Ganti tie-rod end yang baru.

5. Timbulnya suara berdecit.

1. Penyebabnya :

1. Vane pompa panas atau rusak.

2. Drive belt slip atau kendor.

3. Drive belt rusak.

2. Cara mengatasinya :

1. Perbaiki vane pompa.

2. Stel ketegangan drive belt.

3. Ganti drive belt.

2. Overhoul

Overhoul merupakan suatu kegiatan perbaikan dan pemeriksaan

keseluruhan dari suatu perlengkapan elemen mesin seperti bongkar pasang

khususnya sistem power steering Toyota Land Cruiser (Hardtop).

Kegiatan overhaul yang dilakukan pada sistem ini adalah:

1. Membuka dan membongkar pompa power steering.

2. Analisa terhadap pembongkaran pompa.

3. Merakit pompa power steering.

4. Membongkar steering gear box.


5. Analisa terhadap pembongkaran steering gear box.

6. Merakit steering gear box.

Pembongkaran dan pemasangan pada komponen-komponen diatas:

1. Membuka dan membongkar pompa power steering

Sebelum pompa power steering dibongkar, buka dan lepaskanlah semua

jenis pengikat dan lepaskan saluran fluida dari pompa yang terlebih dahulu

membuang fluida dari tangki cadangan. Setelah itu buka sabuk dari puli dengan

cara membuka mur puli. Kemudian barulah dilakukan pembongkaran dengan

cara:

1. Jepitkan pompa pada ragum, jangan terlalu kuat.

2. Buka suction connector dan katup pengontrol aliran serta pegas katup

pengontrol.

Gambar 4.7 Membuka Suction Connector (10)

3. Lepas plat sisi belakang dengan menggunakan palu plastik.

4. Lepaskan O-ring dari plat belakang.

5. Lepaskan poros pompa, cam ring dan vane plate dari rumah depan pompa.

6. Gunakan tang snap ring untuk melepas snap ring.


7. Lepas rotor dan plats depan dari poros pompa.

Gambar 4.8 Melepas Snap Ring (10)

2. Analisa terhadap pompa power steering.

1. Periksa katup pengontrol aliran (Flow control valve)

1. Oleskan fluida power steering pada katup dan cek bahwa katup

dapat masuk dengan lembut ke dalam lubang oleh beratnya sendiri.

2. Cek kebocoran katup, tutup satu lubang dan berikan tekanan udara

dari arah yang berlawanan dan pastikan udara tidak keluar dari ujung.

3. Bila ditemukan pegas tidak sesuai dengan spesifikasi 36 – 38 mm,

jika diluar nilai spesifikasi ganti pegas.

Gambar 4.9 Pengukuran Pegas Katup Pengontrol Aliran (7)


2. Periksa rotor dan vane plate.

1. Ukur celah antara rotor dan vane plate dengan feeler gauge dengan

celah maksimum 0.03 mmm, bila melebihi nilai max ganti rotor.

2. Ukur tinggi, tebal dan dan panjang vane plate. Tinggi max, 8.0 mm, tebal

min 1.77 mm, dan panjang min 14.97 mm.

3. Periksa puli dari keausan dan kerusakan.

4. Ganti seal oli semuanya jika dirasakan perlu.

Gambar 4.10 Mengukur celah rotor dan vane plate (10)

3. Merakit.

Sebelum memulai merakit pompa, lumasi semua bagian yang

akan bergesekan dengan fluida power steering.

1. Pasang pegas dan katup pengontrol aliran pada rumahnya.

2. Pasang O-ring yang baru pada union lubang tekan


Gambar 4.11 Memasang Pegas, Katup Pengontrol Aliran dan O-ring (10)

3. Pasang O-ring dalam dan O-ring luar yang baru pada plat depan.

4. Pasang plats depan pada poros pompa serta pemasangan rotor pada poros

pompa.

Gambar 4.12 Urutan pemasangan plat depan, dan rotor pada poros (10)

5. Pasang pen lurus pendek pada plat depan, luruskan lubang dowel pin

pada sisi plat dengan dowel pin pada dudukan pompa.

6. Pasang kam ring, tepatkan lubang dan pen masukkan kam ring

dengan tanda menghadap ke depan.


Gambar 4.13 Pemasangan Kam Ring (10)

7. Pasang snap ring, setelah memasang snap ring angkat rotor dan

periksa bahwa sudah masuk ke couter sunk part.

8. Pasang vane plate dengan bagian yang bulat menghadap ke keluar.

Gambar 4.14 Vane plate (10)

9. Pasang plat belakang dan O-ring, tepatkan lubang plat dengan

pen kemudian pasang plat.

10. Pasang rumah belakang sertakan pasang O-ring yang baru, pukul rumah

belakang ke dalam. Sebelum rumah belakang dipasang, terlebih dahulu

memasang gasket pada rumah pompa.

11. Pasang sambungan hisap (Suction connector) sertakan dengan memasang

O-ring yang baru.


12. Ukur preload poros pompa, Periksa bahwa poros berputar dengan

lembut tanpa adanya suara abnormal.

13. Setelah merakit pompa, pasang semua saluran – saluran pompa baik dari

tangki cadangan maupun menuju ke steering gear box.

14. Kemudian isi fluida pada tangki cadangan dengan ATF Dextron II. Dan

lakukan pembuangan angin pada power steering (Air bleeding).

4. Membongkar steering gear box.

Sebelum melakukan pembongkaran, terlebih dahulu buka dan lepaskan

baut penghubung antara poros kemudi dengan steering gear box beserta baut –

baut pengikat lainnya. Urutan dalam pembongkaran steering gear box adalah :

1. Lepas lengan kemudi (Pit man ARM).

2. Buka mur pengunci sekrup penyetel dan Buka tutup kemudi poros

sektor dengan empat baut.

Gambar 4.15 Melepas Baut Petutup Kemudi (5)

3. Tahan poros sektor diposisi lurus kedepan pada waktu melepaskannya dari

kotak gigi. Jangan melepas poros sektor dari rumah gigi dengan palu atau

alat pemukul lainnya.


Gambar 4.16 Melepas poros sector (10)

4. Buka mur pengunci secrup penyetel bantalan roda gigi cacing

dan lepaskan sekrup penyetel bantalan.

Gambar 4.17 Melepas mur pengunci (5)

5. Tarik keluar poros cacing (Worm Shaft) dari rumah roda gigi.

Jangan membongkar mur bola (ball nut) dari poros cacing (worm shaft)

dan hindarkan agar (ball nut) tidak membentur ujung poros cacing.

5. Analisa terhadap pembongkaran steering gear box.


1. Lakukan perbaikan yang diperlukan dan penggantian

komponen-komponen dari steering gear box jika ditemukan

keausan, kerusakan atau kondisi abnormal lainnya.

2. Periksa poros cacing (Worm shaft) dan mur bola (Ball nut)

dari keausan dan kerusakan.

3. Lakukan pengujian pada poros cacing terhadap mur bola

dengan cara menahan poros kearah vertical dan periksa mur

bola turun dengan gerakan yang mulus. Jika penurunan mur

bola karena beratnya sendiri tidak lancar, periksa poros cacing

jika ada kebengkokkan dan alur bola mendesing, penyok atau

ada benda lain.

Gambar 4.18 Pemeriksaan Mur Bola dan Poros Cacing (5)

4. Periksa bantalan poros cacing dari keausan dan kerusakan,

ganti bantalan dan luncuran bantalan jika rusak.


5. Bila perlu ganti luncuran bantalan dalam roda gigi dan juga

ganti luncuran bantalan dalam secrup penyetel.

Gambar 4.19 Melepas luncuran bantalan (5)

6. Periksa permukaan poros sector yang bergeseran dengan bos

serta periksa gigi – gigi jika kemungkinan rusak dan ukur

diameter poros menggunakan micrometer.

Gambar 4.20 Poros sector

7. Periksa celah dorong poros sector menggunakan feeler gauge.

Celah maksimum 0.04 mm, jika perlu pasang cincin dorong yang

baru untuk mendapatkan celah oli yang minimum diantara poros

sector dan secrup penyetel.


Gambar 4.21 Pengukuran celah oli (5)

8. Periksa oli seal, jika perlu ganti oli seal dengan yang baru.

9. Periksa tutup rumah kemudi terhadap kerusakan dan keausan dan

ukur diameter dalam bushing.

10. Periksa rumah kemudi terhadap kerusakan dan ukur

diameter dalam rumah kemudi.

Gambar 4.22 Rumah Kemudi

6. Merakit steering gear box

1. Oleskan grease pada pada bushing dan seal oli.


2. Pada saat memasang, harus berhati – hati jangan sampai merusak seal

oli dan beri gasket cair pada secrup tutup ujung.

3. Pasang poros cacing dan mur bola pada rumah kemudi serta

pasang bantalan pada poros cacing.

4. Kencangkan baut tutup rumah kemudi bagian depan, sambil

mengencangkan baut pada tutup pastikan poros cacing dapat

berputar dengan lancar dan lembut.

Catatan: Tutup rumah kemudi ini sudah terpasang saat memasang poros cacing,

urutan pemasangannya adalah mur bola, tutup rumah kemudi dan poros

cacing.

Gambar 2.23 Pemasangan secrup penyetel bantalan (10)

5. Pasang dan stel secrup penyetel bantalan kencangkan secrup

penyetel dengan pelan – pelan.

6. Pasang sekrup penyetel dan cincin dorong pada poros sector, set mur

bola diposisi tengah dari poros cacing.

7. Masukan poros sector dalam rumah kemudi, sehingga pertengahan

gigi saling berkaitan.


Gambar 4.24 Posisi center antara gigi sector dan gigi mur bola (10)

8. Oleskan cairan perapat pada gasket dan tutup rumah kemudi. Pasang

tutup rumah kemudi diatas gasket dan kencangkan empat baut tutup

rumah kemudi.

9. Kendorkan secrup penyetel semaksimal mungkin, kemudian

kencangkan empat baut tutup rumah kemudi.

10. Set poros roda cacing pada posisi netral dengan cara menghitung jumlah

putaran poros dan putar kembali poros setengah dari jumlah putaran

poros tersebut.

11. Setel beban mula total dengan cara memutar secrup penyetel

sambil mengukur beban mula sampai diperoleh beban mula yang

benar.

Catatan : Pastikan bahwa poros roda gigi cacing berada pada posisi netral.

12. Kencangkan mur pengunci secrup penyetel poros sector.


Gambar 4.25 Mengencangkan mur pengunci penyetel poros (5)

13. Pasang gear box pada kedudukannya kembali, kencangkan baut

pengikat gear box pada chasis.

14. Pasang pit man arm, tepatkan tanda pada poros sector dengan tanda pada

pit man arm.

Gambar 4.26 Tanda pada Pit Man Arm dan Poros Sector (10)

15. Pasang pit man arm pada batang pengantar (Relay rod) dan sambungan

kemudi (Steering linkage).

16. Periksa dan stel gerak bebas kemudi.

17. Pasang saluran hisap dan saluran tekanan dari pompa power steering

ke steering gear box.


Ban merupakan faktor lain yang mempengaruhi dari sistem kemudi. Ada dua

hal yang sangat perlu diperhatikan yakni :

1. Balancing

Agar mendapatkan kestabilan roda depan yang sama perlu dilakukan

balancing. Balancing merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menjaga

kestabilan dan kerataan ban, agar tidak terjadi keausan terhadap roda depan.

Tujuannya agar dalam mengendarai mobil dapat berjalan dengan baik dan

benar.

2. Penyetelan roda depan (Front Wheel Alignment)

Front Wheel Alignment atau spooring adalah cara untuk menyetel sudut

roda depan pada kendaraan yang sesuai dengan spesifikasinya.

Penyetelan ini bertujuan agar mendapatkan keamanan, kenyamanan dan

ekonomis seperti :

1. Meringankan kemudi.

2. Menstabilkan kemudi.

3. Memperkecil keausan ban, sehingga ban dapat dipergunakan

dalam jangka waktu yang cukup lama.

4. Meluruskan roda kemudi ke posisi lurus setelah

membelokkan roda dengan sempurna.

Prosedur pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh pengemudi, tetapi hasilnya tidak

teliti dan maksimal. Untuk itu, agar memperoleh hasil yang benar bawahlah

kendaraan ke bengkel.

Anda mungkin juga menyukai