Anda di halaman 1dari 3

Proposal Penelitian

Hubungan Pergaulan Bebas dengan Tingginya Tingkat Aborsi di Kota Cimahi


Diajukan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

Dissusun oleh :
1. Jihan Saraswati S.B (15)
2. Miftah Nurrohmanuddin Subagdja (20)
3. Ni Putu Ayu K.M (26)
4. Regina Mariaty S. (31)

SMAN 2 CIMAHI
Jenis penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif yang diambil berdasarkan analisis, yaitu untuk memberikan data
yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. Alasan menggunakan
penelitian kualitatif karena penelitian ini lebih mencakup tentang penjelasan yang lebih
mendalam tentang hubungan pergaulan bebas dengan tingginya tingkat aborsi di kota Cimahi.

Populasi dan sampel


Populasi
Menurut Slameto (2003) populasi adalah keseluruhan elemen yang hendak dijelaskan oleh
peneliti melalui penelitinya atau sering juga diidentifikasi sebagai obyek penelitian. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh warga Kota Cimahi.
Sampel
Slameto (2003) menyebutkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi. Arikunto (1998)
menyebutkan bahwa sampel adalah Sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh remaja 15 tahun keatas yang bertempat tinggal di
kota Cimahi. Kami memilih para remaja sebagai sampel total karena materi yang kami bahas ini
berhubungan dengan anak remaja di kota Cimahi.

Variable penelitian
Hal pertama yang dilakukan sebelum merancang metode pengumpulan data dan analisis data
adalah mengidentifikasi variable penelitian terlebih dahulu dalam penelitian ini. Dalam
mengidentifikasi variable penelitian dapat mempermudah menentukan alat pengumpulan data
dan Teknik analisis data yang akan digunakan.
Variable penelitian yang digunakan, sebagai berikut :
1. Variable Tergantung : Pergaulan Bebas
2. Variable Bebas : Tingginya Tingkat Aborsi

Definisi operasional
Dalam penelitian ini yang menjadi definisi operasional adalah pergaulan bebas yang banyak
terjadi di masa ini.
1. Pergaulan bebas
Menurut Katono, pergaulan bebas merupakan gejala patologis social pada remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social, akibatnya mengembangkan perilaku yang
menyimpang.
Pergaulan bebas ini bisa membawa dampak buruk bagi pertumbuhan anak remaja bahkan dapat
memberikan dampak buruk bagi orang lain juga.
Pergaulan bebas yang dilakukan oleh remaja biasanya bagian dari eksistensi diri, pelampiasan
emosi atau rasa kecewa, Adapun macam pergaulan bebas seperti penyalahgunaan narkoba, seks
bebas, mabuk, dan kenakalan lainnya.
Dampak dari permasalahan ini juga bermacam macam, anak remaja bisa saja putus sekolah,
menurun prestasi belajar bahkan hingga hamil diluar nikah yang menyebabkan banyaknya
perilaku aborsi masa kini.
Pergaulan bebas adalah suatu bentuk perlakuan menyimpang yang dilakukan oleh seorang atau
sekumpulan remaja dan bentuk perilaku tersebut melanggar hukum dalam tata norma yang
berlaku.

2. Tingginya Tingkat Aborsi


Aborsi merupakan Tindakan dimana seorang perempuan atas kehendaknya menggugurkan bayi
yang berada dalam kandungannya. Tindakan aborsi menjadi hal yang menarik untuk dikaji
setidaknya disebabkan oleh beberapa hal pertama, bahwa Tindakan aborsi difahami secara
filosofis dalam pandangan yang beragam. Dalam kasus ini Tindakan aborsi dapat difahami jika
terjadi pada remaja putri yang secara biologi tubuhnya belum siap untuk mengandung selain itu
juga kondisi mental dan ekonomi para remaja putri yang tidak cukup untuk mengandung dan
membesarkan seorang anak.
Aborsi masih menjadi sebuah konsep yang debatable (dapat diperdebatkan) hingga saat ini.
Aborsi sebagai sebuah perbuatan yang dalam ukuran nilai social dan budaya sekelompok
masyarakat. Masyarakat barat memandang aborsi sebagai hak individual, sedangkan masyarakat
timur melihat aborsi sebagai Tindakan yang bertentangan dengan standar normative yang
berlaku dalam budaya masyarakat timur.
Ditengah munculnya pro dan kontra terhadap pelaksanaan aborsi peletakan klausul aborsi dalam
sebuah peraturan perundangan tentu saja tidak dapat dilihat seperti kacamata kuda, artinya harus
melihat pada nilai kultural yang hidup di masyarakat. Ia tidak berbicara sekedar boleh atau tidak
akan tetapi juga masyarakat yang menentukan sesuai dengan standar normative kultural yang
hidup ditengah masyarakat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai