Anda di halaman 1dari 9

TATAP MUKA 3

Tatap muka Kedua ini berisikan materi tentang Alat Ukur, Jenis alat ukur juga dalam
penggunaannya dalam suatu pekerjaan serta ketelitian dalam membaca ukuran dari alat
ukur Pneumatik. Bagaimana membaca ukuran dari suatu alat ukur Pneumatik yang dapat
dilakukan oleh mahasiswa.

MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam paparan materi ini akan menjelaskan mengenai cara menggunakan beberapa alat
ukur yang banyak digunakan di bidang otomotif dengan memakai alat ukur Pneumatik.
Dengan mencermatinya anda diharapkan dapat lebih memahami penggunaan dan cara
membaca alat ukur Pneumatik ini di bidang otomotif, seperti Compression Tester, Oil
Pressure Gauge
, Radiator Cap Tester dan Nozzle Tester.

JUDUL
ALAT UKUR PNEUMATIK

TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Memahami dan dapat Menerapkan dari pemakaian alat ukur Pneumatik serta mampu
membaca ukuran dari alat ukur tersebut.

URAIAN MATERI

3. ALAT UKUR PNEUMATIC

Alat-alat ukur pneumatic yang biasa digunakan di bidang otomotif antara lain:
compression tester, radiator cap tester, oil pressure gauge, dan nozzle tester.
1. Compression Tester
Untuk mengukur tekanan kompresi silinder motor dapat digunakan compression
tester atau biasa disebut compression gauge. Satuan yang biasa untuk mengukur
tekanan kompresi silinder motor pada umumnya: kg/cm2, psi, bar, atau kpa.

Gambar. 3.1 Compression Tester


Tekanan kompresi merupakan tekanan efektif rata-rata yang terjadi di ruang
bakar tepat di atas piston. Tekanan kompresi tersebut dibagi menjadi 2 yaitu tekanan
Universitas Muhammadiyah Riau
Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
41
kompresi motorik dan tekanan kompresi pembakaran. Tekanan kompresi motorik
adalah tekanan yang sering diukur oleh mekanik dengan alat compression gauge
memiliki satuan kg/cm2, kPa, psi atau bar. Tekanan motorik lebih dikenal dengan
tekanan kompresi. Tekanan tersebut membaca tekanan kompresi di ruang bakar
tanpa adanya penyalaan busi. Prosedur pengukurannya dengan memasang
compression gauge pada lubang busi, katup throttle dibuka penuh (full open throttle)
kemudian memutar kunci kontak pada posisi start hingga jarum bergerak naik dan
berhenti pada angka tertentu. Angka yang ditunjukkan pada compression tester
adalah tekanan kompresi motorik. Tekanan kompresi motorik berkisar antara 900
kPa sampai 1400 kPa (9 – 13 psi) untuk motor standar.
Tekanan ruang bakar dihitung saat mesin menyala atau terjadi proses
pembakaran. Pengukurannya tidak menggunakan alat compression gauge, namun
memakai sensor pressure yang dipasang pada kepala silinder. Tekanan kompresi
pembakaran tersebut bisa mencapai 10x lipat dari tekanan motorik. Prosedur
pengukuran tekanan kompresi adalah sebagai berikut:
a. Untuk motor bensin dengan sistem injeksi bahan bakar, putuskan kelistrikan
yang menuju ECU, biasanya dengan mencabut main relay / ECU relay /
sekring ECU, sehingga injector tidak menyemprotkan bensin.
b. Memutuskan kelistrikan yang menuju koil pengapian, biasanya dengan
mencabut socket yang menuju koil, sehingga koil pengapian tidak bekerja.
c. Melepas semua busi
d. Memasang compression
gauge pada lubang busi
seperti terlihat pada
gambar di samping
e. Menstart mesin
f. Membaca hasil pengukuran pada compression gauge.

2. Oil Pressure Gauge


Minyak pelumas atau oli merupakan media untuk mencegah kontak langsung
antara dua komponen motor yang saling bersinggungan. Oleh karena itu minyak
pelumas dalam mesin harus dapat mengalir dengan baik agar semua komponen
yang saling bersinggungan terhindar dari kerusakan. Pada umumnya untuk melihat
apakah oli di dalam mesin mengalir atau tidak, dapat diketahui melalui indikator
lampu oli di panel dashboard. Indikator yang berupa lampu tersebut hanya untuk
mengetahui apakah oli bersirkulasi, tidak untuk mengetahui berapa tekanan
pelumasannya. Oleh
Universitas Muhammadiyah Riau
Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
42
karena itu jika kita ingin mengetahui berapa besarnya tekanan minyak pelumas yang
bersirkulasi maka diperlukan oil pressure gauge.
Pengukur tekanan oli menentukan berapa banyak oli dipompa melalui bagian
motor, dengan menampilkan tekanan oli melalui sender yang terhubung ke
meter/gauge oil pressure gauge. Saat motor mulai bekerja, pompa oli bekerja untuk
mempompa oli dari bak oli/karter di bagian bawah motor, dan bersirkulasi melalui
saluran di blok motor, melewati bantalan pelumas, poros engkol, torak, dan bagian-
bagian motor yang bergerak. Setelah oli terpompa keluar, akan mengalir kembali ke
bak oli di bagian bawah motor di mana oli tersebut akan dihisap kembali oleh pompa
oli untuk dilakukan resirkulasi. Pembacaan tekanan oli ini adalah tekanan yang
tercapai ketika oli sedang bergerak melalui bagian-bagian yang diukur dan
ditampilkan pada meter oil pressure gauge.
Adapun prosedur pengukuran tekanan minyak pelumas adalah sebagai berikut:

a. Melepas switch oli


b. Memasang oil pressure gauge
pada lubang switch oli seperti
terlihat pada gambar di
samping.
c. Menghidupkan mesin

d. Membaca penunjukan jarum pengukur pada oil pressure gauge pada


berbagai putaran mesin (stasioner, menengah, putaran tinggi)
e. Membandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi yang ada dalam buku
manual.

• Pada putaran idle : 0,3 kg/cm2 atau lebih


• Pada 3000 rpm : 2,5 – 5 kg/cm2

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
43
3. Radiator Cap Tester
Radiator cap tester atau radiator tester merupakan alat untuk memeriksa
kebocoran dalam system pendingin air pada mobil atau motor dan untuk memeriksa
tutup radiator pada sistem pendingin air. Pemeriksaan tutup radiator memerlukan alat
khusus karena komponen tersebut bukan sekedar tutup agar air di radiator tidak
tumpah, tetapi berfungsi untuk mengatur arus lalu lintas air dari radiator ke tangki
cadangan (reservoir tank) dan sebaliknya dari reservoir tank menuju radiator.
Dengan adanya tutup radiator, tekanan dan volume air pendingin di dalam radiator
menjadi stabil.

a. Pemeriksaan Tutup Radiator Secara Visual:


1) Memeriksa Sil Karet
Memeriksa sil karet bagian luar (Outer Cap Seal) dan dan sil karet bagian
dalam (Inner Cap Seal dari kemungkinan sobek. Kemudian memeriksa
kelenturannya dengan cara menekan kedua sil tersebut menggunakan kuku dan
pastikan bahwa karet kembali rata setelah ditekan menggunakan kuku. Jika pada
karet terbentuk cekungan maka tutup radiator harus diganti karena tutup radiator
sudah tidak mampu menutup sempurna.

2) Memeriksa Pressure Valve (Katup Tekan)


Tekan katup pressure valve menggunakan kedua ibu jari, lepaskan
kemudian pastikan bahwa katup kembali ke posisi semula. Jika katup tidak dapat
kembali berarti pegas pressure valve sudah tidak lentur atau bahkan macet.
Ganti pressure valve jika tidak mampu bekerja dengan baik, hal ini akan
mengakibatkan tekanan di dalam sirkulasi sistem pendinginan meningkat dan
akan membahayakan sambungan-sambungan saluran air pendingin, perpak
kepala silinder, upper hose, lower hose dan radiator. Bahkan pada beberapa
kasus tekanan air yang telalu tinggi di dalam sistem pendinginan mampu
memecahkan radiator, upper hose dan lower hose.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
44
3) Memeriksa Vacuum Valve (Katup Vakum)
Tarik katup vakum (Vaccum Valve) kemudian lepas, pastikan bahwa
katup vakum kembali pada posisi semula dengan posisi katup menutup
sempurna pada inner cap seal (sil karet katup tekan). Jika katup vakum tidak
kembali ke posisi semula atau kembali tapi posisinya tidak sempurna maka tutup
radiator harus diganti. Katup vakum yang jelek akan membuat air di dalam
radiator selalu berkurang setelah mesin digunakan. Setiap pagi periksa jumlah air
pendingin pada radiator, jika jumlahnya berkurang setelah digunakan padahal
dalam tangki cadangan (reservoir tank) penuh itu berarti katup vakum tidak
bekerja dengan baik atau bahkan macet.

b. Pemeriksaan Tutup Radiator dengan Radiator Cap Tester


1) Menyiapkan unit radiator cap tester
2) Melepas tutup radiator. Hati-hati jika motor dalam keadaan masih panas,
tunggulah hingga dingin atau kompres dengan kain basah untuk menurunkan
temperatur air pendingin.
3) Memasang tutup radiator pada radiator cap tester, sesuaikan antara adapter
dengan tutup radiator.

Gambar 3.2. Pemeriksaan Tutup Radiator

4)
5) Katup terbuka pada: 0,75 – 1,05 kg/cm2
6) Memeriksa bahwa tekanan tidak turun dengan segera di bawah
0,6 kg/cm2.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
45
c. Pemeriksaan Kebocoran System Pendingin
1) Mengisi radiator dengan air pendingin.
2) Memasang radiator cap tester pada lubang pengisian air pendingin pada
radiator.

3) Memompa radiator cap


tester hingga 1,2
kg/cm2 seperti gambar
di samping.

4) Memeriksa kebocoran pada sistem pendingin air seperti; selang radiator,


pompa air, radiator, sambungan selang radiator, perapat, dan komponen lain
yang terkait dengan sistem pendingin air.

4. Nozzle Tester
Nozzle atau injector pada sistem bahan bakar motor berfungsi untuk
mengabutkan bahan bakar yang akan disemprotkan ke dalam silinder, artinya bahan
bakar yang semula dalam bentuk cair kemudian dirubah menjadi kabut setetelah
keluar dari pengabut atau injector. Oleh karena itu agar injector dapat berfungsi
dengan baik, maka perlu pemeriksaan baik secara visual maupun dengan peralatan
khusus yang disebut injector tester. Alat ini dapat digunakan untuk mengetahui
tekanan pengabutan, bentuk pengabutan, dan kebocoran pengabut.
a. Prosedur Pemeriksaan Tekanan dan Bentuk Penyemprotan Injector:

1) Memasang injector pada


nozzle tester pada posisi
longgar.
Kemudian lakukan
pembuangan udara yang ada
pada saluran nozzle tester,
dengan menggerakkan tuas
sampai solar keluar melalui
sambungan pipa

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
46
2) Gerakkan tangkai tester ke bawah.
Kecepatan gerakan tangkai tidak
terlalu cepat atau terlalu lambat.
Sebagai panduan: untuk nozzle
lama antara 15 – 60 kali/menit,
sedang untuk nozzle baru 30-60
kali/menit. Sambil menggerakkan
tangkai tester ke bawah, lihat jarum
penunjuk pada manometer.

3) Menutup kran saluran tekan yang


menuju ke manometer. Lakukan
pengetesan bentuk penyemprotan
dengan menggerakkan tuas dalam
langkah seperti pada pengetesan
tekanan pengabut.
4) Sambil menggerakkan tuas ke
bawah, lihat bentuk penyemprotan.

Gambar. 3.3. Bentuk Pengabutan Injektor

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
47
b. Prosedur Pemeriksaan Kebocoran Injector:
1) Membuka kran saluran tekan yang menuju manometer. Gerakkan tuas tester
sampai manometer menunjukkan tekanan antara 10 – 20 kg/cm2 tidak ada
tetesan selama 10 detik, lihat dan amati kebocoran pada ujung nosel.
2) Amati dan rasakan ujung bodi nosel dengan jari anda, apakah ada tetesan atau
ujung bodi nosel menjadi basah.

Gambar. 3.5.Hasil Tes Kebocoran Injektor

RANGKUMAN
Setelah mempelajari materi diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pekerjaan pada
bidang otomotif diperlukan ukuran yang tepat dan sangat presisi. Ketika terjadi kerusakan dan
memerlukan perbaikan dan penyetelan komponen kendaraan, juga menggunakan ukuran yang
tepat, agar kendaraan dapat kembali bekerja seperti aslinya, sehingga tetap nyaman dan aman
ketika dikendarai. Oleh karena itu beberapa peralatan pengukuran diperlukan. Setiap teknisi
atau mekanik harus menguasai dasar-dasar pengukuran baik mekanik maupun elektronik,
sehingga kompetensi memperbaiki kendaraan dapat dicapai. Dari beberapa peralatan alat ukur
Pneumatik pada bidang otomotif diantaranya Compression Tester, Oil Pressure Gauge,
Radiator Cap Tester dan Nozzle Tester dll. Berbagai alat tersebut digunakan pada pekerjaan
otomotif, yang meliputi karakteristik dari alat ukur, cara penggunaan dan perawatannya.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
48
LATIHAN/TUGAS/LUARAN
Anda telah mempelajari materi pada pada modul tersebut, Apakah Anda sudah benar-benar
menguasai materi tersebut? Tunjukkan kemampuan Anda dengan mengerjakan tugas berikut
ini, yaitu coba anda mengukur tekanan nozzle dari salah satu mesin yang ada di worksop
otomotif ( beserta fotonya ).

DAFTAR PUSTAKA
1. Mardji 2006. Modul Fuel Petrol Injektion. Malang: UM
2. Putra. Nyoman dan Agung Widodo 20012. Perencanaan Central Lock Tidak dipublikasikan.
Malang :UM
3. Suzuki 2004. EPI – ELECTRONIC PETROL INJECTION. Jakarta : PT. ISI.
4. Zammit, S.J., 1996, Motor Vehicle Engineering Science for technician,
Longman Group, England
5. ______, 2000. Toyota New Step 1,: Toyota astra Motor
6. Garet. TK, dkk, 2001. The Motor Vehicle. Reston: Reston Publishing Co. Inc
7. Bell, Graham A., 1999, Performance Tuning in Theory and Practice Two
Strokes, Haynes Foulis Publisher, New South Wales Australia.
8. Bell, Graham A., 1999, Performance Tuning in Theory and Practice Four
Strokes, Haynes Foulis Publisher, New South Wales Australia.
9. _____, 1987. Electronic N Step, Japan, Nissan Motor CO Ltd.
10. Mardji 2006. Modul Fuel Petrol Injektion. Malang: UM
11. Putra. Nyoman dan Agung Widodo 20012. Perencanaan Central Lock Tidak dipublikasikan.
Malang :UM
12. Hasna, Ummu. 2011. Alat Ukur Teknik (Online),
(http://kelasteknik.blogspot.co.id/2011/01/alat-ukur-teknik-dial-gauge.html) Diakses pada 27
Januari 2016
13.Ilmusiana. 2015. Cara Membaca Jangka Sorong denganBenar.(Online),
(http://www.ilmusiana.com/2015/07/cara-membaca-jangka-sorong-dengan-benar.html).
Diakses pada 27 Januari 2016.
14.Mojomotif. 2013. Alat Ukur Listrik. (Online), (http://mojotomotif.blogspot.co.id/2014/09/alat-
ukur-listrik.html). Diakses pada 27 januari 2016.
15,Godam. 2014. Fungsi & Pengertian Amperemeter, Voltmeter, Ohmmeter Alat Ukur Listrik –
Ilmu Fisika.(Online), (http://www.organisasi.org/1970/01/fungsi-pengertian-amperemeter-
voltmeterohmmeter-alat-ukur-listrik-ilmu-fisika.html). Diakses pada 28 januari 2016.
16. Tampubolon, Andokristi.Menguasai Alat Ukur Listrik dan Elektronika.
(Online),(http://www.geocities.ws/nerdi/index.html).Diakses pada 28januari 2016.
17. Zainal Arifin, Dr. MT , Martubi,Drs.MPd. MT 2018 , Modul dasar Teknologi Otomotif,
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
49

Anda mungkin juga menyukai