Pneumatik
Senin, 20 April 2020
Selain alat ukur mekanik, elektronik, dan elektrik, ada alat ukur lain yaitu alat ukur
pneumatik. Walaupun tidak sebanyak alat ukur mekanik, namun alat ukur pneumatik
juga sangat penting dalam proses perbaikan dalam bidang otomotif. Namun sebagai
seorang teknisi harus mengtahui macam-macam alat ukur pnneumatic.
Alat ukur pneumatik adalah alat ukur yang dapat bekerja karena pengaruh tekanan
atau perbedaan tekanan pada gas, udara dan zat lain. Berarti alat ukur pneumatik
memanfaatkan tekanan atau kevakuman. Banyak dalam bagian kendaraan yang
memanfaatkan tekanan dan kevakuman, udara, maupun gas lain. Tentunya
berbagai sistem yang memanfaatkan tekanan dan kevakuman tersebut mempunyai
standar yang harus dipertahankan agar kinerja mesin dapat bekerja dengan baik.
Oleh karena itu untuk mengetahui apakah sesuai standar atau tidak memerlukan
alat ukur yaitu alat ukur pneumatic. Berikut merupakan macam-macam alat ukur
pneumatik.
1. Vacuum Tester
Vacuum Tester merupakan alat ukur pneumatik yang digunakan untuk mengukur
tekanan intake manifold. Vacuum gauge menunjukan perbedaan antara tekanan
pada atmosfir luar dengan nilai kevakuman pada intake manifold. Selain pada intake
manifold, alat ini juga bisa digunakan untuk mengukur kevakuuman boster rem,
vacuum advancer distributor, dan komponen lain yang bekerja berdasarkan
kevakuuman. Cara penggunaan tinggal menghubungkan selang pada vacuum tester
ke bagian pada komponen yang akan diukur. Hidupkan mesin, hasil dapat dibaca
lanjung pada angka atau skala yang ditunjuk oleh jarum penunjuk.
2. Compression Tester
Compression Tester merupakan alat ukur pneumatik yang berfungsi untuk mengukur
tekanan kompresi ruang bakar pada kendaraan. Tekanan kompresi pada ruang
bakar harus dijaga agar perfoma mesin tetap terjaga. Tekanan kompesi tidak boleh
kurang karena akan menyebabkan tenaga yang dihasilkan akkan kurang, namun
juga tidak boleh melebihi standar dikarenakan dapat menyebabkan kerusakan. Cara
menggunakan compression tester sangat mudah yaitu melepas semua busi pada
setiap silinder, kemudian memasang compression tester pada lubang busi dengan
cara memutar ulir dan pastikan ulir tidak miring. Koil dimasakan untuk mencegah
kerusakan pada koil. Posisikan pedal gas membuka penuh, kemudian start mobil
sampai jarum penunjuk pada compresion tester maksimal atau tidak bergerak lagi.
Hasil dapat dibaca pada layar kompresion tester kemudian bandingkan dengan
spesifikasi standar yang tetulis pada buku manual.
3. Radiator Tester
Radiator Tester merupakan alat ukur pneumatik yang berfungsi untuk mengecek
kebocoran sistem pendingin, dan mengecek kinerja tutup radiator. Pengecekan
kebocoran berfungsi untuk mencegah air pendingin yang berkurang dan
menyebabkan overheating. Dalam pengecekan kebocoran radiator, radiator tester
dipasang pada radiator kemudian dipompa sampai tekanan spesifikasi yaitu sekitar
1.5 kg/cm2. Apabila ada air menetes pada radiator brarti ada kebocaran pada
radiator. Dalam pengecekan kinerja tutup radiator, radiator tester dipasang pada
tutup radiator kemudian ditekan sampai tekanan kerja radiator yaitu sekitar 0.9
kg/cm2. Apabila tekanan turun maka tutup radiator sudah rusak dan perlu adanya
penggantian.
Tyre Pressure Gauge merupakan alat ukur pneumatik yang berfungsi untuk mengukur
tekanan ban. Tekanan ban memiliki batasan agar tidak merusak ban yaitu sekitar 30-40 Psi.
Tyre pressure gauge terdapat beberapa tipe, ada yang gabung menjadi satu dengan
rangkaian selang dan kompresor ada juga yang terpisah. Selain tyre pressure yang
menggunakan manometer analog, ada juga yang menggunakan digital sehingga
pembacaan lebih mudah dilakukan. Penggunaan tyre pressure gauge sangat mudah yaitu
tinggal dipasang pada pentil dop, maka nilai tekanan ban akan otomatis muncul.
5. Manifold Gauge
Manifold Gauge merupakan alat ukur pneumatik yang berfungsi untuk mengukur tekanan
refrigerant AC. Alat ini terdapat tiga buah selang yaitu selang biru untuk tekanan rendah,
selang merah untuk tekanan tinggi, dan kuning untuk tabung freon dan pompa vakuum.
Manifold gauge sebenarnya tidak hanya digunakan untuk mengukur akan tetapi juga
digunakan untuk proses perawatan sistem AC. Satuan yang digunakan sama seperti
manometer biasanya yaitu kg/cm2 dan PSi.
Compression tester merupakan salah satu alat ukur pneumatik yang sering dijumpai pada
bidang otomotif. Fungsi compression tester adalah untuk mengetahui besarnya tekanan
kompresi pada silinder mesin kendaraan. Hasil pengukuran tekanan kompresi ini dapat
digunakan untuk mengetahui kondisi mesin apakah perlu perawatan dan perbaikan atau
tidak.
Compression tester atau alat ukur kompresi biasanya terdiri dari beberapa komponen.
Setiap bagian compression tester memiliki fungsi dan peranan sendiri-sendiri. Hal ini berguna
agar compression tester dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Compression tester terdiri
dari cover, skala, jarum penunjuk, pressure release button, dan lain sebagainya.
Pada bengkel konvensional biasanya hanya menggunakan jari tangan untuk merasakan
kompresi pada ruang bakar. Namun cara ini tentu tidak efektif untuk mengetahui tekanan
kompresi yang sebenarnya pada ruang bakar. Oleh karena itu, adanya compression tester
sangat membantu pada proses pengukuran ini.
Oleh karena itu, sebagai seorang mekanik harus mampu menggunakan compression tester.
Apa saja fungsi compression tester? Apa saja bagian compression tester? Bagaimana cara
menggunakan compression tester? Semua hal tersebut akan dibahas lebih jelas melalui
artikel berikut ini.
Pada umumnya, tekanan kompresi ditunjukan pada skala ukur menggunakan satuan bar,
psi, KPa, atau kg/cm2. Hasil pengukuran tekanan kompresi ditunjukan melalui manometer
yang terdapat pada compression tester. Kemudian membandingkan hasil pengukuran
dengan standar yang ada sesuai dengan kendaraan. Standar tekanan kompresi untuk
mesin bensi mulai dari 9-14 kg/cm2. Sementara itu untuk mesin diesel lebih tinggi mulai dari
15-25 kg/cm2.
Pada compression tester memiliki beberapa bagian atau komponen yang memiliki tugas dan
fungsi masing-masing. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan pembahasan
mengenai bagian compression tester.
Cover
Cover merupakan bagian dari manometer compression tester yang berfungsi sebagai
pelindung dan pembungkus skala pengukuran pada compression tester. Hal ini bertujuan
untuk melindungi adanya kerusakan pada komponen compression tester.
Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan bagian dari manometer compression tester yang berupa
angka-angka untuk menunjukan hasil atau nilai tekanan kompresi hasil pengukuran. Skala
pengukuran terdiri dari beberapa satuan mulai dari bar, psi, KPa, atau kg/cm2.
Jarum Penunjuk
Jarum penunjuk juga merupakan bagian dari manometer compression tester yang berfungsi
untuk menunjukkan nilai besaran tekanan kompresi hasil pengukuran. Jarum penunjuk akan
berputar untuk menunjukan nilai tekanan kompresi pada skala pengukuran.
Dalam menggunakan compression tester terdapat prosedur yang harus dilakukan. Hal ini
bertujuan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja serta hasil pengukuran yang
optimal. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan cara menggunakan compression tester.
1. Memanaskan mesin atau menyalakan mesin hingga mencapai suhu kerja mesin. Hal
ini bertujuan agar semua komponen pada mesin terutama ring piston serta
pelumasan sudah bekerja maksimal sehingga hasil pengukuran sesuai dengan
kondisi mesin yang sebenarnya.
2. Mematikan mesin kendaraan. Pengukuran tekanan kompresi dilakukan dengan
mesin dalam keadaan mati.
3. Melepas saluran atau socket yang mengatur pengeluaran bahan bakar. Dalam
proses ini dapat melepas socket injector atau socket dari pompa bahan bakar.
Proses ini bertujuan agar nantinya tidak ada bahan bakar yang dikeluarkan ketika
proses pengukuran tekanan kompresi.
4. Melepas saluran sistem pengapian melalui koil, atau kabel tegangan tinggi yang
terdapat pada mesin kendaraan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi proses
pembakaran pada ruang bakar ketika proses pengukuran tekanan kompresi.
5. Melepas semua busi pada setiap silinder mesin. Hal ini bertujuan agar tidak ada
silinder yang membebani pada saat pengukuran tekanan kompresi. Oleh karena itu
hasilnya akan lebih optimal sesuai kondisi silinder yang diukur.
6. Memasang selang penghubung compression tester pada lubang busi. Selang
penghubung dipasang dengan cara mengulirkan ke ulir pada lubang busi. Cukup
mengencangkan dengan kekuatan tangan saja agar tidak merusak ulir lubang busi
serta memastikan tidak terjadi kebocoran tekanan kompresi.
7. Menginjak gas penuh atau membuka katup throttle secara penuh. Hal ini bertujuan
agar udara yang masuk ke silinder maksimal.
8. Menstart mesin kendaraan selama 10-15 detik. Hal ini bertujuan agar tidak merusak
berbagai komponen pada mesin terutama motor starter.
9. Membaca nilai tekanan kompresi yang ditunjukan oleh manometer. Hasil pengukuran
dapat ditunjukan pada skala pengukuran yang tersedia dengan satuan mulai dari
bar, psi, KPa, atau kg/cm2. Umumnya beberapa kendaraan memiliki tekanan
kompresi 9.5-12 kg/cm2.
10. Untuk mendapat hasil maksimal maka proses pengukuran dilakukan 1-3 kali pada
setiap silinder. Untuk mengulangi proses pengukuran maka dapat menekan pressure
release button untuk menghilangkan udara bertekanan pada compression tester
sehingga manometer kembali menunjukkan angka nol. Apabila tekanan kompresi
menunjukan angka dibawah standar maka kemungkinan terjadi kebocoran kompresi.
Sementara itu apabila tekanan kompresi menunjukan angka diatas standar maka
kemungkinan terdapat deposit carbon sisa hasil pembakaran.
Mengenal Jacking Blocking dan Lifting
(Pengertian dan Jenis)
Kamis, 19 Maret 2020
Jacking, blocking, dan lifting merupakan berbagai hal yang tidak lepas dari bidang otomotif.
Proses jacking, blocking, dan lifting sering digunakan untuk mempermudah berbagai
pekerjaan terkait perbaikan atau perawatan kendaraan terutama pekerjaan dibawah
kendaraan atau membutuhkan posisi kendaraan yang lebih tinggi dari lantai atau permukaan
tanah.
Jacking adalah suatu proses dimana kendaraan yang akan dilakukan proses perawatan,
atau perbaikan diangkat sebagian atau keseluruhan. Proses jacking membutuhkan berbagai
peralatan seperti dongkrak atau jack, stand, atau penopang lainnya. Berbagai proses
perbaikan atau perawatan yang membutuhkan proses jacking diantarnya yaitu perawatan
rem, kaki-kaki, transmisi, dan perbaikan lain sebagainya.
Blocking adalah suatu proses dimana kendaraan yang dilakukan perawatan atau perbaikan
baik diperlukan proses penaikkan (jacking) atau tidak dilakukan proses pengganjalan atau
blocking. Tujuan blocking adalah mencegah kendaraan meluncur atau tergelincir ketika
proses perawatan atau perbaikan dilakukan. Proses blocking membutuhkan peralatan ganjal
seperti kayu, stand, dan penahhan lainnya.
Lifting adalah suatu proses dimana kendaraan yang dilakukan proses perawatan atau
perbaikan diangkat sepenuhnya. Tujuan lifting adalah untuk mempermudah atau proses
pengerjaan perawatan atau perbaikan dibawah kendaraan leluasa. Proses lifting biasanya
menggunakan car lift, forklift, atau mesin pengangkat lainnya.
Ketiga proses diatas sering digunakan pada bidang otomotif. Baik jacking, blocking, dan
lifting memiliki prosedur yang harus dilakukan. Hal ini untuk menjaga keselamatan dan
kesehatan kerja. Untuk lebih jelasnya mengenai jacking, blocking, dan lifting akan dibahas
pada artikel berikut ini.
Jacking
Proses jacking sangat sering ditemui pada workshop bidang otomotif. Untuk lebih jelasnya
mengenai jacking adalah sebagai berikut.
Pengertian Jacking
Jacking adalah tindakan untuk menaikkan sebagian atau keseluruhan kendaraan agar
posisinya lebih tinggi dari lantai untuk mempermudah pekerjaan dibawah kendaraan. Proses
jacking lebih dikenal dengan mendongkrak. Mendongkrak sendiri membutuhkan peralatan
berupa dongkrak.
Dongkrak secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu dongkrak mekanis, dan
dongkrak hidrolis. Dongkrak mekanis merupakan dongkrak yang menggunakan rasio roda
gigi untuk menaikkan atau melipatgandakan tenaga yang dihasilkan oleh dongkrak.
Dongkak hidrolik merupakan dongkrak yang menggunakan tenaga hidrolis sebagai
penggeraknya. Tenaga manusia hanya digunakan untuk memompa oli atau hidrolik. Dengan
begitu, maka dongkrak dengan penampang kecil dapat dinaikkan tenaganya untuk
menaikkan penampang yang lebih besar.
Kedua jenis dongkrak tersebut ini sering digunakan pada bidang otomotif. Keduanya
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun dongkrak hidrolik lebih banyak
digunakan karena memiliki efisiensi tenaga yang lebih besar. Artinya dengan tenaga yang
lebih ringan dapat menghasilkan tenaga yang lebih besar. Untuk lebih jelasnya berikut
merupakan jenis-jenis jacking.
Macam-Macam Jacking dan Fungsinya
Terdapat beberapa jenis jacking yang sering digunakan pada bidang otomotif. Untuk lebih
jelasnya berikut merupakan macam-macam jacking dan fungsinya.
Blocking
Blocking merupakan salah satu proses yang sering dilakukan pada bidang otomotif. Untuk
lebih jelasnya mengenai blocking adalah sebagai berikut.
Pengertian Blocking
Blocking adalah suatu proses yang dilakukan yang bertujuan untuk menahan sesuatu agar
tetap pada posisinya. Blocking lebih dikenal dengan istilah mengganjal atau menyangga.
Proses mengganjal atau menyangga ini biasanya dilakukan ketika proses jacking sudah
dilakukan. Tujuan blocking adalah agar kendaraan tidak bergerak dan pekerjaan dibawah
kendaraan dapat dilakukan secara leluasa dan aman.
Dalam proses blocking dibutuhkan blocker atau penyangga yang memiliki kriteria kuat,
stabil, serta dibuat khusus untuk proses menyangga. Ukuran ganjal disesuaikan dengan
kapasitas kendaraan yang disangga. Apabila kendaraan besar maka dibutuhkan ganjal yang
memiliki ukuran besar. Sebaliknya apabila kendaraan kecil maka cukup menggunakan
blocker yang kecil.
Blocker pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengganjal tetap dan
pengganjal yang dapat distel. Pengganjal tetap memiliki ukuran atau ketinggian yang tetap
atau tidak dapat dirubah-rubah. Sementara itu pengganjal dapat distel dapat diatur
ketinggian atau ukurannya disesuaikan dengan kendaraan atau kebutuhan. Pengganjal
yang dapat distel menggunakan pin, rack, atau thread.
Lifting
Lifting merupakan sebuah proses yang sering digunakan pada bidang otomotif. Untuk lebih
jelasnya mengenai lifting adalah sebagai berikut.
Pengertian Lifting
Lifting adalah proses mengangkat kendaraan secara keseluruhan sehingga dapat
melakukan berbagai pekerjaan perawatan dan perbaikan dibawah kendaraan secara
leluasa. Proses lifting memerlukan berbagai peralatan seperti carlift, forklift, lifting chain
hoist. Namun penggunaan berbagai peralatan lifting jarang dijumpai karena memang
harganya yang cukup mahal. Lifting chain hoist merupakan salah satu jenis yang sering
dijumpai.
Secara umum lifting dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berdasarkan penggeraknya, lifting
dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu pengerak mekanis, elektris, hidrolis, dan
pneumatis. Penggerak mekanis sering dijumpai pada penggunaan lifting chain hoist.
Sementara itu unutk elektris hidrolis, dan pneumatis sering dijumpai pada carlift, dan fork lift.
Dalam proses pengangkatan benda kerja terdapat beberapa macam yaitu pengangkatan
benda kerja dengan dongkrak, pengangkatan benda kerja dengan carlift, dan pengangkatan
benda kerja secara manual. Ketiga proses pengangkatan benda kerja tersebut sering
dilakukan pada bidang otomotif.
Setiap proses pengangkatan benda kerja memiliki prosedur. Berbagai prosedur ini dilakukan
untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja. Baik keselamatan terhadap benda,
teknisi, maupun peralatan yang digunakan. Mengingat begitu seringnya proses
pengangkatan benda kerja dilakukan pada bidang otomotif, maka perlu dipelajari berbagai
hal mengenai pengangkatan benda kerja. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan prosedur
pengangkatan benda kerja.
Setiap proses pengangkatan benda kerja memiliki prosedur yang harus dilakukan baik
dengan dongkrak, carlift, maupun secara manual. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan
pembahasan mengenai prosedur pengangkatan benda kerja.
Prosedur Pengangkatan Benda Kerja Dengan Dongkrak
Meskipun dalam penggunaannya terdapat berbagai jenis dongkrak, namun prosedur
penggunaan dongkrak hampir sama satu dengan yang lain. Prosedur mendongkrak ini
harus dilakukan untuk menjaga keamanan dan kesehatan kerja. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan ketika melakukan proses mendongkrak. Yang pertama carilah titik tumpu
yang kuat dan mampu menahan beban kendaraan secara keseluruhan.
Selain itu, posisi dongkrak juga harus diperhatikan. Posisi angkat dongkrak dengan bagian
yang akan diangkat harus sejajar atau berada pada posisi tengah-tengah. Hal ini untuk
mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti meleset, dan lain sebagainya.
Selain kedua hal tersebut, kondisi permukaan tempat mendongkrak juga harus diperhatikan.
Pastikan permukaan rata dan mampu menahan beban kendaraan dan beban dongkrak.
Dengan kata lain memastikan lantai dapat menahan atau tidak amblas. Selain itu kondisi
dongkrak juga harus diperhatikan. Pastikan dongkrak tidak bocor ataupun mengalami
kerusakan lainnya.
1. Meletakkan kendaraan pada tempat yang rata dan memiliki permukaan yang padat
dan keras.
2. Meletakkan ganjal atau blocking pada roda bagian belakang apabila proses
mendongkrak dilakukan pada bagian depan dan sebaliknya menaruh ganjal pada
roda bagian depan apabila yang didongkrak pada bagian belakang.
3. Memilih dongkrak yang disesuaikan dengan kapasitas kendaraan yang akan
diangkat. Selain itu memastikan kondisi dongkrak dalam kondisi yang baik atau tidak
bocor.
4. Meletakkan dongkrak pada titik tumpu atau titik angkat kendaraan.
5. Memposisikan dongkrak pada bagian tengah dan pastikan titik angkat dongkrak
berada di tengah titik tumpu kendaraan.
6. Memastikan segala hal agar tidak berada dibawah kendaraan untuk mengantisipasi
berbagai hal.
7. Melakukan proses mendongkrak secara perlahan dan memasang blocking dan
jacking pada titik tumpu kendaraan.
8. Sebelum menurunkan kendaraan, memastikan tidak ada sesuatu dibawah
kendaraan,
9. Mengangkat dongkrak sedikit untuk melepas jacking yang terpasang kemudian
menurunkan dongkrak secara perlahan.
Dalam melakukan proses pengangkatan benda kerja dengan car lift, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan. Yang pertama pastikan posisi kendaraan berada di tengah. Hal ini
bertujuan agar kendaraan dalam posisi seimbang ketika proses pengangkatan dilakukan.
Selain itu menggunakan car lift sesuai dengan beban kendaraan yang diangkat. Jangan
sampai car lift digunakan untuk mengangkat kendaraan yang bukan kapasitasnya.
Yang ketiga memastikan kendaraan dalam posisi rem parkir yang aktif. Hal ini untuk
mencegah kendaraan meluncur ketika dilakukan proses pengangkatan. Selain itu sama
seperti mendongkrak yang mana harus memastikan titik angkat car lift berada tepat di
tengah titik tumpu kendaraan.
Berbagai macam workshop equipment pada sebuah bengkel disesuaikan dengan kapasitas
bengkel itu sendiri. Bengkel skala kecil tentunya memiliki workshop equipment yang
sederhana. Namun bengkel dengan skala besar tentunya memiliki berbagai macam
workshop equipment yang lebih lengkap. Sebagai contoh bengkel skala kecil hanya memiliki
dongkrak. Namun bengkel dengan skala besar memiliki car lift.
Penggunaan workshop equipment pada sebuah bengkel adalah sebuah keharusan. Hal ini
dikarenakan agar dapat meningkatkan efisiensi kerja. Namun terdapat berbagai macam
workshop equipment yang memiliki fungsi dan prosedur penggunaan yang berbeda. Hal ini
berguna agar peralatan atau perlengkapan workshop equipment dapat tahan lama. Untuk
lebih jelasnya mengenai macam-macam workshop equipment akan dibahas pada artikel
berikut ini.
Car Lift
Car lift merupakan salah satu macam workshop equipment yang memiliki fungsi untuk
membantu pekerjaan yang berada dibawah kendaraan. Car lift memiliki fungsi untuk lifting
kendaraan secara keseluruhan. Hal ini akan menyebabkan keleluasaan ketika melakukan
pekerjaan dibawah kendaraan. Car lift pada umumnya ditenagai oleh hidrolik, pneumatik,
atau motor listrik. Dalam penggunaannya terdapat beberapa jenis car lift. Jenis car lift
diantaranya yaitu single post, double post, dan four post.
Dongkrak
Dongkrak merupakan salah satu macam workshop equipment yang memiliki fungsi untuk
mengangkat sebagian posisi kendaraan agar lebih tinggi dari tanah atau lantai. Hal ini
digunakan untuk membantu berbagai pekerjaan yang ada di bengkel. Sebagai contoh,
melepas roda, perbaikan kaki, dan perbaikan rem. Terdapat berbagai jenis dongkrak yang
digunakan pada bengkel diantaranya yaitu dongkrak ulir, dongkrak buaya, dan dongkrak
botol.
Jackstand
Jackstand merupakan salah satu macam workshop equipment yang memiliki fungsi sebagai
penopang kendaraan setelah diangkat. Jackstand terbuat dari bahan yang kuat seperti besi,
baja, atau campuran yang mampu menahan beban kendaraan. Jackstand dapat
disesuaikan ketinggiannya. Namun untuk keselamatan, maka jackstand harus disesuaikan
dengan titik tumpu yang terdapat pada kendaraan.
Kompressor
Kompresor merupakan salah satu macam workshop equipment yang memiliki fungsi untuk
memampatkan dan menekan udara dan gas. Udara bertekanan ini dapat digunakan untuk
berbagai proses perbaikan atau perawatan kendaraan. Pekerjaan diantaranya
membersihkan filter ataupun digunakan sebagai tenaga berbagai peralatan pneumatik.
Mesin Las
Mesin las merupakan salah satu macam workshop equipment yang memiliki fungsi untuk
mnyambungkan beberapa komponen. Dalam berbagai pekerjaan, alat ini sangat membantu
dalam proses pelepasan baut, atau perbaikan panel bodi dan kaki-kaki kendaraan. Mesin
las sendiri terdapat berbagai macam seperti las listrik, las mig, dan las asytiline.
Hydraulic Press
Hydraulic press merupakan salah satu macam workshop equipment yang memiliki fungsi
untuk memberikan tekanan terhadap sebuah benda atau komponen. Hydraulic press
digunakan pada berbagai pekerjaan di bengkel seperti pemasangan bearing, dan lain
sebagainya. Untuk membantu proses penekanan, hydraulic press dibantu oleh tenaga
hidrolik yang berasal dari sistem fluida.
Tyre Changer
Tyre changer merupakan salah satu macam workshop equipment yang memiliki fungsi
untuk membantu proses pelepasan dan pemasangan ban pada velg atau rim. Tyre changer
menggunakan tenaga dari pneumatik atau udara bertekanan untuk membantu proses
pelepasan dan pemasangan ban. Tentunya dengan adanya tyre changer maka proses
pelepasan dan pemasangan ban semakin cepat dan efisien.
Wheel Balancer
Wheel balancer merupakan salah satu macam workshop equipment yang memiliki fungsi
untuk mendeteksi ketidakseimbangan pada roda. Wheel balancer terdiri dari poros yang
digunakan untuk memutar roda. Selain itu terdapat juga display untuk menentukan titik
ketidakseimbangan pada roda. Pada titik ketidakseimbangan tersebut ditambahkan
pemberat agar roda kembali menjadi seimbang sehingga kendaraan akan lebih nyaman.
Gas Analyzer
Gas analyzer merupakan salah satu macam workshop equipment yang memiliki fungsi
untuk mendeteksi kandungan atau komposisi gas buang pada knalpot kendaraan.
Kandungan atau komposisi gas yang bisa diukur adalah karbondioksida (CO2), oksigen
(O2), dan karbon monoksidan (CO). Kandungan gas buang disesuaikan dengan standar
untuk mengetahui kondisi mesin apakah perlu penyetelan atau perbaikan atau tidak.
Scanner
Scanner merupakan salah satu macam workshop equipment yang memiliki fungsi sebagai
alat yang digunakan untuk memindai atau menscan kondisi mesin kendaraan yang sudah
dilengkapi dengan sistem EFI atau electronic fuel injection. Dengan adanya scanner maka
kerusakan pada mesin akan lebih cepat ditemukan. Cara kerjanya sama seperti komputer
yaitu mengambil data dari ECU kemudian ditampilkan pada layar scanner mengenai
berbagai kondisi yang ada pada mesin kendaraan. Hal ini dapat digunakan untuk membantu
proses perbaikan dan perawatan kendaraan.
Bench Grinder
Bench grinder merupakan salah satu macam workshop equipment yang memiliki fungsi
untuk membentuk, meratakan, atau membersihkan suatu permukaan. Bench grinder sering
dijumpai pada bengkel karena memiliki fungsi yang cukup penting. Bench grinder sering
digunakan untuk membersihkan permukaan busi, membentuk permukaan kaki-kaki, atau
sparepart lainnya yang membutuhkan penyesuaian bentuk permukaan.
Tune Up Tester
Tune up tester merupakan salah satu macam workshop equipment yang memiliki fungsi
untuk proses tune up mesin terutama mesin konvensional. Tune up tester digunakan untuk
mendeteksi atau memeriksa breaker point, dwell angle, putaran mesin rpm, tegangan
baterai, kevakuman, dan sistem pengisian pada mesin.
Dalam dunia otomotif terdapat berbagai peralatan, salah satunya yaitu power tools. Power
tools adalah alat yang penggunaannya membutuhkan tenaga selain tenaga otot manusia.
Tenaga yang dibutuhkan power tools seperti listrik hidrolik pneumatik dan lain sebagainya
Dalam penggunaan pada bidang otomotif terdapat berbagai jenis power tools yang
digunakan dalam proses perbaikan maupun perawatan kendaraan. Namun kebanyakan
power tools yang digunakan pada bidang otomotif menggunakan sumber tenaga dari listrik
dan pneumatik.
Power tools dapat bekerja apabila ada sumber tenaga. Power tools tidak akan dapat bekerja
apabila tidak ada sumber tenaga. Oleh karena itu power tools sangat membantu
mempermudah dalam proses pekerjaan dalam bidang otomotif.
Mengingat penggunaan power tools dalam bidang otomotif sangat sering digunakan maka
diperlukan pengetahuan mengenai berbagai jenis power tools. Untuk lebih jelasnya
mengenai berbagai macam power tools dan fungsinya akan dibahas pada artikel berikut ini
Spray Gun
Spray gun merupakan salah satu jenis power tool yang memiliki fungsi untuk melakukan
proses pengecatan dengan lebih cepat teliti dan efisien. Spray gun memanfaatkan udara
bertekanan untuk membantu proses penyebaran cat sehingga hasilnya lebih merata. Oleh
karena itu spray gun banyak digunakan pada bidang otomotif terutama pada bidang body
repairing.
Nail Gun
Nail gun merupakan salah satu jenis power tools yang memiliki fungsi untuk memasang
paku pada dinding atau permukaan lain. Sama seperti powertools pada umumnya, nail gun
membutuhkan tenaga pneumatik yang berasal dari udara bertekanan agar dapat bekerja.
Air Stapler
Air stapler merupakan salah satu jenis powertools yang memiliki fungsi untuk menempelkan
wallpaper pada dinding atau permukaan lain. Sama seperti nail gun, air stapler juga
memanfaatkan udara bertekanan agar dapat bekerja.
Air Sander
Air sander merupakan salah satu jenis powertools yang memiliki fungsi untuk meratakan
permukaan pada bidang datar. Hampir sama seperti gerinda, air sander biasanya digunakan
untuk mengamplas permukaan cat agar lebih rata, dan lain sebagainya. Air sander
memanfaatkan udara bertekanan untuk memutar amplas atau mata air sander.
Sandblaster
Sanblaster merupakan salah satu jenis power tools yang memiliki fungsi untuk
membersihkan sebuah permukaan dari adanya kotoran, karat, debu, atau cat yang
menempel. Biasanya sandblaster digunakan pada proses pengecatan untuk membersihkan
permukaan cat. Sandblaster membutuhkan angin bertekanan atau pneumatik agar dapat
bekerja. Biasanya sandblaster digabungkan dengan air dan sabun agar proses pembersihan
lebih maksimal.
Caulking Gun
Caulking gun merupakan salah satu jenis power tools yang memiliki fungsi untuk
melekatkan satu bagian ke bagian lain dengan lebih cepat dan mudah. Caulking gun dapat
digunakan pada semua jenis permukaan.
Dalam dunia otomotif terdapat berbagai jenis peralatan salah satunya handtools. Handtools
atau alat tangan merupakan alat bantu kerja yang penggunaannya menggunakan tenaga
atau otot manusia. Handtools atau alat tangan dalam dunia otomotif sangat erat kaitannya
dengan berbagai proses perawatan maupun perbaikan kendaraan.
Dalam dunia otomotif banyak sekali alat tangan yang digunakan untuk berbagai kegiatan.
Melepas baut dan mur membutuhkan alat tangan atau handtools berupa kunci. Selain itu
masih banyak handtools atau alat tangan yang memiliki fungsi dan penggunaan yang
berbeda-beda.
Untuk itu maka penting untuk mempelajari alat tangan dan handtools. Untuk lebih jelasnya
mengenai macam-macam handtools dan fungsinya akan dibahas pada artikel berikut ini.
Batang Universal
Batang universal merupakan salah satu jenis handtools yang memiliki fungsi untuk
mengendorkan dan mengencangkan baut mur dengan posisi yang tidak tegak lurus atau
posisinya sulit dijangkau dengan batang kunci socket lain.