Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN

KEPERAWATAN PADA
IBU POST PARTUM

KEPERAWATAN MATERNITAS
ANGGOTA
ANGGOTA KELOMPOK
KELOMPOK
1. Puji Yanti Astuti
2. Retno Sulistyowati
3. Rosanita Boru Tarigan
4. Salma Saffanah
5. Siti Hardianti
6. Sylvia Damayanti
DEFINISI
Post partum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan
plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu
berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang
berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan
seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat
melahirkan. Masa post partum dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pada masa
sebelum hamil yang berlangsung kira-kira enam minggu, setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu
saluran reproduksi kembali kekeadaan yang normal pada saat
sebelum hamil
Tahap-tahapan Post Partum
Puerperium Dini adalah masa kepulihan yakni
seorang ibu diperbolehkan berjalan-jalan
Puerperium Intermedial adalah masa kepulihan
menyeluruh dari organ-organ genetalia kira-kira
6-8 minggu
Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat sempurna apabila ibu selam
hamil (persalinan mempunyai komplikasi)
berlangsung 3 bulan
Etiologi
Etiologi post partum dibagi 2 yaitu:
a. Etiologi post partum dini
- Atonia uteri
- Laserasi jalan lahir; robekan jalan lahir
- Hematoma
b. Etiologi post partum lambat
- Tertinggalnya sebagian plasenta
- Subinvolusi di daerah insersi plasenta
- Dari luka bekas secsio sesaria
Perubahan Fisik
1. Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari paskah persalinan, setinggi
umbilicus, setelah 4 Minggu masuk panggul, setelah 2 minggu kembali pada ukuran
sebelum hamil).

2. Lochea
a. Lochea rubra (cruenta)
b. Lochea sanguinolenta
c. Lochea serosa
d. Lochea alba

3. Perubahan vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae (lipatan-lipatan atau kerutan-
kerutan) kembali

4. Perubahan pada perineum


Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila
kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arclus kubis lebih kecil daripada biasa, kepala
janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar dan pada
sirkumfarensia suboksipito bregmatika.
5. Perubahan pada sistem pencernaan biasanya ibu mengalami konstipasi
setelah melahirkan anak.

6. Perubahan pada sistem perkemihan


Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu

7. Perubahan tanda-tanda vital


- Suhu
Sekitar hari keempat setelah persalinan suhu tubuh mungkin naik sedikit, antara
37,2°C - 37,5°C
- Denyut Nadi
Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60 kali permenit
- Tekanan Darah
Tekanan darah dapat meningkat dari sebelum persalinan pada 1-3 hari post
partum
- Respirasi
Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal
Pemeriksaan Psikologis

Fase Taking In: Ibu sedang berfokus terutama


pada dirinya sendiri ibu akan berulang kali
menceritakan proses persalinan yang dialaminya
dari awal sampai akhir
Fase Taking Hold: pada fase ini Ibu timbul rasa
khawatir akan ketidakmampuan dan tanggung
jawab dalam merawat bayi. Ibu mempunyai
perasaan sangat sensitif mudah tersinggung dan
gampang marah
Fase Letting Go: periode menerima tanggung
jawab akan peran barunya
Asuhan
Keperawatan
1. Biodata Klien Pengkajian
2. Riwayat Kesehatan
3. Riwayat Haid
Umur menarche pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar,
konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan
tanggal partus
4. Riwayat Perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa?
Apakah perkawinan sah atau tidak, atau tidak direstui orang tua?
5. Riwayat Obstetri
- Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC. Hasil laboratorium: USG,
darah, urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional
dan impresi,upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan
yang diperoleh
- Riyawat persalinan
Riwayat persalinan lalu: Jumlah gravida, jumlah partal, dan jumlah
abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan, penolong
persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini.
Riwayat nifas pada persalinan lalu: pernah mengalami demam,
keadaan lochea, kondisi perdarahan selama nifas, tingkat aktivitas
setelah melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri pada
payudara, kesulitan eliminasi, keberhasilan pemberian ASI, respon
dan support keluarga.
Riwayat persalinan saat ini: kapan mulai timbulnya his, pembukaan
Bloody show, kondisi ketuban, lama persalinan, dengan episiotomi
atau tidak, kondisi perineum dan jaringan sekitar vagina, dilakukan
anestesi atau tidak, panjang tali pusat, lama pengeluaran plasenta,
kelengkapan plasenta, jumlah perdarahan.
Riwayat new born Apakah bayi lahir spontan atau dengan induksi
atau tindakan khusus kondisi bayi saat lahir Langsung menangis atau
tidak Apakah membutuhkan resusitasi nilai upgrade score jenis
kelamin bayi BB panjang badan kelainan kognital Apakah dilakukan
bonding attachment secara dini dengan ibunya apakah langsung
diberikan ASI atau susu formula
6. Riwayat KB & perencanaan keluarga
• Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis
kontrasepsi yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan
datang atau rencana penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
7. Riwayat penyakit terdahulu
• Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara
pengobatan yang dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah
penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau kambuh berulang-ulang.
8. Riwayat psikososial-kultural
9. Riwayat kesehatan keluarga
• Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan
secara genetik, menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan
yang pernah diderita oleh keluarga.
10. Profil keluarga
• Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat, sibling,
type rumah, hubungan sosial dan keterlibatan dalam kegiatan
masyarakat.
11. Kebiasaan sehari-hari
• Ploa nutrisi: pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (kalori,
protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu
makan, pola minum, jumlah, frekuensi.
• Pola istirahat dan tidur: lamanya, kapan (malam,siang), rasa tidak nyaman yang
mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap,
apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada
perineum)
• Pola eliminasi: apakah terjadi diuresis setelah melahirkan, adakah inkontinensia
(hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi
blass atau tidak retensi urine karena rasa takut luka episiotomi, apakah perlu
bantuan saat BAK. Pola BAB, frekuensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka
perineum, kebiasaan penggunaan toilet.
• personal Hygiene: pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut
dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tata rias rambut dan wajah
• Aktivitas: Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan,
kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi kemampuan bekerja dan
menyusui
• Rekreasi dan Hiburan: Situasi atau tempat yang menyenangkan kegiatan yang
membuat fresh dan relaks
12. Seksual
Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan
13. Konsep Diri
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu
menyusui, persepsi ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-
perubahan selama kehamilan, perasaan klien bila mengalami
operasi SC karena CPD atau karena bentuk tubuh yang pendek
14. Peran
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orang
tua dan tugas-tugas perkembangan kesehatan keluarga,
pengetahuan perubahan involusi uterus, perubahan fungsi blass
dan bowel. Pengetahuan tentang keadaan umum bayi, tanda
vital bayi, perubahan karakteristik feses bayi, kebutuhan
emosional dan kenyamanan, kebutuhan minum, perubahan kulit
15. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum: tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran
• BB, TB, LLA, tanda vital normal (RR konsisten, nadi cenderung bradikardi, suhu
36,2 - 38,3 respirasi 16-24)
• Kepala: Rambut, wajah, mata (konjungtiva), hidung, mulut, fungsi pengecapan
pendengaran dan leher
• Breast: Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan
puting susu, stimulation nepple arexi. Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan,
nyeri, produksi laktasi\ kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening
di ketiak
• Abdomen: teraba lembut, tekstur doughy (kenyal), musculus rectum abdominal
utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus,
konsistensi (keras, lunak, boggy) lokasi, kontraksi uterus, nyeri, perabaan
distensi blas
• Anogenital: lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina
(licin, kendur\lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum: keadaan luka
efisiotomi, esimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna,
jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi, 1-3 hari rubra, 4-10 hari serosa, >
10 hari alba). Anus: hemoroid dan trombosis pada anus
• Muskuloskeletal: tanda human, edema, tekstur kulit nyeri bila dipalpasi,
kekuatan otot
16. Pemeriksaan laboratorium
• Darah: Hemoglobin dan hematokrit 12-24 jam post
partum (jika Hb<10g% dibutuhkan suplemen FE),
eritrosit, leukosit, trombosit
• Klien dengan dower kateter diperlukan kultur urine
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan


kontraksi uterus
2. Resiko infeksi berhubungan dengan rupture
jaringan,personal hygiene kurang baik
3. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan
dengan penyempitan duktus intiverus
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan
kelemahan tubuh
5. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan
adanya luka episiotomi
Intervensi Keperawatan
NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN KONTRAKSI UTERUS

1. Kaji karakteristik nyeri klien dengan PQRST (P:faktor


penambah dan pengurangan nyeri,Q:kualitas atau jenis
nyeri,R:ragio atau daerah yang mengalami nyeri,S:skala
nyeri,T:waktu dan frekuensi)
2. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien
terhadap nyeri
3. Berikan posisi yang nyaman tidak bising ruangan terang
dan tenang
4. Biarkan klien melakukan aktivitas yang disukai dan
alihkan perhatian klien pada hal lain
5. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
6. Kolaborasi pemberian analgetik

RESIKO INFEKSI BERHUBUNGAN DENGAN RUPTURE JARINGAN,PERSONAL HYGIENE


KURANG BAIK

1. Pantau vital sign


2. Kaji daerah perineum dan vulva
3. Kaji pengetahuan pasien mengenai cara perawatan Ibu
post partum
4. Ajarkan perawatan vulva bagi pasien
5. Anjurkan pasien mencuci tangan sebelum memegang
daerah vulvanya
6. Lakukan perawatan vulva

KETIDAKEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI BERHUBUNGAN DENGAN PENYEMPITAN DUKTUS


INTIVERUS

1. Kaji penyebab kurangnya produksi ASI


2. Lakukan perawatan payudara pada anomaly payudara
ibu dengan cara perawatan menurut HOFTMAN
3. Ajarkan ibu tentang kebutuhan nutrisinya
4. Jelaskan kepada klient tentang pentingnya manfaat ASI

DEFISIT PERAWATAN DIRI BERHUBUNGAN DENGAN KELEMAHAN TUBUH

1. Kaji kemampuan ADL pasien


2. Identifikasi apa yang memerlukan bantuan dalam
melakukan perawatan diri
3. Dukung pasien dalam melakukan perawatan diri
4. Ajarkan pasien untuk melakukan kemandiriannya dalam
perawatan diri

GANGGUAN ELIMINASI URINE BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA LUKA EPISIOTOMI

1. Monitor eliminasi urine termasuk


frekuensi,konsistensi,bau,volume dan warna urine
sesuai kebutuhan
2. Anjurkan pasien melakukan ambulasi dini
3. Anjurkan pasien untuk membasahi perineum dengan
air hangat sebelum berkemih
4. Anjurkan klien untuk banyak minum saat
makan,diantara waktu makan dan waktu makan pagi
hari
5. Kolaborasi untuk melakukan kateterisasi bila pasien
kesulitan berkemih
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai